Flu Burung Lagi ? H5N1 Lagi?

Ribuan Unggas di Garut Mati Mendadak
Warga khawatir penyebab kematiannya adalah virus flu burung.
ddd
Selasa, 1 Januari 2013, 02:43

VIVAnews - Warga Desa Cigawir, Kabupaten Garut, Jawa Barat resah, sejak 2 pekan terakhir ratusan unggas mati mendadak. Warga khawatir penyebab kematian unggas diakibatkan oleh virus flu burung (H5N1).

Dadang (45), Warga desa Cigawir, mengatakan setiap hari unggas milik warga mati 3-5 ekor. Bahkan untuk jenis bebek bisa mencapai 10 ekor mati setiap hari.

"Bebek punya saya juga sudah 200 ekor yang mati, bangkainya diminta sama peternak lele untuk dijadikan pakan lele ", ujarnya, Senin 31 Desember 2012 kepada wartawan.

Akibat peristiwa tersebut, Dadang mengaku, mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Selain itu, penghasilan telur bebek mengalami penurunan hingga mencapai 50 persen.

Nasib serupa dialami Ependi (48) warga Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Garut. Puluhan ekor ayam miliknya mati mendadak. Kematian ayam setiap hari mencapai tiga sampai lima ekor.

Warga berharap Dinas Peternakan Kabupaten Garut segera turun tangan untuk melakukan pemeriksaan terkait penyebab kematian unggas yang cukup tinggi.

"Saya berharap Dinas Peternakan dan dinas kesehatan segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap unggas-unggas yang mati mendadak, serta melakukan pemeriksaan kesehatan warga, karena kami khawatir kematian unggas disebabkan virus flu burung," Kata Ependi dan diamini oleh warga lainnya.

Maaf kl OOT, mungkin teman2 dan senior yang berlokasi disana ada yang bisa mengkonfirmasi kebenaran berita ini? Maaf juga kl sudah pernah dibahas...

Salam,

Virus Flu Burung Baru Lebih Ganas?
"Kenyataan sekarang ini terkesan menunjukkan pemerintah tidak siap."
ddd
Rabu, 2 Januari 2013, 08:39

VIVAnews - Peneliti Food and Agriculture Organization (FAO), Baso Darmawan, mengatakan mutasi virus flu burung (H5N1) jenis ke tiga telah menjangkiti unggas di wilayah Indonesia. Data yang dikumpulkan sejak awal Oktober 2012 menunjukkan virus yang lebih ganas ini menjadi penyebab kematian ratusan ribu unggas.

"Data terakhir sampai 27 Desember 2012 kemarin, kematian itik sangat tinggi. Lebih dari 150 ribu itik mati di 50 kabupaten, tersebar di 9 provinsi di Indonesia," ujar Baso saat berbincang dengan VIVAnews.

Menurut Baso, serangan flu burung jenis ke tiga pada unggas-unggas tersebut telah dipastikan melalui penelitian laboratorium. Dia sangat menyayangkan sikap pemerintah yang dia nilai kurang sigap mengatasi penyebaran virus ini. Apalagi sekarang telah bermutasi menjadi jenis yang lebih ganas.

Pemerintah, kata dia, sebenarnya paham bahwa virus flu burung sudah aktif penyebarannya sejak 2004. Namun, pemerintah kurang serius memerangi virus ini. "Kenyataan sekarang ini terkesan menunjukkan pemerintah tidak siap. Padahal tahun 2004 Indonesia sudah mengalami kondisi darurat terkait flu burung, tapi ternyata kok ini masih bisa masuk lagi. Ini yang menjadi pertanyaan," kata Baso.

Data dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan sekitar 113.700 itik mati terjangkit virus flu burung selama empat bulan terakhir. Itik-itik tersebut tersebar di tiga provinsi, yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Virus ini menyerang mulai September di Jawa Tengah.

Virus flu burung yang menyerang di tiga provinsi tersebut juga dideteksi sebagai jenis baru, yaitu clade (kelompok) 2.3.2.1. Virus ini mutasi dari jenis yang lama, clade 2.1.

Maaf OOT Lagi mungkin....

Koplak wrote:Ribuan Unggas di Garut Mati Mendadak
Warga khawatir penyebab kematiannya adalah virus flu burung.
ddd
Selasa, 1 Januari 2013, 02:43

VIVAnews - Warga Desa Cigawir, Kabupaten Garut, Jawa Barat resah, sejak 2 pekan terakhir ratusan unggas mati mendadak. Warga khawatir penyebab kematian unggas diakibatkan oleh virus flu burung (H5N1).

Dadang (45), Warga desa Cigawir, mengatakan setiap hari unggas milik warga mati 3-5 ekor. Bahkan untuk jenis bebek bisa mencapai 10 ekor mati setiap hari.

"Bebek punya saya juga sudah 200 ekor yang mati, bangkainya diminta sama peternak lele untuk dijadikan pakan lele ", ujarnya, Senin 31 Desember 2012 kepada wartawan.

Akibat peristiwa tersebut, Dadang mengaku, mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Selain itu, penghasilan telur bebek mengalami penurunan hingga mencapai 50 persen.

Nasib serupa dialami Ependi (48) warga Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Garut. Puluhan ekor ayam miliknya mati mendadak. Kematian ayam setiap hari mencapai tiga sampai lima ekor.

Warga berharap Dinas Peternakan Kabupaten Garut segera turun tangan untuk melakukan pemeriksaan terkait penyebab kematian unggas yang cukup tinggi.

"Saya berharap Dinas Peternakan dan dinas kesehatan segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap unggas-unggas yang mati mendadak, serta melakukan pemeriksaan kesehatan warga, karena kami khawatir kematian unggas disebabkan virus flu burung," Kata Ependi dan diamini oleh warga lainnya.

Maaf kl OOT, mungkin teman2 dan senior yang berlokasi disana ada yang bisa mengkonfirmasi kebenaran berita ini? Maaf juga kl sudah pernah dibahas...

Salam,

Ayam saya lancuran tewas 14 ekor dalam waktu 19 s/d 26 desember 2012 . Waspadalah...

Belum ada hasil Lab. yang menyatakan Positif Flu Burung, lalu mengapa beberapa media cetak maupun elektronik langsung menyimpulkan flu burung yang membuat resah masyarakat di RepubLik ini.
Musim Hujan makin banyak tikus yang membawa Paramyxso Virus yang menyebabkan Newcastle Deases/ Tetelo pada unggas. Unggas yang terserang penyakit ini akan menularkan ke ayam lain dalam tempo sesingkat-singkatnya. ALhasil banyak ayam yang mati.
OK''

seisi kandang saya ludes malah..dari pacek,babon,lancur,anakan...bahkan yg lagi angrem juga...cuma disisain beberapa telur aja...bener2 luar biasa...sama sekali gak ada sisa..

coki wrote:Belum ada hasil Lab. yang menyatakan Positif Flu Burung, lalu mengapa beberapa media cetak maupun elektronik langsung menyimpulkan flu burung yang membuat resah masyarakat di RepubLik ini.
Musim Hujan makin banyak tikus yang membawa Paramyxso Virus yang menyebabkan Newcastle Deases/ Tetelo pada unggas. Unggas yang terserang penyakit ini akan menularkan ke ayam lain dalam tempo sesingkat-singkatnya. ALhasil banyak ayam yang mati.
OK''

saya setuju dengan bang Coki..

tapikan udah ada konfirmasi dari pihak FAO bang... ?