Tata Cara Komplain

Saya rasa,..pada garis besarnya sama semua,....

Semua ingin masalah komplain ini ada pembahasan tersendiri,. atau thread sendiri,...ini bagus,..
Bagus untuk semuanya,.. ya Papaji,.. ya Pembeli ,,, juga Penjual....
Dan memang,.. untuk prosedur komplain,.ini yang perlu diatur,. sehingga memiliki tatanan yang etis,. dan fakta yang mendukung,...
jangan sampai komplain ini justru menjadi alat untuk menjatuhkan kredibilitas seseorang,...

Namun,......
Sebenarnya komplain yang dilakukan di Forum,.. ini khan karena tidak ada penyelsaian antara penjual dengan pembeli,.. !??? atau hilang hubungan... itu yang saya tangkap.
Kenapa ??
Karena selama ini saya yakin banyak juga pembeli yang komplain (komplain dalam arti luas,.. bukan cuma karena penjual nakal,.. tapi bisa juga salah paham)...
Dan ini saya yakin banyak juga sudah diselesaikan di luar forum,.. karna antara penjual dan pembeli memang sudah saling percaya dan ada itikad baik,...

Untuk hal-hal semacam ini memang saya pikir buat apa dimasukkan ke forum,.. terlalu lama,..
bila dibandingkan dengan hanya SMS atau tilp saja permasalahan antara penjual dan pembeli sudah selesai alias menemui kata sepakat... ya toh..!??

Jadi,... karena yang akan dimasukkan ke forum adalah masalah komplain yang tidak bisa diselesaikan di luar forum,.. untuk menghindari fitnah dan tumpang-tumpangan tadi,. perlu aturan...
Terutama bagi yang mau komplain,. entah itu penjual atau pembeli....
1. Kronologi,.. kalo perlu tanggal
2. Data yang akurat mengenai barang
3. Info terakhir permasalahan.

itu dasar yang mungkin harus ada....

kurang lebihnya... silahkan dikoreksi... hanya sekedar sharing,..

Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

legolas wrote:

amrogen wrote:area buat komplain boleh dan sah2 saja.jangan hanya testimoni saja yg dimasukkan....

perlu diperhatikan juga bahwa yg berjualan adalah anggota/member PAPAJI secara umum.
bukan pengurus PAPAJI dengan MEMBER PAPAJI, forum PAPAJI dengan MEMBER PAPAJI tetapi member PAPAJI dengan MEMBER PAPAJI.

jadi sy tidak setuju ( boleh dunk....tapi ini bukan indikasi retak loh...kekeke )
kalau ada pendapat beberapa rekan (misal mas hendro ) komplain/ riuh di jual beli selalu terhubung ke eksistensi FORUM PAPAJI seperti :
adu domba antar pengurus, perpecahan dan kehancuran forum, terlalu jauh.
pas ada komplain-klaim ndak usah-lah bawa2 nama forum kita fokus saja ke substansi komplainan-nya saja.

perlu diingat..juga buat pembeli untuk menyampaikan komplain dengan pribadi saja khan belinya juga lewat jalur pribadi bukan lewat mediator PAPAJI,
karna saat ajukan komplain di forum...kredibilitas dan dapur penjual bisa saja dipertaruhkan...disamping sebagai indikasi bahwa COMMUNICATION BREAKDOWN.

bravo PAPAJI,

agun/krw

Saya setubuh dengan kang agun, kalau ada masalah apa pun antara penjual dan pembeli jangan bawa2 NAMA PAPAJI. kan itu urusan antara penjual dan pembeli.

kalau gak buat posting aja untuk para pembeli.. penjual mana yang banyak dikomplain. Penjual mana yang banyak dipuji biar para member bisa menilai mau membeli dengan penjual yang mana.

Positif buat penjual dengan adanya keterbukaan komplain, setidaknya penjual akan meminimal komplainan dengan mengutamakan kejujuran-kwalitas-pelayanan.

positif untuk pembeli, mereka bisa memilah2 mau membeli dengan siapa.

jadi penjual tidak sembarangan berkoar dan pembeli tidak sembarangan membeli.

betul betul betul...
yg ada jalanin aja daahhh.....tar malah ribet....kejebur sumur loh...kee kee keeee...

benar mas ary,kan ada no tlp atau pm,jgn langsung ke forum diselesaikan dulu dgn ybs

Administrator wrote:Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

apa ndak perlukah adanya YLKI di PAPAJI yg tcinta ini?
andai anggota/member PAPAJI hanya para penjual ayam saja, niscaya tdk pernah ada terdengar apa itu namanya komplain.
betul ndak rekan2 ???
xixixi...
VIVA PAPAJIERS

Administrator wrote:Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

Itu yang seharusnya dilakukan oleh setiap member (bagi yang paham etika berforum), tapi kadang justru yang tidak terkait dengan permasalahannya langsung malah lebih getol ikut2an menyerang secara tidak proporsional, bahkan terkesan seperti mendapatkan moment untuk membuat suasana menjadi panas disertai provokasi2nya (sudah pasti ada agenda tersembunyi terutama menyangkut kepentingan bisnis), padahal jelas2 sudah dinyatakan antara yang bersangkutan justru tidak ada permasalahan apapun.............

Akhirnya timbul pro kontra antar member yang berpotensi konflik berkepanjangan........melihat hal tersebut sudah sepantasnya pengurus organisasi mempunyai ketajaman intuisi dan pemahaman yang baik tentang manajemen konflik sehingga untuk sesuatu yang sudah tidak proporsional dan lebih dari sekedar masalah pribadi, harus segera diambil sikap tegas terkait demi menjaga keutuhan dan soliditas forum.........

PAPAJI adalah organisasi berbadan hukum yang mempunyai AD/ART, kepengurusan dan anggota yang nyata, bukan web bebas sehingga ada aturan dalam berforum, setiap postingan yang berpotensi konflik berkepanjangan dan disampaikan dengan tidak proporsional bahkan bersifat provokatif akan dianggap sebagai upaya memecah belah member sebaliknya postingan sekalipun miring tetapi disampaikan dengan baik, jelas, santun tanpa tendensi juga akan mendapatkan apresiasi...........

Salam

Hendro wrote:

Administrator wrote:Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

Itu yang seharusnya dilakukan oleh setiap member (bagi yang paham etika berforum), tapi kadang justru yang tidak terkait dengan permasalahannya langsung malah lebih getol ikut2an menyerang secara tidak proporsional, bahkan terkesan seperti mendapatkan moment untuk membuat suasana menjadi panas disertai provokasi2nya (sudah pasti ada agenda tersembunyi terutama menyangkut kepentingan bisnis), padahal jelas2 sudah dinyatakan antara yang bersangkutan justru tidak ada permasalahan apapun.............

Akhirnya timbul pro kontra antar member yang berpotensi konflik berkepanjangan........melihat hal tersebut sudah sepantasnya pengurus organisasi mempunyai ketajaman intuisi dan pemahaman yang baik tentang manajemen konflik sehingga untuk sesuatu yang sudah tidak proporsional dan lebih dari sekedar masalah pribadi, harus segera diambil sikap tegas terkait demi menjaga keutuhan dan soliditas forum.........

PAPAJI adalah organisasi berbadan hukum yang mempunyai AD/ART, kepengurusan dan anggota yang nyata, bukan web bebas sehingga ada aturan dalam berforum, setiap postingan yang berpotensi konflik berkepanjangan dan disampaikan dengan tidak proporsional bahkan bersifat provokatif akan dianggap sebagai upaya memecah belah member sebaliknya postingan sekalipun miring tetapi disampaikan dengan baik, jelas, santun tanpa tendensi juga akan mendapatkan apresiasi...........

Salam

setuju......

mBahJendro wrote:

Administrator wrote:Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

apa ndak perlukah adanya YLKI di PAPAJI yg tcinta ini?
andai anggota/member PAPAJI hanya para penjual ayam saja, niscaya tdk pernah ada terdengar apa itu namanya komplain.
betul ndak rekan2 ???
xixixi...
VIVA PAPAJIERS

He;.he.he.. Mas Jendro rupanya salah paham,...
Dari awal,.. makanya papaji mensyaratkan agar yangmau jualan harus jadi PREMIUM MEMBER,... kenapa,..!??
Yaitu tadi,... semua PREMIUM MEMBER harus KREDIBEL,. dalam artian harus jujur,.. sehingga tidak Papaji berani menjamin penjual ybs.
Makanya setiap ada keluhan dari pelanggan,.. selalu mas Ary kontak penjual yang bersangkutan,.. untuk memberikan klarifikasi,,...
Lha nanti bila penjualnya ternyata tidak punya niatan baik,.. alias mokong,.. mau enaknya sendiri,.. ya tinggal di Banned,.. di coret dari Premium Member,... begono kira-kira mas,...

Tull nggak mas Ary..!???

cak nur wrote:He;.he.he.. Mas Jendro rupanya salah paham,...
Dari awal,.. makanya papaji mensyaratkan agar yangmau jualan harus jadi PREMIUM MEMBER,... kenapa,..!??
Yaitu tadi,... semua PREMIUM MEMBER harus KREDIBEL,. dalam artian harus jujur,.. sehingga tidak Papaji berani menjamin penjual ybs.
Makanya setiap ada keluhan dari pelanggan,.. selalu mas Ary kontak penjual yang bersangkutan,.. untuk memberikan klarifikasi,,...
Lha nanti bila penjualnya ternyata tidak punya niatan baik,.. alias mokong,.. mau enaknya sendiri,.. ya tinggal di Banned,.. di coret dari Premium Member,... begono kira-kira mas,...

Tull nggak mas Ary..!???

Betul.. betul.. betul...
Terlepas dari kekecewaan, aneka komplain, dan ribut hiruk pikuk, sejauh ini semua penjual yg tergabung dalam premium member masih bisa dihubungi dan diminta klarifikasi atau pertanggung jawaban.
Apapun solusi masalahnya, Alhamdulillah belum ada kasus 'tabrak lari' dimana penjual menghilang ditelan bumi.
Apapun bentuk barang yg kita beli -bahkan di dunia nyata sekalipun- selalu saja ada celah kemungkinan utk kecewa. Yang penting penjualnya cepat merespon keluhan konsumen dan punya inisiatif utk menyelesaikan masalah.

Terima kasih buat semua penjual yg kredibel atas peran sertanya dan rasa tanggung jawab dalam menangani konsumen pasca transaksi.

Eeeeeeeeeeee keluar lagi,....

yang namanya komplain, apalagi sudah nongol di forum, biasanya sudah mengandung unsur jengkel, bete dan emosi.
untuk tidak mencerminkan luapan emosi ya buat saja LEMBAR/FORM komplain.
jadi si komplainer tinggal ngisi saja, trus cap jempol !

pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

Jagonantang wrote:Eeeeeeeeeeee keluar lagi,....

yang namanya komplain, apalagi sudah nongol di forum, biasanya sudah mengandung unsur jengkel, bete dan emosi.
untuk tidak mencerminkan luapan emosi ya buat saja LEMBAR/FORM komplain.
jadi si komplainer tinggal ngisi saja, trus cap jempol !

pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

wah si om....munculnya di babak ke 3 terus neh.
BUDAYA MALU....?? kek nya pernah denger deh, itu era jaman-nya 80 an kesana om ngetrend-nya,
sekarang mah budaya sakarep insun dan apa adanya..yg lagi trend.

btw orang yg budaya malu harga dirine tinggi om...
sy setuju sm senior kite ini..


salam,

Jagonantang wrote:
pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

Budaya MALU...! ini pesan moral yang paling mendasar dan hakiki...!!

Malu jika tidak memberikan yang terbaik sesuai kesepakatan......
Malu jika tidak mau menyelesaikan terhadap permasalahan yang terjadi......
Malu jika menghindar dari pemasalahan yang seharusnya diselesakan.........
Malu jika mengingkari perjanjian/kesepakatan bersama........
Malu jika tidak mampu berkomitmen.........
Malu jika tidak sabaran dan melanggar pesan yang sudah disampaikan........
Malu jika ikut2an berkonflik untuk hal yang tidak terkait.........
Malu untuk mencampuri urusan orang lain padahal sebenarnya punya kepentingan dibelakangnya..........
Malu.....malu....malu.....dan malu...........
TAPI
Tidak perlu malu untuk mengakui belum ngerti bagaimana merawat ayam dengan baik dan benar.... Tidak perlu malu untuk mengakui belum cukup sabar dan jeli dalam mencari tanding........
Tidak perlu malu untuk mengakui kadang ayam kita memang kalah kualitas.........

Salam budayakan rasa malu........

amrogen wrote:

Jagonantang wrote:Eeeeeeeeeeee keluar lagi,....

yang namanya komplain, apalagi sudah nongol di forum, biasanya sudah mengandung unsur jengkel, bete dan emosi.
untuk tidak mencerminkan luapan emosi ya buat saja LEMBAR/FORM komplain.
jadi si komplainer tinggal ngisi saja, trus cap jempol !

pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

wah si om....munculnya di babak ke 3 terus neh.
BUDAYA MALU....?? kek nya pernah denger deh, itu era jaman-nya 80 an kesana om ngetrend-nya,
sekarang mah budaya sakarep insun dan apa adanya..yg lagi trend.

btw orang yg budaya malu harga dirine tinggi om...
sy setuju sm senior kite ini..


salam,

sepakat sama kedua bos satu ini, budaya "MALU" harus tetap kita pegang teguh hehehehe

Hendro wrote:

Jagonantang wrote:
pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

Budaya MALU...! ini pesan moral yang paling mendasar dan hakiki...!!

Malu jika tidak memberikan yang terbaik sesuai kesepakatan......
Malu jika tidak mau menyelesaikan terhadap permasalahan yang terjadi......
Malu jika menghindar dari pemasalahan yang seharusnya diselesakan.........
Malu jika mengingkari perjanjian/kesepakatan bersama........
Malu jika tidak mampu berkomitmen.........
Malu jika tidak sabaran dan melanggar pesan yang sudah disampaikan........
Malu jika ikut2an berkonflik untuk hal yang tidak terkait.........
Malu untuk mencampuri urusan orang lain padahal sebenarnya punya kepentingan dibelakangnya..........
Malu.....malu....malu.....dan malu...........
TAPI
Tidak perlu malu untuk mengakui belum ngerti bagaimana merawat ayam dengan baik dan benar.... Tidak perlu malu untuk mengakui belum cukup sabar dan jeli dalam mencari tanding........
Tidak perlu malu untuk mengakui kadang ayam kita memang kalah kualitas.........

Salam budayakan rasa malu........

Mas hendro sudah menyajikan secara lengkap nii, T O P mas saya dukung.

ayammimpi wrote:

Hendro wrote:

Jagonantang wrote:
pesan ngeselin ; terapkan budaya malu, ini akan lebih bisa membentengi dari perbuatan cela.

Budaya MALU...! ini pesan moral yang paling mendasar dan hakiki...!!

Malu jika tidak memberikan yang terbaik sesuai kesepakatan......
Malu jika tidak mau menyelesaikan terhadap permasalahan yang terjadi......
Malu jika menghindar dari pemasalahan yang seharusnya diselesakan.........
Malu jika mengingkari perjanjian/kesepakatan bersama........
Malu jika tidak mampu berkomitmen.........
Malu jika tidak sabaran dan melanggar pesan yang sudah disampaikan........
Malu jika ikut2an berkonflik untuk hal yang tidak terkait.........
Malu untuk mencampuri urusan orang lain padahal sebenarnya punya kepentingan dibelakangnya..........
Malu.....malu....malu.....dan malu...........
TAPI
Tidak perlu malu untuk mengakui belum ngerti bagaimana merawat ayam dengan baik dan benar.... Tidak perlu malu untuk mengakui belum cukup sabar dan jeli dalam mencari tanding........
Tidak perlu malu untuk mengakui kadang ayam kita memang kalah kualitas.........

Salam budayakan rasa malu........

Mas hendro sudah menyajikan secara lengkap nii, T O P mas saya dukung.

Hm...malu apa lagi yuach...?tmbahin dikit malu mawas diri,malu rndah diri,malu maluin diri ndiri...!

[quote="cak nur"]

mBahJendro wrote:

Administrator wrote:Setuju... usahakan selesaikan masalah komplain di luar forum dulu melalui jalur pribadi. SMS, telpon atau PM.
Kalau sudah menemui jalan buntu, silakan posting disini.

apa ndak perlukah adanya YLKI di PAPAJI yg tcinta ini?
andai anggota/member PAPAJI hanya para penjual ayam saja, niscaya tdk pernah ada terdengar apa itu namanya komplain.
betul ndak rekan2 ???
xixixi...
VIVA PAPAJIERS

He;.he.he.. Mas Jendro rupanya salah paham,...
Dari awal,.. makanya papaji mensyaratkan agar yangmau jualan harus jadi PREMIUM MEMBER,... kenapa,..!??
Yaitu tadi,... semua PREMIUM MEMBER harus KREDIBEL,. dalam artian harus jujur,.. sehingga tidak Papaji berani menjamin penjual ybs.
Makanya setiap ada keluhan dari pelanggan,.. selalu mas Ary kontak penjual yang bersangkutan,.. untuk memberikan klarifikasi,,...
hehe..
maksudku jk di papaji cmada penjual aja khan ndak ada yg beli/transaksi jd ya ndak ada komplen.
lha wong cm jual tanpa transaksi je.hehe..

kalo saja ada mediator komplain baik penjual maupun pembeli di papaji, sebelum di masukan di forum, mungkin keadaan komplain di forum tidak menjadi hangat...(tidak saling tuduh, provokasi dll)..jadi klo mo komplain tidak tidak puas di forum, tidak ada lagi pertanyaan sudah konform dengan bersangkutan ato belum...ini hanya saran seperti klo kita komplain disurat kabar, redaksi akan menyeleksi komplain ybs baik identitas atopun kasusnya.

sakuraba wrote:
tp klo soal kekurangan/penyakit saya rasa ini lebih seragam mas.

soal kekurangan dan penyakit jg ada tingkatannya mas misalnya berat sedang ringan...

toleransi orang tentu juga berbeda terhadap kategori penyakit/kekurangan tersebut..

menurut saya tata cara komplain yang baik adalah sebagai berikut :

• komplain sebaiknya disampaikan terlebih dahulu kepada "tergugat" (melalui jalur pribadi) dan dibawa ke forum jika sudah mentok...
  
  
• komplain/keluhan harus disampaikan langsung oleh penjual atau pembeli (tanpa perantara)....
  
  
• gunakan Prime ID yang sudah dikenal...
  
  
• komplain/keluhan harus menceritakan detail transaksi misal tanggal pembelian, harga atau kesepakatan2 khusus yang terjadi selama proses transaksi, dan lain sebagainya
  
  
• komplain/keluhan harus disamapaikan dengan bahasa yang terang dan jelas. hindari penggunaan bahasa sindiran yang bisa menimbulkan saling curiga
  
  
• komplain/keluhan dapat juga dilengkapi dengan photo,video dan bukti transfer jika memungkinkan (misal : jika bubul photo bubulnya biar teman2 diforum mendapat gambaran yang jelas tentang kekurangan ayam tersebut)
  
  

sekian dari saya mungkin teman2 ada yang mau menambahkan...silahkan...

rahmad wrote:

sakuraba wrote:
tp klo soal kekurangan/penyakit saya rasa ini lebih seragam mas.

soal kekurangan dan penyakit jg ada tingkatannya mas misalnya berat sedang ringan...

toleransi orang tentu juga berbeda terhadap kategori penyakit/kekurangan tersebut..

maksud saya begini mas klo berkaitan dengan kualitas/gaya tarung atau katuranggan menurut saya ini berdasar pada selera masing masing individu.dan klo selera ini bisa dibilang lebih variatif.
Tapi klo bogang, ciker, leher letter S ,bubul bisa dianggap sebagai kekurangan/penyakit saya rasa pendapat sebagian penggemar ayam jago akan lebih seragam.
salam mas.

sakuraba wrote:

rahmad wrote:

sakuraba wrote:
tp klo soal kekurangan/penyakit saya rasa ini lebih seragam mas.

soal kekurangan dan penyakit jg ada tingkatannya mas misalnya berat sedang ringan...

toleransi orang tentu juga berbeda terhadap kategori penyakit/kekurangan tersebut..

maksud saya begini mas klo berkaitan dengan kualitas/gaya tarung atau katuranggan menurut saya ini berdasar pada selera masing masing individu.dan klo selera ini bisa dibilang lebih variatif.
Tapi klo bogang, ciker, leher letter S ,bubul bisa dianggap sebagai kekurangan/penyakit saya rasa pendapat sebagian penggemar ayam jago akan lebih seragam.
salam mas.

cukup setuju sama mas sakuraba, walaupun berbagai penilaian masing2 orang bervariasi, ada baiknya (mungkin diwajibkan) info2 yang kemungkinan memicu ketidaksamaan persepsi terhadap ayam " NORMAL " seperti bogang, ciker, leher letter S ,bubul , ayam suka geleng2 kek abis nelen karet,dll ,dll di kemukakan secara jelas walaupun pada stadium sangat ringan.

tri nugroho wrote:

wah mbahjendro, klu teman sy yg namax mas ardi beli ayamnya bung hendro sekaligus 3 ekor;
ayam pertama mabung.
ayam kedua tarungx bego..
ayam ketiga kurapan, kurus dan kakix bubulan..
mo tukar tp diganti ama ayam lancuran dan ganti ongkir 500rb. akhirx teman sy menolak setelah itu teman kapok lg beli krn tdk sesuai dgn promosix.
Yg diberitakan yg baik2 tp yg komplain ga diberitakan

ini lah salah satu jenis komplain yang menurut saya tidak objektif....

disampaikan melalui orang lain dan yang menyampaikan hanya mendengar dari salah satu pihak saja...

sementara menurut pak hendro yang beli ayam masih ngutang....hehehehe
(ya iyalah kapok beli wong masih punya utang kekekeke)


silahkah saja mas temannya disuruh gabung ke forum..

dan masalah disampaikan secara langsung......
(jika memang keluhan tersebut benar)

tri nugroho wrote:

wah mbahjendro, klu teman sy yg namax mas ardi beli ayamnya bung hendro sekaligus 3 ekor;
ayam pertama mabung.
ayam kedua tarungx bego..
ayam ketiga kurapan, kurus dan kakix bubulan..
mo tukar tp diganti ama ayam lancuran dan ganti ongkir 500rb. akhirx teman sy menolak setelah itu teman kapok lg beli krn tdk sesuai dgn promosix.
Yg diberitakan yg baik2 tp yg komplain ga diberitakan

[/quote]

Kalo ini mah udah jelas dan kelihatan maksudnya Mas.. kejadian 2 tahun lalu dilanjut sekarang.. kelihatan kalo masih menyimpan unek2 tapi kagak berani mengutarakan, berani setelah ada teman yg mengutarakan.. gak baik dong ah.. malu gitu lo..