Orang thailand menjaga dan merawat Ayam aduannya....

ewon wrote:

losi wrote:

ewon wrote:

Salam ekspose.................[/color][/i]    

saran dr orang tua sy klo ke sana beli yang Champion (golden medal) biasanya juara kontes diatas 300rb baht bawa tuh sama medali emas nya jgn nanggung, atau kumpulin peternak 1 desa adakan kontes langsung bilang sama kepala desa nya ada Cukong dari Indonesia mau cari ayam, baru tuh bisa dapet yg bagus     

cukong tu apaan kang?

Cukong adalah menunjuk kepada pengusaha-pengusaha pemilik perusahaan besar di Indonesia. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang lazim dilafalkan di Indonesia oleh suku Tionghoa-Indonesia. Cukong (Hanzi: 主公, hanyu pinyin: zhugong) dalam bahasa Hokkian atau bahasa Mandarin berarti pemimpin; ketua; pemilik; bos.[/quote]
Kl setau sy masbro, cukong itu: org yg perut nya ndut-ndut.hahahahaa

forbes-didi wrote:Kalo di arena pro, skrg ayam kebykan tehnik percuma, spt kejadian kmrn di arena pro, tmn-ku bw ayam pro tipe Bk, ketemu musuh ayam tue..sama2 jalu polos. Dari lps ekor mnt ke 2, ayam kt sdh beri-an 2, bahh. Ayam kt tehnik komplit menurut sy. Musuh kgk bs maen, jd kt seperti gebrak ayam di arena pro . Akhr nya.. Draw... Ayam musuh kedot,, muka bengap,kgk bs mukul. Menurut ( yg lbh konsen ke arena pro ) skrg kgk perlu ayam tehnik full, tp jgn bodoh keterlaluan spt yg sy lht kmrn yah :Payam sdh tgl di keplak in aja pake emut2 ,akhr di lps... Ayam skrg perlu setiap pukul jd, musuh di rasa.. Ayam klh sama ayam kok, ngapain kt takut dgn ayam import? Sdh byk kejadian anakan sini klh-in import, tetapi, atas-nya msh import yah :d

maaf Om klo menurut saya dikalangan itu ayam kalah sama botohnya, ... coba klo sama botohnya ga diaduin ngga bakalan kalah2x tuh ayam ...        

Pada intinya janganlah kita saling meremehkan, apa lagi dengan perkara yang tidak ilmiyah, karena semangat kedaerahan atau semangat golongan semata. Kalau adu argumen secara ilmiah, dicari sisi negatif untuk diisi dengan yang positif, atau hal yang positif ditambah lagi dengan yang lebih positif, maka itu akan baik jadinya. Dan mencari sisi negatif bukan untuk menjatuhkan tapi untuk diisi dengan yang lebih positif. Kalau mikirnya untuk memperbaiki diri kan jadinya semangat, tapi kalau mikirnya untuk menjatuh kan apalagi memusuhi itu tidak baik. Bangga dengan ilmu sendiri dengan meremehkan orang lain siap-siap aja terjungkal. [senyum]

AlfaFarm wrote:Pada intinya janganlah kita saling meremehkan, apa lagi dengan perkara yang tidak ilmiyah, karena semangat kedaerahan atau semangat golongan semata. Kalau adu argumen secara ilmiah, dicari sisi negatif untuk diisi dengan yang positif, atau hal yang positif ditambah lagi dengan yang  lebih positif, maka itu akan baik jadinya. Dan mencari sisi negatif bukan untuk menjatuhkan tapi untuk diisi dengan yang lebih positif. Kalau mikirnya untuk memperbaiki diri kan jadinya semangat, tapi kalau mikirnya untuk menjatuh kan apalagi memusuhi itu tidak baik. Bangga dengan ilmu sendiri dengan meremehkan orang lain siap-siap aja terjungkal. [senyum]

mas alfa farm ini saudaranya Roni Rayanto ya..???
        
      
    
L A R i i i i i i i i.........................         
  

Opooo iki. Takon malah nggurui....

he he he he, inilah sulitnya dalam berbagi ilmu, kalau tau sedikit disangkanya menggurui, he he he he, cobalah membuka diri, saya pun sering melihat orang yang berilmu memuji orang yang tingkat keilmuannya dibawahnya, bukan masalah rendah atau lebih muda, karena orang yang berilmu pasti akan bangga dan bahagia kalau orang yang dibawahnya ikut mendapat seperti apa yang dia dapat, bukan malah merasa bangga jika dia sendiri yang paling berilmu, apa lagi sampai merendahkan orang lain, bukankah padi semakin berisi itu semakin merunduk??? [senyum]

AlfaFarm wrote:he he he he, inilah sulitnya dalam berbagi ilmu, kalau tau sedikit disangkanya menggurui, he he he he, cobalah membuka diri, saya pun sering melihat orang yang berilmu memuji orang yang tingkat keilmuannya dibawahnya, bukan masalah rendah atau lebih muda, karena orang yang berilmu pasti akan bangga dan bahagia kalau orang yang dibawahnya ikut mendapat seperti apa yang dia dapat, bukan malah merasa bangga jika dia sendiri yang paling berilmu, apa lagi sampai merendahkan orang lain, bukankah padi semakin berisi itu semakin merunduk??? [senyum]

Super sekali...

wah sayang mas saya belum pernah ke thai jadi ga tahu cara tersebut,tapi yang saya tau hanya dalam merawat dan membesarkan ayam saya sendiri hi...hi...intinya saya belum berhasil karena :
1.saya kurang fokus tidak bisa mengamati seharian
2.modal, mau di kasih vit,makanan enak,lawong hidup saya aja pas pasan.mu eksperimen yang aneh" juga di bentur modal
3.kurang paham bener dalam segala hal mengenai ayam aduan
klu kurang berkenan mohon maaf,salam senyum

AlfaFarm wrote:Pada intinya janganlah kita saling meremehkan, apa lagi dengan perkara yang tidak ilmiyah, karena semangat kedaerahan atau semangat golongan semata. Kalau adu argumen secara ilmiah, dicari sisi negatif untuk diisi dengan yang positif, atau hal yang positif ditambah lagi dengan yang  lebih positif, maka itu akan baik jadinya. Dan mencari sisi negatif bukan untuk menjatuhkan tapi untuk diisi dengan yang lebih positif. Kalau mikirnya untuk memperbaiki diri kan jadinya semangat, tapi kalau mikirnya untuk menjatuh kan apalagi memusuhi itu tidak baik. Bangga dengan ilmu sendiri dengan meremehkan orang lain siap-siap aja terjungkal. [senyum]

Cocok nih klo kita jadikan sebagai "Master Shifu" ...     

forbes-didi wrote:Cukong adalah menunjuk kepada pengusaha-pengusaha pemilik perusahaan besar di Indonesia. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang lazim dilafalkan di Indonesia oleh suku Tionghoa-Indonesia. Cukong (Hanzi: 主公, hanyu pinyin: zhugong) dalam bahasa Hokkian atau bahasa Mandarin berarti pemimpin; ketua; pemilik; bos.

Kl setau sy masbro, cukong itu: org yg perut nya ndut-ndut.hahahahaa[/quote]

klo ini saya juga termasuk dong,,,kekekekeeee

AlfaFarm wrote:he he he he, inilah sulitnya dalam berbagi ilmu, kalau tau sedikit disangkanya menggurui, he he he he, cobalah membuka diri, saya pun sering melihat orang yang berilmu memuji orang yang tingkat keilmuannya dibawahnya, bukan masalah rendah atau lebih muda, karena orang yang berilmu pasti akan bangga dan bahagia kalau orang yang dibawahnya ikut mendapat seperti apa yang dia dapat, bukan malah merasa bangga jika dia sendiri yang paling berilmu, apa lagi sampai merendahkan orang lain, bukankah padi semakin berisi itu semakin merunduk??? [senyum]

he he he klo saya iya!..."semakin berisi itu semakin merunduk???"  soalnya klo perut sudah kenyang alias fulllll "berisi" makanan,semakin merunduk,semakin ngantuuuukkkkkk gak bisa mikir mas   jauhhh mikirin ilmunya orang thailand "MERAWAT AYAM" sampai saya merasa semakin bodoh dan tertidur...

Orang yang semakin merasa dan sadar bahwa dirinya bodoh, maka dia adalah orang yang cerdas, dengan kesadarannya itu dia akan berusaha untuk memperbaiki diri, orang bodoh yang sesungguhnya adalah orang yang merasa pintar, dia tidak sadar bahwa masih banyak yang tidak diketahuinya, mungkin ini juga termasuk saya yang selalu merasa pintar, padahal masih jauh dari kepintaran... [senyum]

AlfaFarm wrote:he he he he, inilah sulitnya dalam berbagi ilmu, kalau tau sedikit disangkanya menggurui, he he he he, cobalah membuka diri, saya pun sering melihat orang yang berilmu memuji orang yang tingkat keilmuannya dibawahnya, bukan masalah rendah atau lebih muda, karena orang yang berilmu pasti akan bangga dan bahagia kalau orang yang dibawahnya ikut mendapat seperti apa yang dia dapat, bukan malah merasa bangga jika dia sendiri yang paling berilmu, apa lagi sampai merendahkan orang lain, bukankah padi semakin berisi itu semakin merunduk??? [senyum]

Kata2 yg bijak...makasih mas sdh berbagi ilmu...   

AlfaFarm wrote:Orang yang semakin merasa dan sadar bahwa dirinya bodoh, maka dia adalah orang yang cerdas, dengan kesadarannya itu dia akan berusaha untuk memperbaiki diri, orang bodoh yang sesungguhnya adalah orang yang merasa pintar, dia tidak sadar bahwa masih banyak yang tidak diketahuinya, mungkin ini juga termasuk saya yang selalu merasa pintar, padahal masih jauh dari kepintaran... [senyum]

Mantap mas, dan rasanya rekan2 PAPAJI juga mempunyai sifat demikian selalu menghormati orang lain serta tidak merasa lebih pintar atau lebih tinggi dari yang lainnya, biasanya kalo ada yang merasa diserang adalah mereka2 yang belum pernah ketemu secara pribadi alias tidak pernah ikut ngumpul2 atau cara penyampaian topiknya "garing" dan mengundang orang lain untuk memberikan komentar diluar topik bahasannya...............................................   

Tujuan saya menulis judul tersebut adalah agar saya tahu bagaimana orang thailand memperlakukan dan merawat ayamnya. Sekiranya itu udah salah, maka saya akan mundur, bukan semata-mata membanggakan negeri thailand sana. Dan tujuan lain adalah judul yang saya tulis itu agar bisa saya baca lagi. Karena saya menganggap tulisan saya ini sebagai buku catatan yang suatu saat akan saya buka kembali. Ya mungkin karena kesalahan persepsi saya menanggapi sebagian tulisan, jadi saya minta maaf, yang jelas tujuan saya adalah untuk mencari ilmu, dan saya tidak membatasi wilayah negara atau kelompok tertentu. Dan masing-masing peternak memiliki kebaikan yang bisa diambil ilmunya, walaupun dia beternak ayam bangkok hanya tujuan untuk ayam potong/ayam dijual ke pasar. [Sebagai contoh, tetangga saya yang beternak bangkok untuk tujuan dijual kepasar, mungkin ada yang bertanya "Ilmu apa yang bisa diambil dari peternak yang hanya menghasilkan ayam bangkok kualitas potongan/ayam potong??" Jawabnya; ada saja ilmu yang bisa kita ambil, bagaimana beliau menata kandangnya, bagaimana beliau memberi pakan, bagaimana beliau menjaga anak ayamnya sehingga tidak ada yang mati dan masih ada lagi yang lain]. Bagi saya orang thailand sama saja dengan peternak di indonesia yang sama-sama berusaha membuat produk unggul. Sekiranya [ini hanya mengandai-andai saja] orang-orang Thailand itu bisa dijadikan partner/teman dalam beternak, kenapa harus dijauhi. Bagi alergi dengan ayam import, saya tidak memaksa, silahkan dengan kealergiannya. [senyum]

"Bagaimana pun baiknya ayam lokal/ayam keturunan bangkok yang kita ternakan, pasti masih ada darah ataupun gen dari ayam bangkok asli dari thailand [sedikit atau pun banyak]. Tidak ada salahnya kita ucapkan terima kasih kepada orang Thailand."

Maaf mas anda salah mempersepsikan pendapat dari rekan2, karena tidak ada diantara kita yang alergi atau anti terhadap ayam import mungkin hanya cara pandangnya saja yang berbeda.........................................................

Kalo kita tidak pernah memandang tinggi ayam import atau ayam trah tertentu karena kita sadar bahwa pada dasarnya semua ayam aduan adalah sama tidak ada ayam yang sempurna dan tidak ada yang 100% lebih unggul dari yang lainnya.................................................................

Jadi mau import atau lokal adalah sama saja, kadangkala import menang kadang juga lokal yang menang dan hal tersebut adalah sebuah kewajaran, maka tidak ada yang perlu dibesar besarkan atau dianggap lebih unggul..........................................................

Salam persepsi.......................      

sundul ah      biar tambah rame...

mas alfa terima kasih bahasa thailan nya apa yaa.. 

klo menurut sy, ayam impor itu ayam yg dibeli baik dr sodara, tetangga beda rt, rw, kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, negara ... nah klo ayam lokal itu ayam dpt nemu atau yg netas sendiri d kandang ...           

AlfaFarm wrote:Asslamu'alaikum sahabat semua,

apa kabar? semoga selalu baik dan sehat.

Saya ada pertanyaan, semoga sahabat semua ada yang bisa menjawab dan membagi ilmunya.

[senyum].

Pertanyaan; "Bagaimanakah orang-orang thailand menjaga dan merawat ayam aduannya

walaupun telah menurunkan beberapa generasi dan keturunan tapi masih juga kualitasnya baik??

Dan apakah cara merawat ayam dari orang-orang thailand bisa diterapkan di Indonesia, sehingga

ayam-ayam di Indonesia bisa memiliki kualitas menyamai kualitas ayam orang-orang thailand???"


MUngkin hanya itu sahaja, terima kasih atas jawabannya...

[Senyum]

Alfarisi [AlfaFarm]

NUmpang baca ya bang.

siip

salam persepsi jga

Buyas wrote:salam persepsi jga

[senyum]                  

nagageni212 wrote:sundul ah      biar tambah rame...

mas alfa terima kasih bahasa thailan nya apa yaa.. 

TERIMA KASIH dalam Berbagai Bahasa,Bahasa Asing,Bahasa Suku/Daerah,







Bahasa Asing

1. Bahasa Inggris : Thank You, Thanks, Thank You Very Much

2. Bahasa Prancis : Merci, Merci beaucoup

3. Bahasa Jerman : Danke

4. Bahasa Spanyol : Gracias

5. Bahasa Jepang : Arigato, Arigato Gozaimasu, Arigato Gozaimashita

6. Bahasa Belanda : Dank Je

7. Bahasa Italia : Grazie

8. Bahasa Portugis : Obrigado

9. Bahasa Korea : Gamsa-hamnida

10. Bahasa Mandarin : Xie-xie

11. Bahasa Arab : Syukron

12. Bahasa Ibrani : Toda

13. Bahasa Afrika : Dankie, Baie Dankie

14. Bahasa Mesir Kuno : Dua Netjer en ek(ke cowo), Dua Netjer etj (ke cewe)

15. Bahasa Yunani : Sas efharisto, efcharisto

16. Bahasa India : Danyavad, Dhanyawaad, Shukriya

17. Bahasa Islandia : Takk, Takk fyrir

18. Bahasa Finlandia : Kiitos, Kiitoksia

19. Bahasa Wales : Diolch yn fawr

20. Bahasa Tagalog : Salamot

21. Bahasa Thai : Khwap khun, khwap khun khrap

22. Bahasa Tibet : Tujechhe

23. Bahasa Scotlandia : Thank ye, Thenk Ye

24. Bahasa Sansekerta : Anugurihiitusomi

25. Bahasa Rumania : Multumesc

26. Bahasa Mandarin : Xie-xie



Ucapan Terimakasih Dalam Berbagai Bahasa

Afrikaans (Africa) - Dankie
Arabic - Sukran
Arabic - Shukran Gazillan (Thank you very much)
Armenian - shur-nur-ah-gah-lem
Australian - Thoinks, Moite!
Bengali - Dhannyabad
Bulgarian - Blagodaria
Bosnia - Hvala
tonese - M'goy (sp? -- thank you for the service)
Cantonese - Do jey (sp? -- thank you for the gift)
Chinese (Mandarin) - Xie_Xie (shieh shieh)
Cook Islander - Kia Manuia
Croatia - Hvala
Czech - Djenkuie (deh'-ku-yih)
Danish - tak (tahg)
Dutch - dank (dahnk)
Estonia - Aitåh
Fijian - Vinaka
Finnish - kiitos (kee'-toas)
French - merci (mehr-see')
French - Merci Madame - Thanks (to a woman)
French - Merci Mademoiselle - Thanks (to a young girl)
French - Merci Monsieur - Thanks (to a man)
Gambia (Mandinka) - Abarka

German - Danke (dahn'-kuh)
German - Danke schoen (literally: nicely thank you, outdated)
German - Danke sehr (Thank you very much)
German -Vielen Dank (Many Thanks)
Greek - Efharisto (ef-har-ris-tou')
Greek - Efkaristo poly
Guarani - Aguije (ah-we-JAY) native indian language of Paraguay and Western Brazil
Guinea (Mandinka) - Abarka
Gujarathi (India) - Aabar
Hawaiian - Mahalo
Hebrew - Toda (toh-dah')
Hebrew - Toda raba (thank you very much)
Hindi (India National Language) - Dhan-ya-vaad
Hindi - Syukriya
Hungarian - Köszönöm (kuh'-suh-nuhm)
Indonesian - Terima kasih (teh-ri-mah kah-sih)
Indonesian - Terima Kasih Banyak (Both pronounced bunyuk - Thank you very much)
Italian - Grazie (grahts'-yeh)
Italian - Grazie tanto (many thanks - cordial version)
Italian - Mille Grazie (a thousand thanks)
Japanese - Arigato (ah-ree-gah'-toh) or A_Lea_Ga_Tou_Go_Zai_Ma_Su
Japanese - Domo arrigato
Javanese - Matur nuwun
Jive - Thanks mon - Appropriate only if directed to a male
Kannada (India) - Dhan-ya-vaadaa (spoken in S India, in Bangalore, the Silicon Valley of India.)
Korean - Kamsa hamaida (kam'-sah hum-nee-dah' )
Latvian - Paldis
Lithuanian - Achu
Luganda (Uganda) - Waybale (Thank you)
Luganda (Uganda) - Waybale Nyo (Thank you very much)
Macedonia - Hvala
Malayalam (South Indian Language) - Nandi
Malayalam (India) - Nani
Malaysian - Terima Kasih ("Tay ree ma Kaa seh")
Mali (Mandinka) - Abarka
Mandinka - Abarka (language of West Africa; The Gambia, Senegal, Guinea and Mali)
Maori - Kia Manuia
New Zealand - Cheers - LOL
New Zealand - Kiaora Koe
New Zealand - Kiaora Korua
New Zealand - Kiaora Koto
New Zealand - Kiaora Tatou
New Zealand - Maori
Norwegian - Takk (tahkk)
Oman - Shakkran
Palauan - soolong (Republic of Palau)
Paraguay (Guarani) - Aguije (ah-we-JAY)
Persian/Farsi - Mam'noon or Mo'teshake'ram (Spoken in Iran, Afghanistan and other
Central Asian countries)
Philippines Tagalog - Salamat
Philippines - Maraming Salamat (thank you very much)
Polish - Dziekuje (dsyehn-koo-yeh)
Portuguese - Obrigada (Female)
Portuguese - Obrigado (Male) (oh-bree-gah'-doh)
Portuguese - Muito Obrigado (Thank you very much)
Portuguese - Muito Obrigado com Voce (have my personal thanks)
Punjabi [ Pakistan and India] - Bhala Hove
Qatar - Shakkran
Romanian - Multumesc (phonetic: mooltzoomeask)
Romanian - Va multumim frumos (great thanks)
Russian - Spasiba (spah-see'-boh)
Russian - Blagodaryu (a little official)
Russian - Premnogo blagodaren (my greater thanks - words said to bosses by workers)
Russian - Spasibo balshoye (big thanks)
Samoan - Fa'afetai (fah-ah-feh-ta-e - thank you)
Samoan - Fa'afetai tele lava (Thank you very much)
Samoan - Talofa
Saulteaux Indians (Manitoba, Canada) - Miigwech (meegweech) -- there are similar Spellings in other native languages such as Cree, etc.
Senegal (Mandinka) - Abarka
Serbo - Croat -Hvala
South Africa - Dankie
South Africa - Baie Dankie (thanks very much)
Spanish - Gracias (grah'-syas)
Spanish - Gracias a todos (Thank you all)
Sundanese - Nuhun
Sunda - Hatur Nuhun
Swahili - Ahsante (ah-sahn'-teh)
Swahili - Ahsante Sana (Thank you very much)
Swedish - Tack (tahkk)
Swedish - Tack så mycket
Tahitian - Maururu
Tamil (India) - Nandri ("Nun-dry" spoken in South India, Singapore, Malaysia)
Telungu (South Indian Language)- Manjuthe
Thai - Kah khun (women)
Thai - Kap khun (men)
Thai - Kap Khun Krap (thank you very much)
Thai - Khap kun kop (more formal and polite)
Tibetan - Thuk Ji Chhe
Turkish - Tesekkurler ( teh-sheh-keur eh-deh-rim)
Turkish - Çok tesekkur ederim (big thanks)
Turkish - Sa&Mac221;ol (thank you)
Turkish - Sa&Mac221;olun (thank you - "saol")
Turkish - Tesekkurler (thanks - "teshekkyurler")
U.S. & Canada - Thank You
United States (South) - Thanks y'all
Ukranian - Dyakuyu
Urudu (India) - Shukria
Urdu (Pakistan) - Shukria
Urdu [Pakistan, India and Bangladesh] - Maherbani
Vietnamese - Kam ouen
Xhosa (Africa) - Nkosi
Yemen - Shakkran
Yoruba - Modupe
Yugoslavia - Hvala
Zulu – Ngiyabonga

Bahasa Daerah

· Bahasa Jawa : Matur Nuwun

· Bahasa Sunda : hatur nuhun, hatur nuhun pisan

· Bahasa Jambi : Terimo kasih (beda “a” sama “o” aja)

· Bahasa Bali : Matur sukseme

· Bahasa Migani (Papua) : Amanai

· Bahasa Batak : muliate

· Bahasa Sasak : tampiaseh

· Bahasa Minang : Tarimo kasi

· Bahasa Toraja : kurrusumanga’

· Bahasa Nias : sauweghele

· Bahasa Banjar : Tarima Kasih

· Bahasa Madura : sakalangkong

· Bahasa Kutai : makaseh

· Bahasa Manado : makase

· Bahasa Aceh : Teurimong Gaseh beh

· bahasa Timor dan Timor Leste: Obrigado Barak

· Bahasa Maumere : Epanggawang

kekeke... nyimak pak...

mau ayam thailand atau ayam lokal sama aja buat saya mas toh sama-sama ayam,,yg pasti ayam kalah sama ayam,,hehehehehe     
yg terpenting dalam hal yg kita lakukan baik dalam memeilhara ayam,, point yg paling utama kita harus senang dan cinta dalam apa yg kita kerjakan karena sesuatu yg kita kerjakan atas berdasarkan rasa senang dalam melakukannya dan cinta dalam melakukannya,,insya allah akan mendapakan hasil yang terbaik,,