BODY HITTER ATO PLUCKER, PROSPEK NGLAWAN SEGALA TYPE AYAM?

Mas Wanda wrote:

Administrator wrote:Untuk pukulan, sy rasa semua setuju. Mau pukul ke badan, leher, tenggorokan, atau kepala, semua sama baik asalkan akurasi dan bobot pukulnya bagus.
Orang bilang, 'ayam kalah krn dipukul'. Ini benar sekali.

Tapi kalau kita cermati lagi ayam2 yg turun di pro arena atas maupun thailand sana, semua memiliki pukulan yg sama bagus. Perbedaan hanya di teknik/gaya tarungnya saja.
Ayam yg memiliki pukulan luar biasa jadi tidak maksimal krn 'di akali' musuhnya yg teknik 'bukan maunya'. Pukulan 'sulap' jadi tidak keluar.

Contoh saja beberapa tahun belakangan Birma 'naik daun' krn dianggap berhasil mengecoh gaya tarung BK. Apakah ini krn pukulan BK kalah bagus sama Birma?
Sy kira tidak. BK juga punya pukulan yg bagus. Hanya saja gaya tarung birma bukan jodohnya BK.

Kemudian muncul fenomena Pakhoi utk mengantisipasi Birma. Ini juga dianggap berhasil krn Birma jadi 'mati gaya' ketika menghadapi Pakhoy.
Apa ini berarti pukulan Pakhoy lebih bagus? Sepertinya bukan itu penyebabnya. Melainkan gaya tarung pakhoy yg bukan padanan utk birma.

Entah gaya apalagi yg akan keluar utk menutup gaya terakhir yg lagi trend.

Kesimpulannya,
Era modern seni ayam laga tidak lagi didominasi 'adu pukul'. Beradu pukulan seperti layaknya adu penalti tanpa kita sadari sudah ditinggalkan.
Berganti era 'adu cerdik' krn pukulan bagus rata2 sudah mutlak dimiliki ayam petarung.
Siapa yg paling sedikit menerima pukulan dan sekaligus banyak melancarkan pukulan, kemungkinan besar dialah pemenangnya.
Mereka yg masih mengandalkan 'tos-tosan' adu pukul, lambat laun akan tereliminasi 'diakali' kecerdikan musuhnya dan bukan krn kalah kualitas pukulan.

'Pendapat 'ayam kalah krn dipukul' sepertinya harus segera digeser' dgn 'ayam kalah krn di akalin'.
hehehe...


Tantangan buat kita saat ini bukanlah mengikuti trend gaya tarung. Tapi harus selangkah lebih maju yaitu mengantisipasi trend yg sedang berkembang supaya kita tidak tertinggal dibelakang.

silakan ditambahkan.

kok ak kurang jelas ya sama dua kalimat ini.. sepertinya kok kurang sejalan ya.. sedikit membinggungkan...

Bonimanuk wrote:
tambahin dikit om.. ayam kalah karena diakali & dipukul.., diakalin aja kalo ga dipukul gabakalan kalah..

NUR WAKHID wrote:

Wandi jali wrote:permisi pemula numpang nimbrung, kalau menurut saya tekhnik apapun bagus yang penting kondisi kesehatan/stamina ayamfit, bobot dan akurasi pukulan yang baguslah yang jadi faktor penentu kemenangan ayam, gak peduli musuh mau solah kunci leher, lari pukul pranggal2, solah bawah pukulan cepat, pukul badan,dan lain sbagainya, satu pengalaman pribadi saya ayam saya tidak tergolong bagus dari segi keturunan hanya bk lokal(bukan bk import) tapi setelah saya amati dari 9x kemenanganya yang tidak sampai 2babak air hanya satu yang istimewa yaitu akurasi dari pukulan yang tetap pada satu tempat yaitu leher 9lawanya smua patah leher, 3 diantaranya mati di arena , tidak ada ayam yang kuat jika di pukul tetap tepat ditempat yang sama, dari ayam solah kunci, kontrol atas, lari pranggal2, bawah silem sayap,apa lagi ayam adep/adu pukul 3x mati smua. skian ulasan dari saya smoga bisa jadi pertimbangan para pecinta ayam dalam seleksi dan analisa ayam. terimakasih.

kalo jalu bagaimana? tapi pak wandi ayamnya pasti mendominasi, ya kan? itu sudah menang tehnik. terjemahan tehnik bukan yang sibuk bertahan, menghindar, sudah di jelaskan oleh rekan sebelumnya. tehnik adalah kemampuan mencari peluang memukul lawan. tinggal ngitung berapa kali pukul, jalu, menang deh. siiiiiiip?

Wandi jali wrote:@nur wakhid : ayam saya gak pake jalu mas, terakhir dapat lawan jalu kena jalu cuman waktu abaran setelah nempel di dorong 3xtarik yg jalu patah leher trus gak njalu sama skali sampai 8menit babak air kedua trus keok, tapi kapok dapat lawan jalu super sembuhnya lama.
@jago nantang : biar tekhnik super klo gak di barengi bobot pukul dan akurasi ya kurang jroot.