JIKA TARUNG AYAM DIJADIKAN "LOMBA KETANGKASAN AYAM JAGO"

Dahulu,adu domba sangat dikecam dan dijadikan bursa judi yang paling dicari pihak kepolisian,seperti halnya adu ayam.
Tapi sekarang adu domba justru menjadi obyek wisata yang sangat disegani dan mempunyai nilai jual luar biasa.
Saya pikir kalau saja format adu ayam diubah seperti domba adu,nilai dan image dimata masyarakat dan hukum menjadi jauh lebih baik.
Usul saya, tarung ayam di format sebagai "lomba ketangkasan ayam jago" seperti halnya domba adu.
Perjudian dihilangkan/diganti dengan titel juara, hadiah dan piagam, sehingga nantinya akan lahir ayam juara nasional, regional atau juara lokal seperti halnya domba adu atau lomba burung kicauan. Tinggal bagaimana kita membuat formula dalam teknis perlombaannya.
Demikian, maaf jika TOPIK ini sudah pernah atau sering dibahas, maklum baru bergabung.

Salam

alang wrote:Dahulu,adu domba sangat dikecam dan dijadikan bursa judi yang paling dicari pihak kepolisian,seperti halnya adu ayam.
Tapi sekarang adu domba justru menjadi obyek wisata yang sangat disegani dan mempunyai nilai jual luar biasa.
Saya pikir kalau saja format adu ayam diubah seperti domba adu,nilai dan image dimata masyarakat dan hukum menjadi jauh lebih baik.
Usul saya, tarung ayam di format sebagai "lomba ketangkasan ayam jago" seperti halnya domba adu.
Perjudian dihilangkan/diganti dengan titel juara, hadiah dan piagam, sehingga nantinya akan lahir ayam juara nasional, regional atau juara lokal seperti halnya domba adu atau lomba burung kicauan. Tinggal bagaimana kita membuat formula dalam teknis perlombaannya.
Demikian, maaf jika TOPIK ini sudah pernah atau sering dibahas, maklum baru bergabung.

Salam

mas alang bergabung bagaimana mekanismenya .biar tambah wawasan..?????????

agak ribet tuh mas nyari sabe(ayam yg tinggi,besar,taji sama/imbang) untk ngerebutin titel juara..???

Dulu PAPAJI pernah membahas ttg masalah ini. Berbagai masukan dari teman2 senior sudah ditampung. Seperti : tandingan utk menentukan lawan menggunakan alat timbang dan dibagi menjadi beberapa kelas mirip olah raga tinju. Jalu dibungkus. Pakai 3 orang dewan juri utk penentu kemenangan, dll. Semuanya mirip sekali dgn tinju. Bahkan sistem penilaian pemenangnya mengadopsi dari olah raga tinju yg sedikit dimodifikasi.
PAPAJI juga sudah melakukan 'eksibisi' lomba ketangkasan ayam laga ini.

Saya rasa, sangat memungkinkan dilakukan. Tapi semua kembali tergantung kepada kita2 penggemar ayam laga utk konsisten meninggalkan judi. Tidak ada 'main' diluar apalagi dgn berteriak2 berebut taruhan.
Dengan sistem ini, ayam yg selalu menang dikalangan melalui satu pukulan dgn jalu tajam, sepertinya kurang berpotensi utk menang. Ini artinya, kriteria penilaian ayam juara harus direvisi ulang. Karena jalu dibungkus, maka ayam yg ingin juara harus betul2 punya teknik dan pukulan yg bagus.
Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan peserta yg benar2 hobiis seni ayam laga. Bukan penjudi.

Jadi kita sebagai penggemar ayam laga harus bertanya terlebih dahulu pada diri sendiri.
Siapkah kita utk meninggalkan perjudian di kalangan ayam laga..?? Jangan sampai lomba ketangkasan ini hanya jadi bahan cemoohan saja atau dianggap pertarungan kelas bawah/amatir.

Setuju bang.
Saya sangat khawatir, jika adu ayam jago terus menerus diperjudikan, lalu kita tidak konsisten dalam hal ini, bukan tidak mungkin adu ayam yang sebenarnya sangat berpotesi menjadi obyek wisata yang bekualitas tinggi, akan punah seiring waktu.
Padahal kita semua tahu, bahwa adu ayam jago adalah budaya asli Indonesia sejak jaman majapahit, bahkan mungkin lebih tua lagi.
Adu domba sudah berhasil mengubah image itu. Teman-teman penghbi burung juga sudah mulai meninggalkan tradisi kuno seperti teriak ketika lomba dengan membuat "lomba tanpa teriak". Saya sangat yakin, pencinta ayam jago pun pasti bisa.
Toh kenyataannya, banyak pejabat pemerintah, dari ketua RT sampai pajabat tinggi, bahkan aparat keamanan yang sangat mencintai ayam jago ini. Jadi saya sangat yakin, jika semua fokus dan khusyu dalam memperjuangkan citra dan masa depan ayam jago indonesia, pemerintah,aparat dan masyarakat pun akan menerimanya dengan suka cita. Amiin.

Saya rasa, sangat memungkinkan dilakukan. Tapi semua kembali tergantung kepada kita2 penggemar ayam laga utk konsisten meninggalkan judi. Tidak ada 'main' diluar apalagi dgn berteriak2 berebut taruhan.
Jangan sampai lomba ketangkasan ini hanya jadi bahan cemoohan saja atau dianggap pertarungan kelas bawah/amatir.[/quote]

selain yang mas ary uraikan diatas juga harus disokong oleh semangat temen2 untuk hadir dalam acara pelaksanaannya, bukan cuma jadi komentator saja di forum/milis tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan ini.
kesempatan untuk pertemuan bulan ini hanya nanti tanggal 16 agustus, selanjutnya sudah masuk bulan ramadhan.
maaf kalau ada salah kata dari saya.
Salam.

Tanggal 16 agustus ada pertemuan toh bang?
Bisa tolong dijelaskan tempat, waktu dan acaranya bang?
Maklum saya baru gabung jadi blom banyak tahu tentang kegiatan forum ini.
Terimakasih.
Salam Hormat

alang wrote:Tanggal 16 agustus ada pertemuan toh bang?
Bisa tolong dijelaskan tempat, waktu dan acaranya bang?
Maklum saya baru gabung jadi blom banyak tahu tentang kegiatan forum ini.
Terimakasih.
Salam Hormat

iya nih antara tanggal 15, 16 atau 17 agustus libur ya.
gimana mas ary kapan pertemuan bulan agustus?
ditempat bang santo di cikarang juga cocok tuh.
salam

Didaerah kami ada sebuah contoh penggemar ayam jago namanya " Toko Porea" dia jual beli ayam adu dan mempunyai acara training ayam jao setiap hari minggu tampa judi, para penggemar membawah ayamnya ketempat tersebut untuk ditraining satu pasang lamanya training antara 15 sd 20 menit Toko Porea menyedian tempat traing dan tempat duduk dan terjadi juga jual beli ayam jago. okey semoga dapat dishering

kamba ruru wrote:Didaerah kami ada sebuah contoh penggemar ayam jago namanya " Toko Porea" dia jual beli ayam adu dan mempunyai acara training ayam jao setiap hari minggu tampa judi, para penggemar membawah ayamnya ketempat tersebut untuk ditraining satu pasang lamanya training antara 15 sd 20 menit Toko Porea menyedian tempat traing dan tempat duduk dan terjadi juga jual beli ayam jago. okey semoga dapat dishering

Salam daeng di makasar dimana tempatta.

setuju bgt mas alang... salut atas pemikirannnya.. semoga ada yang memulai langkah untuk melegalkan adu ayam di indonesia... usul saya: menghilangkan perjudian adalah syarat wajib sebagai langkah pertama, selebihnya bekerjasama dengan pihak2 terkait...

Pemikiran seperti inilah yang dari dahulu menjadi harapan kita semua..." Melegalkan seni sabung ayam bangkok "....karena adu ayam bangkok sangat berbeda dibandingkan dengan ayam pisau...adu ayam bangkok mengandung unsur sejarah, budaya dan seni sama persis dengan karapan sapi di Madura, pacu jawi di Padang, adu domba di Garut, adu bagong di Ciamis bahwa didalamnya terkadang ada unsur perjudian itu masalah lain...dalam bidang apapun segalanya bisa dijadikan ajang perjudian seperti balap kuda, sepak bola, bilyar, tinju bahkan pilkada pun sering dijadikan sebagai media perjudian...!!...melatih dan merawat ayam bangkok ibaratnya kita mempunyai sasana tinju, harus punya waktu dan ketrampilan serta modal yang cukup untuk ransum dan bekal latihan, kemenangan seekor ayam menjadi kebanggaan penghobi yang melebihi nilai uang yang didapatkan....seperti halnya orang yang hobi mancing, modal tidak sebanding dengan ikan yang didapat tapi kepuasan adalah segalanya...demikian juga dengan penghobi ayam bangkok sejati...jika pemerintah arif seharusnya seni sabung ayam bangkok justru difasilitasi dengan baik sehingga akan tumbuh berkembang menjadi industri yang mampu menghasilkan pendapatan bagi daerah dan nasional serta menggerakkan perekonomian kerakyatan yang mandiri....kembali ke awal tentang menjadikan adu ayam sebagai kontes ketangkasan...saya sangat setuju tapi untuk penilaian hasil akhir harus tetap mengacu pada aturan yang sudah kita jalankan bersama selama ini bukan dengan penilaian seperti tinju ( ada yang kalah angka )...adu ayam tetap adu ayam dan hasil akhir adalah menang / kalah / draw dalam 6 air x 15 menit dengan jeda 5 menit tiap airan...dan sistem ini sudah terbukti paling fair selama ini...kalo diubah dengan sistem nllai akan terjadi kerancuan terutama krtiteria terhadap pukulan yang mendapatkan nilai / tidak mendapatkan nilai, kemudian perbandingan bobot nilai tertinggi dan terendah bagaimana ? ini akan membingungkan dan justru berpotensi menimbulkan konflik....menjadi tugas kita bersama untuk membuktikan seni sabung ayam tidak semata mata judi tapi lebih dari itu....salam...

Hendro wrote:...untuk penilaian hasil akhir harus tetap mengacu pada aturan yang sudah kita jalankan bersama selama ini bukan dengan penilaian seperti tinju ( ada yang kalah angka )...adu ayam tetap adu ayam dan hasil akhir adalah menang / kalah / draw dalam 6 air x 15 menit dengan jeda 5 menit tiap airan...dan sistem ini sudah terbukti paling fair selama ini...kalo diubah dengan sistem nllai akan terjadi kerancuan terutama krtiteria terhadap pukulan yang mendapatkan nilai / tidak mendapatkan nilai, kemudian perbandingan bobot nilai tertinggi dan terendah bagaimana ? ini akan membingungkan dan justru berpotensi menimbulkan konflik....menjadi tugas kita bersama untuk membuktikan seni sabung ayam tidak semata mata judi tapi lebih dari itu....salam...

Aturan sabung ayam yg selama ini kita pakai adalah tanpa pengaman jalu. Kalau aturan ini diterapkan dalam kontes, banyak orang yg enggan mengikut sertakan ayamnya dalam kontes ayam laga terutama ayam yg berjalu panjang dan tajam. Dengan jalu yg tajam, resiko cacat sangat besar. Sementara pemasukan uang dari kontes (hadiah) tidak sebesar 'judi' dikalangan biasa.
Untuk itulah, kontes ayam laga dibuat dgn menggunakan pengaman jalu utk menghindari cacat. Ayam yg tanpa cacat berat, bisa ikutan berlaga kembali dalam waktu dekat utk mempertaruhkan gelarnya.
Karena menggunakan pengaman, maka kemungkinan draw semakin besar. Untuk itulah diterapkan sistem penjurian dgn point untuk menentukan menang-kalahnya.
Memang disadari, pada pelaksanaan nantinya pasti ada ketidakpuasan dari peserta. Tapi ini khan baru exibishi, tentunya harus ada pembenahan lagi disana sini utk menutupi kekurangan.

PAPAJI pernah mengadakan exibishi (uji coba) sabung ayam dgn sistem nilai ini. Ayam ditimbang untuk menentukan kelas dan jalu dibungkus (tidak peduli panjang atau pendek). Ayam tetap berlaga selama 5 ronde. Masing2 ronde 15 menit dan istirahat 5 menit. Penilaian memang mengadopsi tinju. Tapi dengan beberapa modifikasi tentunya.
Prinsipnya, penilaian diberikan tiap akhir ronde. Bukan berdasar jumlah pukulan. Dengan penilaian di akhir ronde, maka sama saja dgn di kalangan biasa, dimana ayam yg terdesak pasti di 'beri'/ 'asor'.
Dengan adanya sistem point dan jalu dibungkus, maka peserta harus benar2 jeli memilih mana ayam yg cocok diturunkan.
Ayam dgn teknik asor dan mengandalkan sekali pukul, sepertinya kurang berpotensi utk menang. Tapi ini tidak masalah krn menurut saya, pemenangnya tentu ayam yg memiliki teknik yg cantik dan pukulan yg baik. Kontes ayam laga ini khan lebih condong ke unsur seni, bukan untung2an mengandalkan sekali pukul seperti layaknya di kalangan judi.

Silakan teman2 ikutan urun rembug mengenai peraturan yg tepat.

Punten kang, ngiring urun rembug,
Menurut hayalan saya, (maaf, saya masih sangat awam dengan aturan main dalam dunia sabung ayam, jadi baru mampu menghayalkan saja), rasanya bisa diambil jalan tengah, antara peraturan yang sudah berjalan bertahun-tahun dengan aturan baru yang mencoba adopsi aturan tinju.
Dimana munculnya ide membuat aturan baru ini nampaknya terdorong oleh keinginan untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap ayam laga kesayangan kita. Disini menariknya ada unsur pelestarian alam yang sangat menyentuh. Tentu saja ada unsur yang dikorbankan, yakni salah satunya berkurangnya keseruan atau greget dalam pertarungan yang seringkali memacu adrenalin kita saat menontonnya. Banyaknya ayam yang gugur dalam pertarungan, membuat sabung ayam semakin menarik, seperti halnya balap motor, semakin banyak yang jatuh, semakin seru kelihatannya. Memang unsur entertaint sangat penting dalam hal apapun, jika tujuannya adalah untuk jangka panjang. Datangnya sponsor yang mampu menjamin kelangsungan hidup dunia olahraga tidak terlepas dari tingginya nilai hiburan dalam olahraga tersebut.
Demikian pula dalam tarung ayam, unsur hiburan yang paling menarik adalah pertarungan yang mematikan, selain perjudian. Tetapi jika kita terpaku pada hal itu, maka unsur pelestarian akan terabaikan.
Jalan Tengah yang saya maksud adalah dengan membuat dua versi, misalnya versi jalu tajam dan versi jalu pentul. Atau versi bungkus jalu dan versi full kontak. Selain tentu saja timbang badan untuk menentukan kelas dalam pertarungan.
Selain bungkus jalu, perlu juga kiranya dipertimbangkan untuk adanya kesepakatan, misalnya jka ada ayam yang cedera parah, maka harus segera dipotong untuk menghilangkan penderitaan ayam laga (hehehe, serem juga ya), atau justru harus segera ditangani medis yang profesional.
Intinya, bagimana caranya agar perlindungan terhadap ayam laga semakin meningkat tetapi unsur hiburan dan kualitas pertarungan tidak menurun.
Sekali lagi mohon maaf, ini hanya hayalan seorang anak kecil yang sangat awam terhadap apa yang dihayalkannya.
Salam Hormat.

..........
bertarunglah, bertarung jagoanku sayang
bertarunglah dengan waktu
lukailah dirimu, tapi jangan lukai orang lain
karena luka akan membuatmu cepat dewasa
sedangkan melukai orang lain
hanya membuatmu merasa berdosa
karena petarung sejati,
adalah petarung yang mampu menguasai lawannya
tetapi tidak membuatnya cedera
..........

saya senang dg respon dari sana-sini ... artinya banyak yg minat begitu ... dan saya lebih percaya respon yg saudara sampaian tidak akan lebih sempurna tanpa di coba ... dicoba untuk disempurnakan !.

jadi apapun bentuk aturannya selama itu atas keadilan (meskipun hanya sedikit atau teori) dan tidak melawan aturan yg berlaku .... saya mo daftar ikut peserta-nya (mudah-mudahan stok masih tersedia).

salam .... marhaban ya ramadhan.

++teddy

Wah luar biasa mas Alang ini, tidak hanya penghobi ayam sejati tetapi juga penyair handal....saya sangat takjub membaca puisinya...penuh kearifan dan filsafat tinggi...memang sejujurnya hal terbaik bagi manusia adalah saling menghargai dan menghormati terhadap sesama sehingga tidak ada yang merasa " lebih " dibanding yang lain....bagi seekor ayam mengalahkan tanpa mencederai...sungguh sulit terjadi, kecuali lawan adalah ayam pedotan...he..he..he...karena belum sempat dicederai sudah kabur duluan....sekali lagi saya solusi yang ditawarkan mas Alang tentang sistem penjurian dan pembagian kelas untuk laga ayam bangkok patut kita hargai dan kita coba laksanakan....tapi kapan...dan dimana....? member papaji terlalu luas jangkauannya...mungkin bisa dibuat per region....salam

iya pak,,,,dibuat sistem wilayah jakarta,surabaya dsb................bisa aja diadakan tiap 2 mingguan sehinggaa aayam ada masa penyembuhan dan pemenangnya diakui oleh banyak pihak,,,,,,,,,,,,kita tariknya uang pendaftran aja,,,,,,,ayam diadu sampai salahsatu lari/mati/nyerah jadi penjuriannya lebih mudah dan jelas,,,,,,,,,,,jadi bisa nyampur antara kalangan ataas dan kalangan bawah,,,,mohon petunjuk selanjutnya

pengen nambahin aja...gimana kalo sebelum acara"Ketangkasan Ayam" diadakan kontes "Ayam Jago ganteng" dengan kriteria n parameter yang ditentukan para Senior n Master2 Papaji ( karena banyak juga yang menyukai kegagahan ayam laga)...pemenang mendapat hadiah n piala...biar aman,nanti salahsatu jurinya kapolda setempat or kapolsek....
nb : dimungkinkan juga diadakan kontes "Babon Ayu"...hehehe

savvo wrote:pengen nambahin aja...gimana kalo sebelum acara"Ketangkasan Ayam" diadakan kontes "Ayam Jago ganteng" dengan kriteria n parameter yang ditentukan para Senior n Master2 Papaji ( karena banyak juga yang menyukai kegagahan ayam laga)...pemenang mendapat hadiah n piala...biar aman,nanti salahsatu jurinya kapolda setempat or kapolsek....
nb : dimungkinkan juga diadakan kontes "Babon Ayu"...hehehe

hehehe.....ide yang kreatif tuh....
jadi ga melulu kekarasan, tapi juga kontes kegagahan dan kecantikan.
mantap
salam hormat

wakkakakaka,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bener mas,good idea,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,tp syaratnya juri harus lebih dari 5 orang dan masing22 juri cuma menilai satu sisi aja,misalkan cuma bagian proporsi tubuh, kualitas bulu, dll.hehehee

Administrator wrote:Dulu PAPAJI pernah membahas ttg masalah ini. Berbagai masukan dari teman2 senior sudah ditampung. Seperti : tandingan utk menentukan lawan menggunakan alat timbang dan dibagi menjadi beberapa kelas mirip olah raga tinju. Jalu dibungkus. Pakai 3 orang dewan juri utk penentu kemenangan, dll. Semuanya mirip sekali dgn tinju. Bahkan sistem penilaian pemenangnya mengadopsi dari olah raga tinju yg sedikit dimodifikasi.
PAPAJI juga sudah melakukan 'eksibisi' lomba ketangkasan ayam laga ini.

Saya rasa, sangat memungkinkan dilakukan. Tapi semua kembali tergantung kepada kita2 penggemar ayam laga utk konsisten meninggalkan judi. Tidak ada 'main' diluar apalagi dgn berteriak2 berebut taruhan.
Dengan sistem ini, ayam yg selalu menang dikalangan melalui satu pukulan dgn jalu tajam, sepertinya kurang berpotensi utk menang. Ini artinya, kriteria penilaian ayam juara harus direvisi ulang. Karena jalu dibungkus, maka ayam yg ingin juara harus betul2 punya teknik dan pukulan yg bagus.
Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan peserta yg benar2 hobiis seni ayam laga. Bukan penjudi.

Jadi kita sebagai penggemar ayam laga harus bertanya terlebih dahulu pada diri sendiri.
Siapkah kita utk meninggalkan perjudian di kalangan ayam laga..?? Jangan sampai lomba ketangkasan ini hanya jadi bahan cemoohan saja atau dianggap pertarungan kelas bawah/amatir.

Hadir! Saya Siap Lahir Bathin.
Salam,