kualitas ayam kontes vs undangan

Like this!!!

Om suka

lost_champ wrote:
Tulangan kecil tapi ngisi vs tulangan gede tapi kurus, tentunya berat sepadan

Bang admin pilih mana???

Kalo suruh pilih utk dipelihara,
Sy pilih tulangan gede lah...
Badan kurus tinggal digemukin aja koq.

Kalo tulangannya yg kecil, ga bisa di apa2in.

Kalau suruh pilih mana yg menang, ya sy ga tau...
Ayam menang kan bukan ditentukan dari tulangannya aja.

Administrator wrote:

Jagonantang wrote:
jiah,....ya itu bagus juga,.. "endurance itu hanya salah satu dari beberapa kriteria seekor ayam jago bisa disebut sebagai calon pejantan bagus"
kalau main bagus pukul bagus ditunjang dengan endurance bagus, menang pada ronde keberapapun bukan masalah berati bagi fisik dan kebugaran staminanya.

kita buat contoh soal bodo bodoan aja neh,...
ayam yang biasa menang dibawah 3 ronde kita temukan dengan ayam yang sama yang biasa menang dibawah 3 ronde, kita berharap akan selesai berapa ronde ?
juga ayam yang biasa menang nggak ngronde kita temukan musuh ayam yang biasa menang nggak ngronde, akan selesai berapa ronde?
pastinya masing masing pemilik berharap akan sperti biasanya, tapi lawannya kan tidak mau dengan mudah dikalahkan secepat itu.

bagaimana mereka itu kalau ketemu ayam alot? yang akhirnya harus ditentukan dengan lamanya berendem dan ketahanan fisik?

monggo dipenggalih.

Apakah itu berarti ayam yg biasa menang 3 ronde ga kuat tarung 5-6 ronde?
Kayanya ngga juga deh...
hehehe...

Sy sih simpel aja bos...
Kalau kita milih ayam, secara umum apanya sih yg diliat?
Sepertinya semua orang punya tolok ukur yg sama :
1. Teknik
2. Pukulan
3. Tulangan
Jadi yg dinilai adlh murni individu si ayam itu sendiri.
Soal sanggup apa tidak tarung 5-6 ronde, itu sudah masuk ranah eksternal, yaitu tergantung rawatan, latihan dan sedikit keberuntungan kita memilih musuh.

jiah,..ini bukan masalah kalah dan menang lho,...ini bicara peningkatan mutu ayam secara umum dan mendasar.
wong maksud saya, saya itu kepingin papaji itu punya standar mutu ayam yang bagus yang bisa dijadikan calon pejantan itu yang seperti apa? sehingga papaji bisa mengeluarkan semacam sertifikat kelayakan.

nah selain 3 point yang admin disebutkan diatas, masih ada yang perlu ditambahkan. seumpama Trah (yang dapat menurunkan mental juara) juga ketahanan fisik, (baik itu dari segi endurance maupun ketahanan terhadap penyakit)

yah ini sekedar masukan. berangkat dari pemikiran dan pertanyaan. mengapa segala sesuatu yang ada embel embel "bangkok" selalu lebih menjadi pilihan ? pastilah karena ada upaya pengembangan.

kalau nggak bisa/mau, dan hanya menerima apa yang sudah berjalan saja ya silahkan. dan kita akan selalu jalan ditempat

Administrator wrote:

lost_champ wrote:
Tulangan kecil tapi ngisi vs tulangan gede tapi kurus, tentunya berat sepadan

Bang admin pilih mana???

Kalo suruh pilih utk dipelihara,
Sy pilih tulangan gede lah...
Badan kurus tinggal digemukin aja koq.

Kalo tulangannya yg kecil, ga bisa di apa2in.

Kalau suruh pilih mana yg menang, ya sy ga tau...
Ayam menang kan bukan ditentukan dari tulangannya aja.

ini yang nantinya akan di hadapi

ketika ayam layak dinyatakan naik kelas bang

lost_champ wrote:
ini yang nantinya akan di hadapi

ketika ayam layak dinyatakan naik kelas bang

Maksudnya gimana?

Jagonantang wrote:
jiah,..ini bukan masalah kalah dan menang lho,...ini bicara peningkatan mutu ayam secara umum dan mendasar.
wong maksud saya, saya itu kepingin papaji itu punya standar mutu ayam yang bagus yang bisa dijadikan calon pejantan itu yang seperti apa? sehingga papaji bisa mengeluarkan semacam sertifikat kelayakan.

nah selain 3 point yang admin disebutkan diatas, masih ada yang perlu ditambahkan. seumpama Trah (yang dapat menurunkan mental juara) juga ketahanan fisik, (baik itu dari segi endurance maupun ketahanan terhadap penyakit)

yah ini sekedar masukan. berangkat dari pemikiran dan pertanyaan. mengapa segala sesuatu yang ada embel embel "bangkok" selalu lebih menjadi pilihan ? pastilah karena ada upaya pengembangan.

kalau nggak bisa/mau, dan hanya menerima apa yang sudah berjalan saja ya silahkan. dan kita akan selalu jalan ditempat

Betul boss. Kita tidak bicara menang kalah. Kita bicara kualitas.

Pada dasarnya sy setuju, selain teknik, pukulan dan tulangan bisa juga dimasukan faktor endurance dan trah ke dalam persyaratan sertifikasi. Kalau perlu kita masukan juga unsur katuranggan biar tambah yahud penilaiannya. Tambah banyak kriteria, tambah terseleksi bukan ??

Masalahnya :
Bila ada orang yg ayamnya mau disertifikasi, tapi :
1. Ayam tidak jelas asal usulnya, tapi memiliki kualitas dan teruji dgn baik.
2. Ayam yg secara teknik, pukulan dan tulangan bagus, tapi tdk pernah tarung lebih dari 3 ronde. Semua musuhnya rata2 roboh dibawah 3 ronde.

Kedua ayam diatas tidak memenuhi unsur kualifikasi trah dan endurance.
Nah, gimana solusinya ??
Apa masuk dalam kriteria persyaratan sertifikasi ??
Ataukah harus tidak diloloskan (tidak tersertifikasi) ?
Sy sih ngikut aja.
hehehe...

Administrator wrote:

lost_champ wrote:
ini yang nantinya akan di hadapi

ketika ayam layak dinyatakan naik kelas bang

Maksudnya gimana?

d saat 3 ronde sudah terlewati (menang cepat) banyak lawan2 menang cepat lainnya menunggu, otomatis dengan bobot yang lebih berat

lost_champ wrote:

Administrator wrote:

lost_champ wrote:
ini yang nantinya akan di hadapi

ketika ayam layak dinyatakan naik kelas bang

Maksudnya gimana?

d saat 3 ronde sudah terlewati (menang cepat) banyak lawan2 menang cepat lainnya menunggu, otomatis dengan bobot yang lebih berat

Ya kalo bobot musuhnya lebih berat, jangan dilawan lah...

Administrator wrote:

Jagonantang wrote:
jiah,..ini bukan masalah kalah dan menang lho,...ini bicara peningkatan mutu ayam secara umum dan mendasar.
wong maksud saya, saya itu kepingin papaji itu punya standar mutu ayam yang bagus yang bisa dijadikan calon pejantan itu yang seperti apa? sehingga papaji bisa mengeluarkan semacam sertifikat kelayakan.

nah selain 3 point yang admin disebutkan diatas, masih ada yang perlu ditambahkan. seumpama Trah (yang dapat menurunkan mental juara) juga ketahanan fisik, (baik itu dari segi endurance maupun ketahanan terhadap penyakit)

yah ini sekedar masukan. berangkat dari pemikiran dan pertanyaan. mengapa segala sesuatu yang ada embel embel "bangkok" selalu lebih menjadi pilihan ? pastilah karena ada upaya pengembangan.

kalau nggak bisa/mau, dan hanya menerima apa yang sudah berjalan saja ya silahkan. dan kita akan selalu jalan ditempat

Betul boss. Kita tidak bicara menang kalah. Kita bicara kualitas.

Pada dasarnya sy setuju, selain teknik, pukulan dan tulangan bisa juga dimasukan faktor endurance dan trah ke dalam persyaratan sertifikasi. Kalau perlu kita masukan juga unsur katuranggan biar tambah yahud penilaiannya. Tambah banyak kriteria, tambah terseleksi bukan ??

Masalahnya :
Bila ada orang yg ayamnya mau disertifikasi, tapi :
1. Ayam tidak jelas asal usulnya, tapi memiliki kualitas dan teruji dgn baik.
2. Ayam yg secara teknik, pukulan dan tulangan bagus, tapi tdk pernah tarung lebih dari 3 ronde. Semua musuhnya rata2 roboh dibawah 3 ronde.

Kedua ayam diatas tidak memenuhi unsur kualifikasi trah dan endurance.
Nah, gimana solusinya ??
Apa masuk dalam kriteria persyaratan sertifikasi ??
Ataukah harus tidak diloloskan (tidak tersertifikasi) ?
Sy sih ngikut aja.
hehehe...

inilah dinamika bang

jangan di ambil pusing, kenapa ayam yang gak punya trah bisa naik panggung???
lihat background botohnya
namanya cbf pasti punya manajemen masing2
dari segi pakan, bahan n keterampilan botohnya

asal memenuhi kriteria:
ayam sehat tidak sakit (gila bila mungkin)
satu kelas
botoh menyatakan deal
penonton menyatakan sah

saya kira arena siap d isi

Administrator wrote:

lost_champ wrote:

Administrator wrote:

lost_champ wrote:
ini yang nantinya akan di hadapi

ketika ayam layak dinyatakan naik kelas bang

Maksudnya gimana?

d saat 3 ronde sudah terlewati (menang cepat) banyak lawan2 menang cepat lainnya menunggu, otomatis dengan bobot yang lebih berat

Ya kalo bobot musuhnya lebih berat, jangan dilawan lah...

maaf atas kecetekan bahasa unthul bang

makanya itu naikin berat badannya biar bisa naik kelas

penonton pasti bisa menilai secara objektif dengan jiwa se sportif mungkin
TRUST me it works

Administrator wrote:

Jagonantang wrote:
jiah,..ini bukan masalah kalah dan menang lho,...ini bicara peningkatan mutu ayam secara umum dan mendasar.
wong maksud saya, saya itu kepingin papaji itu punya standar mutu ayam yang bagus yang bisa dijadikan calon pejantan itu yang seperti apa? sehingga papaji bisa mengeluarkan semacam sertifikat kelayakan.

nah selain 3 point yang admin disebutkan diatas, masih ada yang perlu ditambahkan. seumpama Trah (yang dapat menurunkan mental juara) juga ketahanan fisik, (baik itu dari segi endurance maupun ketahanan terhadap penyakit)

yah ini sekedar masukan. berangkat dari pemikiran dan pertanyaan. mengapa segala sesuatu yang ada embel embel "bangkok" selalu lebih menjadi pilihan ? pastilah karena ada upaya pengembangan.

kalau nggak bisa/mau, dan hanya menerima apa yang sudah berjalan saja ya silahkan. dan kita akan selalu jalan ditempat

Betul boss. Kita tidak bicara menang kalah. Kita bicara kualitas.

Pada dasarnya sy setuju, selain teknik, pukulan dan tulangan bisa juga dimasukan faktor endurance dan trah ke dalam persyaratan sertifikasi. Kalau perlu kita masukan juga unsur katuranggan biar tambah yahud penilaiannya. Tambah banyak kriteria, tambah terseleksi bukan ??

Masalahnya :
Bila ada orang yg ayamnya mau disertifikasi, tapi :
1. Ayam tidak jelas asal usulnya, tapi memiliki kualitas dan teruji dgn baik.
2. Ayam yg secara teknik, pukulan dan tulangan bagus, tapi tdk pernah tarung lebih dari 3 ronde. Semua musuhnya rata2 roboh dibawah 3 ronde.

Kedua ayam diatas tidak memenuhi unsur kualifikasi trah dan endurance.
Nah, gimana solusinya ??
Apa masuk dalam kriteria persyaratan sertifikasi ??
Ataukah harus tidak diloloskan (tidak tersertifikasi) ?
Sy sih ngikut aja.
hehehe...

Itu saya rasa nggak begitu sulit, untuk uji endurance, sepertinya hanya masalah teknis saja.
bila sipemilik memang berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat untuk suatu alasan tertentu, dan si ayam masih layak uji, ya kita uji, dengan cara digebrak aman. dengan lawan sepadan, atau dengan 2,3 ekor untulan, yang kira kira bisa memenuhi waktu/ronde batasan uji.

Sertifikasi ini bukan suatu keharusan. Namun buat peternak, atau siapa saja yang berharap hasil ternaknya baik, bisa terbantu bila mendapatkan pejantan yang sudah direkomen atau bersertifikat.

Kalau untuk trah, jelas nggak ada ujian prakteknya, itu mungkin masalah genetika/DNA.
apapun trahnya, bisa jadi hanya si pemilik/farm yang tahu dan berkepentingan.

Itu saja.

lost_champ wrote:

Administrator wrote:

Jagonantang wrote:
jiah,..ini bukan masalah kalah dan menang lho,...ini bicara peningkatan mutu ayam secara umum dan mendasar.
wong maksud saya, saya itu kepingin papaji itu punya standar mutu ayam yang bagus yang bisa dijadikan calon pejantan itu yang seperti apa? sehingga papaji bisa mengeluarkan semacam sertifikat kelayakan.

nah selain 3 point yang admin disebutkan diatas, masih ada yang perlu ditambahkan. seumpama Trah (yang dapat menurunkan mental juara) juga ketahanan fisik, (baik itu dari segi endurance maupun ketahanan terhadap penyakit)

yah ini sekedar masukan. berangkat dari pemikiran dan pertanyaan. mengapa segala sesuatu yang ada embel embel "bangkok" selalu lebih menjadi pilihan ? pastilah karena ada upaya pengembangan.

kalau nggak bisa/mau, dan hanya menerima apa yang sudah berjalan saja ya silahkan. dan kita akan selalu jalan ditempat

Betul boss. Kita tidak bicara menang kalah. Kita bicara kualitas.

Pada dasarnya sy setuju, selain teknik, pukulan dan tulangan bisa juga dimasukan faktor endurance dan trah ke dalam persyaratan sertifikasi. Kalau perlu kita masukan juga unsur katuranggan biar tambah yahud penilaiannya. Tambah banyak kriteria, tambah terseleksi bukan ??

Masalahnya :
Bila ada orang yg ayamnya mau disertifikasi, tapi :
1. Ayam tidak jelas asal usulnya, tapi memiliki kualitas dan teruji dgn baik.
2. Ayam yg secara teknik, pukulan dan tulangan bagus, tapi tdk pernah tarung lebih dari 3 ronde. Semua musuhnya rata2 roboh dibawah 3 ronde.

Kedua ayam diatas tidak memenuhi unsur kualifikasi trah dan endurance.
Nah, gimana solusinya ??
Apa masuk dalam kriteria persyaratan sertifikasi ??
Ataukah harus tidak diloloskan (tidak tersertifikasi) ?
Sy sih ngikut aja.
hehehe...

inilah dinamika bang

jangan di ambil pusing, kenapa ayam yang gak punya trah bisa naik panggung???
lihat background botohnya
namanya cbf pasti punya manajemen masing2
dari segi pakan, bahan n keterampilan botohnya

asal memenuhi kriteria:
ayam sehat tidak sakit (gila bila mungkin)
satu kelas
botoh menyatakan deal
penonton menyatakan sah

saya kira arena siap d isi

Sy ga ngerti. Ini ngomongin apa sih???
Kriteria ayam bagus kan ??? Kriteria yg layak di sertifikasi oleh papaji ??

Silakan tulis saja kira2 apa kriterianya.
1...............
2...............
3...............
4. dst

Jagonantang wrote:
Itu saya rasa nggak begitu sulit, untuk uji endurance, sepertinya hanya masalah teknis saja.
bila sipemilik memang berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat untuk suatu alasan tertentu, dan si ayam masih layak uji, ya kita uji, dengan cara digebrak aman. dengan lawan sepadan, atau dengan 2,3 ekor untulan, yang kira kira bisa memenuhi waktu/ronde batasan uji.

Nah, ini yg sy maksud. Ayam harus dipersiapkan dgn sungguh2 utk menjalani tarung 5-6 ronde. Mirip seperti mempersiapkan ayam utk turun di arena.
Artinya, ada faktor eksternal yg berpengaruh besar dalam persiapannya.

Perlu juga dipertimbangkan utk beberapa kasus dimana :
1. Ayam sudah berumur dan jadi pacek. Tidak mungkin tarung 5 ronde.
2. Secara fisik belum siap. Hanya sanggup 2-3 ronde saja.
3. Harus disediakan 'untulan' yg sanggup bertahan 5 ronde utk ayam saya (hahahaha...).

lost_champ wrote:maaf atas kecetekan bahasa unthul bang

makanya itu naikin berat badannya biar bisa naik kelas

penonton pasti bisa menilai secara objektif dengan jiwa se sportif mungkin
TRUST me it works

Prinsip tandingan itu apa sih??
Itu kan hanya kesetaraan secara fisik.
Kalau ayam kita lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan, ya jangan dilawan donk...
Kalau dirasa masih kurus, ya jangan di tarungkan.

Uji ktahanan sangat pnting,mngingat hny ayam2 brmental bagus yg mampu brtahan tarung ampe lama..!Teknik+pukul bagus kalo cengeng ya buat apa..!Tar anak2x kyk gto jga kan repot..!

Mngenai trah..!hm...kagak ngerti dah sy,yg pasti sy yqn stiap botoh HANYA akan mengawinkan pjantan+btinax yg trbaik aja...!Mngenai yg trbaik..!hm...kmbali ama versi botohx masing2...!Entah itu krna winx udah bnyk,pny pkul+teknik baik walo blm prnah win d kalang...!Ato cm krna ad embel2 improtx doank..!Cm botohx aja yg tau..!

Mngenai trah ga jelas...!Hm...makin bingung lg,brarti yg jelasx yg kyk gmn twuch...!Mngkin ad yg bz bantu jelasin...!

Lock Thea wrote:Uji ktahanan sangat pnting,mngingat hny ayam2 brmental bagus yg mampu brtahan tarung ampe lama..!Teknik+pukul bagus kalo cengeng ya buat apa..!Tar anak2x kyk gto jga kan repot..!

Setuju kang...
Tapi harus diingat juga, bagaimana kalau pacek sy yg mau di sertifikasi?
Haruskah ditarungkan sebanyak 5-6 ronde ?

ahah jadi enak d tanggepin ama bang admin

kriteria ayam bagus menurut saya

1. 1 kelas dengan lawannya.
yang dimaksud satu kelas :

1) bobot imbang.
2) apabila udah pernah ikut kontes pasti ada track recordnya, adu sesuai track record
win d bawah 1 air vs di bawah 1 air (biar hemat sertifikat)
beginers vs beginers.
3) mengerti limitasi umur. jangan sampai ada kata2 d belakang setelah laga

2. Last standing win. Sudah pasti bang admin ngerti yang satu ini
namanya imbang pasti imbang juga ngototnya, baik ayam maupun botoh, untuk itu di perlukan
banyak ronde untuk mengetahui pemenangnya.

3. Aturan d perketat. jangan sampai ada pencurian waktu d tengah airan, 5 menit ya 5 menit.

Administrator wrote:

lost_champ wrote:maaf atas kecetekan bahasa unthul bang

makanya itu naikin berat badannya biar bisa naik kelas

penonton pasti bisa menilai secara objektif dengan jiwa se sportif mungkin
TRUST me it works

Prinsip tandingan itu apa sih??
Itu kan hanya kesetaraan secara fisik.
Kalau ayam kita lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan, ya jangan dilawan donk...
Kalau dirasa masih kurus, ya jangan di tarungkan.

klau berat imbang

cuma yang satu tulangan gede badan pas-pas an
ketemu lawan tulangan tipis tapi daging tebal

kira2 kita bakal ketemu kasus model kaya gini gak bang nantinya???

d kembalikan lagi kepada empunya

Administrator wrote:

Lock Thea wrote:Uji ktahanan sangat pnting,mngingat hny ayam2 brmental bagus yg mampu brtahan tarung ampe lama..!Teknik+pukul bagus kalo cengeng ya buat apa..!Tar anak2x kyk gto jga kan repot..!

Setuju kang...
Tapi harus diingat juga, bagaimana kalau pacek sy yg mau di sertifikasi?
Haruskah ditarungkan sebanyak 5-6 ronde ?

kembali ke laptop

abang tega gak paceknya main ronde segitu???
klw tega silahkan ikut, kalau gak tega silahkan kasih sertifikat kepada anaknya

Administrator wrote:

Jagonantang wrote:
Itu saya rasa nggak begitu sulit, untuk uji endurance, sepertinya hanya masalah teknis saja.
bila sipemilik memang berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat untuk suatu alasan tertentu, dan si ayam masih layak uji, ya kita uji, dengan cara digebrak aman. dengan lawan sepadan, atau dengan 2,3 ekor untulan, yang kira kira bisa memenuhi waktu/ronde batasan uji.

Nah, ini yg sy maksud. Ayam harus dipersiapkan dgn sungguh2 utk menjalani tarung 5-6 ronde. Mirip seperti mempersiapkan ayam utk turun di arena.
Artinya, ada faktor eksternal yg berpengaruh besar dalam persiapannya.

Perlu juga dipertimbangkan utk beberapa kasus dimana :
1. Ayam sudah berumur dan jadi pacek. Tidak mungkin tarung 5 ronde.
2. Secara fisik belum siap. Hanya sanggup 2-3 ronde saja.
3. Harus disediakan 'untulan' yg sanggup bertahan 5 ronde utk ayam saya (hahahaha...)

untuk point 1 dan 2, jelas itu ayam tidak layak uji.
untuk point 3, kan untulnya bisa saja kita siapkan secukupnya.

Administrator wrote:

Lock Thea wrote:Uji ktahanan sangat pnting,mngingat hny ayam2 brmental bagus yg mampu brtahan tarung ampe lama..!Teknik+pukul bagus kalo cengeng ya buat apa..!Tar anak2x kyk gto jga kan repot..!

Setuju kang...
Tapi harus diingat juga, bagaimana kalau pacek sy yg mau di sertifikasi?
Haruskah ditarungkan sebanyak 5-6 ronde ?

heuhehe...ikut ngutip pndapat om bagyo aja

Jagonantang wrote:
"Itu saya rasa nggak begitu sulit,untuk uji endurance, sepertinya hanya masalah teknis saja.
bila sipemilik memang berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat untuk suatu alasan tertentu, dan si ayam masih layak uji , ya kita uji,dengan cara digebrak aman. dengan lawan sepadan"

sy rada kalo emg tandingan sepadan,sprti kt kang lost

"2. Last standing win. Sudah pasti bang admin ngerti yang satu ini
namanya imbang pasti imbang juga ngototnya, baik ayam maupun botoh, untuk itu di perlukan
banyak ronde untuk mengetahui pemenangnya"

mantap juga klu ayam bisa disertifikasi, jadi nyohor ternakan..yg ngeluarin sertifikat siapa2 orangnya? Bisa gak sertifikatnya dibeli ayamnya gak usah diuji..et deh kok saya jadi ngawur ya, maaf maaf maaf. Salam salam salam.

Kang Lock_thea ini diam tapi memperhatikan secara seksama

Tingkat analisanya mantap
Terhitung usia tergolong muda

Two thumbs up

lost_champ wrote:
kriteria ayam bagus menurut saya

1. 1 kelas dengan lawannya.
yang dimaksud satu kelas :

1) bobot imbang.
2) apabila udah pernah ikut kontes pasti ada track recordnya, adu sesuai track record
win d bawah 1 air vs di bawah 1 air (biar hemat sertifikat)
beginers vs beginers.
3) mengerti limitasi umur. jangan sampai ada kata2 d belakang setelah laga

2. Last standing win. Sudah pasti bang admin ngerti yang satu ini
namanya imbang pasti imbang juga ngototnya, baik ayam maupun botoh, untuk itu di perlukan
banyak ronde untuk mengetahui pemenangnya.

3. Aturan d perketat. jangan sampai ada pencurian waktu d tengah airan, 5 menit ya 5 menit.

Ini mah bukan kriteria ayam bagus atuh kang...
Ini kriteria teknis pelaksanaan bagaimana cari tandingan musuh yg sepadan.


Maksud saya, kalau akang nyari ayam bagus, apanya yg dilihat ???
Ukurannya? Tekniknya? Pukulannya? Daya tahannya 5-6 ronde? Katuranggannya?
dsb.

lost_champ wrote:kembali ke laptop

abang tega gak paceknya main ronde segitu???
klw tega silahkan ikut, kalau gak tega silahkan kasih sertifikat kepada anaknya

Coba sy tanya dulu sama kang lost, apa tujuan ayam disertifikasi ?
Apakah piagam/piala kontes papaji tidak cukup menggambarkan kualitas ayam tsb ?