Berita Menyesatkan.......

Jagonantang wrote:benar kata orang,...kejujuran kadang menyakitkan,........
sangat baik untuk koreksi kedepannya, jangan sampai kita selalu mendapatkan kesenangan yang semu.

salam papaji.

Diatas adalah sedikit pengakuan dari saya selaku salah satu pengurus papaji pusat, dan ini sudah pernah saya tulis sebelumnya, bahwa pada kenyataannya event event yang sudah pernah berlangsung, keberadaan ijin keramaian tertulis untuk adu ayam dengan kontak fisik, itu sebagai suatu hal yang sampai dengan sekarang ini masih sulit dilakukan.

Adalah naif bila seseorang mengangkat ini sebagai suatu permasalahan pokok yang dianggap mengganjal.

Ijin lisan dan jaminan keberlangsungan acara secara verbal dari pemangku wewenang setempatlah yang biasanya (tidak selalu) menjadi pegangan panitya pelaksana.
dan ini yang saya sebut sebagai metode pendekatan selama masih belum diterimanya secara utuh sosialisasi tarung ayam non judi / papaji.

Sementara satu satunya media cetak yang mengikuti perkembangain ini, dan boleh dikata masih seumur jagung. sangat diharapakan ikut memberikan kontribusi pada penyampaiannya ke masyarakat. disamping dapat bekerja sama saling mengisi.

Alangkah sangat disayangkan bila langkah yang baru saja mulai, sudah timbul gesekan gesekan yang mestinya bisa diredam sebelum dimunculkan kepermukaan, apalagi merembet ke masalah lain yang sudah diambil langkah penyelesaiannya.
Semoga ini hanya gejolak sesaat, tidak perlu diperpanjang, bisa saling melihat kedalam diri, apa dan bagaimana harus memperbaikinya.
Saya percaya, dengan kedewasaan dan wawasan teman teman yang tidak perlu diragukan, semua akan berakhir damai.

Salam Papaji.

Kalau masing2 merasa dirinya benar dan masing2 juga sama2 mengadakan pembelaan sepertinya polemik ini akan semakin melebar dan jauh dari titik temu apalagi ditambah beberapa koment yang sifatnya saling dukung dikedua belah pihak maka akan semakin tertanam ego pembenaran dari masing2 fihak.

Mohon ma'af para senior semua kalau boleh saya mengumpamakan polemik ini tidak lebih seperti halnya anak TK yang saling berebut permen dan tidak pantas dilakukan oleh orang2 terhormat para tokoh PAPAJI.

Marilah sama2 kita saling INTROSPEKSI diri dan segeralah BERBENAH, benahi segala kekurangan dan kelemahan2 PAPAJI diusianya yang sudah bisa dikatakan 'cukup dewasa' agar PAPAJI yang 'katanya' kita cintai ini benar2 bisa menjadi dewasa.

Satu hal yang patut digaris bawahi dan diingat, bahwa seringkali para senior2 yang terhormat ini senantiasa mengatakan dan berteriak teriak tentang GUYUB dan KEGUYUBAN... saatnya lah KATA2 dan KOMITMENT itu ditunjukkan dan dibuktikan jangan hanya menjadi PENGHIAS ARGUMENT!!!

salam katanya

Hendro wrote:[quote="sutejo rc

Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.
Coba Tanya dan ini ada 3 orang yg menyampaikan saat turnamen papaji di gelar di Marunda (27/5) mereka mengaku juga belum menerima piagam yg diharapkan… apakah ini sudah termasuk katagori sudah diselesaikan.. padahal sudah berapa lama sejak (18/3).
Kalau saya nilai seorang hendro bukan bodoh tapi pintar, sehingga membenturkan masalah ini ke organisasi bahkan antar organisasi, padahal disebut disitu hanya panitia yg menggelar acara di Bandunga.
Tentang P KK saya tidak bisa berkata karena beliau juga belum membaca isi berita keseluruhan karena di luar negeri, tanggapanya tergantung yang menyampaikan.
Sekali lagi saya tidak ada sentimen pribadi karena tidak ada urusan pribadi.. tapi sekali lagi mohon maaf kalau karena tulisan saya sehingga menyentuh pribadi-pribadi karena itulah kenyataanya yang harus kami sampaikan.

Walaaah Jo...Jo.....jarene wartawan tapi kok ora mudengan !?..............

Panitia Gresik yang dikatakan arogan dan panitia Bandungan yang disebut tidak bekerja dengan baik, mereka semua itu bekerja untuk dan atas nama PAPAJI................

Mereka mau repot mempersiapkan segala sesuatunya baik tenaga pikiran biaya demi terselenggaranya acara dan mereka semua itu tidak digaji, kalo acara sukses dan ada kelebihan dana (keuntungan) juga tidak masuk kantong pribadi panitia tetapi masuk kas PAPAJI daerah dimana acara diselenggarakan dan jika acara tidak sukses sehingga mengalami kerugian kita panitia juga yang menanggungnya................

Jadi jika menyerang dan mencela panitia yang bekerja untuk dan atas nama PAPAJI sama artinya dengan menyerang PAPAJI...!!..... paham......?!

Berbeda jika anda menyerang saya secara pribadi misal masalah "Terminal Ayam" maka itu adalah urusan pribadi yang tidak terkait dengan PAPAJI sebagai organisasi............

Berkaitan dengan pak KK bukan saya yang kontak beliau dan saya tidak cerita apapun dengan beliau justru beliau yang kontak saya................


Salam lebih banyak belajar lagi.................. [/quote]

Om dan pakde ..... ojo rebutan bener ....
tunjukan komitmen anda-anda sebagai senior yang ingin memajukan ayam laga tanpa judi...
saling intropeksi diri lah ....
jarene mbahe : "wes podo tuwono lan podo tau sekolahe,ora mung lulusan TK"
opo to gunane gontok2an terus ?
apa anda-anda akan lebih dihormati kalo saling gontok2an gitu ?
kayaknya ga bakal deh, yang ada aib-aib anda berdua akan semakin terpampang disini dan dibaca banyak member papaji....

sudahlah, mari sama-sama menahan lisan ... eh jari-jari dink... biar aib-aib anda tidak makin beterbangan disini karena sama-sama esmosi dan saling membuka aib ....

sepurane om dan pakde kalo kata-kata saya menyakitkan ...

terlebih dari segala kekurangannya mari kita beri apresiasi pada panitia...

benar2 tidak gampang untuk menyelenggarakan acara...

butuh kerja keras, nggak kenal waktu mau siang mau malam mau subuh2 ...yang belum tentu semua orang mau terlibat...hehehe


thanks pak hendro dan papaji jateng...semoga tetap semangat dalam memajukan papaji...

Terima kasih Pak Bagyo, pembicaraan bapak sangat menyejukan..sayangnya koment2 dibawahnya
luar biasa..hehehe salam

San agung wrote:Terima kasih Pak Bagyo, pembicaraan bapak sangat menyejukan..sayangnya koment2 dibawahnya
luar biasa..hehehe salam

Nah begitu dong mas agung "pake hehehe" biar tambah adem dan sejuk, saya anggap positiplah koment sampeyan diatas biar hawa2 pengap dan negatif yang menyelimuti masalah ini berangsur hilang.

Mari sama2 kita tunggu "hehehe...nya" yang lain, terutama pak hendro dan mas tedjo, semoga ending dari semua ini indah dan KITA SEMUA dapat saling menyadari dan memperbaiki kesalahan dan kelemahan kita masing2!

salam hehehe...

Ya semoga masalah cepet selesai
sy cuma bisa mendo'akan saja

Modesto wrote:Ya semoga masalah cepet selesai
sy cuma bisa mendo'akan saja

Terima kasih atas atensi dan rekan2 semua, sebenarnya ini masalah sederhana jika saja ada pernyataan maaf dan mengakui bahwa berita yang ditulis di media tersebut tanpa verifikasi dengan nara sumber maka masalah selesai. bukannya malah mengumbar cerita2 basi yang tidak up to date dan sudah diketahui banyak orang sebagai alasan pembenaran....................

Seperti kata pak Bagyo bahwa media yang baru seumur jagung seharusnya bersinergi dengan baik kepada nara sumber bukannya justru mengkritisi secara tidak proporsional.....................

Media butuh berita dan pembaca kita juga butuh publikasi seharusnya hal ini yang menjadi acuan bagi setiap media dalam liputannya......................

Masalah ini harus saya angkat di forum karena menyangkut PAPAJI secara organisasi dan saya pribadi sudah pernah menyatakan berada digarda terdepan jika ada yang ingin coba2 "bermain" secara terang2an ataupun tersamar terhadap PAPAJI...................

Dengan demikian masalah ini ditutup dan saya anggap selesai tetapi jika ada yang belum puas dan ingin memperpanjang masalah silakan kontak saya langsung di 0813 90000 967 - 0852 2625 4229 atau kita janjian dimanapun saya siap datangi, alamat saya masih tetap di Jalan Jomblang Barat 2 no 580 Semarang silakan bagi yang berkepentingan untuk singgah.....................

Salam PAPAJI

SIPP...setuju untuk disudahi saja bahasan ini di forum.

Saya rasa ada beberapa kesimpulan dan hikmah yg patut di ambil oleh kedua belah pihak untuk introspeksi dan perbaikan ke depannya. Bagi Papaji memang akan menjadi trigger untuk lebih baik lagi dalam setiap persiapan acara di masa datang, bagi om Tejo atau Media Ayam mungkin bisa lebih memilih bahasa yang lebih halus dalam pemberitaan tanpa meninggalkan objektifitas karena sejatiny kita semua adalah teman dalam satu hobi....


Salam Hormat,
galihMoko

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Ya mohon dimengerti & dimaafkan om.. namanya juga Media baru seumur jagung jadi kayaknya belum dewasa masih mementingkan ego pribadi Pimred sekaligus wartawane,,,. mudah2an kedepan jadi Media yang Dewasa biar beritanya bagus, Valid, berimbang, akuntabel dan laku banyak yang beli.., padahal saya langganan media ayam loh..

ANJING MENGGONGGONG KITA JALAN TERUS PAPAJI GAK ADA MATINYA,"walau saya juga langanan
Media ayam ,"HIDUP PAPAJI''

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Sudahlah, sekarang bukan saat yang tepat untuk 'berdefinisi' dan 'pamer' argumentasi lagi karena pak hendro sebagai salah satu fihak sudah berbesar hati untuk menutup dan menganggap masalah ini selesai.
Ingat, ini permasalahan dua fihak jadi sebaiknya berdirilah ditengah-tengah kalau memang ingin melihat masalah ini selesai dan PAPAJI ini damai.

Mohon ma'af kalau apa yang saya sampaikan terkesan lancang namun dari semua itu tidak ada maksud lain dari saya pribadi kecuali ingin melihat dan menyaksikan kedua belah fihak, dalam hal ini pak hendro dan mas tedjo dapat kembali berjabat tangan dengan erat dan bergandengan melangkah dalam satu tujuan... demi terciptanya keguyuban dalam tubuh PAPAJI ini.

Mohon maklum, ini hanya pendapat dari 'untulan' yang ingin melihat kedamaian dan keguyuban didalam tubuh PAPAJI ini.

Hendro wrote:

Modesto wrote:Ya semoga masalah cepet selesai
sy cuma bisa mendo'akan saja

Terima kasih atas atensi dan rekan2 semua, sebenarnya ini masalah sederhana jika saja ada pernyataan maaf dan mengakui bahwa berita yang ditulis di media tersebut tanpa verifikasi dengan nara sumber maka masalah selesai. bukannya malah mengumbar cerita2 basi yang tidak up to date dan sudah diketahui banyak orang sebagai alasan pembenaran....................

Seperti kata pak Bagyo bahwa media yang baru seumur jagung seharusnya bersinergi dengan baik kepada nara sumber bukannya justru mengkritisi secara tidak proporsional.....................

Media butuh berita dan pembaca kita juga butuh publikasi seharusnya hal ini yang menjadi acuan bagi setiap media dalam liputannya......................

Masalah ini harus saya angkat di forum karena menyangkut PAPAJI secara organisasi dan saya pribadi sudah pernah menyatakan berada digarda terdepan jika ada yang ingin coba2 "bermain" secara terang2an ataupun tersamar terhadap PAPAJI...................

Dengan demikian masalah ini ditutup dan saya anggap selesai tetapi jika ada yang belum puas dan ingin memperpanjang masalah silakan kontak saya langsung di 0813 90000 967 - 0852 2625 4229 atau kita janjian dimanapun saya siap datangi, alamat saya masih tetap di Jalan Jomblang Barat 2 no 580 Semarang silakan bagi yang berkepentingan untuk singgah.....................

Salam PAPAJI

Rasa hormat dan salut... Sebagai member junior disini saya sampaikan hormat dan bangga saya atas pernyataan sikap pak hendro yang dengan gentle telah menyatakan masalah ini selesai dan tidak diperpanjang lagi, benar2 pemimpin yang berjiwa besar yang telah mengorbankan egonya demi kedamaian dan keguyuban PAPAJI.

Semoga apa yang telah dinyatakan oleh pak hendro akan segera diikuti oleh mas tedjo dan PAPAJIpun pasti akan tersenyum bangga melihat putera2nya rukun, damai dan guyub.

Ayo dong mas tedjo ulurkan tangannya biar dapat segera bergandengan tangan lagi dan kedepan semoga langkahnya makin ringan menuju tercapainya satu tujuan.

Biarlah masalah yang kemarin menjadi KACA BENGGALAnya keberhasilan dan keguyuban, khan ibu kartini pernah bilang... "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"

Biasanya sih setelah terjadi suatu perselisihan akan tercipta keharmonisan dan keromantisan, hehehe... jadi inget kalo abis konflik sama isteri nih

salam hormat

herikris haidar wrote:

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Sudahlah, sekarang bukan saat yang tepat untuk 'berdefinisi' dan 'pamer' argumentasi lagi karena pak hendro sebagai salah satu fihak sudah berbesar hati untuk menutup dan menganggap masalah ini selesai.
Ingat, ini permasalahan dua fihak jadi sebaiknya berdirilah ditengah-tengah kalau memang ingin melihat masalah ini selesai dan PAPAJI ini damai.

Mohon ma'af kalau apa yang saya sampaikan terkesan lancang namun dari semua itu tidak ada maksud lain dari saya pribadi kecuali ingin melihat dan menyaksikan kedua belah fihak, dalam hal ini pak hendro dan mas tedjo dapat kembali berjabat tangan dengan erat dan bergandengan melangkah dalam satu tujuan... demi terciptanya keguyuban dalam tubuh PAPAJI ini.

Mohon maklum, ini hanya pendapat dari 'untulan' yang ingin melihat kedamaian dan keguyuban didalam tubuh PAPAJI ini.

Sudah selesai toh ? Saya belum lihat tuh pernyataan selesai dari Mas Tejo, baru dari mas Hendro saja ...
Emang saya berdiri dimana nih ? Padahal saat nulis tadi saya duduk di kursi kok.
Santai aja bos, saya nggak ngada2 dan tidak bermaksud membuat keruh suasana. Dikritisi saja tulisan saya yang nggak benar.
Menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi ... mudah2an apa yang saya sampaikan bisa diterima oleh mas Tejo. Mohon maaf kalau tulisan saya nggak berkenan.

Ringgas Hutagaol wrote:

herikris haidar wrote:

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Sudahlah, sekarang bukan saat yang tepat untuk 'berdefinisi' dan 'pamer' argumentasi lagi karena pak hendro sebagai salah satu fihak sudah berbesar hati untuk menutup dan menganggap masalah ini selesai.
Ingat, ini permasalahan dua fihak jadi sebaiknya berdirilah ditengah-tengah kalau memang ingin melihat masalah ini selesai dan PAPAJI ini damai.

Mohon ma'af kalau apa yang saya sampaikan terkesan lancang namun dari semua itu tidak ada maksud lain dari saya pribadi kecuali ingin melihat dan menyaksikan kedua belah fihak, dalam hal ini pak hendro dan mas tedjo dapat kembali berjabat tangan dengan erat dan bergandengan melangkah dalam satu tujuan... demi terciptanya keguyuban dalam tubuh PAPAJI ini.

Mohon maklum, ini hanya pendapat dari 'untulan' yang ingin melihat kedamaian dan keguyuban didalam tubuh PAPAJI ini.

Sudah selesai toh ? Saya belum lihat tuh pernyataan selesai dari Mas Tejo, baru dari mas Hendro saja ...
Emang saya berdiri dimana nih ? Padahal saat nulis tadi saya duduk di kursi kok.
Santai aja bos, saya nggak ngada2 dan tidak bermaksud membuat keruh suasana. Dikritisi saja tulisan saya yang nggak benar.
Menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi ... mudah2an apa yang saya sampaikan bisa diterima oleh mas Tejo. Mohon maaf kalau tulisan saya nggak berkenan.

Kalau menurut pendapat saya sich pribadi, semua benar tidak ada yang salah, masalah di gresik panitia juga benar dan polisi pun tidaklah salah jadi yang ini biar di urus di pengadilan sampai mahkama agung saya juga dukung (tapi duwite sopo yo di buat bayar pengacara wkwkwkwk), masalah inipun juga demikian pak tejo juga tidak salah menulis dan pak hendro juga tidak salah mengomentari, yang salah ya yang menyalahkan dan yang merasa dirinya benar paling benar dengan komentarnya karena itu merupakan pendapat pribadi dari masing masing orang, saya salut dengan pak hendro, saya jadi ingat pepatah " Mengalah Bukan Berarti kalah "

Ringgas Hutagaol wrote:

herikris haidar wrote:

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Sudahlah, sekarang bukan saat yang tepat untuk 'berdefinisi' dan 'pamer' argumentasi lagi karena pak hendro sebagai salah satu fihak sudah berbesar hati untuk menutup dan menganggap masalah ini selesai.
Ingat, ini permasalahan dua fihak jadi sebaiknya berdirilah ditengah-tengah kalau memang ingin melihat masalah ini selesai dan PAPAJI ini damai.

Mohon ma'af kalau apa yang saya sampaikan terkesan lancang namun dari semua itu tidak ada maksud lain dari saya pribadi kecuali ingin melihat dan menyaksikan kedua belah fihak, dalam hal ini pak hendro dan mas tedjo dapat kembali berjabat tangan dengan erat dan bergandengan melangkah dalam satu tujuan... demi terciptanya keguyuban dalam tubuh PAPAJI ini.

Mohon maklum, ini hanya pendapat dari 'untulan' yang ingin melihat kedamaian dan keguyuban didalam tubuh PAPAJI ini.

Sudah selesai toh ? Saya belum lihat tuh pernyataan selesai dari Mas Tejo, baru dari mas Hendro saja ...
Emang saya berdiri dimana nih ? Padahal saat nulis tadi saya duduk di kursi kok.
Santai aja bos, saya nggak ngada2 dan tidak bermaksud membuat keruh suasana. Dikritisi saja tulisan saya yang nggak benar.
Menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi ... mudah2an apa yang saya sampaikan bisa diterima oleh mas Tejo. Mohon maaf kalau tulisan saya nggak berkenan.

Kayaknya saya lebih nyantai dari sampeyan bosss....

Sampeyan baca lagi koment saya diatas, itu khan kritik dari saya yang mana menurut pendapat saya, biarlah masalah ini selesai seiring kebesaran hati pak hendro yang sudah menyatakannya jangan lagi diutak atik dengan segala macam definisi lah, apa lah?
Biarkan dulu dingin, nah setelah itu terserah kalau suatu saat nanti mau didefinisikan lah atau apa lah gak masalah, toh sudah dingin.

Saya sangat setuju boss dengan kalimatnya bahwa menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi namun liat2 dulu situasinya lah dan juga pendapat yang seperti apa?

Sorry boss bukan bermaksud mengajak debat ataupun apa tapi hanya mengingatkan (bolehkan seorang untulan mengingatkan? kalau gak boleh juga gak apa2 )

salam

herikris haidar wrote:

Ringgas Hutagaol wrote:

herikris haidar wrote:

Ringgas Hutagaol wrote:

sutejo rc wrote:
Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.

Ini definisi Arogan :
1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah

Saya kaget kalau orasi dan demo diartikan sebagai arogan. Setahu saya orasi dan demo merupakan bentuk penyampaian aspirasi dan hal ini dijamin oleh UU selama dilaksanakan dgn damai. Harusnya kita mendukung dan menghargai upaya-upaya damai yang dilakukan Panitia Gresik. Tindakan Pihak Kepolisian tidak selalu benar, bisa juga melakukan kesalahan. Makanya dibentuk pengadilan yang diberi wewenang untuk memutuskan pihak mana yang benar.
Perlu kita bedakan mana upaya memperjuangkan hak/keadilan dan mana yang Arogan.

Kalau kita menghormati asas praduga tidak bersalah, maka kalimat yang berwarna merah tersebut tidak perlu ada.
Kepolisian menyalahkan Panitia Gresik, sementara Panitia merasa benar. Sesuai UU yang berlaku di negeri ini, maka yang berhak menententukan benar atau salah adalah hanya dan hanya Pengadilan. Bukan Polisi, bukan Panitia Gresik dan tentu bukan Media Ayam.

Selama proses pengadilan masih berlangsung, mari kita junjung asas praduga tidak bersalah.

Sudahlah, sekarang bukan saat yang tepat untuk 'berdefinisi' dan 'pamer' argumentasi lagi karena pak hendro sebagai salah satu fihak sudah berbesar hati untuk menutup dan menganggap masalah ini selesai.
Ingat, ini permasalahan dua fihak jadi sebaiknya berdirilah ditengah-tengah kalau memang ingin melihat masalah ini selesai dan PAPAJI ini damai.

Mohon ma'af kalau apa yang saya sampaikan terkesan lancang namun dari semua itu tidak ada maksud lain dari saya pribadi kecuali ingin melihat dan menyaksikan kedua belah fihak, dalam hal ini pak hendro dan mas tedjo dapat kembali berjabat tangan dengan erat dan bergandengan melangkah dalam satu tujuan... demi terciptanya keguyuban dalam tubuh PAPAJI ini.

Mohon maklum, ini hanya pendapat dari 'untulan' yang ingin melihat kedamaian dan keguyuban didalam tubuh PAPAJI ini.

Sudah selesai toh ? Saya belum lihat tuh pernyataan selesai dari Mas Tejo, baru dari mas Hendro saja ...
Emang saya berdiri dimana nih ? Padahal saat nulis tadi saya duduk di kursi kok.
Santai aja bos, saya nggak ngada2 dan tidak bermaksud membuat keruh suasana. Dikritisi saja tulisan saya yang nggak benar.
Menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi ... mudah2an apa yang saya sampaikan bisa diterima oleh mas Tejo. Mohon maaf kalau tulisan saya nggak berkenan.

Kayaknya saya lebih nyantai dari sampeyan bosss....

Sampeyan baca lagi koment saya diatas, itu khan kritik dari saya yang mana menurut pendapat saya, biarlah masalah ini selesai seiring kebesaran hati pak hendro yang sudah menyatakannya jangan lagi diutak atik dengan segala macam definisi lah, apa lah?
Biarkan dulu dingin, nah setelah itu terserah kalau suatu saat nanti mau didefinisikan lah atau apa lah gak masalah, toh sudah dingin.

Saya sangat setuju boss dengan kalimatnya bahwa menyampaikan pendapat bukan berarti mengajak berkelahi namun liat2 dulu situasinya lah dan juga pendapat yang seperti apa?

Sorry boss bukan bermaksud mengajak debat ataupun apa tapi hanya mengingatkan (bolehkan seorang untulan mengingatkan? kalau gak boleh juga gak apa2 )

salam

Waduh ... Tolong dong diinfo pendapat seperti apa yg boleh dan mana yg tidak. Biar saya hati2.

Hendro wrote:[quote="sutejo rc

Hendro:
Dipenebalan 1 berita 2 : kalau mas hendro melihat panitia waktu arena diblokade polisi, tidak dibubarkan, justru panitia melakukan orasi dan demo. Padahal kegiatan ijin belum ada? Apa namanya? Lalu melakukan tuntutan pihak kepolisian apa yg dicari? Sudah salah nuntut!!!!
Kalau ijin belum keluar meskipun sudah diajukan dengan berbagai alasan dan berani mengundang peserta dari berbagai daerah. Apa kalimat yg tepat selaian meremehkan ijin itu sendiri, apa setelah ada jaminan oknum polisi kegiatan bisa berlangsung sampai selesai… kenyataanya apa di lapangan mereka yg dilapangan berseragam menjaga hanya sebentar ketika ada anggota laian yg tidak berseragam datang justru yg jaga menghilang dan akhirnya dibubarkan.
Coba Tanya dan ini ada 3 orang yg menyampaikan saat turnamen papaji di gelar di Marunda (27/5) mereka mengaku juga belum menerima piagam yg diharapkan… apakah ini sudah termasuk katagori sudah diselesaikan.. padahal sudah berapa lama sejak (18/3).
Kalau saya nilai seorang hendro bukan bodoh tapi pintar, sehingga membenturkan masalah ini ke organisasi bahkan antar organisasi, padahal disebut disitu hanya panitia yg menggelar acara di Bandunga.
Tentang P KK saya tidak bisa berkata karena beliau juga belum membaca isi berita keseluruhan karena di luar negeri, tanggapanya tergantung yang menyampaikan.
Sekali lagi saya tidak ada sentimen pribadi karena tidak ada urusan pribadi.. tapi sekali lagi mohon maaf kalau karena tulisan saya sehingga menyentuh pribadi-pribadi karena itulah kenyataanya yang harus kami sampaikan.

Walaaah Jo...Jo.....jarene wartawan tapi kok ora mudengan !?..............

Panitia Gresik yang dikatakan arogan dan panitia Bandungan yang disebut tidak bekerja dengan baik, mereka semua itu bekerja untuk dan atas nama PAPAJI................

Mereka mau repot mempersiapkan segala sesuatunya baik tenaga pikiran biaya demi terselenggaranya acara dan mereka semua itu tidak digaji, kalo acara sukses dan ada kelebihan dana (keuntungan) juga tidak masuk kantong pribadi panitia tetapi masuk kas PAPAJI daerah dimana acara diselenggarakan dan jika acara tidak sukses sehingga mengalami kerugian kita panitia juga yang menanggungnya................

Jadi jika menyerang dan mencela panitia yang bekerja untuk dan atas nama PAPAJI sama artinya dengan menyerang PAPAJI...!!..... paham......?!

Berbeda jika anda menyerang saya secara pribadi misal masalah "Terminal Ayam" maka itu adalah urusan pribadi yang tidak terkait dengan PAPAJI sebagai organisasi............

Berkaitan dengan pak KK bukan saya yang kontak beliau dan saya tidak cerita apapun dengan beliau justru beliau yang kontak saya................


Salam lebih banyak belajar lagi.................. [/quote]

Kok justru kebalik yang gak faham siapa? justru yg gak faham jenengan ... kayaknya mau membenturkan antar organisasi... padahal itu yg saya contohkan.... kenapa gak berbenturan sama papaji pusat atau papaji DKI aja yg juga saya contohkan bekerja dengan baik... itu kan pinternya seorang hendro...

Tolong fahami kerja wartawan memang sebagai fungsi kontrol.... kalau gak mau dikontrol tidak usah mengadakan kegiatan massa, di rumah saja pasti gak ada yg memberitakan... kalau ingin muncul berita yg bagus ya jangan membuat kesalahan..... kayaknya mas hendro masih demam pers ya???? ... gak bakat jadi artis kali.... kalau mau jadi artis atau pejabat publik ya siap-siap dikritik bos...

kalau memang sudah bekerja baik semua lancar proses kegiatan dijalani dengan benar sehingga tidak ada peserta yg dikecewakan.... ingat sebagai panitia baik penyelenggara maupun pelaksana ya harus siap segala resikonya... baik kalau untung maupun rugi..... kalau kerjanya gak pecus ya kasihan organisasinya.... wong papaji pusat dan DKI bisa kerja dengan baik, bahkan kretatif bisa ngadakan turnamen antar team... tidak sampai kegiatan dibatalkan aparat kenapa gak mencontoh dari induknya....

Dalam ketentuan hukum pers sebenarnya sudah disebutkan, apabila seseorang atau sekelompok orang merasa tidak berkenan atas suatu pemberitaan menyangkut diri/kelompoknya- diperbolehkan mengajukan keberatan melalui hak jawab atau hak koreksi, dan pers dalam hal ini wajib melayani hak-hak tersebut (lihat: Pasal 5 UU Pers).

alexusila (alexa farm):
saya kira kalau pemikiran pengurus papaji kayak bang alexsis.. eee alexusila akan semakin maju…. Kecuali bukan pengurus berpikiran picik gak masalah, karena penmgurus sudah merupakan orang-orang pilihan.

Ayam Kampoeng:
Betul bang ayam kampung, kalau masih mengajukan itu belum tentu diijinkan…. Karena pengajuan bisa ditolak bisa diterima… jadi kalau kegiatan digelar berarti sudah diijinkan bukan mengajukan ijin… setuju sampai sekarang ini papaji pusat dan DKI Jakarta masih jadi barometer untuk menggelar kontes ayam laga non judi… kami tidak menyamaratakan ketika ada papaji daerah lain yg gagal tapi kami juga mengakui dan menyatakan kebenaran bahwa papaji pusat dan DKI layak dijadikan contoh.

San agung:
Tolong dibaca awal thread ini muncul justru yg menyampaikan sepotong-sepotong makanya semua berita kami tampilkan disini. Sekali lagi berita itu menyampaikan fakta… tinggal dikoerksi mana yg gak sesuai dengan fakta akan kami pertanggungjawabkan… tentu saja ada konsekwensi bagi penulis… jika faktanya salah pasti berbenturan bagi mereka yg diberitakan…. Saya juga mendukung pak bagyo… loh kok kayak pilkada aja dukung mendukung

Jagonantang:
saya kira ini benar… kalau ada ketidak benaran lalu ditulis ya mohon dijadikan koreksi untuk bisa lebih baik bukan dijadikan polemik… tapi kalau tulisan tidak sesuai fakta ya bisa dituntut sesuai hokum yg berlaku. Semua isi berita pasti dipertanggungjawabkan…
Sekedar info… Media Ayam terbit kali pertama tahun 2001 hingga 2004 (vol 1-7/terbit 2-3 bulan sekali) lalu 2004 fakum – 2010 dan 2011 terbit kembali melanjutkan volume 08 hingga sekarang volume 13.

herikris haidar:
iya betul mas kalau dipolemikan ya jadi melebar… apalagi ada beberapa komen yg tidak memahami akan tugas jurnalis… kalau saya pinginya sederhana saja.. tunjukan aja kalimat yg tidak sesuai fakta, bukan benar salah.. karena jurnalis itu bukan menulis benar atau salah… kita menulis berdasarkan fakta kalau salah ya salah kalau benar ya benar… nah kalau tidak sesuai fakta itu yg bisa dijadikan tuntutan. “Gitu aja kok repot”
Mas sejak awal komen saya coba cek banyak he..he,,nya lohhhh… “emang gua pikirin he..he..henya”
Saya secara pribadi minta maaf kalau ada tulisan langsung mengenai organisasi atau pribadi, tapi secara jurnalis ini memang tugas kami menyampaikan fakta, sekali lagi menyampaikan fakta memang pahit tapi ini untuk intropeksi kita bersama.


Pepen_Arema:
se7 bang pepen.. karena memang disini berbeda persepsi, sehingga yg gak faham tugas jurnalistik akan ikut-ikutan… malah ada yang ngipasi, sebenarnya saya sendiri gak mau nanggapi karena tidak langsung ke poin permasalahan yg urgen… sisi lain kami menunujukan fakta kalau ada acara yg dibubarkan dan mengecewakan peserta, masak saya tulis peserta pulang setelah polisi datang… nah jadi tanda Tanya dong? Polisinya ngapain?

rahmad:
he..he… bukan bang rahmat aja lohhh yang mendukung papaji jateng?... saya juga mendukung… meskipun saya sebagai jurnalis diminta bantuan jadi tukang foto piagam juga saya jalani lhooo bahkan sampai 2 kali.. dan bener mas hendro tanpa honor atau gaji… he..he..

Modesto:
aminnnn .. semoga bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Hendro:
He..he… kita senang kalau jadi mitra pasti lihat porsi berita papaji dominan di media ayam… tapi bukan berarti kami diam kalau ada yg salah, karena fungsi pers itu sebagai control… yg benar adalah saling menghargai tugas dan fungsi masing-masing…
Sekali lagi kami akan memberikan hak jawab yg proposional jika ada berita yg tidak sesuai fakta langsung ditunjukan aja… tapi jangan coba untuk meralat atau minta maaf kalau berita kesalahan diminta meralat jadi sebaliknya seolah-olah tidak ada kesalahan. Saya penanggungjawab penuh atas tulisan di Media Ayam.
Sekali lagi jangan bilang tentang umur, media ayam terbit sejak tahun 2001-2004, 2004-2010 vakum, 2011-sekarang terbit kembali. Dan sejak berdiri saya ada didalamnya.
He..he.. kayaknya ijin menggelar ayam laga di jateng yg masih susah dan lebih mudah menggelar laga manusia alias tunju kali… coba jadi promotor tinju, tapi ingat wartawan olah raga makin banyak harus siap jadi artis loooh. Entar kalau gak pecus lagi ditulis salah wartawan jadi sasaran tinju. Ya kalah lah kan bukan gandenganya… mek linjik muter disana semua.. mulai gak proposional… kepala boleh panas mas hati harus tetap dingin biar bisa berfikir normal..ha..ha….

galihmoko:
kalau saya mau saja, tapi tugas jurnalistik berjalan sesuai kode etik yg ada… kalau pilihan bahasa barang kali masih se7… tapi jangan sampai meminta menulis diluar fakta… salah dibilang benar atau benar dibilang salah.. itu pantangan dan harga diri bagi insane pers.

Ringgas Hutagaol:
Ini definisi Arogan : 1 sombong; congkak; angkuh; 2 Psi mempunyai perasaan superioritas yg dimanifestasikan dl sikap suka memaksa atau pongah. Ini yg saya jadikan pegangan, ketika saya memilih kata arogan, karena panitia memaksakan kehendak belum dapat ijin tapi terus memaksa untuk ingin menggelar kegiatan… untuk demo ini buka demo menyuarakan aspirasi masyarakat pada demo umunya tapi demo ketika panitia sudah diblkade atau dikelilingi polisi…

Untuk kaliman ini :
“Sudah salah nuntut!!!!” Di media juga gak ada bos kayaknya bung ringgas belum baca juga ya?... tapi copi beritanya sudah kami samiakan diatas biar semua bisa baca kok gratis.. kalimat itu hanya saya pakai mempertegas dif arum ini saja.
Semoga saja proses hukum bisa memenangkan papaji gresik, akan saya tulis sebagai laporan utama memang ini konsumsi untuk media ayam.
Bang ringgas sori gak bisa selali OL… saya pribadi juga minta maaf kalau dalam menjalankan tugas jurnalistik harus berbenturan dengan seseorang atau organisasi.

Bonimanuk:
he..he.. kayaknya sudah mulai nikut terprofokasi menggunakan kalimat baru seumur jagung… kira – kira pengertianya apa ya? Apa umurnya baru muda disbanding siapa… kalau disbanding orangnya iya… pasti semua da kakek-kakek.. saya gak perlu nulis lagi umur media ayam baca diatas… ha..ha…

Andi Babe:
ada pepatah mas di kreteria berita : “Kalau anjing menggonggong dan menggigit orang bukan berita, tapi kalau ada orang menggit anjing ini baru berita,” ha..ha. sekedar share supaya tahu akan arti jurnalistik yg sebenarnya.

mikel nesta:
benar sekali mas, ta[pi sekedar koreksi bukan karena keberatan, tapi kalau jika ada kesalahan tulisan yag tidak sesuai fakta.. kalau semua keberatan wah gak ada yg diberitakan dong... tapi ini benar jika ada seseorang atau sekelompok orang yang merasakan dirugikan oleh pers karena tidak sesuai fakta bisa mengajukan keberatan melalui hak jawab atau hak koreksi, dan pers dalam hal ini wajib melayani hak-hak tersebut (lihat: Pasal 5 UU Pers).


Sekali lagi sebelum threan ini ditutup secara pribadi saya mohon maaf kalau ada tulisan saya atau temen-temen wartawan media ayam yang menyinggung pribadi dan organisasi… tapi kami mohon difahami tugas jurnalistik kami yg harus menyamiakan fakta, sekali lagi fakta, bukan karena salah atau benar… yg salah harus saya katakana salah kalau faktanya salah, yg benar harus saya katakana benar kalau faktanya benar.. ini karena tuntutan tugas yg kami juga dilindungi undang-undang pers dan dibelaki kote etik jurnalistik.
Salam Kompak Semua

sutejo rc wrote:
Hendro:
He..he… kita senang kalau jadi mitra pasti lihat porsi berita papaji dominan di media ayam… tapi bukan berarti kami diam kalau ada yg salah, karena fungsi pers itu sebagai control… yg benar adalah saling menghargai tugas dan fungsi masing-masing…
Sekali lagi kami akan memberikan hak jawab yg proposional jika ada berita yg tidak sesuai fakta langsung ditunjukan aja… tapi jangan coba untuk meralat atau minta maaf kalau berita kesalahan diminta meralat jadi sebaliknya seolah-olah tidak ada kesalahan. Saya penanggungjawab penuh atas tulisan di Media Ayam.
Sekali lagi jangan bilang tentang umur, media ayam terbit sejak tahun 2001-2004, 2004-2010 vakum, 2011-sekarang terbit kembali. Dan sejak berdiri saya ada didalamnya.
He..he.. kayaknya ijin menggelar ayam laga di jateng yg masih susah dan lebih mudah menggelar laga manusia alias tunju kali… coba jadi promotor tinju, tapi ingat wartawan olah raga makin banyak harus siap jadi artis loooh. Entar kalau gak pecus lagi ditulis salah wartawan jadi sasaran tinju. Ya kalah lah kan bukan gandenganya… mek linjik muter disana semua.. mulai gak proposional… kepala boleh panas mas hati harus tetap dingin biar bisa berfikir normal..ha..ha….

kayaknya udah cukup deh, ga usah diterusin lagi.....

#slowloris.pl ............

manstabbbb semuanya yg udah komen,,,
tambah pinter aku/abdi/ulun/awak
matur suwun nggeh//tarrarengky

peace all

(pak Admin case close) kayaknya bisa digembok...lha

hanya bisa ^_^ lagi

damai itu indah namun jangan indah dalam kesemuan karena keterpaksaan
jangan mendekat kerana kebutuhan setelah selesai mulai kelihatan
ada karena adanya yang ada, yang ada tidak ada belum tentu ada tetap ada

bingung2 dah ( saya ajah bingung hehehehe )

piss^_^

gembok ajah mendingan

rehat sebentar...

aqua aqua hexos nano nano..
mizon dingin kacang godok arem arem...