Kemenangan : ayam atau pemilik??

Administrator wrote:

aji707 wrote:
Setuju sama ini mas, cuma saya waktu awal main ayam beberapa kali pernah punya ayam yg suka menang kelas pinggiran (sering sekali) tapi saat undangan kalah. Yg jadi pertanyaan saya adalah
1. Apakah itu semata2 faktor kualitas ayam kita yg hanya kelas pinggiran saja
2. Persiapan rawat adu kelas pinggiran dengan undangan beda
3. Setiap ayam kiranya punya takdirnya masing2.

1. Sy tidak bisa memastikan penyebabnya. Kalah menangnya ayam pasti memiliki penyebab yg berbeda2 antara ayam satu dgn lainnya.
Rumus kemenangan :
Menang = Kualitas ayam + rawatan + tandingan + hoki.

Untuk HOKI, tentu tidak bisa sy bahas krn ini bersifat 'Ghoib'. hehehe...
Yg jelas, bila kita sudah memenuhi faktor kualitas, rawatan dan tandingan, maka faktor untung2an bisa diperkecil.

2. Persiapan (rawatan) antara kelas pinggir dan undangan menurut saya sama saja. Baik pinggiran maupun undangan, sama2 berjalan 5-6 ronde.
Yg mungkin harus diperhatikan dgn jeli adlh masalah tandingan. Cara tanding (pilih musuh) bukan hanya melihat faktor ukuran, usia dan jalu saja. Tapi juga harus jeli memprediksi gaya tarung musuh apakah bisa 'dimakan' sama ayam kita.
Para bos kelas 'undangan' mampu menggaji para botoh berpengalaman yg sudah mumpuni memprediksi gaya tarung musuh.

3. Setiap mahluk hidup memang memiliki takdir. Tapi takdir bisa dirubah sepanjang kita mau berusaha sekuat tenaga utk merubahnya.

aji707 wrote:
Kasus lainnya saya punya ayam yg pernah saya siapkan langsung ke undangan menang, tanpa melewati pinggiran. Apa mungkin faktor terlalu sering di turunkan ketahanan ayam semakin lemah walaupun penanganan rawat setelah adu sudah tepat.

Kemungkinan ini bisa saja terjadi.
Ayam sudah terlalu sering diadu, fisiknya sedang lemah atau belum fit akibat pertarungan sebelumnya. Mungkin masih ada yg sakit, pegal2, dll.
Bisa juga ayam kita sudah menurun grafik kinerjanya krn kondisi bulu yg sudah mau mabung.
Teman2 disini menyebutnya 'bulu malas'. Yaitu keadaan dimana kondisi kebugaran ayam sudah tidak bisa mencapai puncak, apapun cara rawatnya.
Biasanya ditunjukan dgn kondisi bulu yg sudah mulai kering dan menjelang mabung. Kondisi seperti ini ayam harus istirahat full.

Administrator wrote:

penyebar semangat wrote:intinya kalo adu ayam lihat orangnya , ya? lebih detil lg sejarah track record orang tersebut?

Ada kalanya kita melihat si pemilik ayam.
Ada pemilik yg sembrono atau sembarangan saja menurunkan ayamnya (ceroboh). Ayam baru sampai dari perjalanan jauh, setengah sehat, terlalu muda, suka pasang tanding, dll, sudah diadu krn 'gatal' pengen liat ayam tarung.
Pemilik yg seperti ini jarang menang dan banyak yg musuhi ayamnya.
hehehe...

Sebaliknya, ada pemilik yg sangat jeli. Hanya pakai ayam2 berkualitas bagus. Rawatan apik dan memilih musuh dgn cermat. Pemilik seperti ini lebih banyak menangnya dibanding kalahnya.

Don Lego wrote:Kalau untuk pengguanaan doping saat laga apakah ada aturan bakunya (tidak tertulis)? atau boleh tidaknya penggunaan doping tersebut tergantung kesepakatan di awal? mohon pencerahannya senior

Administrator wrote:

penyebar semangat wrote:intinya kalo adu ayam lihat orangnya , ya? lebih detil lg sejarah track record orang tersebut?

Ada kalanya kita melihat si pemilik ayam.
Ada pemilik yg sembrono atau sembarangan saja menurunkan ayamnya (ceroboh). Ayam baru sampai dari perjalanan jauh, setengah sehat, terlalu muda, suka pasang tanding, dll, sudah diadu krn 'gatal' pengen liat ayam tarung.
Pemilik yg seperti ini jarang menang dan banyak yg musuhi ayamnya.
hehehe...

Sebaliknya, ada pemilik yg sangat jeli. Hanya pakai ayam2 berkualitas bagus. Rawatan apik dan memilih musuh dgn cermat. Pemilik seperti ini lebih banyak menangnya dibanding kalahnya.

Administrator wrote:Menurut sebagian besar orang, menang atau kalah tergantung pada ayamnya.
Tapi menurut saya, menang atau kalah itu justru tergantung orangnya. Karena menang atau kalah adalah tujuan manusianya. Bukan ayamnya. Ayam hanyalah objek atau alat yg mengikuti nalurinya saja utk bertarung. Ayam tdk peduli seberapa besar kemampuannya dalam bertarung, tidak peduli apakah ia dlm kondisi fit/tidak, apakah musuhnya berjalu lebih tajam, apakah musuhnya lebih tua, lebih besar atau lebih tinggi.
Ayam hanya menjalankan tugasnya sebagai petarung sejati.

Kemenangan dipengaruhi banyak sekali faktor. Bukan semata2 urusan ayamnya saja.
Maka untuk memperkecil kemungkinan kalah, sudah selayaknya pemilik harus memperhatikan :
1. Memilih ayam yg bagus.
2. Dirawat sampai 100% fit siap adu.
3. Cari musuh sebisa mungkin yg lebih jelek, lebih kecil, minimal sepadan (tandingan).
4. Pakai bebotoh yg berpengalaman.

Jadi, soal menang atau kalah itu sebagian besar (75%) berkaitan erat dengan diri kita sendiri sebagai pemilik/perawat.
Jangan pernah menyalahkan ayam yg kita gunakan untuk meraih tujuan kemenangan itu. Karena saya yakin, ayam yg kita gunakan sudah berusaha semaksimal mungkin, mempertaruhkan nyawanya demi sebuah kemenangan yg kita inginkan.