MENGENAI DERAJAT AYAM

Kalo saya simak satu persatu ulasan yang ada, sepertinya masih simpang siur,.. maksudnya ada ambigu di kata DERAJAD atau kalo boleh tadi juga ada yang nyebut KELAS,...

Mungkin perlu disamakan dulu persepsinya maksudnya bagaimana ?
Kalo yang saya tangkap maksud mas Hendro saya paham,.. Derajad tidak melihat dari sisi Kelas Berat, cantik, gagah atau maennya bagus,.. bukan itu,. tapi derajad disini adalah bawaan ayam itu sendiri,... jadi bener kata mas Ary,.. itu memang ABSTRAK,.. sama seperti kepercayaan tentang Ayam Suro,... Derajad disini tidak akan melihat mau maen dimana saja,.. pinggiran OK,.. kalangan tengah OK,.. maupun Undangan..!

Tapi KELAS,.. ini menurut saya beda lagi.... kalo ini.. masih melihat mo maen di mana... Pinggiran.. tengah atau undangan...!!! melihat T-nya berapa,.. (tadi ada yang ngasih ulasan begitu... rupanya.... setuju...saya tapi tidak untuk Judinya...he.he.he..)

Saya pribadi memang pernah mendengar,.. mengenai Derajad / Kelas tersebut,...
dan memang sulit mengukurnya karena abstrak,...
Tapi ada juga yang memakai istilah itu juga melihat dari bentuk tulangan, ules, bentuk tubuh/kepala,..maupun sisik kaki,... jadi setelah melihat ayamnya,.. dia berkomentar,... wahh.. ini ayam punya drajad bagus,..(sebagus apa ya nggak tahu...!!) atau di lain waktu bilang,.. wahh ini ayam kelas....!!! (aku juga nggak tahu,.. ayam ini sudah kelas berapa,.. !??? )

Tapi ya,.. monggo saja,.... lha wong namanya pendapat kok,...
Aku pribadi menangkapnya sebagai salah satu ilmu yang perlu juga kita pelajari,... karena memang apa yang dikatakan itu ada manfaatnya,.. maksudnya yang kelas,. dan punya Drajad itu memang banyak menangnya,... jadi kenapa tidak kita cari ciri-cirinya saja supaya dapet yang menangan...he.he.he..

nurkhotim wrote:Saya pribadi memang pernah mendengar,.. mengenai Derajad / Kelas tersebut,...
dan memang sulit mengukurnya karena abstrak,...
Tapi ada juga yang memakai istilah itu juga melihat dari bentuk tulangan, ules, bentuk tubuh/kepala,..maupun sisik kaki,... jadi setelah melihat ayamnya,.. dia berkomentar,... wahh.. ini ayam punya drajad bagus,..(sebagus apa ya nggak tahu...!!) atau di lain waktu bilang,.. wahh ini ayam kelas....!!! (aku juga nggak tahu,.. ayam ini sudah kelas berapa,.. !??? )

Setuju cak Nur...
Sy juga agak bingung... Derajat ini dilihat dari sudut mana..?? Dari penampakan fisik, atau dari jumlah rekor kemenangan..??

Kalau dari rekor, maka akan timbul lagi pertanyaan : Menang dimana..?? Kelas kampung, antar kota..?? Atau antar propinsi..?? Atau bahkan kelas Nasional..??

Kalau hanya dilihat dari penampakan saja, maka tiap orang akan berbeda pandangan, berbeda selera, maka berarti akan berbeda juga derajatnya donk...

Beberapa hobiis justru lebih suka ayam yg terlihat 'culun', bulu jelek, dianggap remeh, dll. Tapi punya kinerja yg luar biasa.
Kalo yg kaya gini dianggap punya derajat ngga yaa..??

Menurut perkiraan saya derajat didunia ayam pasti ada, seperti halnya pada manusia pd jaman kerajaan dahulu (ada tingkatan kasta distrukturnya). Pd manusia tingkatan itu bisa dilihat dari pakaian, cara bicara dan wibawanya Manusia dengan kasta rakyat biasa jangankan berkelahi, berbicara pun harus menunduk (kaya difilem2). Nah didunia ayam yg tahu bahwa seekor ayam itu mempunyai derajat tinggi atau tidak hanya ayam yg tahu, kita sebagai manusia agak sulit melihatnya kecuali kita bisa bicara bahasa ayam. . Tapi mungkin ada indikasi yg bisa kita lihat, salah satunya adalah semua ayam yg dipertemukan oleh ayam yg derajatnya tinggi maka ayam2 tersebut pasti pd sungkem dan tidak mau ngelawan...

Administrator wrote:

nurkhotim wrote:Saya pribadi memang pernah mendengar,.. mengenai Derajad / Kelas tersebut,...
dan memang sulit mengukurnya karena abstrak,...
Tapi ada juga yang memakai istilah itu juga melihat dari bentuk tulangan, ules, bentuk tubuh/kepala,..maupun sisik kaki,... jadi setelah melihat ayamnya,.. dia berkomentar,... wahh.. ini ayam punya drajad bagus,..(sebagus apa ya nggak tahu...!!) atau di lain waktu bilang,.. wahh ini ayam kelas....!!! (aku juga nggak tahu,.. ayam ini sudah kelas berapa,.. !??? )

Setuju cak Nur...
Sy juga agak bingung... Derajat ini dilihat dari sudut mana..?? Dari penampakan fisik, atau dari jumlah rekor kemenangan..??

Kalau dari rekor, maka akan timbul lagi pertanyaan : Menang dimana..?? Kelas kampung, antar kota..?? Atau antar propinsi..?? Atau bahkan kelas Nasional..??

Kalau hanya dilihat dari penampakan saja, maka tiap orang akan berbeda pandangan, berbeda selera, maka berarti akan berbeda juga derajatnya donk...

Beberapa hobiis justru lebih suka ayam yg terlihat 'culun', bulu jelek, dianggap remeh, dll. Tapi punya kinerja yg luar biasa.
Kalo yg kaya gini dianggap punya derajat ngga yaa..??

Pasti punya mas Ary,.. DERAJAD KERE....!! kwak.kak..kak...

nurkhotim wrote:Pasti punya mas Ary,.. DERAJAD KERE....!! kwak.kak..kak...

Tetangga sy namanya Drajat. Kebetulan memang kere mas...

Administrator wrote:

nurkhotim wrote:Pasti punya mas Ary,.. DERAJAD KERE....!! kwak.kak..kak...

Tetangga sy namanya Drajat. Kebetulan memang kere mas...

kalau derajat manusia disisi TUHAN smua sama ndak ada yg kere dan kaya semua sama saja.

didik gombo wrote:

Administrator wrote:

nurkhotim wrote:Pasti punya mas Ary,.. DERAJAD KERE....!! kwak.kak..kak...

Tetangga sy namanya Drajat. Kebetulan memang kere mas...

kalau derajat manusia disisi TUHAN smua sama ndak ada yg kere dan kaya semua sama saja.

Mas Didik serius banget siy...
Ini khan cuma guyon mas...

saya agak heran....kemana ya mas Joko, kok ga ada komentarnya di bahasan tentang derajat ayam, biasanya topik begini menarik buat beliau....

drajat,katuranggan,dll itu cuma pelengkap atau alternatif lain dalam memilih ayam selain di abar.
contoh kasus:seandainya sesepuh papaji ada 2 ayam, mau di kasih kekita 1.keduanya sama2 super pukul,tehnik,mental pokoe semuanya super.tapi ada satu ayam di bawah kakinya ada sisik/batu lapak.sudah pasti kita milih yg aneh itu kan apalagi geratis

Membahas derajat ayam yang berimbas pada hoki ayam tsb sepertinya seru nih .. saya ikut ya bapak2 ..
Menurut saya sangat penting memperhatikan trah/keturunan/silsilah/derajad pada ayam yang kita pelihara, dari sinilah proses seleksi mulai berlaku .. kita yakin dulu bahwa ayam yang kita seleksi adalah keturunan ayam juara , atau dr biang yang menghasilkan anakan juara. seleksi awal adalah tentu fisiknya ( tulang , daging , bulu , dan bla ..bla .. bla ). kemudian baru pada karakter tarung ( kekuatan pukulan , tehnik , cara penyelesaian dll ) yang mana nantinya untuk bahan calon lawan yang pas untuk di hadapi ( kategori menang cepat ), selanjutnya tentu minornya ( bawaan penyakit bisa bubul , susah makan , dll ) yang tentunya menjadi pertimbangan untuk mudah tidaknya cara perawatan ayam tersebut . Bila proses2 seleksi ini terlewati dan menghasilkan 1,2,3 ayam jagoan , selanjutnya seleksi akhir ada pada arena sesungguhnya . Proses seleksi inilah yang membutuhkan kemampuan tersendiri dari sang pemilik ( KEBANYAKAN DISERAHKAN PADA PENYEDIA / PENJUAL / PETERNAK AYAM ).
Yang sering timbul pertanyaan adalah apakah report seleksi ini diserahkan pada tuan yang baru ? karena belum tentu pengetahuan tuan baru dengan tuan lama sama , inilah timbul missunderstanding ,yang berefek pada salah perawatan , salah tandingan , ujung akhir karena tidak hoki dan tidak punya derajat menang (versi tuan baru).
Keberuntungan dan hoki menurut saya hanya akan memihak pada kita yang mengupayakannya lewat kerja keras , pikiran jernih , kemampuan menahan diri dan ditunjang bahan jago berkualitas dari keturunan / derajad juara lewat proses seleksi ketat serta perawatan dan penandingan yang pas .
Salam hormat buat rekan2 yang tetap konsisten dan sabar dalam merawat jagonya untuk di antarkan menjadi juara . Salut untuk PAPAJI .

bowietata wrote:Membahas derajat ayam yang berimbas pada hoki ayam tsb sepertinya seru nih .. saya ikut ya bapak2 ..
Menurut saya sangat penting memperhatikan trah/keturunan/silsilah/derajad pada ayam yang kita pelihara, dari sinilah proses seleksi mulai berlaku .. kita yakin dulu bahwa ayam yang kita seleksi adalah keturunan ayam juara , atau dr biang yang menghasilkan anakan juara. seleksi awal adalah tentu fisiknya ( tulang , daging , bulu , dan bla ..bla .. bla ). kemudian baru pada karakter tarung ( kekuatan pukulan , tehnik , cara penyelesaian dll ) yang mana nantinya untuk bahan calon lawan yang pas untuk di hadapi ( kategori menang cepat ), selanjutnya tentu minornya ( bawaan penyakit bisa bubul , susah makan , dll ) yang tentunya menjadi pertimbangan untuk mudah tidaknya cara perawatan ayam tersebut . Bila proses2 seleksi ini terlewati dan menghasilkan 1,2,3 ayam jagoan , selanjutnya seleksi akhir ada pada arena sesungguhnya . Proses seleksi inilah yang membutuhkan kemampuan tersendiri dari sang pemilik ( KEBANYAKAN DISERAHKAN PADA PENYEDIA / PENJUAL / PETERNAK AYAM ).
Yang sering timbul pertanyaan adalah apakah report seleksi ini diserahkan pada tuan yang baru ? karena belum tentu pengetahuan tuan baru dengan tuan lama sama , inilah timbul missunderstanding ,yang berefek pada salah perawatan , salah tandingan , ujung akhir karena tidak hoki dan tidak punya derajat menang (versi tuan baru).
Keberuntungan dan hoki menurut saya hanya akan memihak pada kita yang mengupayakannya lewat kerja keras , pikiran jernih , kemampuan menahan diri dan ditunjang bahan jago berkualitas dari keturunan / derajad juara lewat proses seleksi ketat serta perawatan dan penandingan yang pas .
Salam hormat buat rekan2 yang tetap konsisten dan sabar dalam merawat jagonya untuk di antarkan menjadi juara . Salut untuk PAPAJI .

wah ane sependapat neh dengan om Bowie..
kalo ane pribadi memilih ayam cuma 3 kunci yg ane pegang
1. trah ( asal usul ).
2. katurangan.
3. tehnik main.
nah kalo udah ada dasar patokan yg diatas tinggal perawata dari kita si empunya yg menentukan bagus tidaknya ayam tersebut untuk turun gelanggang kalo masih kalah juga itu namanya belum hoki hehehehehehe..

nohon maaf bila salah..

nah kalo udah ada dasar patokan yg diatas tinggal perawata dari kita si empunya yg menentukan bagus tidaknya ayam tersebut untuk turun gelanggang kalo masih kalah juga itu namanya belum hoki hehehehehehe..

nohon maaf bila salah.. [/quote]
Hehehehe ... bila anda punya jago dengan pukul KO keluar dan tehnik menguasai pada saat ketemu lawan tehnik kebawah , tandingkan dengan lawan tehnik ke bawah .. masak mau kalah juga ?
Seleksi sampai dengan tarung bukan perkara gampang , butuh kejelian,kesabaran ,skill individu , pengorbanan , biaya , waktu , dan lain2 ..
Kasus paling banyak penyebab kekalahan adalah saat penandingan ... tidak semua pemilik dan botoh tahu karakter dan tehnik ayam sendiri dan ayam lawan yang di hadapi hanya melihat dari fisik saja .. Forum seperti inilah tempat pembelajaran paling hemat biaya untuk mempertajam pengetahuan tentang ayam adu dan seleksinya . Hoki pun akan menghampiri,seiring dengan usaha keras dari yang mengupayakan ..mari kita bersama sama belajar ( malah kayak CBSA ) salam .

Setinggi apapun derajat seekor ayam.....Brumbun Madu....tetap paling seksi....(subjektif poll) .....hahahaha....

Enyong Setuju Pisan karo Kang Bowie . .

klo soal derajat ayam saya kurang tau mas maklum masih bocah mas.
tapi katanya orang2 d thailand sendiri sudah tidak terlalu terpaku pada penampilan luar dari ayam tersebut.
klo kata orang thailand yg terpenting sekarang kerja dari ayam itu sendiri

kalo ayam ganteng mahal gak ya....

gambar terserah, yang penting keadaan fisik masuk perhitungan, misal tulangan, dan yang paling utama tarungannya maknyos... saya punya ayam jelek bli dari temen gara2 dia gk suka liat gambarnya, tapi setelah dicoba tarungannya bagus...:p kpn2 tk upload fotonya mas2.... djmin pada ngakak liat gambarnyanya... terutama liat kepalanya, kayak kepala burung tengkek buto. turunan saigon yang jelas.

Mau ikut sharing nih mas2...
Sebelumnya saya mo minta maaf kalo mungkin komen saya berkaitan dgn judi...karena disini adalah forumnya 'adu ayam non judi'. Cuma karena masalah pembahasannya ttg 'hoki'...saya coba melihatnya dari sudut pandang yg lain.
Karena pembahasannya ttg hoki...mungkin yg dimaksud disini adalah 'ayam2 yg diadu dikalangan...bukan ayam yg cuma 'abaran' ato ayam yg ikut 'kontes adu ayam non judi'.

Masalah menang ato kalahnya suatu ayam di kalangan...sebenarnya kan tidak 100% berdasar peran manusia saja. Manusia memegang peranan...mulai dari tahap seleksi...kemudian rawatan...seterusnya tandingan dan yg terakhir pembotohan. Selebihnya daripada itu...kemenangan ditentukan oleh si ayam itu sendiri dan 'hoki'.
Kalo bicara 'hoki' sebenarnya ilmu kita kan dirasa sangat kurang sekali,karena ini menyangkut nasib...masa depan...ato sesuatu yg belum terjadi.
Bagi yg percaya...mungkin bisa dipelajari...misalnya melihat katuranggan si ayam ato belajar ttg hari2 baik ...versi primbon. Dan bagi yg tdk percaya....mungkin hal2 seperti itu dianggap 'bullshit'..tetapi ya gak papa..la wong setiap orang punya prinsip sendiri2 yg dipake utk diri sendiri.

Kalo masalah kemenangan...sebenarnya kan ada 2 hal di adu ayam...kemenangan ayam dan kemenangan taruhan. Utk kemenangan ayam mungkin seperti yg sudah saya tulis diatas...tapi utk kemenangan taruhan kan ada cara yg lain.
Seperti juga dlm adu ayam...ada ilmunya....utk taruhannya kan juga ada ilmunya.
Emosi yg baik dan manajemen taruhan yg baik....bisa utk meminimalkan kekalahan dlm taruhan. Kapan kita hrs mengambil taruhan....menahan...ato membuang taruhan dan berapa besarnya...bisa menjadi penentu kemenangan ato kekalahan kita. Karena dlm adu ayam...banyak sekali kesempatan...yg dpt membalik keadaan. Mungkin karena hal2 tsb..para pendahulu2 kita membuat taruhan di ayam sifatnya dinamis (berubah terus sepanjang waktu permainan)...bukan statis (taruhan di depan..tinggal tunggu menang ato kalah).
Jadi walopun ayamnya mungkin kalah (hoki ayam lagi jelek)....bisa jadi si empunya menang (hokinya lagi bagus)....ato sebaliknya.
Mungkin banyak yg gak sependapat.....tapi saya cuma berusaha melihat dari sudut pandang yg lain aja...
Piss.........

sing : JUDI menjajikan kemenangan.itu kt bang roma.
menurut saya yg terpenting adlh selektif memilih ayam dan selektif memilih musuh.dan utk yg namanya hoki.biar gmn pun hoki itu ttp ada.tdk semua yg di ingin kan manusia berjalan semestinya,dan jgn terlalu meremehkan org lain.serta jgn jg terlalu egois (tdk terima ayam di blg jelek) akhirnya menarung kan ayam dgn musuh yg tdk gandeng.

maaf kalau salah di luruskan.

sekedar nambahin pengalaman saja. kalau ayam kita hanya kalah ganteng dari tampilannya luarnya saja tidak masalah tapi kalau tampilan luar dalamnya kalah semua ya lebih baik mundur jangan memaksakan diri untuk diadu walaupun menang taruhan tapi kasihan ayam bonyok artinya memaksakan ayam kita dihajar itu yang tidak baik. dalam ilmu adu ayam ada perhitungan detailnya dan ini jarang sekali meleset namun pasti ada juga salahnya karena manusia kemampuanya juga terbatas kita diberikan akal untuk berpikir hitunglah detail plus minusnya. jadi intinya kita harus hitung detailnya contoh kalah ganteng katurangan luaran tapi menang katuragan daleman misalkan tulangan. ingat tidak ada ayam yang tak terkalahkan walau seganteng arjuna. bulu dan otot ayam laksana tameng cari bulu menang dihari dan jam diadu kaki dan paruh laksana senjata kalau semua tetap kalah ya mundur jangan cuman minder. jangan pernah mengadu ayam dengan kondisi minder alias kurang percaya diri karena ayam jarang menang kalau yang punya saja tidak percaya diri walau hanya hewan dan binatan tapi punya kontak batin dengan yang punya. percaya ato tidak monggo nanti aku ceritakan kisah nyata dari botoh maestro yang pernah aku kenal

BUDI S wrote:MAU SHARING PENDAPAT REKAN-REKAN PAPAJI.

kalau bicara soal ayam ini kayaknya tidak ada bedanya seperti manusia ada istilah derajat, sementara ini yang umum bahwa ayam ganteng atau penampilan bagus mempunyai derajat yang bagus ( artinya derajat kuat menang ). misalkan begini ayam A penampilan fisik bagus dari kepala sampai kaki dan mempunyai tehnik bagus ( klas ganteng / juragan) dan punya pukulan keras bertemu ayam B dengan ayam berpenampilan jelek ( klas buruh ) dan juga sama memiliki tehnik bagus dan pukulan keras. apa benar pertarungan model begini akan dimenangkan oleh ayam A atau 50% 50%. sebab jujur saja saya kalau bertemu lawan yang lebih ganteng dari ayam saya, saya takuutttttt karena kelas ayam tadi. gimana menurut rekan rekan???

kalo sy cenderung cari lawan jngan liat gantengnya atau sama besarnya ataupun rekornya mengannya tapi ukur usianya apakah kira2 lebih jauh dari ayam kita atau tidak, animal insting itu yang berlaku...

sy pernah menganalisa, waktu ayam sy masih 1 bulan ayam teman sy udah umur 7-8 bulanan. berjalannya waktu ayam sy pun besar dan sama ukuran dengan ayam tersebut...ayam sy udah sering sparing dengan umur tidak terlampau jauh serta berbagai ukuran dan warna lawan tidak pernah takut(bearti mental siap)...eh sy coba2 dengan ayam temen itu 2x lipat umur ayam sy..waktu dideketin berani tp ragu2 agak mundur2 gitu...begitu dilepas trus brapakali gembrak ayam sy lari...padahal nggak kena pukul telak dan tidak pernah bertemu sebelumnya....tp kembali semua ke mental ayam ada juga yg bertarung ampe mati walau musuh tua atau lebih besar.....ini hanya sebagai referensi saja

tx's