Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
+50
Gusti_Anggie
losi
jawara
jamal
bayukelana
Jampang Biru
indrabayu
MR.MUJI
supernewbie
Paparrazzi
orochee
acay
Dian Wahyudi
diedoe
zacklink
Spiritz
Kembangsawit
wongcilik
sukri
Ragil
opik_98
si_ken
arawinda
masruru
sgy
si baret
capri chaplin
aylos
reza.yudhistira
muhamadzaki
ERWANDP798
kebongce
greylife
si lancuran
noaly88
kamerad
FadéL
arif
Palembang
riki hairul sood
ipul
Kipas
Cayad
sigombak
Yang Chao-wie
phyxius
tetep.teges
kedubrag
r3mb0_III
indorooster
54 posters
Halaman 1 dari 6
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Mantrap infonya gan jd makin pinter..
Harga mesin tetasnya kisaran berapaan gan..???
Harga mesin tetasnya kisaran berapaan gan..???
phyxius- Premium member
- Jumlah posting : 550
Join date : 05.07.11
Age : 46
Lokasi : Banda Aceh
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Lanjut lagi.....
Perlu diingatkan kembali, pengecekan temperatur dan kelembaban dilakukan minimal dua kali sehari (itu yang saya lakukan). Sebenarnya teorinya bisa sehari sekali, dua hari sekali atau tiga hari sekali. Itu tergantung dari petunjuk dari setiap pembuat mesin tetas tsb. Semakin sering kita mengontrol, maka akan lebih baik.
Contohnya, barusan saja sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya sempatkan mengecek mesin tetas. Dan telah terjadi kelalaian, yaitu pada pagi hari sebelum saya berangkat beraktifitas, saya me-nonaktifkan tombol automatic rotarynya (pemutar telur).
Hampir 10 jam telur tidak berputar. Apabila saya tidak menyempatkan diri, maka bisa dipastikan keesokkan harinya, banyak telur yang akan terganggu proses pengeramannya. Resikonya cikal bakal anak bisa mati ditengah jalan. Itulah salah satu manfaat, kerutinan kita mengontrol. Lain halnya dengan yang dierami dengan induk. Dalam satu hari, pasti sang induk akan memutar balikkan telurnya (itu sudah naluri seekor induk).
Perlu diingatkan kembali, pengecekan temperatur dan kelembaban dilakukan minimal dua kali sehari (itu yang saya lakukan). Sebenarnya teorinya bisa sehari sekali, dua hari sekali atau tiga hari sekali. Itu tergantung dari petunjuk dari setiap pembuat mesin tetas tsb. Semakin sering kita mengontrol, maka akan lebih baik.
Contohnya, barusan saja sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya sempatkan mengecek mesin tetas. Dan telah terjadi kelalaian, yaitu pada pagi hari sebelum saya berangkat beraktifitas, saya me-nonaktifkan tombol automatic rotarynya (pemutar telur).
Hampir 10 jam telur tidak berputar. Apabila saya tidak menyempatkan diri, maka bisa dipastikan keesokkan harinya, banyak telur yang akan terganggu proses pengeramannya. Resikonya cikal bakal anak bisa mati ditengah jalan. Itulah salah satu manfaat, kerutinan kita mengontrol. Lain halnya dengan yang dierami dengan induk. Dalam satu hari, pasti sang induk akan memutar balikkan telurnya (itu sudah naluri seekor induk).
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Peneropongan telur sebaiknya dilakukan pada hari ke 5, 14, dan 18. (itu yang saya lakukan). Oleh sebab itu perlu dibuatkan catatan dengan format tertentu seperti yang sudah sy bahas sebelumnya. Pada hari ke-18 (umumnya), anak ayam sudah terbentuk dengan sempurna.
Jika suhu diatur 39 derajat celcius, maka biasanya telur akan menetas pada hari ke 18 atau 19. Dan perlu diketahui, apabila kita mengatur suhu pada kisaran angka seperti itu, tambahkan kelembaban hingga 70-75%. Kalo mau main aman, sebaiknya atur suhu pada kisaran 38 derajat celcius dengan kelembaban 60-65%.
Jangan sampai suhu menyentuh angka 40 derajat, karena itu sudah diluar batas kemampuan telur. Sehingga akan menyebabkan kematian pada janin ayam. Dan jangan juga dibawah 37 derajat.
Mengenai pengaturan suhu ini, kemungkinan akan ada yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Itu wajar, karena alat ukur yang beredar dipasaran tidak mutlak tepat 100%. Pasti ada toleransi, biasanya toleransi -+1 point. Oleh sebab itu, untuk yang baru menggunakan mesin tetas, lebih aman bermain diangka 38 derajat celcius. Apabila ada ketidakakuratan thermometer, itu cuma satu point, yaitu bisa 37 atau bisa pula 39.
Oleh sebab itu, gunakan lebih dari satu alat ukur dengan merk berbeda.
Jika suhu diatur 39 derajat celcius, maka biasanya telur akan menetas pada hari ke 18 atau 19. Dan perlu diketahui, apabila kita mengatur suhu pada kisaran angka seperti itu, tambahkan kelembaban hingga 70-75%. Kalo mau main aman, sebaiknya atur suhu pada kisaran 38 derajat celcius dengan kelembaban 60-65%.
Jangan sampai suhu menyentuh angka 40 derajat, karena itu sudah diluar batas kemampuan telur. Sehingga akan menyebabkan kematian pada janin ayam. Dan jangan juga dibawah 37 derajat.
Mengenai pengaturan suhu ini, kemungkinan akan ada yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Itu wajar, karena alat ukur yang beredar dipasaran tidak mutlak tepat 100%. Pasti ada toleransi, biasanya toleransi -+1 point. Oleh sebab itu, untuk yang baru menggunakan mesin tetas, lebih aman bermain diangka 38 derajat celcius. Apabila ada ketidakakuratan thermometer, itu cuma satu point, yaitu bisa 37 atau bisa pula 39.
Oleh sebab itu, gunakan lebih dari satu alat ukur dengan merk berbeda.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Apalagi yah yang cukup penting..........
Oh ya, telur yang akan menetas, sebaiknya jangan dibantu. Artinya jangan ada campur tangan kita untuk mengeluarkannya. Biasanya, kita sering kasihan melihat anak ayam yang belum berhasil mendobrak cangkangnya. Sehingga kita seringkali membantu untuk menguliti cangkangnya.
Alhasil, anak ayam malahan mati karena usus terburai......
Ada beberapa case, yang memperbolehkan kita harus turut campur tangan. Apabila telur sudah lama retak tapi perkembangan retaknya tidak bertambah. Sedangkan selaput putih didalam cangkang sudah mengering. Ini bisa berakibat, anak ayam akan mati lemas karena dia sudah tidak bergerak dikarenakan selaput putih itu mengering dibulunya. Jika hal ini terjadi, baru kita boleh ikut campur tangan.
Mengenai campur tangan ini, diperlukan feeling yang tepat dari kita (kapan hal tsb harus dilakukan). Oleh sebab itu, pengalaman akan memberikan pelajaran yang baik untuk kita. Secara praktek, hal ini akan sedikit berbeda dengan rekan-rekan yang lain.
Oh ya, telur yang akan menetas, sebaiknya jangan dibantu. Artinya jangan ada campur tangan kita untuk mengeluarkannya. Biasanya, kita sering kasihan melihat anak ayam yang belum berhasil mendobrak cangkangnya. Sehingga kita seringkali membantu untuk menguliti cangkangnya.
Alhasil, anak ayam malahan mati karena usus terburai......
Ada beberapa case, yang memperbolehkan kita harus turut campur tangan. Apabila telur sudah lama retak tapi perkembangan retaknya tidak bertambah. Sedangkan selaput putih didalam cangkang sudah mengering. Ini bisa berakibat, anak ayam akan mati lemas karena dia sudah tidak bergerak dikarenakan selaput putih itu mengering dibulunya. Jika hal ini terjadi, baru kita boleh ikut campur tangan.
Mengenai campur tangan ini, diperlukan feeling yang tepat dari kita (kapan hal tsb harus dilakukan). Oleh sebab itu, pengalaman akan memberikan pelajaran yang baik untuk kita. Secara praktek, hal ini akan sedikit berbeda dengan rekan-rekan yang lain.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Rasanya ada yang kurang apabila tidak disajikan dengan contoh gambar....
Berikut dibawah adalah foto anak ayam yang mati karena kesalahan saya sebagai operator.
Kejadiannya, pada hari itu saya beraktifitas dari pagi hingga tengah malam, sedangkan ada beberapa telur yang sudah memasuki hari ke-18. Telur-telur itu terlambat saya turunkan dari rak pengeraman ke rak penetasan. Posisi telur pada rak penetasan adalah sisi lancip menghadap kebawah seperti gambar dibawah ini...
Akhirnya ada beberapa yang sudah berhasil menetas dan mendobrak cangkang telurnya dan terjatuh ke bawah rak penetasan. Berikut dibawah gambar rak penetasan.
Anak ayamnya tidak mati dan tidak mengalami gangguan apa-apa, namun ada satu telur yang tidak berhasil mendobrak cangkang telurnya karena posisi telur berdiri dengan sisi lancip dibawah. Akibatnya, selaput putih yang dibawah cangkang mengeringi bulunya dan membuatnya mati seperti gambar dibawah ini.
Oleh sebab itu, diperlukan pencatatan yang baik dan pengontrolan secara rutin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Dalam kasus ini, karena cuma saya mengoperasikan mesin tetas ini. Dan diluar dugaan, bahwa waktu beraktifitas saya melebihi waktu seperti biasanya.
Akibatnya seperti ini......
Semoga pitik ini memaafkanku.......
Berikut dibawah adalah foto anak ayam yang mati karena kesalahan saya sebagai operator.
Kejadiannya, pada hari itu saya beraktifitas dari pagi hingga tengah malam, sedangkan ada beberapa telur yang sudah memasuki hari ke-18. Telur-telur itu terlambat saya turunkan dari rak pengeraman ke rak penetasan. Posisi telur pada rak penetasan adalah sisi lancip menghadap kebawah seperti gambar dibawah ini...
Akhirnya ada beberapa yang sudah berhasil menetas dan mendobrak cangkang telurnya dan terjatuh ke bawah rak penetasan. Berikut dibawah gambar rak penetasan.
Anak ayamnya tidak mati dan tidak mengalami gangguan apa-apa, namun ada satu telur yang tidak berhasil mendobrak cangkang telurnya karena posisi telur berdiri dengan sisi lancip dibawah. Akibatnya, selaput putih yang dibawah cangkang mengeringi bulunya dan membuatnya mati seperti gambar dibawah ini.
Oleh sebab itu, diperlukan pencatatan yang baik dan pengontrolan secara rutin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Dalam kasus ini, karena cuma saya mengoperasikan mesin tetas ini. Dan diluar dugaan, bahwa waktu beraktifitas saya melebihi waktu seperti biasanya.
Akibatnya seperti ini......
Semoga pitik ini memaafkanku.......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Informasi yg sangat bermanfaat
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
Tamu- Tamu
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
nebeng tikernya bro..saya yg nyiapin kopinya deh, heher3mb0_III wrote:ambil tiker .. ikut nyimak master
mantap semangat berbaginya bro..reputation point untuk andaindorooster wrote:Salam hobi semua rekan-rekan........
Pada kesempatan pertama ini, saya coba berbagi mengenai pengalaman saya spt deskripsi dari judul topik ini. Apabila ada hal berbeda dengan pengalaman rekan-rekan lainnya, ya itulah pengalaman...
Dimulai dari mana ya...........??????????????????
Yang Chao-wie- Sersan
- Jumlah posting : 143
Join date : 26.10.11
Lokasi : Citraraya, Cikupa-Tangerang
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
ikut nyimak pengalamannya, walau belum smpai pd tahap yg saya butuhkan skrg... Tahap membesarkan anakan yg benar agar jadi ayam berkualitas di masa yg akan datang...
Cayad- kopral
- Jumlah posting : 21
Join date : 11.08.12
Age : 44
Lokasi : Cirebon
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Hadeuh.....
Baru plg....., kita lanjut lagi.......
Dibaca dulu yah, kemarin ending sampai mana????
Baru plg....., kita lanjut lagi.......
Dibaca dulu yah, kemarin ending sampai mana????
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
r3mb0_III wrote:indorooster wrote:Untuk sementara, cukup sampai disini dahulu...
Nanti dilanjut lagi...
Barangkali ada interaksi dari rekan-rekan, jadi nanti juga lebih detail informasi....
Kalo sekarang, bohlam mata sudah 1 watt....
Selamat malam semuanya.....
Sukses selalu buat rekan-rekan......
Salam hobi.......
+1 ... thx sharingnya ... ditunggu kelanjutannya
Terima kasih atensinya......
phyxius wrote:Mantrap infonya gan jd makin pinter..
Harga mesin tetasnya kisaran berapaan gan..???
Harga mesin tergantung kapasitas telur yang bisa masuk kedalamnya, buatan mana, dan fasiltas kemudahannya (seperti otomatis pemutar telur). Kalo yang saya pakai kapasitas 140 butir, akan tetapi tidak bisa sampai segitu karena tergantung ukuran telur. Tapi paling tidak bisa 136 butir. Harganya -+ 2,4 jt.
iceman_13 wrote:Informasi yg sangat bermanfaat
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
Menurut saya tidak, asalkan keringat itu tidak mengandung kotoran. Artinya pada saat tangan kita berkeringat, tangan kita bersih dari kotoran. Karena kotoran itu yang akan menutupi pori-pori kulit telur. Kenapa saya bisa katakan tidak apa-apa, karena apabila telur yang saya masukkan itu kotor kena feses (kotoran ayam yg sudah mengering), maka saya bersihkan dengan menggunakan air biasa (suhu biasa, tidak dingin sekali dan tidak boleh hangat/panas). Alhasil, telur-telur tersebut juga tetap bisa menetas.
Yang Chao-wie wrote:nebeng tikernya bro..saya yg nyiapin kopinya deh, heher3mb0_III wrote:ambil tiker .. ikut nyimak mastermantap semangat berbaginya bro..reputation point untuk andaindorooster wrote:Salam hobi semua rekan-rekan........
Pada kesempatan pertama ini, saya coba berbagi mengenai pengalaman saya spt deskripsi dari judul topik ini. Apabila ada hal berbeda dengan pengalaman rekan-rekan lainnya, ya itulah pengalaman...
Dimulai dari mana ya...........??????????????????
Terima kasih mas.....
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Sebaiknya telur yang akan dimasukkan kedalam mesin tetas berumur dibawah 7 hari. Sebelum dimasukkan berikan kode tertentu pada cangkang telur dengan menggunak spidol atau pensil. Pengkodean seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, yaitu data tanggal masuk, data induk + pacek, data jam masuk dan urutan telur (contohnya induk A, ada 5 telurnya, maka akan saya urut 1 sampai dengan 5, sehingga apabila ada telur A lagi, maka sy akan lanjutkan dengan angka 6). Ini hal sepele, tapi berperan penting jika suatu saat ada telur yang gagal. Kita dapat mengidentifikasinya. Apabila telur itu tidak terjadi perubahan setelah dierami selama 5 hari, berarti telur tsb infertil. Dan bisa kita cari tahu penyebabnya, apakah induk tidak dikawini minimal dalam 2 hari sekali. Klo induk benar dikawini dengan baik dalam 2 hari sekali, maka semua telur yang dihasilkan akan terbuahi. Akan tetapi, kita tidak bisa yakin apakah sang jantan benar-benar sudah kawin setiap minimal 2 kali sehari karena terkadang kita lihat sang jantan telah mengawini tapi ternyata salah tembak istilahnya..... Atau dengan kata lain, sel sperma tidak masuk dengan baik melainkan berceceran diluar....
Lainnya dengan proses inseminasi buatan. Secara teori pun, pengambil sel sperma dilakukan 2-5 kali seminggu. Itu artinya, tidak setiap hari sang induk menerima sel sperma. Klo kita nyakin sel sperma itu benar-benar telah masuk dan membuahi sel telur, kawin tiga hari sekali pun tidak masalah.
Berikut sedikit referensi mengenai inseminasi buatan....
Klik disini......
Dari informasi tsb, bisa kita kita simpulkan bahwa tidak usah tiap hari kawin pun tidak masalah. Akan tetapi, kita lebih baik mengecilkan resiko gagal dengan melakukan kawin setiap hari....
Lainnya dengan proses inseminasi buatan. Secara teori pun, pengambil sel sperma dilakukan 2-5 kali seminggu. Itu artinya, tidak setiap hari sang induk menerima sel sperma. Klo kita nyakin sel sperma itu benar-benar telah masuk dan membuahi sel telur, kawin tiga hari sekali pun tidak masalah.
Berikut sedikit referensi mengenai inseminasi buatan....
Klik disini......
Dari informasi tsb, bisa kita kita simpulkan bahwa tidak usah tiap hari kawin pun tidak masalah. Akan tetapi, kita lebih baik mengecilkan resiko gagal dengan melakukan kawin setiap hari....
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
iceman_13 wrote:Informasi yg sangat bermanfaat
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
Mengenai keringat sdh dijawab, untuk kawin setiap hari sdh dijawab, untuk ayam yg jarang diumbar apakah dapat bertelur. Jawabannya, itu tergantung pakan (gizinya). Klo gizinya bagus, ayam yang tidak diumbar sekalipun dan tidak dikawini sekalipun dapat bertelur. Contohnya, ayam petelur.....
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Ada informasi tambahan + gambar lagi, biar enak bacanya.... (biar kayak komik).....
"Apabila telur yang akan ditetaskan berada jauh dari mesin tetasnya"
Telur yang akan ditetaskan sebaiknya, belum dierami oleh induknya. Secara teori telur ayam yang sudah dierami oleh induknya selama lebih dari 3 jam, maka lama waktu pembawaan telur dari tempat telur ke mesin tetas harus dibawah 2 jam.
Ini pengalaman saya juga barusan hari ini tgl 09 september 2012. Posisi mesin tetas ada dirumah Jakarta sedangkan telur ada di kandang dengan jarak tempuh -+ 55 km. Biasanya sy tempuh paling lama 1,5 jam. Akan tetapi tadi salah perhitungan, jarak tempuh 2,5 jam dikarenakan macet. Mudah-mudahan tidak apa. Lainnya hal jika telur itu belum dierami. Sampai seharianpun dijalan, tidak apa-apa, asalkan suhunya terjaga 25 derajat - 31 derajat. Mengenai toleransi suhu ini mungkin ada berbeda dengan informasi dari rekan-rekan lain...(CMIW).
Kemudian pembawaan telur sebaiknya dikemas secara baik. Contoh yang saya gunakan seperti gambar dibawah ini......
Saya menggunakan baskom yang alasnya saya taruh dedak setebal -+ 2 cm lalu saya susun telur dengan sisi runcing menghadap kebawah. Setelah semua telur tersusun rapih (jangan biarkan terlalu mepet dengan telur lainnya, tujuannya apabila kendaraan yang kita kendarai ada sedikit gejolak, pengereman mendadak, maka telur tetap aman), lalu taburkan kembali dedak sehingga hampir menutupi telur......
"Apabila telur yang akan ditetaskan berada jauh dari mesin tetasnya"
Telur yang akan ditetaskan sebaiknya, belum dierami oleh induknya. Secara teori telur ayam yang sudah dierami oleh induknya selama lebih dari 3 jam, maka lama waktu pembawaan telur dari tempat telur ke mesin tetas harus dibawah 2 jam.
Ini pengalaman saya juga barusan hari ini tgl 09 september 2012. Posisi mesin tetas ada dirumah Jakarta sedangkan telur ada di kandang dengan jarak tempuh -+ 55 km. Biasanya sy tempuh paling lama 1,5 jam. Akan tetapi tadi salah perhitungan, jarak tempuh 2,5 jam dikarenakan macet. Mudah-mudahan tidak apa. Lainnya hal jika telur itu belum dierami. Sampai seharianpun dijalan, tidak apa-apa, asalkan suhunya terjaga 25 derajat - 31 derajat. Mengenai toleransi suhu ini mungkin ada berbeda dengan informasi dari rekan-rekan lain...(CMIW).
Kemudian pembawaan telur sebaiknya dikemas secara baik. Contoh yang saya gunakan seperti gambar dibawah ini......
Saya menggunakan baskom yang alasnya saya taruh dedak setebal -+ 2 cm lalu saya susun telur dengan sisi runcing menghadap kebawah. Setelah semua telur tersusun rapih (jangan biarkan terlalu mepet dengan telur lainnya, tujuannya apabila kendaraan yang kita kendarai ada sedikit gejolak, pengereman mendadak, maka telur tetap aman), lalu taburkan kembali dedak sehingga hampir menutupi telur......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Dilanjut lagi besok..............
Selamat malam semuanya......
Selamat malam semuanya......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Dilanjut lagi....
Untuk telur yang akan menetas, agar anaknya tidak tercampur atau susah nanti mengidentifasi anak dari babon pacek dan babon mana. Kita dapat mengcustom peralatan tambahan. Biasanya klo pada saat memasukkan telur kedalam mesin tetas itu ada 15 butir, maka yang akan menetas juga kisaran jumlah tersebut. Apabila kita sebagai operator akan kewalahan dalam menentukan ini anak mana dan itu anak yang mana karena sebagai operator kita punya kegiatan lain. Tidak mungkin kita bisa nongkrongin itu mesin tetas 24 jama.
Salah satu solusinya, sy buatkan kolom partisi untuk memisahkan telur-telur yang akan menetas.
Untuk telur yang akan menetas, agar anaknya tidak tercampur atau susah nanti mengidentifasi anak dari babon pacek dan babon mana. Kita dapat mengcustom peralatan tambahan. Biasanya klo pada saat memasukkan telur kedalam mesin tetas itu ada 15 butir, maka yang akan menetas juga kisaran jumlah tersebut. Apabila kita sebagai operator akan kewalahan dalam menentukan ini anak mana dan itu anak yang mana karena sebagai operator kita punya kegiatan lain. Tidak mungkin kita bisa nongkrongin itu mesin tetas 24 jama.
Salah satu solusinya, sy buatkan kolom partisi untuk memisahkan telur-telur yang akan menetas.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Pembuatan partisi........
Ini cara termudah yang saya gunakan untuk mengelompokkan telur-telur yang akan menetas. Berdasarkan data tertulis yang sudah kita buatkan sebelumnya, dari sana kita dapat mengetahui kapan telur-telur itu akan memasuki hari ke 18.
Jika terdapat catatan yang menyatakan ada sejumlah telur yang sudah memasuki hari ke-18. Oh, ya...disini hari yang ke-18 yang saya maksudkan adalah seumpama kita memasukkan telur pada tanggal 1/9/2012 jam 00:00. Kemudian pada tanggal 19/9/2012, kita sudah bisa memindahkan telur-telur tersebut ke bawah (tempat penetasan telur). Mungkin lebih tepatnya dikatakan, usia telur-telur tsb sudah genap 18 hari atau memasuki hari ke-19.
Bahan yang saya pakai adalah kardus partisi, kebetulan waktu itu adalah memasuki hari puasa Ramadhan, jadi ada kardus partisi sirup yang bisa saya manfaatkan. Penampakannya seperti gambar dibawah ini.....
Ini cara termudah yang saya gunakan untuk mengelompokkan telur-telur yang akan menetas. Berdasarkan data tertulis yang sudah kita buatkan sebelumnya, dari sana kita dapat mengetahui kapan telur-telur itu akan memasuki hari ke 18.
Jika terdapat catatan yang menyatakan ada sejumlah telur yang sudah memasuki hari ke-18. Oh, ya...disini hari yang ke-18 yang saya maksudkan adalah seumpama kita memasukkan telur pada tanggal 1/9/2012 jam 00:00. Kemudian pada tanggal 19/9/2012, kita sudah bisa memindahkan telur-telur tersebut ke bawah (tempat penetasan telur). Mungkin lebih tepatnya dikatakan, usia telur-telur tsb sudah genap 18 hari atau memasuki hari ke-19.
Bahan yang saya pakai adalah kardus partisi, kebetulan waktu itu adalah memasuki hari puasa Ramadhan, jadi ada kardus partisi sirup yang bisa saya manfaatkan. Penampakannya seperti gambar dibawah ini.....
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Dengan cara seperti diatas, kita tidak akan kesulitan untuk mengidentifikasi hasil tetasannya.
Kemudian untuk menandai atau mendidentifikasi anak ayam nantinya, kita dapat menggunakan pewarna spidol. Sebelumnya kita buatkan catatan juga mengenai penanda anak-anak ayam ini agar kita tidak lupa. Jika jumlah anak ayam banyak dan dari telur yang berbeda (indukannya), dijamin pasti susah mengidentifikasinya nanti.
Pada catatan itu, kita bisa tuliskan sperti contohnya : warna merah dikepala (anak induk A dgn Pacek S), warna hitam dibawah tenggorokan (anak induk B dengan pacek C), dan seterusnya. Sesukanya kita saja, yang penting tujuannya tercapai (anak ayam tidak tertukar). Tetapi kalo kita tidak mempermasalahkan hal ini, ya tidak usah dibuatkan.....
Contoh penanda ayam yang saya buat adalah seperti ini digambar dibawah ini.....
Dari gambar terlihat, ada anak ayam yang kepalanya berwarna pink (anak pitung), yang tenggorokannya hitam (anak Messi)......
Kemudian untuk menandai atau mendidentifikasi anak ayam nantinya, kita dapat menggunakan pewarna spidol. Sebelumnya kita buatkan catatan juga mengenai penanda anak-anak ayam ini agar kita tidak lupa. Jika jumlah anak ayam banyak dan dari telur yang berbeda (indukannya), dijamin pasti susah mengidentifikasinya nanti.
Pada catatan itu, kita bisa tuliskan sperti contohnya : warna merah dikepala (anak induk A dgn Pacek S), warna hitam dibawah tenggorokan (anak induk B dengan pacek C), dan seterusnya. Sesukanya kita saja, yang penting tujuannya tercapai (anak ayam tidak tertukar). Tetapi kalo kita tidak mempermasalahkan hal ini, ya tidak usah dibuatkan.....
Contoh penanda ayam yang saya buat adalah seperti ini digambar dibawah ini.....
Dari gambar terlihat, ada anak ayam yang kepalanya berwarna pink (anak pitung), yang tenggorokannya hitam (anak Messi)......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Mumpung ada waktu, saya coba lengkapi tulisan ini......
Apabila ada hal yang kurang, bisa ditanyakan dan terima kasih kepada rekan-rekan yang membantu saya merespon (menjawab) pertanyaan rekan-rekan yang lain....
Karena dalam deskripsi judul thread ada menyinggung masalah penanggulangan pitik, saya coba analisa dahulu apa masalah-masalah yang didapati ketika menggunaka mesin tetas.....
Sambil dipikir-pikir, saya break dulu sebentar......
Apabila ada hal yang kurang, bisa ditanyakan dan terima kasih kepada rekan-rekan yang membantu saya merespon (menjawab) pertanyaan rekan-rekan yang lain....
Karena dalam deskripsi judul thread ada menyinggung masalah penanggulangan pitik, saya coba analisa dahulu apa masalah-masalah yang didapati ketika menggunaka mesin tetas.....
Sambil dipikir-pikir, saya break dulu sebentar......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
info yg sangat bermanfaat....ngopi dulu mas baru nanti dilanjutkan kembali...
Kipas- Sersan
- Jumlah posting : 92
Join date : 07.08.11
Lokasi : di dalam kurungan
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Kembali dilanjut......
Hmm....., agar tidak terputus benang merahnya, saya sampaikan beberah hal yang menjadi masalah, kendala dan kekurangan dari pengguanaan mesin tetas. Apabila bisa dibahas malam ini, maka akan saya lanjutkan. Apabila tidak, kita lanjutkan kemudian. Yang point-pointnya saya tuliskan dahulu agar gampang menlanjutkannya kembali....
Hal-hal yang menjadi masalah, kendala, dan kekurangan dari pengunaan mesin tetas :
Hmm....., agar tidak terputus benang merahnya, saya sampaikan beberah hal yang menjadi masalah, kendala dan kekurangan dari pengguanaan mesin tetas. Apabila bisa dibahas malam ini, maka akan saya lanjutkan. Apabila tidak, kita lanjutkan kemudian. Yang point-pointnya saya tuliskan dahulu agar gampang menlanjutkannya kembali....
Hal-hal yang menjadi masalah, kendala, dan kekurangan dari pengunaan mesin tetas :
- Mesin tetas harus hidup (beroperasi) selama ada telur yang akan ditetaskan. Bagaimana klo terjadi pemadaman listrik?
- Anak-anak yang dihasilkan oleh mesin tetas, pada umumnya kurang lincah dan kurang nafsu makan. Bagaimana solusi dan mensiasatinya?
- Anak-anak yang dihasilkan oleh mesin tetas, berpotensi untuk cengkrong dan apa hubungannya mesin tetas dengan kaki cengkrong?Bagaimana solusinya?
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Sebelum ngebahas point-point diatas....
Ada intermezo sedikit nih....
Teka-teki untuk semua.....
Termasuk saya juga....
Teka-tekinya, juga masih berhubungan dengan topik ini...
Ada intermezo sedikit nih....
Teka-teki untuk semua.....
Termasuk saya juga....
Teka-tekinya, juga masih berhubungan dengan topik ini...
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Jadi begini....
Tanggal 5 bulan september, saya ada bawa sejumlah telur. Setelah dilakukan pencatatan di cangkang dan dikertas, saya menyusunnya dalam rak telur tetas yang berada posisi rak teratas. Setelah saya masukkan, dan hidupkan tombol otomatisnya. Itu mesin punya motor penggerak mulai beroperasi, kembali kepada posisinya semula (posisinya miring kebelakang). Tidak berapa lama (kira-kira) paling lama 10 detik, ada bunyi benda terjatuh dalam rak telur. Lalu saya buka, dan ternyata ada sebutir telur yang jatuh dari rak teratas ke rak penetasan. Mesin saya mempunyai dua rak untuk menaruh telur, dan satu rak pentasan (total 3 lapisan lah...). Jadi itu telur karena saya kurang teliti menaruhnya, lalu terjatuh dan sisi tumpul telur retak (barangkali mengenai bibir rak penetasan yang terbuta dari alumunium).
Penampakan telur retaknya seperti berikut :
Lalu kemudian telurnya saya mau konsumsi saja, akan tetapi terbersit pemikiran lain. Karena saya pikir sayang (anak dari salah satu indukan favorite saya), saya berniat melanjutkan pengeramannya. Tapi itu kemungkinan berhasilnya kecil, karena telur sudah retak seperti gambar diatas. Akhirnya, saya coba lakban dengan isolatip plastik (yang biasa dipakai untuk menyambung kabel listrik). Pikir saya, isolatip ini terbuat dari plastik sehingga kemungkinan akan bisa menahan penguapan benda cair (karena telur cair).
Penampakan setelah diisolatip seperti berikut :
Ada videonya penyelamatan telur ini, tapi lebih enak pakai gambar aja (lebih cepat dan masih bisa dipahami.... ).
Yang menjadi teka-teki adalah :
"Apakah telur ini akan berhasil hidup dan menetas?"
Jika ini berhasil, artinya ini akan menjadi salah satu kelebihan dari mesin tetas....
Tanggal 5 bulan september, saya ada bawa sejumlah telur. Setelah dilakukan pencatatan di cangkang dan dikertas, saya menyusunnya dalam rak telur tetas yang berada posisi rak teratas. Setelah saya masukkan, dan hidupkan tombol otomatisnya. Itu mesin punya motor penggerak mulai beroperasi, kembali kepada posisinya semula (posisinya miring kebelakang). Tidak berapa lama (kira-kira) paling lama 10 detik, ada bunyi benda terjatuh dalam rak telur. Lalu saya buka, dan ternyata ada sebutir telur yang jatuh dari rak teratas ke rak penetasan. Mesin saya mempunyai dua rak untuk menaruh telur, dan satu rak pentasan (total 3 lapisan lah...). Jadi itu telur karena saya kurang teliti menaruhnya, lalu terjatuh dan sisi tumpul telur retak (barangkali mengenai bibir rak penetasan yang terbuta dari alumunium).
Penampakan telur retaknya seperti berikut :
Lalu kemudian telurnya saya mau konsumsi saja, akan tetapi terbersit pemikiran lain. Karena saya pikir sayang (anak dari salah satu indukan favorite saya), saya berniat melanjutkan pengeramannya. Tapi itu kemungkinan berhasilnya kecil, karena telur sudah retak seperti gambar diatas. Akhirnya, saya coba lakban dengan isolatip plastik (yang biasa dipakai untuk menyambung kabel listrik). Pikir saya, isolatip ini terbuat dari plastik sehingga kemungkinan akan bisa menahan penguapan benda cair (karena telur cair).
Penampakan setelah diisolatip seperti berikut :
Ada videonya penyelamatan telur ini, tapi lebih enak pakai gambar aja (lebih cepat dan masih bisa dipahami.... ).
Yang menjadi teka-teki adalah :
"Apakah telur ini akan berhasil hidup dan menetas?"
Jika ini berhasil, artinya ini akan menjadi salah satu kelebihan dari mesin tetas....
Terakhir diubah oleh indorooster tanggal Tue 11 Sep 2012, 00:03, total 1 kali diubah (Reason for editing : Ada kata yang miss....)
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Apaan tuh teka-tekinya gan...?? Jadi penasaran nih..
phyxius- Premium member
- Jumlah posting : 550
Join date : 05.07.11
Age : 46
Lokasi : Banda Aceh
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
phyxius wrote:Apaan tuh teka-tekinya gan...?? Jadi penasaran nih..
Berhasil hidup atau tidak itu telur?
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» segera atasi penyakit snot
» 2 helai bulu sayap patah berpengaruh tdk ya sama keseimbangannya?
» SUDAH SIAPKAH UNTUK MEMBUKTIKAN TEORI CATURANGGA
» Cara merawat ayam philiphine
» belajar ternak ayam atret
» 2 helai bulu sayap patah berpengaruh tdk ya sama keseimbangannya?
» SUDAH SIAPKAH UNTUK MEMBUKTIKAN TEORI CATURANGGA
» Cara merawat ayam philiphine
» belajar ternak ayam atret
Halaman 1 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik