Orang thailand menjaga dan merawat Ayam aduannya....

Asslamu'alaikum sahabat semua,

apa kabar? semoga selalu baik dan sehat.

Saya ada pertanyaan, semoga sahabat semua ada yang bisa menjawab dan membagi ilmunya.

[senyum].

Pertanyaan; "Bagaimanakah orang-orang thailand menjaga dan merawat ayam aduannya

walaupun telah menurunkan beberapa generasi dan keturunan tapi masih juga kualitasnya baik??

Dan apakah cara merawat ayam dari orang-orang thailand bisa diterapkan di Indonesia, sehingga

ayam-ayam di Indonesia bisa memiliki kualitas menyamai kualitas ayam orang-orang thailand???"


MUngkin hanya itu sahaja, terima kasih atas jawabannya...

[Senyum]

Alfarisi [AlfaFarm]

Apa benar semua hobiis thailand seperti itu? Ayamnya bagus2 semua?
Juga sebaliknya,
Apa benar hobiis lokal rata2 ayamnya jelek?

Di thailand, untulannya juga pakai ayam bangkok. Itu artinya, disana juga banyak ayam yg jelek2.

Soal menjaga dan merawat ayam aduan agar bisa terus stabil bagus2 sepertinya bukan monopoli orang thailand saja. Dimanapun sama saja.
Baik di Thailand atau di Indonesia, peternak yg bagus akan tetap menghasilkan ayam2 unggulan.

Di Indonesia juga sudah banyak hasil ternak yg bagus2.
Buktinya, baik di kontes papaji maupun di arena pro, ayam2 ternakan lokal sudah banyak yg bisa mengungguli ayam2 import dari thai.
 

Saya pernah mendengar dari seorang peternak, bahwa beliau beli ayam import hanya untuk

mencari nama sahaja, beliau ibaratkan makanan di mall dan makanan di warung biasa, mungkin

harganya beda tapi rasanya mungkin sama. Tapi yang saya tahu bahwa orang-orang thailand

lebih serius dalam mengurus ayam-ayam mereka, trus kalau di Indonesia ada peternak yang

melahirkan ayam-ayam bagus, kalau ditelusuri lebih dalam, ternyata beliau-beliau itu juga import

ayam yang dijadikan bapakan/indukan. Kalau ada ayam import yang kalah, mungkin itu kasus

saja,bukan masalah thailand atau indonesianya, yang jadi pijakan untuk meniru dan

mengembangkan adalah kualitas dalam perawatan, orang thailand bukan segalanya, Indonesia

juga bukan segalanya dalam hal perayaman, dan negara-negara yang lain. Siapa yang lebih

serius dan menghargai ayam, maka dia yang akan beruntung, urusan menang kalah itu hal

biasa dan sangat biasa, dan ini dalam segala bidang, dalam hal olah raga pun demikian, harga

mahal seorang pemain belum tentu bisa membawa tim yang dibelanya juara di akhir musim.

Tahun 90 an bos tetangga saya (pensiunan aparat yang dipercaya untuk merawat ayam si bos), mendatangkan 20 ekor ayam dari Thailand, saya diajak serta jemput ayamnya di pelabuhan Tanjung Emas - Semarang, setelah dibawa ke kandang dan dirawat selama 2 minggu, coba diabar untuk dilihat kinerjanya (50 % ayam lancuran umur 9 - 10 bulan, selebihnya ayam tua sudah mabungan), hasil test gebrak dari 20 ekor hanya 2 ekor yang masuk kategori layak adu alias kualitas lumayanlah, saya jadi nyengir dan ketawa ngakak liat bos teman saya ngoceh2 sambil ngumpat pake bahasa kebun binatang..ke..ke..ke..ke..ke...     


Kesimpulannya :
1. Tidak ada satu jenis ayam yang selalu bagus 100 %, bahkan melalui metode rekayasa genetik atau pemuliaan ternak sekalipun dipastikan tidak akan menghasilkan kualitas merata yang bagus 100 %............................

2. Kalo di Thailand dikesankan ayamnya bagus2 itu adalah hasil sebuah pengkondisian dan merupakan strategi dagang negara tersebut, sebenarnya yang afkiran jauh lebih banyak tapi tidak ekspose....................................

Salam ekspose.................    

Manusia bisa salah bisa benar, siapa yang lebih dekat kepada kebenaran maka dia yang berhak di

ikuti, kalau bisa jadi saudara maka lebih baik untuk saling berbagi, di Indoneisia banyak yang

bagus, di thailand juga banyak yang bagus, di thailand banyak untulan jelek banget, di Indonesia

pun juga banyak, Siapa yang lebih dekat dengan kebenaran dan kebaikan, dia yang berhak di

ikuti.

C-p3k d3h

Habis muter untulan jadi cape apa??? He He He....

Salam kenal bang alfafarm dan selamat bergabung
Lokasi baturaden....berarti tanggane Inyong kiye,
Tapi kalau liat bahasanya...kayak bahasa seberang?
Anda lama diseberang ya bang?
Silahkan sharring....saya pengin juga belajar...
Monggo dilanjut, sy numpang lewat ajah... .

Salam kenal pula... Monggo mas he he he...

AlfaFarm wrote:Habis muter untulan jadi cape apa??? He He He....

iyo..putar-putar pusiiiiing

Makannya bang kembangsawit kalau lagi muter ayam, jangan ikut muter pula, jadinya mumet kan

biarkan sahaja ayamnya yang muter-muter. ha ha ha...

udah banyak trit lawas disini yg membahas masalah kwalitas ternak.
.. n senior2 disini sangat tidak pelit bagi2 ilmu...silahken buka2..atau boleh juga diangkat lagi biar gak tenggelam.
  

AlfaFarm wrote:trus kalau di Indonesia ada peternak yang

melahirkan ayam-ayam bagus, kalau ditelusuri lebih dalam, ternyata beliau-beliau itu juga import

ayam yang dijadikan bapakan/indukan.

Point utamanya bukan pada ayam import atau lokal. Tapi bagaimana memilih pacek dan biang berkualitas. Haruskah pacek dan biang itu adlh ayam2 import? Belom tentu.

AlfaFarm wrote:Kalau ada ayam import yang kalah, mungkin itu kasus

saja,bukan masalah thailand atau indonesianya, yang jadi pijakan untuk meniru dan

mengembangkan adalah kualitas dalam perawatan, orang thailand bukan segalanya, Indonesia

juga bukan segalanya dalam hal perayaman, dan negara-negara yang lain. Siapa yang lebih

serius dan menghargai ayam, maka dia yang akan beruntung, urusan menang kalah itu hal

biasa dan sangat biasa, dan ini dalam segala bidang, dalam hal olah raga pun demikian, harga

mahal seorang pemain belum tentu bisa membawa tim yang dibelanya juara di akhir musim.

Lha... ini sudah dijawab sendiri.
  

Pacek dan biang tidak harus impor dan tidak juga harus lokal. Ayam lokal banyak yang bagus,

dan ayam import pun tidak sedikit yang bagus. Kalau ayam import mungkin ada yang

mengecewakan, apa lagi ayam lokal... Kalau saat kita menerima ayam import dan kita kecewa

karena kualitasnya yang kurang, kira-kira kalo ayam kita [mungkin saya] dibawa ke thailand

[khususnya] kira-kira penilaian orang Thailand bagaimana???

Salah satu bentuk penjagaan ilmu adalah dengan mengulangnya. Orang yang serius dalam

mempelajari ilmu tidak akan pernah bosan dengan pengulangan pelajaran.

Orang yang paham tentang ayam [khususnya] dan masalah-masalah lain perlu waktu dan

pembelajaran yang lama untuk dapat sampai menguasai ilmu tersebut.

Ilmu tidak akan sampai kepada orang-orang yang sombong [orang yang merasa cukup dengan

keadaannya dan meremehkan orang lain tanpa dasar] dan orang pemalu, yang tidak mau bertanya

tentang ilmu dan mencarinya walaupun sesungguhnya dia membutuhkannya....

AlfaFarm wrote:Salah satu bentuk penjagaan ilmu adalah dengan mengulangnya. Orang yang serius dalam

mempelajari ilmu tidak akan pernah bosan dengan pengulangan pelajaran.

Orang yang paham tentang ayam [khususnya] dan masalah-masalah lain perlu waktu dan

pembelajaran yang lama untuk dapat sampai menguasai ilmu tersebut.

Ilmu tidak akan sampai kepada orang-orang yang sombong [orang yang merasa cukup dengan

keadaannya dan meremehkan orang lain tanpa dasar] dan orang pemalu, yang tidak mau bertanya

tentang ilmu dan mencarinya walaupun sesungguhnya dia membutuhkannya....

silahken bagi2 ilmu.
eekekkekkekek....
  

Masih banyak diantara kita yg beranggapan bahwa ayam import itu PASTI lebih bagus dari ayam lokal. Mungkin, 30-40 tahun yg lalu anggapan ini benar. Tapi utk jaman sekarang, sudah jauh berubah. Ayam lokal juga bisa dan bahkan ada yg melebihi kualitas ayam import.

Lalu kenapa kita masih saja import ayam dari thailand?
Jawabannya bukan krn kita kalah ilmu perawatan dan ternak. Tapi kalah mentalitas.
Mental kita cenderung konsumtif. Bukan produktif.
Kita harus lebih kreatif dalam ternak. Jangan maunya instan beli yg sudah jadi.

Jadi,
Masalahnya adllh mau atau tidak mau. Bukan bisa atau tidak bisa.
Sesungguhnya kita sudah bisa. Tapi tidak mau melakukannya.

Ilmu dipelajari dari awal lahir sampai ke liang lahat, sekiranya kita mempersembahkan semua

umur kita untuk mencari ilmu, maka ilmu hanya memberinya sedikit sahaja...

Saya telah bertemu dan ngobrol dengan beberapa peternak [walau lewat sms] salah satu

yang saya ambil dari mereka adalah bahwa mereka tidak merasa ayam mereka yang paling bagus

dan paling baik, dan tidak pernah merendahkan peternak lain... Saya tidak tahu kenapa bisa

begitu, tapi itulah yang saya dapatkan...

Alhamdulillah kalau kita sudah bisa, berarti itu kemajuan yang pesat,,, tapi memang juga

kenyataan kalau ayam import juga tidak jelek [kecuali kalau salah pilih]...

Sekiranya bisa dipadukan ayam import dan lokal maka lebih bagus, sebagaimana

peternak-peternak lokal bisa bekerja sama, maka akan sangat baik lagi kalau kerja sama ini

bisa dilanjutkan bahkan lintas negara... siapa tahu pasarnya juga jadi lebih besar... jadi lebih

jauh... orang thailand bisa ambil ayam dari indonesia juga... MasyaAllah kan jadi keren...

Ayam thailand bagus2, apalagi ayam2 indonesia. Secara kan garuda di dadaku... hihihi

judulnya ganti mas biar lebih keren
"Orang indonesia menjaga dan merawat ayam aduanya"

'Kl bukan sekarang kapan lagi, kl bukan kita siapa lagi'

Indonesia bisaaa bisaaaa bisaaa......oyeeees

Saya yakin orang indonesia bisa, tapi tidak ada salahnya kita belajar dari orang luar sana.

Bukan hanya dalam masalah ayam sahaja... Ilmu adalah harta berharga...

Kalaupun suatu saat ayam indonesia unggul, kalau dinilai maka dapat nilai 10 dan ayam thailand

dapat nilai 3, maka apa salah kita tetap belajar dari orang-orang thailand???

Setiap orang bisa benar bisa salah, ilmu tidak mungkin dikuasai oleh satu orang sahaja.

Kalau bisa dijadikan saudara dan kawan, kenapa harus dijadikan musuh???...

Indoneisa bisa dan pasti bisa, tapi tidak salah dan sangat tidak salah untuk belajar dari

negara lain...

Bukan hal yang jelek belajar dari negara lain, yang jelek adalah merasa pandai dan merendahkan

orang lain. Ciri khas botoh yang baik adalah tidak merendahkan botoh yang lain.

Saya pernah smsan sama pak Cihak Purwokerto, saat smsan saya merasa menjadi teman beliau,

karena beliau sms dengan kata-kata yang baik, dan beliau tidak sok sibuk atau merasa

karena udah menjadi botoh yang besar trus hanya melayani orang-orang besar sahaja...

Itu hanya salah satu contoh sahaja... Kalau kita bisa jadi saudara botoh thailand dan

mengambil ilmu dari mereka, kenapa tidak... Dan saya yakin mereka pun bisa belajar dari kita

dan tidak akan merendahkan kita... Orang rendahan adalah orang yang merendahkan orang

lain tanpa kebenaran....

Sundul lagi gan...sambil nunggu orang Thailand bagi-bagi ilmu.

  

salam berpuisi

aduh bang alfa...
baca thread abang, kok jadi nyelimet banget bagi saya yang maklum belum paham banyak...
awalnya pertanyaannya menarik :

Pertanyaan; "Bagaimanakah orang-orang thailand menjaga dan merawat ayam aduannya

walaupun telah menurunkan beberapa generasi dan keturunan tapi masih juga kualitasnya baik??

Dan apakah cara merawat ayam dari orang-orang thailand bisa diterapkan di Indonesia, sehingga

ayam-ayam di Indonesia bisa memiliki kualitas menyamai kualitas ayam orang-orang thailand???"

tapi lama2 abang kuliahin filsafat dah... (maaf bang, nanti pertanyaan awalnya hilang dah....)     

Bolak Balik.. Ngalor Ngidul..
Nanya Sendiri.. Jawab Sendiri..
Wis embuh.. Mumet..   
Cah.. Cah..