hasil anakan 1 bpk beda ibu
+6
dipa_opics
afritz
queens
qhincay
avntty
Weg Farm
10 posters
Halaman 1 dari 1
hasil anakan 1 bpk beda ibu
mohon pencerahannya bang admin n rekan rekan papaji.. Sy br sja dpt pacek umr hmpr 2 thun n biang umr hmpir 1 thun yg brasl dr 1 bpk beda ibu, yg jd pertanyaan sya apkah kualitas anak''ya nanti bagus dr segi staminanya.. Matur nuwun.. Salam breeding..
Weg Farm- kopral
- Jumlah posting : 11
Join date : 19.02.14
Age : 47
Lokasi : jepara 085214087568
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
ikut nyimak....ayo2 yg sudah berpengalaman kasih kometarnya...
avntty- Jumlah posting : 7
Join date : 14.03.14
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
Bantu sundul ya mas? Ngomong2 photo avatar ayamnya ukuran brp mas? Guede benerr..Weg Farm wrote:mohon pencerahannya bang admin n rekan rekan papaji.. Sy br sja dpt pacek umr hmpr 2 thun n biang umr hmpir 1 thun yg brasl dr 1 bpk beda ibu, yg jd pertanyaan sya apkah kualitas anak''ya nanti bagus dr segi staminanya.. Matur nuwun.. Salam breeding..
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
bang qinchay@ kt kwan'' sya ada yg blag 8.5 ada jg yg blag 9 mas, cm jago kampung mas..qhincay wrote:Bantu sundul ya mas? Ngomong2 photo avatar ayamnya ukuran brp mas? Guede benerr..Weg Farm wrote:mohon pencerahannya bang admin n rekan rekan papaji.. Sy br sja dpt pacek umr hmpr 2 thun n biang umr hmpir 1 thun yg brasl dr 1 bpk beda ibu, yg jd pertanyaan sya apkah kualitas anak''ya nanti bagus dr segi staminanya.. Matur nuwun.. Salam breeding..
Weg Farm- kopral
- Jumlah posting : 11
Join date : 19.02.14
Age : 47
Lokasi : jepara 085214087568
queens- Kolonel
- Jumlah posting : 664
Join date : 08.04.13
Age : 39
Lokasi : Jambi 085266212155 081379885007 7BB D055E896
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
menunggu jawaban dari para senior....
afritz- Sersan
- Jumlah posting : 103
Join date : 28.12.13
Lokasi : Bekasi Timur
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
Weg Farm wrote:bang qinchay@ kt kwan'' sya ada yg blag 8.5 ada jg yg blag 9 mas, cm jago kampung mas..qhincay wrote:Bantu sundul ya mas? Ngomong2 photo avatar ayamnya ukuran brp mas? Guede benerr..Weg Farm wrote:mohon pencerahannya bang admin n rekan rekan papaji.. Sy br sja dpt pacek umr hmpr 2 thun n biang umr hmpir 1 thun yg brasl dr 1 bpk beda ibu, yg jd pertanyaan sya apkah kualitas anak''ya nanti bagus dr segi staminanya.. Matur nuwun.. Salam breeding..
Babon nya gede juga om? kalau menurut saya sih coba cari biang lagi dengan ukuran lebih kecil biar nanti anakannya tdk terlalu besar paling besar ukuran 7.
dipa_opics- Premium member
- Jumlah posting : 451
Join date : 02.04.12
Lokasi : Bogor
INBREED
Dalam istilah biologi..perkawinan seperti itu disebut INBREED.
Masalah kualitas anak, kita umpamakan seperti manusia. Anak kawin dengan saudaranya, kemungkinannya lebih dari 90% anaknya akan ringkih/rapuh. Biasanya anak akan memiliki penyakit bawaan atau cacat fisik yg cukup memberatkan. Kelemahannya itu tidak bisa dipastikan di bagian mana/apa. Begitu pula denga ayam, efek samping daari inbreed ini jg akan timbul. Anak hasil inbreed hanya bisa dipelihara/dirawat sebaik mungkin agar kelemahan fisik tsb tidak kambuh atau tidak bertambah parah. Jadi menurut saya, anak hasil inbreed sangat tdk layak untuk dijadikan ayam aduan. Kasihan banget.
Inbreed biasanya dilakukan jika punya proyek jangka panjang, yatu dirawat untuk dijadikan indukan atau pacek. Itupun butuh proses panjang dan lama. Tidak cukup satu atau dua kali proses perkawinan.
Teorinya seperti ini :
Mengenai teknik2 breeding (beternak) dgn cara yg lebih sistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’. Mungkin saja diantara teman2 ada yg lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yg lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak yg baik dgn teknik modern sesuai dgn teori genetika.
Sebelum dilanjutkan, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.
*)INBREED : Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgn anak, bapak dgn anak dan anak vs anak.
*)LINE-BREED : Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs cucu, paman vs keponakan, dll.
*)CROSS BREED : Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
*)SUPER BREED : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
*)SUPER FIGHT : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.
Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dgn pengalamannya beternak merpati pos di Eropa. Dituangkan dalam buku berjudul "Mini Course The Art of Breeding". Meskipun hewan yg digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan. Berikut ringkasannya :
Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : “population genetics”. Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.
Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yg dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dgn detail. Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!
Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yg nantinya ingin kita hasilkan.
Berikut penerapannya di lapangan :
Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I —–> 2. inbreed —–> 3. line breed —–> 4. cross breed II
----------------------------------------------------------------------
1. Cross breed I
Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya. Misalkan ingin punya ayam dgn pukul keras, maka carilah ayam juara yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudian cari juga pasangan betinanya yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata pada anakannya.
Cross breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yg bisa membuang waktu percuma.
2. Inbreed :
Tujuan inbreed adalah mencetak breeder/indukan (parental stock) yg menyatukan sifat2 positif yg dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).
Hasil inilah yg disebut ‘investasi’, modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
3. Line breed :
Setelah dapat ‘modal’ dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dgn paman yg punya pukul keras, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna yg sangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai ‘super breed’. Yaitu ayam yg memiliki daya turun breeding yg kuat thdp anak2nya.
4. Cross breed 2 :
Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dgn ayam lain yg pukul keras, hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dgn tipikal pukul keras dan teknik bagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
Beberapa prinsip yg harus dipahami :
Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dari indukan (untuk mudahnya kita pake saja istilah “geno-type”) , bukan mempertahankan ciri-ciri fisik (feno-type). Dgn kata lain, tujuan teori ini adlh menciptakan ‘super ‘breeder’.
Inbreeding pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, tidak ada ayam yg sempurna). Oleh karenanya rumus inbreeding adalah “the best vs the best”. Mr. Breemen memakai istilah super breeder vs super breeder. Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung “khayalan” kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg “ideal”, menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya “super breeder” kenapa tidak itu saja diternak dan nggak perlu repot-repot pake teori population genetics?? jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu, tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah jangka panjang. Perlu diingat bahwa super breeder yg kita punya suatu saat akan mati, mandul, atau sakit. Kalau ini terjadi maka kita kehilangan modal. Itu sebabnya banyak peternak besar yg gagal mempertahankan standard kualitasnya dan terus menurun. Dan banyak ayam2 juara yg terputus generasinya.
Cross-breeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari dua darah (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaitu apabila kita ingin memproduksi petarung dan untuk memperbaiki kualitas darah yg sudah ada (menambahkan elemen baru atau “additive characteristics” yg sudah ada).
Aplikasi teori population genetics menuntut adanya sistem seleksi yg ekstra ketat. Beberapa waktu yg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadi ahli “membunuh”. Istilah ini sebenarnya hanya untuk memberikan tekanan bahwa anakan yg akan melanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat. Pilihlah anak betina yg mirip bapaknya dan anak jantan yg mirip ibunya. Yang perlu dipahami, pengertian “mirip” disini bukan mirip secara fisik, tapi yg lebih penting adalah karakternya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sini lagi-lagi diperlukan “feeling” dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi, misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukan seleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan karakter moyangnya (ancestors). Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.
Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( confused confused ).Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukan untuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunanya nanti yang dimainkan.
Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas, karakter dan kekuatan.
Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed maka turunannya akan mirip satu sama lain.
Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnya dari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinya dampaknya berbeda).
Masalah kualitas anak, kita umpamakan seperti manusia. Anak kawin dengan saudaranya, kemungkinannya lebih dari 90% anaknya akan ringkih/rapuh. Biasanya anak akan memiliki penyakit bawaan atau cacat fisik yg cukup memberatkan. Kelemahannya itu tidak bisa dipastikan di bagian mana/apa. Begitu pula denga ayam, efek samping daari inbreed ini jg akan timbul. Anak hasil inbreed hanya bisa dipelihara/dirawat sebaik mungkin agar kelemahan fisik tsb tidak kambuh atau tidak bertambah parah. Jadi menurut saya, anak hasil inbreed sangat tdk layak untuk dijadikan ayam aduan. Kasihan banget.
Inbreed biasanya dilakukan jika punya proyek jangka panjang, yatu dirawat untuk dijadikan indukan atau pacek. Itupun butuh proses panjang dan lama. Tidak cukup satu atau dua kali proses perkawinan.
Teorinya seperti ini :
Mengenai teknik2 breeding (beternak) dgn cara yg lebih sistematis sehingga bisa juga disebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’. Mungkin saja diantara teman2 ada yg lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yg lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak yg baik dgn teknik modern sesuai dgn teori genetika.
Sebelum dilanjutkan, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.
*)INBREED : Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgn anak, bapak dgn anak dan anak vs anak.
*)LINE-BREED : Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs cucu, paman vs keponakan, dll.
*)CROSS BREED : Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
*)SUPER BREED : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
*)SUPER FIGHT : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.
Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dgn pengalamannya beternak merpati pos di Eropa. Dituangkan dalam buku berjudul "Mini Course The Art of Breeding". Meskipun hewan yg digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan. Berikut ringkasannya :
Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : “population genetics”. Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.
Metode ini merupakan pengembangan dari teori Gregory Mendel yg dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dgn detail. Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebih…!!
Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yg nantinya ingin kita hasilkan.
Berikut penerapannya di lapangan :
Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. Cross breed I —–> 2. inbreed —–> 3. line breed —–> 4. cross breed II
----------------------------------------------------------------------
1. Cross breed I
Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya. Misalkan ingin punya ayam dgn pukul keras, maka carilah ayam juara yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudian cari juga pasangan betinanya yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata pada anakannya.
Cross breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yg bisa membuang waktu percuma.
2. Inbreed :
Tujuan inbreed adalah mencetak breeder/indukan (parental stock) yg menyatukan sifat2 positif yg dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (dominan).
Hasil inilah yg disebut ‘investasi’, modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
3. Line breed :
Setelah dapat ‘modal’ dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dgn paman yg punya pukul keras, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna yg sangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai ‘super breed’. Yaitu ayam yg memiliki daya turun breeding yg kuat thdp anak2nya.
4. Cross breed 2 :
Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dgn ayam lain yg pukul keras, hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dgn tipikal pukul keras dan teknik bagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
Beberapa prinsip yg harus dipahami :
Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dari indukan (untuk mudahnya kita pake saja istilah “geno-type”) , bukan mempertahankan ciri-ciri fisik (feno-type). Dgn kata lain, tujuan teori ini adlh menciptakan ‘super ‘breeder’.
Inbreeding pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, tidak ada ayam yg sempurna). Oleh karenanya rumus inbreeding adalah “the best vs the best”. Mr. Breemen memakai istilah super breeder vs super breeder. Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung “khayalan” kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg “ideal”, menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya “super breeder” kenapa tidak itu saja diternak dan nggak perlu repot-repot pake teori population genetics?? jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu, tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah jangka panjang. Perlu diingat bahwa super breeder yg kita punya suatu saat akan mati, mandul, atau sakit. Kalau ini terjadi maka kita kehilangan modal. Itu sebabnya banyak peternak besar yg gagal mempertahankan standard kualitasnya dan terus menurun. Dan banyak ayam2 juara yg terputus generasinya.
Cross-breeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari dua darah (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaitu apabila kita ingin memproduksi petarung dan untuk memperbaiki kualitas darah yg sudah ada (menambahkan elemen baru atau “additive characteristics” yg sudah ada).
Aplikasi teori population genetics menuntut adanya sistem seleksi yg ekstra ketat. Beberapa waktu yg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadi ahli “membunuh”. Istilah ini sebenarnya hanya untuk memberikan tekanan bahwa anakan yg akan melanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat. Pilihlah anak betina yg mirip bapaknya dan anak jantan yg mirip ibunya. Yang perlu dipahami, pengertian “mirip” disini bukan mirip secara fisik, tapi yg lebih penting adalah karakternya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sini lagi-lagi diperlukan “feeling” dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi, misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukan seleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan karakter moyangnya (ancestors). Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.
Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( confused confused ).Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukan untuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunanya nanti yang dimainkan.
Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas, karakter dan kekuatan.
Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed maka turunannya akan mirip satu sama lain.
Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnya dari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinya dampaknya berbeda).
YudhiZUHDI- Kapten
- Jumlah posting : 414
Join date : 19.04.14
Lokasi : KOTA BLITAR, JAWA TIMUR
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
Weg Farm wrote:mohon pencerahannya bang admin n rekan rekan papaji.. Sy br sja dpt pacek umr hmpr 2 thun n biang umr hmpir 1 thun yg brasl dr 1 bpk beda ibu, yg jd pertanyaan sya apkah kualitas anak''ya nanti bagus dr segi staminanya.. Matur nuwun.. Salam breeding..
line breed, mas... diharapkan nanti turunannya seperti kakeknya,... bagus mas.
dhekoko- Kolonel
- Jumlah posting : 768
Join date : 27.04.13
Lokasi : kalibaru timur semarang
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
karena satu bpk beda ibu sudah masuk line breed stamina bagus" aja mas.
rudy darmawan- Kolonel
- Jumlah posting : 773
Join date : 02.04.11
Age : 45
Lokasi : lumajang
Re: hasil anakan 1 bpk beda ibu
pernah baca dr bang admin, satu bapak beda babon masih bisa dipakai. ada kemungkinan perkawinan tsb bisa "menghidupkan" kembali sifat2 bapaknya....
ayam pemula- Kapten
- Jumlah posting : 394
Join date : 06.10.15
Lokasi : solo-semarang
Similar topics
» Hasil perkawinan satu pacek, beda induk
» Beda ayam bangkok dengan jago biasa pas anakan?
» telor kecil
» Anakan hasil inbreed
» Beda Jiwa Beda Rasa
» Beda ayam bangkok dengan jago biasa pas anakan?
» telor kecil
» Anakan hasil inbreed
» Beda Jiwa Beda Rasa
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik