[info] Pemuliaan Ternak

putra daya wrote:
tp begini bang admin...
kalo misal saya sudah punya jago pemacek tipe pukul keras dengan teknik sudah sesuai selera saya,,kemudian saya cross kan dengan biang yg karakternya mirip dengan pemacek,,apakah tidak otomatis anakannya sudah mirip dengan indukannya?
kan kalo gak salah saya baca2,,indukan dengan karakter mirip,,akan melahirkan anakan yg sebagian besar sudah punya karakter mirip dengan indukannya...
jd buat apa kita harus nunggu smpai ke langkah cross breed 2 dengan waktu yg cukup lama bang?

note ; ini cuma secara logika saya aja bang admin,,mohon koreksinya untuk bang admin yg sudah sangat berpengalaman

Betul sekali. Mengawinkan 2 ayam dgn tipe sama adlh upaya yg sangat bagus utk menghasilkan anakan dgn tipe sesuai keinginan. Tapi ternyata, tidak selamanya hal ini berjalan mulus.
Kenapa??

Dalam diri seekor ayam, bukan hanya terdiri dari darah/gen orang tua saja, tapi juga mengalir  darah/gen kakek-nenek, buyut dan moyang2 diatasnya.
Bisakah kita memastikan bahwa kakek, nenek, buyut dan moyangnya bertipe sama juga?
Itulah sebabnya, silsilah itu sangat penting. Sebuah karakter jelek sangat mungkin muncul pada anakan akibat hasil keturunan dari sang kakek, nenek, buyut atau moyang diatasnya.

Bisa saja sepasang orang tua yg 'biasa2 saja', dari sekian banyak anaknya kebetulan menghasilkan hanya seekor anakan yg super.
Tapi ketika si super ini diternak, ternyata hasilnya jadi 'biasa2 saja'. Ini karena si super bagaimanapun menyimpan gen 'biasa2 saja' dalam dirinya.

Maka itu, ayam yg berasal dari peternak 'serius' memiliki kemungkinan lebih besar utk menghasilkan anakan bagus ketimbang ayam dari pasar yg tidak jelas asal usulnya.

Administrator wrote:

putra daya wrote:
tp begini bang admin...
kalo misal saya sudah punya jago pemacek tipe pukul keras dengan teknik sudah sesuai selera saya,,kemudian saya cross kan dengan biang yg karakternya mirip dengan pemacek,,apakah tidak otomatis anakannya sudah mirip dengan indukannya?
kan kalo gak salah saya baca2,,indukan dengan karakter mirip,,akan melahirkan anakan yg sebagian besar sudah punya karakter mirip dengan indukannya...
jd buat apa kita harus nunggu smpai ke langkah cross breed 2 dengan waktu yg cukup lama bang?

note ; ini cuma secara logika saya aja bang admin,,mohon koreksinya untuk bang admin yg sudah sangat berpengalaman

Betul sekali. Mengawinkan 2 ayam dgn tipe sama adlh upaya yg sangat bagus utk menghasilkan anakan dgn tipe sesuai keinginan. Tapi ternyata, tidak selamanya hal ini berjalan mulus.
Kenapa??

Dalam diri seekor ayam, bukan hanya terdiri dari darah/gen orang tua saja, tapi juga mengalir  darah/gen kakek-nenek, buyut dan moyang2 diatasnya.
Bisakah kita memastikan bahwa kakek, nenek, buyut dan moyangnya bertipe sama juga?
Itulah sebabnya, silsilah itu sangat penting. Sebuah karakter jelek sangat mungkin muncul pada anakan akibat hasil keturunan dari sang kakek, nenek, buyut atau moyang diatasnya.

Bisa saja sepasang orang tua yg 'biasa2 saja', dari sekian banyak anaknya kebetulan menghasilkan hanya seekor anakan yg super.
Tapi ketika si super ini diternak, ternyata hasilnya jadi 'biasa2 saja'. Ini karena si super bagaimanapun menyimpan gen 'biasa2 saja' dalam dirinya.

Maka itu, ayam yg berasal dari peternak 'serius' memiliki kemungkinan lebih besar utk menghasilkan anakan bagus ketimbang ayam dari pasar yg tidak jelas asal usulnya.

oke bang admin,bisa dipahami..
tp kalo misal pada tahap crossbreed 1 hasil anakan tidak merata,,dan langsung saya pakek untuk inbreed,,pengaruhnya apa bang kira2?
dan yg kedua dr proses inbreed ke linebreed apa harus melalui seleksi anakan lg,,atau anakan dr inbreed sudah otomatis bisa dipakai untuk linebreed?

maaf bang admin,,banyak tanya,,msih pemula ini soalnya

putra daya wrote:oke bang admin,bisa dipahami..
tp kalo misal pada tahap crossbreed 1 hasil anakan tidak merata,,dan langsung saya pakek untuk inbreed,,pengaruhnya apa bang kira2?
dan yg kedua dr proses inbreed ke linebreed apa harus melalui seleksi anakan lg,,atau anakan dr inbreed sudah otomatis bisa dipakai untuk linebreed?

maaf bang admin,,banyak tanya,,msih pemula ini soalnya

Kalau hasil cross pertama tidak merata, itu artinya banyak sifat yg tidak kita inginkan terkandung dalam diri anakan. Resikonya, sifat ini akan terus terbawa sampai ke anak cucu.

Tiap proses sebaiknya diseleksi.

Administrator wrote:

putra daya wrote:oke bang admin,bisa dipahami..
tp kalo misal pada tahap crossbreed 1 hasil anakan tidak merata,,dan langsung saya pakek untuk inbreed,,pengaruhnya apa bang kira2?
dan yg kedua dr proses inbreed ke linebreed apa harus melalui seleksi anakan lg,,atau anakan dr inbreed sudah otomatis bisa dipakai untuk linebreed?

maaf bang admin,,banyak tanya,,msih pemula ini soalnya

Kalau hasil cross pertama tidak merata, itu artinya banyak sifat yg tidak kita inginkan terkandung dalam diri anakan. Resikonya, sifat ini akan terus terbawa sampai ke anak cucu.

Tiap proses sebaiknya diseleksi.

tiap seleksi brati harus dengan cara diabar ya mas?
tp kalo misal terjadi tidak merata lg pada anakan inbreed ini,,yg harus dilakukan apa mas,,apakah harus ganti pasangan lg?
kalo ganti pasangan kan otomatis kembali ke crossbreed 1 lg mas...

mohon koreksinya ya mas

putra daya wrote:
tiap seleksi brati harus dengan cara diabar ya mas?

Iya betul.
Tidak ada cara lain yg lebih tepat selain di abar beberapa kali.

putra daya wrote:
tp kalo misal terjadi tidak merata lg pada anakan inbreed ini,,yg harus dilakukan apa mas,,apakah harus ganti pasangan lg?
kalo ganti pasangan kan otomatis kembali ke crossbreed 1 lg mas...

mohon koreksinya ya mas

Pilihlah yg terbaik. Apapun metode ternaknya, hasil yg akan kita pakai utk parental haruslah dipilih yg terbaik diantara yg ada. Begitu juga dgn inbreed, pilihlah anak hasil inbreed yg terbaik.
Bila tahap cross breed sudah dilakukan dgn cara yg benar dan teliti, seharusnya hasil inbreed juga akan bagus.

Administrator wrote:

putra daya wrote:
tiap seleksi brati harus dengan cara diabar ya mas?

Iya betul.
Tidak ada cara lain yg lebih tepat selain di abar beberapa kali.

putra daya wrote:
tp kalo misal terjadi tidak merata lg pada anakan inbreed ini,,yg harus dilakukan apa mas,,apakah harus ganti pasangan lg?
kalo ganti pasangan kan otomatis kembali ke crossbreed 1 lg mas...

mohon koreksinya ya mas

Pilihlah yg terbaik. Apapun metode ternaknya, hasil yg akan kita pakai utk parental haruslah dipilih yg terbaik diantara yg ada. Begitu juga dgn inbreed, pilihlah anak hasil inbreed yg terbaik.
Bila tahap cross breed sudah dilakukan dgn cara yg benar dan teliti, seharusnya hasil inbreed juga akan bagus.

jos mas,,bisa dipahami...
kalo misal sudah punya super breed,,apa sudah PASTI anakan bisa merata mas karakternya?
kalo tidak,,kira2 berapa prosentase anakan yg super dan yg afkir dr tiap tetasan?
ada kah rekan2 papaji yg sudah pakai metode ini,,dan gmn hasilnya mas?
mohon ceritanya

maaf bang,banyak tanya,,bener2 newbi ini
tolong jawabannya ya rekan2

putra daya wrote:
kalo misal sudah punya super breed,,apa sudah PASTI anakan bisa merata mas karakternya?

Tentu saja tidak ada kepastian.
Meski sudah pakai metode yg benar, bukan berarti berikutnya kita sembarangan pilih calon indukan.
Pilihlah indukan (pacek dan babon) yg sesuai dgn konsep ternak kita.
Ketika kita pakai pacek atau babon yg tidak sesuai kriteria kita, itu namanya secara sengaja kita hendak menghancurkan populasi ternak kita krn memasukan sifat/gen yg tidak kita kehendaki.

Apapun metode ternaknya, sama sekali tidak ada yg bisa menjamin kepastian.
Metode pemuliaan ternak hanya meningkatkan prosentase keberhasilan ternak.
Dengan kata lain, kemungkinan hasil yg lebih merata akan lebih besar ketimbang pakai metode ternak konvensional.

Alhamdulillah saya sudah lakukan mas...

Administrator wrote:

putra daya wrote:
kalo misal sudah punya super breed,,apa sudah PASTI anakan bisa merata mas karakternya?

Tentu saja tidak ada kepastian.
Meski sudah pakai metode yg benar, bukan berarti berikutnya kita sembarangan pilih calon indukan.
Pilihlah indukan (pacek dan babon) yg sesuai dgn konsep ternak kita.
Ketika kita pakai pacek atau babon yg tidak sesuai kriteria kita, itu namanya secara sengaja kita hendak menghancurkan populasi ternak kita krn memasukan sifat/gen yg tidak kita kehendaki.

Apapun metode ternaknya, sama sekali tidak ada yg bisa menjamin kepastian.
Metode pemuliaan ternak hanya meningkatkan prosentase keberhasilan ternak.
Dengan kata lain, kemungkinan hasil yg lebih merata akan lebih besar ketimbang pakai metode ternak konvensional.

Alhamdulillah saya sudah lakukan mas...

okke2 mas
kalo misal sudah punya super breed dengan tipe pukul boom,,trus saya pengen menyempurnakan dengan gaya tarung nge lock
biar anakan punya pukul boom + gaya ngelock,,trus super breed tipe pukul boom td saya crooss kan dg pacek tipe lock (pukulnya kurang) gt gmn mas? kira2 gmn hasilnya?

mohon koreksi dan sarannya mas

putra daya wrote:

Administrator wrote:

putra daya wrote:
kalo misal sudah punya super breed,,apa sudah PASTI anakan bisa merata mas karakternya?

Tentu saja tidak ada kepastian.
Meski sudah pakai metode yg benar, bukan berarti berikutnya kita sembarangan pilih calon indukan.
Pilihlah indukan (pacek dan babon) yg sesuai dgn konsep ternak kita.
Ketika kita pakai pacek atau babon yg tidak sesuai kriteria kita, itu namanya secara sengaja kita hendak menghancurkan populasi ternak kita krn memasukan sifat/gen yg tidak kita kehendaki.

Apapun metode ternaknya, sama sekali tidak ada yg bisa menjamin kepastian.
Metode pemuliaan ternak hanya meningkatkan prosentase keberhasilan ternak.
Dengan kata lain, kemungkinan hasil yg lebih merata akan lebih besar ketimbang pakai metode ternak konvensional.

Alhamdulillah saya sudah lakukan mas...

okke2 mas
kalo misal sudah punya super breed dengan tipe pukul boom,,trus saya pengen menyempurnakan dengan gaya tarung nge lock
biar anakan punya pukul boom + gaya ngelock,,trus super breed tipe pukul boom td saya crooss kan dg pacek tipe lock (pukulnya kurang) gt gmn mas? kira2 gmn hasilnya?

mohon koreksi dan sarannya mas

kayaknya lbh pas bila ngejar ngelocknya dulu mas, ntar kl udah dapat ngelock yg kental (ngelocknya maksa banget) baru di cross kan dgn ayam yg ngelocknya biasa aja tp pukulnya bom

Langgeng NC wrote:

putra daya wrote:

Administrator wrote:

putra daya wrote:
kalo misal sudah punya super breed,,apa sudah PASTI anakan bisa merata mas karakternya?

Tentu saja tidak ada kepastian.
Meski sudah pakai metode yg benar, bukan berarti berikutnya kita sembarangan pilih calon indukan.
Pilihlah indukan (pacek dan babon) yg sesuai dgn konsep ternak kita.
Ketika kita pakai pacek atau babon yg tidak sesuai kriteria kita, itu namanya secara sengaja kita hendak menghancurkan populasi ternak kita krn memasukan sifat/gen yg tidak kita kehendaki.

Apapun metode ternaknya, sama sekali tidak ada yg bisa menjamin kepastian.
Metode pemuliaan ternak hanya meningkatkan prosentase keberhasilan ternak.
Dengan kata lain, kemungkinan hasil yg lebih merata akan lebih besar ketimbang pakai metode ternak konvensional.

Alhamdulillah saya sudah lakukan mas...

okke2 mas
kalo misal sudah punya super breed dengan tipe pukul boom,,trus saya pengen menyempurnakan dengan gaya tarung nge lock
biar anakan punya pukul boom + gaya ngelock,,trus super breed tipe pukul boom td saya crooss kan dg pacek tipe lock (pukulnya kurang) gt gmn mas? kira2 gmn hasilnya?

mohon koreksi dan sarannya mas

kayaknya lbh pas bila ngejar ngelocknya dulu mas, ntar kl udah dapat ngelock yg kental (ngelocknya maksa banget) baru di cross kan dgn ayam yg ngelocknya biasa aja tp pukulnya bom

maksudnya gmn mas,,minta tolong dijelaskan secara detail ya mas
apa saya harus buat super breed tipe ngelock kental dulu gt mas?
mohon sarannya mas

sepertinya begitu mas, idealnya sih ngelock kental dan pukul keras, namun jika kurang memungkinkan bisa dipilih ngelocnya dulu. karena menurut apa yg saya tangkap dari uraian2 bang admin, membentuk teknik lbh sulii daripada menambah bobot pukul. kasarnya, menambah bobot pukul pada keturunan ayam teknik lbh mudah daripada menambah teknik pada keturunan ayam pukul

butuh pencerahan ny pak admin mau tanya ni?,
saya punya, pacek dan biang satu tetasan,
udah ngasilin, 2 babon cucu, sama babon anakan.
nah, kalau di kawinin sama pacek lgi, apakah anakan jantan yg di hasilan, layak buat aduan?,
apa masi dalam katogori inbred. (gak baik buat aduan)

Langgeng NC wrote:sepertinya begitu mas, idealnya sih ngelock kental dan pukul keras, namun jika kurang memungkinkan bisa dipilih ngelocnya dulu. karena menurut apa yg saya tangkap dari uraian2 bang admin, membentuk teknik lbh sulii daripada menambah bobot pukul. kasarnya, menambah bobot pukul pada keturunan ayam teknik lbh mudah daripada menambah teknik pada keturunan ayam pukul

ooow,,gt ya mas
dengan kata lain saya harus memprioritaskan superbreed teknik dulu drpd pukul?
trus gini bang,,apa boleh misal pada tahap inbreed,,sambil nunggu anaknya gedhe si biang di cross dengan pacek lain?

mohon sarannya rekan2 papaji
bang admin lg sibuk nih kayaknya

kira2 untk mendapatkan hasil yg smpurna kiraq butuh berpa tahun

Bang Admin tolong pencerahannya dong

Saya sudah melakukan proses inbreed . Yang saya lakukan adalah mengawinkan bapak dengan anaknya . Untuk proses selanjutnya yaitu proses linebreed apakah sudah benar apabila anakan hasil inbreed yang betina saya kawinkan lagi dengan pacek yang sama yang saya gunakan untuk proses inbreed . Apakah cara tersebut sudah betul apa belum :st.udy: .

Yang saya lakukan mengacu pada proses linebreed kakek vs cucu .
Karena apabila mengacu proses linebreed paman vs keponakan , saya sudah tidak memiliki saudara jantan setetasan pacek ataupun saudara jantan setetasan betina yang saya gunakan untuk proses inbreed .

Mohon jawabanya ya.

Atau apabila memungkinkan bang admin tidak merasa keberatann bisa membuatkan gambar diagram atau flowchard yang mungkin saja bisa lebih mudah dipahami untuk proses pemulian ternak .

Karena saya yang pemula mengeluti usaha ternak bangkok saat tertarik pada proses dan ilmu dari pemuliaan ternak ini untuk bisa menghasilkan indukan2 yang bisa menurunkan anakan2 yang berkualitas .

Terima kasih sebelumnya dan salam kukuruyukkk ...

Bravo Papaji .

nice info, baru ijin simak baca..

Pak admin mohon pencerahanya.saya sudah melakukan proses seperti ini pak
Pacek A vs babon B = AB
pacek A vs babon C = AC
AB babon vs Ac jago =AABC
AABC untuk proses selajut nya di line breed dgn apa biar keturunan nya dominam ke pacek A.sedang pacek A ayam nya sudah mati...

Saya baca lagi ini artikel, buat nambah ilmu perayaman dari para senior Papaji..

Masih bingung saya untuk pemuliaan ternak artinya apa ya?
Kemudian kita bisa tahu mana ayam yang mau diteruskan ternak yang tetasan mana?

Makasih infonya bang admin. Ilmu seperti ini sudah lama saya cari2 & akhirnya sy dapatkan di grup ini..
Salam satu hobi & salam kenal dari Gorontalo-Sulawesi..

Sebelumnya saya menyampaikan salam kenal & Salam hormat buat teman2 di forum ini dari PAPAJI Sulawesi Utara,
Menarik sekali membaca thread ini, bahkan saking menariknya saya menghabiskan waktu 3 hari untuk menyelesaikan membaca 23 halaman secara rinci tentang topik ini..
Saya tertarik dengan Fenotipe (sifat yang tidak terlihat) & Genotipe (sifat yang terlihat) dari ternakan.
Pertanyaan saya adalah: Apakah sifat Fenotipe berpasangan dengan suatu sifat Genotipe tertentu ?
Misalnya: - Bulu Wiring Kuning (Genotipe) berpasangan dengan mental baja (Fenotipe)
- Paruh agak bengkok (Genotipe) berpasangan dengan sifat "ngemut"(Fenotipe)
- Badan tegak >45 derajat (Genotipe) berpasangan dengan sifat ayam main atas.
Kalau kedua sifat ini memang selalu berpasangan, berarti Katuranggan ayam yang diyakini beberapa peternak, memang memiliki bukti ilmiah..
Mungkin dari teman2 lain memiliki pengalaman/ pandangan tentang hal ini.

Bang Admin ( Bang Ari ) mohon pendapat n saran nya

saya mau mendapatkan keturunan jago A.
Materi yang ada
Babon induk dari Jago A ( Babon S )
Paman dari Jago A ( P )
Babon ( C ) Saudara kandung Jago A
Jago B saudara kandung Jago A
Proses Inbread yg terbaik dan benar mana bang :
1. Babon S Vs Jago A = SA
2. Babon ( C ) Vs Jago A / Jago B = CA / CB
Untuk proses line breadnya, pilihan terbaik dari pilihan yang ada yang mana bang Admin

Maaf rekan2 papaji,,ane orang baru yg pnya cita2 ternak sukses,,kel kel kel
Setelah sempatin baca sampek 1 minggu nih,,jd timbul tantangan tuk memulai pemuliaan ternak

Mohon saran senior2 papaji,,materi sy sekarang yg ada
Pacek ngelock x biang ngelock jg,,sdh pny 4 anakan yg notabene kayaknya betina semua umur 2 bulanan
Kmrn telor 8 yg netas cm 5,,umur 2 minggu mati 1
Kira2 bisa gak ya yg dipakek acuan anak betinanya,,nunggu besar dlu trus dilihat pola tarungnya
Soalnya ane mau ke tahap inbreed

Tolong di jawab bang admin
#berharapbanget

Sundul sundul dan sundul lagi

rhezoe wrote:Pak admin mohon pencerahanya.saya sudah melakukan proses seperti ini pak
Pacek A vs babon B = AB
pacek A vs babon C = AC
AB babon vs Ac jago =AABC
AABC untuk proses selajut nya di line breed dgn apa biar keturunan nya dominam ke pacek A.sedang pacek A ayam nya sudah mati...

maaf newbe coba menyarankan
kalo seandainya jika
setiap anakan dianggap memiliki persentase 50% pacek dan 50% babon

Pacek A vs babon B = AB ===> A=50% B=50%
pacek A vs babon C = AC ===> A=50% C=50%
AB babon vs Ac jago =AABC ===> A=50% B=25% C=25% sifat A lebih dominan

karena A sudah mati maka saran saya
AABC vs AB Jago (kalo ada) atau AABC vs AC2 jago (saudaranya AC itupun kalo ada)
AB jago ato AC2 Jago dipilih yang karakternya paling mirip A yg telah mati

AABC (A=50% B=25% C=25%) vs AB Jago (A=50% B=50%) = AAABBC
AAABBC ===> A=50% B=37,5% C=12,5%

demikian maaf koreksi kalo ada kesalahan