[info] Pemuliaan Ternak

Administrator wrote:

acay wrote:hasil nya bagaimana mas admin maksud sy ciri fisik dsb nya dan apa bisa diturunkan untuk berlaga
sebab asumsi super breed buat sy merupakan parental stock yg di hasilkan dari pemuliaan ternak
kalo boleh dan memang ada semoga bisa diberikan referensi video nya ngintip sebentar aja

Sementara ini hasilnya tidak mengecewakan. Cukup bagus.
Belum diadu, masih di rawat dan secara fisik tidak menunjukan gejala inbreed depression.
Sama seperti ayam normal.

Utk video, nanti sy rekam dulu yaa..

Kembangsawit wrote:

Administrator wrote:

Kembangsawit wrote:tapi perlu diingat jika tetap menggunakan satu keturunan dari hasil perkawinan pertama maka akan terjadi end generation. dikarena DNA ayam tetap sama dan bisa memicu gagal produksi atau dengan kata lain. telur tetasan terakhir dari end parent akan tidak sanggup lagi bertelur dan menetas sedangkan pejantan tidak sanggup membuahi. maka yang bisa di lakukan adalah perkawinan silang lain darah, itu yang akan membuat ayam bisa di seleksi dan terus menurunkan kualitas super seperti yang kita harapkan semua. bukan berarti hal acak tersebut maka semua hasil akan jelek, karena penguasaan prinsip genetika harus dimengerti dahulu bagi breder agar dapat menghasilkan keturunan unggulan secara kontinue.

Tolong jelaskan juga mas. Apa itu
- End generation
- DNA tetap sama
- End parent
end generation : setelah telur menetas, maka anakan ayam jika dewasa telurnya maupun sperma tidak lagi bisa membuahi dan di buahi.

DNA tetap sama: hasil akhir dna yang sama akan membuat kerusakan genetik dan mengakhiri line keturunan dan akhirnya mengalami end generation.
end parent: pemacek dan babon tunggal turunan pertamalah yang hanya bisa bertelur dan berkembang biak, tapi keturunan selanjutnya tidak mampu alias mandul. dan akhirnya sama seperti DOC ada istilah grand parent lohman dan lain sebagainya...

Lalu, mengapa sebabnya tidak sanggup bertelur dan menetas sedangkan pejantan tidak sanggup membuahi?

Bagus juga gak perlu kb kekeke ojo nesu hanya iseng

Kang Bagus wrote:Mungkin saya terlalu terobsesi dg yg import-2, jujur aja dari hasil crossbreed indukan Birma dan indukan Philipine dg Bangkok kualitas unggul (menurut saya lhoo..) hasilnya mlenceng jauh dari keinginan bahkan bisa dibilang GATOT (Gagal Total) he..he..sebetulnya gak gagal total sih..ada untungnya istri jadi sering opor ayam ..kwa..kwa..kwa....waduh...stelah ada ulasan Bang Admin saya seperti dapat angin baru....he....he...suejuuuukkkk...., thank's Bang Admin ...saya mau tancap gas...takut ketinggalan kereta....terimaksih banyak atas semua ulasannya. BRAVO Bang Admin...BRAVO PAPAJI..!!!..

Kembangsawit wrote:menurut saya, pacek bagus agar turunan kuat ayam siap kawin pada umur berkisar 1,5 tahun..indukan 1 tahunan....

arawinda wrote:

Kembangsawit wrote:menurut saya, pacek bagus agar turunan kuat ayam siap kawin pada umur berkisar 1,5 tahun..indukan 1 tahunan....

Thanks mas...

monggo yang lain...

arawinda wrote:Kira2 di usia berapa ayam dikategorikan siap kawin, sehingga bisa menghasilkan keturunan yang baik, maksudnya keturunan yang bagus secara fisik dan mental. cz di daerah saya ada anggapan yang berpendapat hasil perkawinan ayam yang masih muda kurang bagus baik secara fisik maupun mental, bahkan ada yang bilang keturuan/telur generasi pertama jelek, baru bagus kualitas anaknya pada telur ke 3 dan seterusnya...

benarkah anggapan ini...?

tolong masukan dari member yang lain, cz saya ingin mencoba pemuliaan ternak...

maaf jika pertanyaannya g bermutu, maklum masih pemula bos...

paracetamol wrote:klu saya pribadi krn ngejar line breed 10 bulan untuk jantan dan 8 bulan untuk induk, hasilnya baik baik saja.

Kembangsawit wrote:sebelumnya, saya telah berternak ayam..karena itu saya bisa memberikan jawaban bahwa ayam umur 1,5 tahun pacek sedang indukan umur 1 tahun mampu memiliki anakan yang bisa dikategorikan bagus karena ayam sudah sangat cukup umur.

bagi pak acay saya berharap agar tidak tendensius kembali...

jika memang mempunyai jawaban untuk pencerahan silahkan berikan info dan masukan yang positif.

jika hanya copy paste aku pikir pak acay sangat kekanak-kanakan...

acay wrote:

Kembangsawit wrote:sebelumnya, saya telah berternak ayam..karena itu saya bisa memberikan jawaban bahwa ayam umur 1,5 tahun pacek sedang indukan umur 1 tahun mampu memiliki anakan yang bisa dikategorikan bagus karena ayam sudah sangat cukup umur.

bagi pak acay saya berharap agar tidak tendensius kembali...

jika memang mempunyai jawaban untuk pencerahan silahkan berikan info dan masukan yang positif.

jika hanya copy paste aku pikir pak acay sangat kekanak-kanakan...

piye toh mas Rizal... opone sing tendesius dan copy paste
wong aku bilang....


" sepertinya mas arawinda masih butuh pencerahan
dari pihak yg bisa dipertanggung jawabkan masukan serta teori nya "

wajar toh, mengingat atas apa yg sudah mas Rizal posting di forum ini
dari mulai rawatan dengan metode "kering", cross breeding ayam saigon dengan ayam pelung dari "garis keturunan petarung", upload foto2 "penyemangat", serta "teori pakan" singkong manis rebus nya.

monggo dilihat lagi wong njenengan sendiri ko yg buat thread nya

Kembangsawit wrote:

acay wrote:

Kembangsawit wrote:sebelumnya, saya telah berternak ayam..karena itu saya bisa memberikan jawaban bahwa ayam umur 1,5 tahun pacek sedang indukan umur 1 tahun mampu memiliki anakan yang bisa dikategorikan bagus karena ayam sudah sangat cukup umur.

bagi pak acay saya berharap agar tidak tendensius kembali...

jika memang mempunyai jawaban untuk pencerahan silahkan berikan info dan masukan yang positif.

jika hanya copy paste aku pikir pak acay sangat kekanak-kanakan...

piye toh mas Rizal... opone sing tendesius dan copy paste
wong aku bilang....


" sepertinya mas arawinda masih butuh pencerahan
dari pihak yg bisa dipertanggung jawabkan masukan serta teori nya "

wajar toh, mengingat atas apa yg sudah mas Rizal posting di forum ini
dari mulai rawatan dengan metode "kering", cross breeding ayam saigon dengan ayam pelung dari "garis keturunan petarung", upload foto2 "penyemangat", serta "teori pakan" singkong manis rebus nya.

monggo dilihat lagi wong njenengan sendiri ko yg buat thread nya

maslahnya kamu selalu kutip tread saya copas...kalau mau dikritik orang ga usah copas.. emang ada maslah apa sama saya?

saya kritik kamu karena memang kekanak-kanakan...ayam saya mati kamu buat gambar tertawa..apa namanya kalau bukan kurang ajar...

Administrator wrote:Kenapa ternak kita hasilnya acak-acakan dan banyak yang boncos..??
Hasil tidak seragam, dan kualitas mutunya lambat laun terasa semakin menurun…
Kebanyakan peternak di Indonesia sangat fanatik dgn trah juara. Juara VS Juara, tapi anakannya tidak ada yg juara… Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri...

Salah satu penyebabnya mungkin krn indukan kita geno-typenya tidak seragam alias acak-acakan. Itulah sebabnya diperlukan ternak dgn "rekayasa genetik" untuk menyeragamkan geno-type melalui proses ternak yg lebih terpadu, tersistematis atau terpola dengan baik. Bukan sekedar ayam menangan saja.

Buat rekan2 sekalian, ini ada sedikit artikel mengenai teknik2 breeding (beternak) dgn cara yg lebih sistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’.
Mungkin saja diantara teman2 ada yg lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yg lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak yg baik dgn teknik modern sesuai dgn teori genetika.

Sebelum dilanjut, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.

Inbreed : Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgn anak, bapak dgn anak dan anak vs anak.

Line breed : Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs cucu, paman vs keponakan, dll.

Cross breed : Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.

Super breed : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.

Super fight : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.

paracetamol wrote: dik ari kalau kepingi tarung spt burma tapi klu tempel teknik, baiknya bgmn karena ke 2 nya dr kutub yg berlainan.

Administrator wrote:

paracetamol wrote: dik ari kalau kepingi tarung spt burma tapi klu tempel teknik, baiknya bgmn karena ke 2 nya dr kutub yg berlainan.

Ini namanya ayam sempurna pak...
hehehe...

Agak sulit menciptakan yg seperti ini krn tipe burma dan bk adlh dua kutub yg berlawanan.
Yg satu mundur jaga jarak (burma) sementara bk merangsek maju utk rapat.
Dalam pertarungan antara BK vs Burma, siapa yg lebih pintar merapat atau merenggang, maka memiliki kemungkinan menang lebih besar.

Kalau keduanya disilang, dari pengamatan dan pengalaman sy, hasilnya lebih banyak gagal.
Yg paling sering sy lihat adlh, ayam yg bila 'kebetulan' renggang dia bisa timpuk dan kalau 'kebetulan' rapat dia mau tengok. Tapi ini bukan berarti ia sengaja merenggang atau sengaja merapat. Tergantung musuhnya juga.
Nah, ayam seperti inilah yg bisa kita pakai utk parental.
Nantinya baru disilang dgn burma atau bangkok tergantung selera kita mau lebih condong ke timpuk atau tengok.
Setelah itu, barulah di 'olah' lagi dgn metode pemuliaan ternak.

Atau kalau mau lebih singkat, pakai saja gaya pakhoy.
Ia lebih cenderung merapat masuk sayap dan gesit, tapi tetap ada timpuk kalau renggang.
Atau gaya magon yg cenderung agak renggang, tapi ada sedikit tengok dan brakot ketika rapat.

Intinya sih, kita harus tetap memilih, mau cenderung rapat atau cenderung renggang?
Tidak bisa pilih renggang di kala abar, tapi jadi merangsek rapat ketika fase kuntel.


CMIIW
Silakan teman2 lain share.