Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
+50
Gusti_Anggie
losi
jawara
jamal
bayukelana
Jampang Biru
indrabayu
MR.MUJI
supernewbie
Paparrazzi
orochee
acay
Dian Wahyudi
diedoe
zacklink
Spiritz
Kembangsawit
wongcilik
sukri
Ragil
opik_98
si_ken
arawinda
masruru
sgy
si baret
capri chaplin
aylos
reza.yudhistira
muhamadzaki
ERWANDP798
kebongce
greylife
si lancuran
noaly88
kamerad
FadéL
arif
Palembang
riki hairul sood
ipul
Kipas
Cayad
sigombak
Yang Chao-wie
phyxius
tetep.teges
kedubrag
r3mb0_III
indorooster
54 posters
Halaman 1 dari 6
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Salam hobi semua rekan-rekan........
Pada kesempatan pertama ini, saya coba berbagi mengenai pengalaman saya spt deskripsi dari judul topik ini. Apabila ada hal berbeda dengan pengalaman rekan-rekan lainnya, ya itulah pengalaman...
Sudah beberapa waktu lalu saya ingin menulis ini, tapi banyak menunggu ini dan itunya. Maunya sih bisa disajikan dalam bentuk yang cukup lengkap. Tapi itu sepertinya tidak pernah terealisasi. Karena kegiatan aktivitas lain, maka hal ini terus tertunda. Sepertinya, apabila menunggu semuanya lengkap, maka hal ini tidak akan pernah atau entah kapan bisa dimulai. Akhirnya, malam ini saya coba menulis sedikit demi sedikit. Mungkin dengan adanya interaksi nanti, pasti informasi akan menjadi lebih baik ketimbang menunggu cukup lengkap.
Sedikit demi sedikit akan saya tulis apa yang saya alami dan ketahui. Sekali lagi, mohon ma'af apabila nanti ada hal yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Dengan begini, saya juga akan mendapat informasi dan pengetahuan lain dari rekan-rekan yang lain....
Dimulai dari mana ya...........??????????????????
Pada kesempatan pertama ini, saya coba berbagi mengenai pengalaman saya spt deskripsi dari judul topik ini. Apabila ada hal berbeda dengan pengalaman rekan-rekan lainnya, ya itulah pengalaman...
Sudah beberapa waktu lalu saya ingin menulis ini, tapi banyak menunggu ini dan itunya. Maunya sih bisa disajikan dalam bentuk yang cukup lengkap. Tapi itu sepertinya tidak pernah terealisasi. Karena kegiatan aktivitas lain, maka hal ini terus tertunda. Sepertinya, apabila menunggu semuanya lengkap, maka hal ini tidak akan pernah atau entah kapan bisa dimulai. Akhirnya, malam ini saya coba menulis sedikit demi sedikit. Mungkin dengan adanya interaksi nanti, pasti informasi akan menjadi lebih baik ketimbang menunggu cukup lengkap.
Sedikit demi sedikit akan saya tulis apa yang saya alami dan ketahui. Sekali lagi, mohon ma'af apabila nanti ada hal yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Dengan begini, saya juga akan mendapat informasi dan pengetahuan lain dari rekan-rekan yang lain....
Dimulai dari mana ya...........??????????????????
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Hmmmm......mulai dari mana nih....
Coba dari sini lah.....
Kurang lebih setahun lalu, saya mulai memelihara ayam kembali setelah vakum cukup lama. (Dulu sewaktu tinggal di Papua, tepatnya Sentani. Saya sudah terbiasa dgn ayam laga. Hobi yang diturunkan oleh ayah saya.)
Karena materi yang dipakai setahun lalu adalah yang belum diketahui asal usulnya, sedangkan biaya pakannya sama saja. Akhirnya, saya mulai mengumpulkan sedikit materi kandang. Diantaranya dari beberapa rekan-rekan di papaji ini, group sebelah, dan kalangan.
Beberapa bulan lalu, saya mulai menggunakan mesin tetas telur otomatis (kapasitas 140 butir). Tanpa percobaan, sy langsung pakai untuk menetaskan telur dan hasilnya baik. Saya bisa katakan diatas 90% berhasil.
Coba dari sini lah.....
Kurang lebih setahun lalu, saya mulai memelihara ayam kembali setelah vakum cukup lama. (Dulu sewaktu tinggal di Papua, tepatnya Sentani. Saya sudah terbiasa dgn ayam laga. Hobi yang diturunkan oleh ayah saya.)
Karena materi yang dipakai setahun lalu adalah yang belum diketahui asal usulnya, sedangkan biaya pakannya sama saja. Akhirnya, saya mulai mengumpulkan sedikit materi kandang. Diantaranya dari beberapa rekan-rekan di papaji ini, group sebelah, dan kalangan.
Beberapa bulan lalu, saya mulai menggunakan mesin tetas telur otomatis (kapasitas 140 butir). Tanpa percobaan, sy langsung pakai untuk menetaskan telur dan hasilnya baik. Saya bisa katakan diatas 90% berhasil.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
ambil tiker .. ikut nyimak master
r3mb0_III- Sersan
- Jumlah posting : 122
Join date : 24.02.12
Lokasi : LocalHost
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
@ r3mb0_III : hadeuh.....
Karena saat itu adalah menjelang puasa (beberapa minggu sebelum puasa). Saya jadi tambah serius untuk memakai alat ini. Karena tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Dan pada acara papaji yang digelar sebelum puasa, sy sangat tertarik dengan salah satu anggota papaji. Beberapa kali menang dengan rekor yang sangat baik. Bahkan ada yang dipukul mati. Tepat memasuki ronde ke 2 menit ke 5. Ayam itu milik Kang Dhimas, ID papaji = Jagoan Mampang. Tergolong ayam muda, tapi punya potensi yang bagus. Diakui, setiap ayam pasti punya kekurangan karena prinsipnya ayam kalahnya sama ayam juga. Klo bisa di analogikan, seperti ini....ayam A menang dgn ayam B, ayam B menang dgn ayam C. Secara logika, ayam C pasti juga kalah dgn ayam A. Tapi, disini berbeda...ayam A belum tentu menang dengan C. Itulah kenapa ada istilah ayam kalah sama ayam.
Ayam Kang Dhimas ini namanya Pitung, (nanti sy upload fotonya)...
Niat memiliki itu diluar jangkauan karena Kang Dhimas adalah penghobies dan ayam ini sudah dipinang dgn harga yang bagus. Tapi karena basicnya adalah hobi, ayam ini tidak dilepas. Iseng-iseng saya coba hubungi Kang Dhimas.
Karena untuk dipinang itu diluar jangkauan, maka saya iseng ajukan penawaran......
Karena saat itu adalah menjelang puasa (beberapa minggu sebelum puasa). Saya jadi tambah serius untuk memakai alat ini. Karena tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Dan pada acara papaji yang digelar sebelum puasa, sy sangat tertarik dengan salah satu anggota papaji. Beberapa kali menang dengan rekor yang sangat baik. Bahkan ada yang dipukul mati. Tepat memasuki ronde ke 2 menit ke 5. Ayam itu milik Kang Dhimas, ID papaji = Jagoan Mampang. Tergolong ayam muda, tapi punya potensi yang bagus. Diakui, setiap ayam pasti punya kekurangan karena prinsipnya ayam kalahnya sama ayam juga. Klo bisa di analogikan, seperti ini....ayam A menang dgn ayam B, ayam B menang dgn ayam C. Secara logika, ayam C pasti juga kalah dgn ayam A. Tapi, disini berbeda...ayam A belum tentu menang dengan C. Itulah kenapa ada istilah ayam kalah sama ayam.
Ayam Kang Dhimas ini namanya Pitung, (nanti sy upload fotonya)...
Niat memiliki itu diluar jangkauan karena Kang Dhimas adalah penghobies dan ayam ini sudah dipinang dgn harga yang bagus. Tapi karena basicnya adalah hobi, ayam ini tidak dilepas. Iseng-iseng saya coba hubungi Kang Dhimas.
Karena untuk dipinang itu diluar jangkauan, maka saya iseng ajukan penawaran......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Berinteraksi (tatap muka) belum pernah, apalagi bertransaksi......
Ragu apakah penawaran saya akan diterima atau tidak. Tapi saya tetap mencobanya. Singkat cerita, akhirnya penawaran saya berhasil. Dengan senang hati, saya bawa si Pitung ke tempat saya. Tepat sebelum puasa, si Pitung langsug dipacekan dengan babon-babon saya.
Sipitung usianya masih muda, mungkin 11 atau 12 bulan (muda menurut saya untuk dipacekan). Tapi babon-babon saya sudah cukup umur.
Alhasil, telur-telur yang dipacekan dengan si Pitung lumayan banyak. Sampai saat ini sudah hampir 100 ekor yang menetas. Yang lainnya masih dalam mesin tetas. Dan ada beberapa induk yang mengeram manual
Ragu apakah penawaran saya akan diterima atau tidak. Tapi saya tetap mencobanya. Singkat cerita, akhirnya penawaran saya berhasil. Dengan senang hati, saya bawa si Pitung ke tempat saya. Tepat sebelum puasa, si Pitung langsug dipacekan dengan babon-babon saya.
Sipitung usianya masih muda, mungkin 11 atau 12 bulan (muda menurut saya untuk dipacekan). Tapi babon-babon saya sudah cukup umur.
Alhasil, telur-telur yang dipacekan dengan si Pitung lumayan banyak. Sampai saat ini sudah hampir 100 ekor yang menetas. Yang lainnya masih dalam mesin tetas. Dan ada beberapa induk yang mengeram manual
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Untuk telur yang akan ditetaskan menggunakn mesin tetas, sebaiknya menggunakan telur yang umurnya dibawah seminggu, agar kesegaran telur tetap terjaga. Telur yang kotor terkena kotoran (feses), sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dengan air dingin. Jangan menggunakan air hangat. Gunakan lap lembab atau kanebo lebih baik lagi. Bersihkan permukan telur sehingga pori-pori telur tidak tertutupi kotoran. Telur yang sudah terlalu kotor, sebaiknya tidak usah ditetaskan.
Lalu, lakukan lah pencatatan tertulis dan pengkodean pada telur. Fungsinya agar kita dapat mengkontrol telur-telur itu nantinya. Pengkodean pada telur, saya pakai kode tgl, jam, dan induk + pacek + angka. Contohnya : babon setan x pitung ada 3 butir, maka saya dipermukan kulit telur akan saya tulis setan+pitung, 28/07, 19:00, dan masing-masing telur akan sy urut dengan angka 1,2 dan 3. Sehingga jika ada masuk telur berikutnya (dengan babon x pacek yang sama), maka saya bisa tinggal lanjutkan dengan angka berikutnya. Lakukan juga pencatatan di kertas dengan format sesuai kebutuhan. Formatnya bebas, karena ini dibuat untuk memudahkan kita dikemudian hari untuk mengontrolnya.
Lalu, lakukan lah pencatatan tertulis dan pengkodean pada telur. Fungsinya agar kita dapat mengkontrol telur-telur itu nantinya. Pengkodean pada telur, saya pakai kode tgl, jam, dan induk + pacek + angka. Contohnya : babon setan x pitung ada 3 butir, maka saya dipermukan kulit telur akan saya tulis setan+pitung, 28/07, 19:00, dan masing-masing telur akan sy urut dengan angka 1,2 dan 3. Sehingga jika ada masuk telur berikutnya (dengan babon x pacek yang sama), maka saya bisa tinggal lanjutkan dengan angka berikutnya. Lakukan juga pencatatan di kertas dengan format sesuai kebutuhan. Formatnya bebas, karena ini dibuat untuk memudahkan kita dikemudian hari untuk mengontrolnya.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Setelah telur-telur itu dimasukkan dimesin tetas, lakukan pengontrolan secara rutin. Karena prinsipnya ini adalah kerja mesin, maka kita adalah operatornya. Beberapa kasus pada org yang berbeda, ada yang mengatakan bahwa ini sangat mudah, adapula itu yang mengatakan itu susah dan banyak kekurangannya.
Hal ini wajar, karena terdapatnya banyaknya perbedaan. Diantaranya : beda pengetahuan operator, beda mesin tetas, beda telur yang ditetaskan (karena tidak semua itu fertil/dibuahi) dll.
Tapi yang terpenting adalah kuncinya di operator mesin tetas itu sendiri.
Sebelumnya operator harus mengetahui hal-hal mendasar mengenai ayam menetas seperti lama masa pengeraman, kelembaban telur, suhu penetasan dll. Ini hal mendasar yang mesti dipahami. Lumrahnya telur itu menetas antara 18-21 hari. Kelembaban (humidity) = -+ 65%, suhu antara 37,5 - 39 derajat celcius.
Hal ini wajar, karena terdapatnya banyaknya perbedaan. Diantaranya : beda pengetahuan operator, beda mesin tetas, beda telur yang ditetaskan (karena tidak semua itu fertil/dibuahi) dll.
Tapi yang terpenting adalah kuncinya di operator mesin tetas itu sendiri.
Sebelumnya operator harus mengetahui hal-hal mendasar mengenai ayam menetas seperti lama masa pengeraman, kelembaban telur, suhu penetasan dll. Ini hal mendasar yang mesti dipahami. Lumrahnya telur itu menetas antara 18-21 hari. Kelembaban (humidity) = -+ 65%, suhu antara 37,5 - 39 derajat celcius.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Sebaiknya lakukan kontrol sehari dua kali (pagi dan malam)----->berdasarkan pengalaman
Cek suhu dan kelembaban kotak mesin tetas. Sebaiknya gunakan beberapa jenis thermometer untuk mengontrol suhu. Fungsinya agar akurasi tidak terlalu melenceng dan mencegah kesalahan operator apabila suatu hari alat ini rusak. Saya menggunakan 4 thermometer, dua digital dan dua manual. Hampir semua mesin tetas menggunakan alat thermostat, yang fungsinya menjaga kestabilan suhu pada angka yang diinginkan. Apabila suhu tidak berada dalam range toleransi suhu penetasan, maka lakukan perubahan secara manual (fasilitas ini biasanya sudah dilengkapi pada setiap mesin tetas yang beredar dipasaran). Mengenai kelembaban, lakukan pengontrolan pada kotak air yang juga biasanya sudah dilengkapi pada setiap mesin tetas. Tambahkan air apabila posisinya sudah berkurang.
Telur yang ditetaskan melalui mesin tetas harus selalu diputar posisinya. Minimal 3 kali sehari. Untuk hal yang satu ini, tidak pernah saya lakukan karena saya menggunakan mesin full otomatis. Mesih dilengkapi dengan motor pemutar yang terhubung dengan timer, dimana timer sy set per 3 jam. Jadi dalam sehari (24 jam), telur berputar sebanyak 8 kali.
Apabila menggunakan mesin manual, maka operator harus membolak balikan telur secara manual (minimal 3 kali sehari).
Satu point penting lagi, telur yang sudah masuk mesin tetas lebih dari 6 jam. Harus terus secara konsisten terjaga suhunya sampai telur tsb menetas. Artinya, tidak boleh mesin tsb berhenti berkerja. Berhentinya mesin disebabkan beberapa hal seperti, padamnya aliran listrik (solusinya gunakan genset atau lainnya), putusnya alat pemanas (dalam hal ini, bohlam lampu pemanas harus segera diganti, sediakan cadangan untuk mencegahnya) dan kerusakan lain. Toleransi berhentinya kinerja mesin adalah -+ 2 jam (karena secara manual pun, induk akan sesekali mencari makan dan minum). Dan dapat dipastikan, apabila kinerja mesin terhenti lebih dari 6 jam, maka 100% telur gagal total.
Cek suhu dan kelembaban kotak mesin tetas. Sebaiknya gunakan beberapa jenis thermometer untuk mengontrol suhu. Fungsinya agar akurasi tidak terlalu melenceng dan mencegah kesalahan operator apabila suatu hari alat ini rusak. Saya menggunakan 4 thermometer, dua digital dan dua manual. Hampir semua mesin tetas menggunakan alat thermostat, yang fungsinya menjaga kestabilan suhu pada angka yang diinginkan. Apabila suhu tidak berada dalam range toleransi suhu penetasan, maka lakukan perubahan secara manual (fasilitas ini biasanya sudah dilengkapi pada setiap mesin tetas yang beredar dipasaran). Mengenai kelembaban, lakukan pengontrolan pada kotak air yang juga biasanya sudah dilengkapi pada setiap mesin tetas. Tambahkan air apabila posisinya sudah berkurang.
Telur yang ditetaskan melalui mesin tetas harus selalu diputar posisinya. Minimal 3 kali sehari. Untuk hal yang satu ini, tidak pernah saya lakukan karena saya menggunakan mesin full otomatis. Mesih dilengkapi dengan motor pemutar yang terhubung dengan timer, dimana timer sy set per 3 jam. Jadi dalam sehari (24 jam), telur berputar sebanyak 8 kali.
Apabila menggunakan mesin manual, maka operator harus membolak balikan telur secara manual (minimal 3 kali sehari).
Satu point penting lagi, telur yang sudah masuk mesin tetas lebih dari 6 jam. Harus terus secara konsisten terjaga suhunya sampai telur tsb menetas. Artinya, tidak boleh mesin tsb berhenti berkerja. Berhentinya mesin disebabkan beberapa hal seperti, padamnya aliran listrik (solusinya gunakan genset atau lainnya), putusnya alat pemanas (dalam hal ini, bohlam lampu pemanas harus segera diganti, sediakan cadangan untuk mencegahnya) dan kerusakan lain. Toleransi berhentinya kinerja mesin adalah -+ 2 jam (karena secara manual pun, induk akan sesekali mencari makan dan minum). Dan dapat dipastikan, apabila kinerja mesin terhenti lebih dari 6 jam, maka 100% telur gagal total.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Untuk sementara, cukup sampai disini dahulu...
Nanti dilanjut lagi...
Barangkali ada interaksi dari rekan-rekan, jadi nanti juga lebih detail informasi....
Kalo sekarang, bohlam mata sudah 1 watt....
Selamat malam semuanya.....
Sukses selalu buat rekan-rekan......
Salam hobi.......
Nanti dilanjut lagi...
Barangkali ada interaksi dari rekan-rekan, jadi nanti juga lebih detail informasi....
Kalo sekarang, bohlam mata sudah 1 watt....
Selamat malam semuanya.....
Sukses selalu buat rekan-rekan......
Salam hobi.......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
saya tunggu kelanjutannyabang..thx ilmu yg bermanfaat.
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Selamat malam.......papajiers.....
Kita lanjutkan kembali tulisan yang terhenti sebelumnya.....
Sampai dimana yah...
Hm...., apabila ada info yang miss, harap maklum yah rekan-rekan....
Saya baca tulisan sebelumnya, sehingga bisa tersambung kembali. Sembari saya upload beberapa foto dulu untuk memberikan sedikit gambaran yang harapan saya lebih mudah dipahami....
Kita lanjutkan kembali tulisan yang terhenti sebelumnya.....
Sampai dimana yah...
Hm...., apabila ada info yang miss, harap maklum yah rekan-rekan....
Saya baca tulisan sebelumnya, sehingga bisa tersambung kembali. Sembari saya upload beberapa foto dulu untuk memberikan sedikit gambaran yang harapan saya lebih mudah dipahami....
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Telur yang sudah masuk mesin tetas selama minimal 4 atau 5 hari, sudah bisa dicek apakah itu telur fertil (subur terbuahi) atau tidaknya. Caranya mudah. Biasanya setiap mesin tetas yang beredar dipasaran sudah diberikan fasilitas teropong telur, yang menggunakan bohlam lampu. Untuk kita yang menetaskan dengan induk pun dapat melakukan pengecekan ini.
Menurut saya, hal ini cukup bermanfaat. Telur yang tidak terbuahi (infertil), masih dapat kita gunakan/konsumsi (paling tidak untuk jamu ayam).
Praktiknya, saya menggunakan sinar yang dihasilkan kamera ponsel.
Pada contoh kali ini, sy menggunakan telur yang sudah masuk mesin +-7 hari, sebenarnya pada hari ke-5 pun sudah bisa disimpulkan. Caranya, nyalakan lampu kamera ponsel lalu letakkan telur tepat diatas lampu kamera tersebut. Letak telur : sisi yang lebih lancip menempel ke lampu kamera, sedangkan sisi tumpul (sisi yang selalu ada selaput/rongga udara) menghadap keatas. Seperti pada gambar pada page berikutnya (sembari menunggu foto diupload).
Pada gambar pertama, saya menggunakan telur fertil dan gambar kedua, telur infertil.
Perlu dipahami, apabila telur infertil, itu bukan kegagalan dari mesin tetasnya. Akan tetapi karena sel sperma jantan tidak membuahi sel telur betina....Hadeuh.....ingat belajar biologi dulu....
Telur yang sudah diidentifikasi dengan kesimpulan bahwa telur itu gagal terbuahi, sebaiknya dikeluarkan saja atau tidak usah ditetaskan. Hal ini juga penting untuk telur yang dierami dengan induknya. Setidaknya hal ini akan mengurangi volume telur yang dierami sehingga keberadaan telur infertil tidak menyesaki telur2 lainnya.
Menurut saya, hal ini cukup bermanfaat. Telur yang tidak terbuahi (infertil), masih dapat kita gunakan/konsumsi (paling tidak untuk jamu ayam).
Praktiknya, saya menggunakan sinar yang dihasilkan kamera ponsel.
Pada contoh kali ini, sy menggunakan telur yang sudah masuk mesin +-7 hari, sebenarnya pada hari ke-5 pun sudah bisa disimpulkan. Caranya, nyalakan lampu kamera ponsel lalu letakkan telur tepat diatas lampu kamera tersebut. Letak telur : sisi yang lebih lancip menempel ke lampu kamera, sedangkan sisi tumpul (sisi yang selalu ada selaput/rongga udara) menghadap keatas. Seperti pada gambar pada page berikutnya (sembari menunggu foto diupload).
Pada gambar pertama, saya menggunakan telur fertil dan gambar kedua, telur infertil.
Perlu dipahami, apabila telur infertil, itu bukan kegagalan dari mesin tetasnya. Akan tetapi karena sel sperma jantan tidak membuahi sel telur betina....Hadeuh.....ingat belajar biologi dulu....
Telur yang sudah diidentifikasi dengan kesimpulan bahwa telur itu gagal terbuahi, sebaiknya dikeluarkan saja atau tidak usah ditetaskan. Hal ini juga penting untuk telur yang dierami dengan induknya. Setidaknya hal ini akan mengurangi volume telur yang dierami sehingga keberadaan telur infertil tidak menyesaki telur2 lainnya.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Telur yang berhasil dibuahi akan tampak lebih gelap dan muncul urat darah (yang menyerupai akar). Pada foto kali tampak, akan tetapi kurang jelas karena keterbatas kinerja kamera ponsel. Sebaiknya lakukan penyinaran diruangan yang gelap, sehingga akan jelas tampak hasilnya.
* Jangan lakukan penyinaran terlalu lama (sy biasanya paling lama 5 detik) karena apabila terlalu lama, cahaya yang dihasilkan itu cukup panas dan terfokus sehingga bisa menyebabkan kematian atau gangguan pada cikal bakal anak ayam nantinya.
Telur yang infertil, akan tampak lebih terang. Layaknya seperti awal telur itu dimasukkan.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
nyibak nyikmat....eh ikut nyimak....
tetep.teges- Kapten
- Jumlah posting : 466
Join date : 05.10.11
Age : 48
Lokasi : Semarang
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
indorooster wrote:Untuk sementara, cukup sampai disini dahulu...
Nanti dilanjut lagi...
Barangkali ada interaksi dari rekan-rekan, jadi nanti juga lebih detail informasi....
Kalo sekarang, bohlam mata sudah 1 watt....
Selamat malam semuanya.....
Sukses selalu buat rekan-rekan......
Salam hobi.......
+1 ... thx sharingnya ... ditunggu kelanjutannya
r3mb0_III- Sersan
- Jumlah posting : 122
Join date : 24.02.12
Lokasi : LocalHost
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Mantrap infonya gan jd makin pinter..
Harga mesin tetasnya kisaran berapaan gan..???
Harga mesin tetasnya kisaran berapaan gan..???
phyxius- Premium member
- Jumlah posting : 550
Join date : 05.07.11
Age : 46
Lokasi : Banda Aceh
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Lanjut lagi.....
Perlu diingatkan kembali, pengecekan temperatur dan kelembaban dilakukan minimal dua kali sehari (itu yang saya lakukan). Sebenarnya teorinya bisa sehari sekali, dua hari sekali atau tiga hari sekali. Itu tergantung dari petunjuk dari setiap pembuat mesin tetas tsb. Semakin sering kita mengontrol, maka akan lebih baik.
Contohnya, barusan saja sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya sempatkan mengecek mesin tetas. Dan telah terjadi kelalaian, yaitu pada pagi hari sebelum saya berangkat beraktifitas, saya me-nonaktifkan tombol automatic rotarynya (pemutar telur).
Hampir 10 jam telur tidak berputar. Apabila saya tidak menyempatkan diri, maka bisa dipastikan keesokkan harinya, banyak telur yang akan terganggu proses pengeramannya. Resikonya cikal bakal anak bisa mati ditengah jalan. Itulah salah satu manfaat, kerutinan kita mengontrol. Lain halnya dengan yang dierami dengan induk. Dalam satu hari, pasti sang induk akan memutar balikkan telurnya (itu sudah naluri seekor induk).
Perlu diingatkan kembali, pengecekan temperatur dan kelembaban dilakukan minimal dua kali sehari (itu yang saya lakukan). Sebenarnya teorinya bisa sehari sekali, dua hari sekali atau tiga hari sekali. Itu tergantung dari petunjuk dari setiap pembuat mesin tetas tsb. Semakin sering kita mengontrol, maka akan lebih baik.
Contohnya, barusan saja sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya sempatkan mengecek mesin tetas. Dan telah terjadi kelalaian, yaitu pada pagi hari sebelum saya berangkat beraktifitas, saya me-nonaktifkan tombol automatic rotarynya (pemutar telur).
Hampir 10 jam telur tidak berputar. Apabila saya tidak menyempatkan diri, maka bisa dipastikan keesokkan harinya, banyak telur yang akan terganggu proses pengeramannya. Resikonya cikal bakal anak bisa mati ditengah jalan. Itulah salah satu manfaat, kerutinan kita mengontrol. Lain halnya dengan yang dierami dengan induk. Dalam satu hari, pasti sang induk akan memutar balikkan telurnya (itu sudah naluri seekor induk).
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Peneropongan telur sebaiknya dilakukan pada hari ke 5, 14, dan 18. (itu yang saya lakukan). Oleh sebab itu perlu dibuatkan catatan dengan format tertentu seperti yang sudah sy bahas sebelumnya. Pada hari ke-18 (umumnya), anak ayam sudah terbentuk dengan sempurna.
Jika suhu diatur 39 derajat celcius, maka biasanya telur akan menetas pada hari ke 18 atau 19. Dan perlu diketahui, apabila kita mengatur suhu pada kisaran angka seperti itu, tambahkan kelembaban hingga 70-75%. Kalo mau main aman, sebaiknya atur suhu pada kisaran 38 derajat celcius dengan kelembaban 60-65%.
Jangan sampai suhu menyentuh angka 40 derajat, karena itu sudah diluar batas kemampuan telur. Sehingga akan menyebabkan kematian pada janin ayam. Dan jangan juga dibawah 37 derajat.
Mengenai pengaturan suhu ini, kemungkinan akan ada yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Itu wajar, karena alat ukur yang beredar dipasaran tidak mutlak tepat 100%. Pasti ada toleransi, biasanya toleransi -+1 point. Oleh sebab itu, untuk yang baru menggunakan mesin tetas, lebih aman bermain diangka 38 derajat celcius. Apabila ada ketidakakuratan thermometer, itu cuma satu point, yaitu bisa 37 atau bisa pula 39.
Oleh sebab itu, gunakan lebih dari satu alat ukur dengan merk berbeda.
Jika suhu diatur 39 derajat celcius, maka biasanya telur akan menetas pada hari ke 18 atau 19. Dan perlu diketahui, apabila kita mengatur suhu pada kisaran angka seperti itu, tambahkan kelembaban hingga 70-75%. Kalo mau main aman, sebaiknya atur suhu pada kisaran 38 derajat celcius dengan kelembaban 60-65%.
Jangan sampai suhu menyentuh angka 40 derajat, karena itu sudah diluar batas kemampuan telur. Sehingga akan menyebabkan kematian pada janin ayam. Dan jangan juga dibawah 37 derajat.
Mengenai pengaturan suhu ini, kemungkinan akan ada yang berbeda dengan pengalaman rekan-rekan yang lain. Itu wajar, karena alat ukur yang beredar dipasaran tidak mutlak tepat 100%. Pasti ada toleransi, biasanya toleransi -+1 point. Oleh sebab itu, untuk yang baru menggunakan mesin tetas, lebih aman bermain diangka 38 derajat celcius. Apabila ada ketidakakuratan thermometer, itu cuma satu point, yaitu bisa 37 atau bisa pula 39.
Oleh sebab itu, gunakan lebih dari satu alat ukur dengan merk berbeda.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Apalagi yah yang cukup penting..........
Oh ya, telur yang akan menetas, sebaiknya jangan dibantu. Artinya jangan ada campur tangan kita untuk mengeluarkannya. Biasanya, kita sering kasihan melihat anak ayam yang belum berhasil mendobrak cangkangnya. Sehingga kita seringkali membantu untuk menguliti cangkangnya.
Alhasil, anak ayam malahan mati karena usus terburai......
Ada beberapa case, yang memperbolehkan kita harus turut campur tangan. Apabila telur sudah lama retak tapi perkembangan retaknya tidak bertambah. Sedangkan selaput putih didalam cangkang sudah mengering. Ini bisa berakibat, anak ayam akan mati lemas karena dia sudah tidak bergerak dikarenakan selaput putih itu mengering dibulunya. Jika hal ini terjadi, baru kita boleh ikut campur tangan.
Mengenai campur tangan ini, diperlukan feeling yang tepat dari kita (kapan hal tsb harus dilakukan). Oleh sebab itu, pengalaman akan memberikan pelajaran yang baik untuk kita. Secara praktek, hal ini akan sedikit berbeda dengan rekan-rekan yang lain.
Oh ya, telur yang akan menetas, sebaiknya jangan dibantu. Artinya jangan ada campur tangan kita untuk mengeluarkannya. Biasanya, kita sering kasihan melihat anak ayam yang belum berhasil mendobrak cangkangnya. Sehingga kita seringkali membantu untuk menguliti cangkangnya.
Alhasil, anak ayam malahan mati karena usus terburai......
Ada beberapa case, yang memperbolehkan kita harus turut campur tangan. Apabila telur sudah lama retak tapi perkembangan retaknya tidak bertambah. Sedangkan selaput putih didalam cangkang sudah mengering. Ini bisa berakibat, anak ayam akan mati lemas karena dia sudah tidak bergerak dikarenakan selaput putih itu mengering dibulunya. Jika hal ini terjadi, baru kita boleh ikut campur tangan.
Mengenai campur tangan ini, diperlukan feeling yang tepat dari kita (kapan hal tsb harus dilakukan). Oleh sebab itu, pengalaman akan memberikan pelajaran yang baik untuk kita. Secara praktek, hal ini akan sedikit berbeda dengan rekan-rekan yang lain.
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Rasanya ada yang kurang apabila tidak disajikan dengan contoh gambar....
Berikut dibawah adalah foto anak ayam yang mati karena kesalahan saya sebagai operator.
Kejadiannya, pada hari itu saya beraktifitas dari pagi hingga tengah malam, sedangkan ada beberapa telur yang sudah memasuki hari ke-18. Telur-telur itu terlambat saya turunkan dari rak pengeraman ke rak penetasan. Posisi telur pada rak penetasan adalah sisi lancip menghadap kebawah seperti gambar dibawah ini...
Akhirnya ada beberapa yang sudah berhasil menetas dan mendobrak cangkang telurnya dan terjatuh ke bawah rak penetasan. Berikut dibawah gambar rak penetasan.
Anak ayamnya tidak mati dan tidak mengalami gangguan apa-apa, namun ada satu telur yang tidak berhasil mendobrak cangkang telurnya karena posisi telur berdiri dengan sisi lancip dibawah. Akibatnya, selaput putih yang dibawah cangkang mengeringi bulunya dan membuatnya mati seperti gambar dibawah ini.
Oleh sebab itu, diperlukan pencatatan yang baik dan pengontrolan secara rutin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Dalam kasus ini, karena cuma saya mengoperasikan mesin tetas ini. Dan diluar dugaan, bahwa waktu beraktifitas saya melebihi waktu seperti biasanya.
Akibatnya seperti ini......
Semoga pitik ini memaafkanku.......
Berikut dibawah adalah foto anak ayam yang mati karena kesalahan saya sebagai operator.
Kejadiannya, pada hari itu saya beraktifitas dari pagi hingga tengah malam, sedangkan ada beberapa telur yang sudah memasuki hari ke-18. Telur-telur itu terlambat saya turunkan dari rak pengeraman ke rak penetasan. Posisi telur pada rak penetasan adalah sisi lancip menghadap kebawah seperti gambar dibawah ini...
Akhirnya ada beberapa yang sudah berhasil menetas dan mendobrak cangkang telurnya dan terjatuh ke bawah rak penetasan. Berikut dibawah gambar rak penetasan.
Anak ayamnya tidak mati dan tidak mengalami gangguan apa-apa, namun ada satu telur yang tidak berhasil mendobrak cangkang telurnya karena posisi telur berdiri dengan sisi lancip dibawah. Akibatnya, selaput putih yang dibawah cangkang mengeringi bulunya dan membuatnya mati seperti gambar dibawah ini.
Oleh sebab itu, diperlukan pencatatan yang baik dan pengontrolan secara rutin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini. Dalam kasus ini, karena cuma saya mengoperasikan mesin tetas ini. Dan diluar dugaan, bahwa waktu beraktifitas saya melebihi waktu seperti biasanya.
Akibatnya seperti ini......
Semoga pitik ini memaafkanku.......
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Informasi yg sangat bermanfaat
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
kalau boleh bertanya,apakah benar
jika tangan kita berkeringat kemudian
memegang telur akan berakibat pada
penetasannya ?
kemudian untuk pembuahan apakah
pejantan harus mengawini sang betina
setiap hari,artinya sebelum sang betina
bertelur,cukupkah satu kali saja mengawininya ?
dapatkah ayam bertelur dalam kandang yg jarang sekali
dilakukan pengumbaran ?
terima kasih atas jawabannya
Tamu- Tamu
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
nebeng tikernya bro..saya yg nyiapin kopinya deh, heher3mb0_III wrote:ambil tiker .. ikut nyimak master
mantap semangat berbaginya bro..reputation point untuk andaindorooster wrote:Salam hobi semua rekan-rekan........
Pada kesempatan pertama ini, saya coba berbagi mengenai pengalaman saya spt deskripsi dari judul topik ini. Apabila ada hal berbeda dengan pengalaman rekan-rekan lainnya, ya itulah pengalaman...
Dimulai dari mana ya...........??????????????????
Yang Chao-wie- Sersan
- Jumlah posting : 143
Join date : 26.10.11
Lokasi : Citraraya, Cikupa-Tangerang
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
ikut nyimak pengalamannya, walau belum smpai pd tahap yg saya butuhkan skrg... Tahap membesarkan anakan yg benar agar jadi ayam berkualitas di masa yg akan datang...
Cayad- kopral
- Jumlah posting : 21
Join date : 11.08.12
Age : 44
Lokasi : Cirebon
Re: Pengalamanku....(berbagi yang saya alami mengenai breeding)
Hadeuh.....
Baru plg....., kita lanjut lagi.......
Dibaca dulu yah, kemarin ending sampai mana????
Baru plg....., kita lanjut lagi.......
Dibaca dulu yah, kemarin ending sampai mana????
indorooster- Registered Sellers
- Jumlah posting : 445
Join date : 05.08.12
Lokasi : Perum Jatinegara Baru, Jakarta Timur, 081384095768 / BB:73D6BCAE
Halaman 1 dari 6 • 1, 2, 3, 4, 5, 6
Similar topics
» segera atasi penyakit snot
» 2 helai bulu sayap patah berpengaruh tdk ya sama keseimbangannya?
» SUDAH SIAPKAH UNTUK MEMBUKTIKAN TEORI CATURANGGA
» Cara merawat ayam philiphine
» belajar ternak ayam atret
» 2 helai bulu sayap patah berpengaruh tdk ya sama keseimbangannya?
» SUDAH SIAPKAH UNTUK MEMBUKTIKAN TEORI CATURANGGA
» Cara merawat ayam philiphine
» belajar ternak ayam atret
Halaman 1 dari 6
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik