cara agar semua setiap anak ayam yang menetas selalu jago dan sedikit babon nya ada cara khusus nya gak

cara agar anak ayam yang selalu menetas jago dan sedikit babon gi mana yah

Coba dikawinkan hanya pada sore hari dan pilih telor yang cenderung lonjong jangan yang bulat...kemungkinan menetas jantan lebih besar...salam

Hendro wrote:Coba dikawinkan hanya pada sore hari dan pilih telor yang cenderung lonjong jangan yang bulat...kemungkinan menetas jantan lebih besar...salam

Rata-rata botoh memberikan saran yang sama seperti yang dikemukakan Mas Hendro. Ada lagi botoh yang menyarankan kepada saya begini :

Siapkan benang dan jarum. Pasangkan jarum dengan benang. Tangan kiri memegang telor dan tangan kanan memegang benang, sehingga jarum tampak menggantung. Jarak antara telor dan jarum kurang lebih 0,5 cm. Lihatlah reaksi jarum :

1. Bila jarum bergerak maju mundur, kemungkinan berpotensi anak jantan.
2. Bila jarum bergerak melingkar, kemungkinan berpotensi anak betina.

Mohon maaf, sejauh ini saya pribadi belum sempat mempraktekkan. Cara diatas hanya saran seorang peternak yang pernah saya temui.
Selamat mencoba, terima kasih ...

Ada lagi botoh yang menyarankan kepada saya begini :

Siapkan benang dan jarum. Pasangkan jarum dengan benang. Tangan kiri memegang telor dan tangan kanan memegang benang, sehingga jarum tampak menggantung. Jarak antara telor dan jarum kurang lebih 0,5 cm. Lihatlah reaksi jarum :

1. Bila jarum bergerak maju mundur, kemungkinan berpotensi anak jantan.
2. Bila jarum bergerak melingkar, kemungkinan berpotensi anak betina.

Tak diragukan lagi, sangat2 rasional :
-Yg maju mundur biasanya jantan.
-Yg melingkar, memutar lebih2 kaya inul atau uut pasti betina.

Dobrak wrote:
Tak diragukan lagi, sangat2 rasional :
-Yg maju mundur biasanya jantan.
-Yg melingkar, memutar lebih2 kaya inul atau uut pasti betina.

He...he...he... kayaknya bang Iqbal pengalaman maju mundur neeh.....

Pernah saya membaca sebuah artikel, jadi begini:
Ternyata setiap telur mempunyai potensi 50% betina, 50% jantan. Tidak terpengaruh pd bentuk telur yg bulat atau lonjong. Suhu yg mengkonduksi telur memiliki pengaruh pd jenis kelamin ayam yg di tetaskan. Jika suhu yg melingkupi telur 39'c-40'c, kemungkinan besar akan menetaskan anakan jantan. Tp jika pd suhu 36'c-38'c melingkupi telur, kemungkinan besar menetas betina. Catatan, panas suhu mesti bersifat statis. Solusinya ya memakai mesin penetas telur.

setuju dgn pendapat mas alex,tetapi yg sy tahu hal itu brlaku utk telur2 bgsa reptil,mis.buaya,biawak,komodo dll..tp apkh hal tsbt juga brlaku pd telur2 bgsa unggas?saya agk ragu utk hal ini...menurut saya sih jenis kelamin aym trgantung kromoson pembentuknya...kalo pengin ank yg di hasilkan byk jantannya suruh aja si pacek ngawinin biangnya pkai posisi miring ke kanan.kwkwkkwk...just kiding,mas!salam.

Teori penghitungan jumlah kromosom, yg mendominasi jenis kelamin ini, lebih akurat utk jenis mamalia (jmlh kromosom dominan=jenis kelamin yg akan d lahirkan). Jd, utk unggas atau reptil teori simpelnya pd panasnya suhu yg mengkonduksi telur sesuai dg batas toleransi potensi suhu ideal penetasan. Ini menurut teori. Sdgkan faktor non teknisnya, semua tergantung pd kehendakNya. Kalau sdh begini, yo mentog wis.. Hasil USG saja bisa salah. Apa lagi kita yg cuma penganut madzhab hasil teoritis sang ilmuwan?

alex pithik wrote:Pernah saya membaca sebuah artikel, jadi begini:
Ternyata setiap telur mempunyai potensi 50% betina, 50% jantan. Tidak terpengaruh pd bentuk telur yg bulat atau lonjong. Suhu yg mengkonduksi telur memiliki pengaruh pd jenis kelamin ayam yg di tetaskan. Jika suhu yg melingkupi telur 39'c-40'c, kemungkinan besar akan menetaskan anakan jantan. Tp jika pd suhu 36'c-38'c melingkupi telur, kemungkinan besar menetas betina. Catatan, panas suhu mesti bersifat statis. Solusinya ya memakai mesin penetas telur.

Nah klw >38 derajat s/d < 39 derajat jadinya ayam bencong kale....

alex pithik wrote:
Pernah saya membaca sebuah artikel, jadi begini:
Ternyata setiap telur mempunyai potensi 50% betina, 50% jantan. Tidak terpengaruh pd bentuk telur yg bulat atau lonjong. Suhu yg mengkonduksi telur memiliki pengaruh pd jenis kelamin ayam yg di tetaskan. Jika suhu yg melingkupi telur 39'c-40'c, kemungkinan besar akan menetaskan anakan jantan. Tp jika pd suhu 36'c-38'c melingkupi telur, kemungkinan besar menetas betina. Catatan, panas suhu mesti bersifat statis. Solusinya ya memakai mesin penetas telur.


Nah klw >38 derajat s/d < 39 derajat jadinya ayam bencong kale....

irfan_dui wrote:alex pithik wrote:
Pernah saya membaca sebuah artikel, jadi begini:
Ternyata setiap telur mempunyai potensi 50% betina, 50% jantan. Tidak terpengaruh pd bentuk telur yg bulat atau lonjong. Suhu yg mengkonduksi telur memiliki pengaruh pd jenis kelamin ayam yg di tetaskan. Jika suhu yg melingkupi telur 39'c-40'c, kemungkinan besar akan menetaskan anakan jantan. Tp jika pd suhu 36'c-38'c melingkupi telur, kemungkinan besar menetas betina. Catatan, panas suhu mesti bersifat statis. Solusinya ya memakai mesin penetas telur.


Nah klw >38 derajat s/d < 39 derajat jadinya ayam bencong kale....

Di atas 100 derajat = telur setengah matang,....

Yang saya alami untuk mendapat hasil silangan yang banyak jantannya, saya memilih indukan yang banyak menetaskan anakan jantan. Kalau saya memilih calon indukan dari dedara, saya memilih dedara yang saudaranya satu tetasan banyak jantannya....silahkan dicoba dulu, itu menurut pengalaman saya...

hakim wrote:

Hendro wrote:Coba dikawinkan hanya pada sore hari dan pilih telor yang cenderung lonjong jangan yang bulat...kemungkinan menetas jantan lebih besar...salam

Rata-rata botoh memberikan saran yang sama seperti yang dikemukakan Mas Hendro. Ada lagi botoh yang menyarankan kepada saya begini :

Siapkan benang dan jarum. Pasangkan jarum dengan benang. Tangan kiri memegang telor dan tangan kanan memegang benang, sehingga jarum tampak menggantung. Jarak antara telor dan jarum kurang lebih 0,5 cm. Lihatlah reaksi jarum :

1. Bila jarum bergerak maju mundur, kemungkinan berpotensi anak jantan.
2. Bila jarum bergerak melingkar, kemungkinan berpotensi anak betina.

Mohon maaf, sejauh ini saya pribadi belum sempat mempraktekkan. Cara diatas hanya saran seorang peternak yang pernah saya temui.
Selamat mencoba, terima kasih ...

klo saya ada pengalaman lain, ga thu kebetulan apa mang bgtu, saya biasa mengawinkan kruang dari jam 12 siang sekitra jam 10 s/d 11 siang, anakn jantan rata rata 60 % lebih, tapi bru 3 kali periode netasin sich.

danks wrote:

hakim wrote:

Hendro wrote:Coba dikawinkan hanya pada sore hari dan pilih telor yang cenderung lonjong jangan yang bulat...kemungkinan menetas jantan lebih besar...salam

Rata-rata botoh memberikan saran yang sama seperti yang dikemukakan Mas Hendro. Ada lagi botoh yang menyarankan kepada saya begini :

Siapkan benang dan jarum. Pasangkan jarum dengan benang. Tangan kiri memegang telor dan tangan kanan memegang benang, sehingga jarum tampak menggantung. Jarak antara telor dan jarum kurang lebih 0,5 cm. Lihatlah reaksi jarum :

1. Bila jarum bergerak maju mundur, kemungkinan berpotensi anak jantan.
2. Bila jarum bergerak melingkar, kemungkinan berpotensi anak betina.

Mohon maaf, sejauh ini saya pribadi belum sempat mempraktekkan. Cara diatas hanya saran seorang peternak yang pernah saya temui.
Selamat mencoba, terima kasih ...

klo saya ada pengalaman lain, ga thu kebetulan apa mang bgtu, saya biasa mengawinkan kruang dari jam 12 siang sekitra jam 10 s/d 11 siang, anakn jantan rata rata 60 % lebih, tapi bru 3 kali periode netasin sich.

Anak Jantan= Kawin pagi atau kawin sore?
Saya pernah membaca buku peternakan, dibuku itu dijelaskan untuk mendapatkan peluang anak jago lebih besar sebaiknya dilakukan perkawinan disaat pagi hari.
Dari pembahasan diPAPAJI pada topik lain, banyak senior yg menyarankan perkawinan sore hari untuk peluang jago lebih banyak dg alasan suhu udara yg menurun/dingin.
Ada jg materi dr Web lain yg mengatakan bahwa jenis kelamin ayam ditentukan oleh suhu pengeraman, bukan terjadi/ditentukan saat perkawinan,
Skrg ada anggota PAPAJI jg yg memiliki pengalaman mengawinkan disaat siang untuk peluang jago yg lebih banyak.
Jadi.....???
Sebenarnya adakah pengaruh saat/waktu perkawinan?
Mohon pendapat semua anggota
17 Agustus........Salam Merdeka Bung.....!!!
Thx....

uji coba yang selama ini saya lakukan kalo kawin pagi jago dikit dari 10 telor paling ada 2

kalo kawin siang sampe sore malah kebalikan telor dari 10 jago bisa sampai 7 yang jelas lebih dari 5 ^_^,...

sebab musababnya saya juga ngga tau ^_^

ipul wrote:uji coba yang selama ini saya lakukan kalo kawin pagi jago dikit dari 10 telor paling ada 2

kalo kawin siang sampe sore malah kebalikan telor dari 10 jago bisa sampai 7 yang jelas lebih dari 5 ^_^,...

sebab musababnya saya juga ngga tau ^_^

SETUJUUUUUUUUUUU !

Bagaimanapun Pengalaman tetap merupakan guru terbaik,. apapun yg dikatakan oleh buku.saya tetap berpegang pada kata2 para sesepuh. Disini saya sangat sepakat dg apa yg di katakan oleh pak Moderator, kawin sore hari, dan telor lonjong u/ jantan kemudian bulat u/ betina.

Secara rasional memang jantan identik dg lonjong
dan betina menonjol pada bulatannya
Ahahaha,.. Just kidding piss

bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

jaghana wrote:bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

Apaan tuh Mas??? He..He..He..

ari delta wrote:

jaghana wrote:bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

Apaan tuh Mas??? He..He..He..

telurnya kan.. haha..

jaghana wrote:bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

maaf mau ikut berpendapat, mohon maaf saya hanyalah orang awam di masalah per-ayaman, suhu2 mungkin sudah lebih berpengalaman dan banyak makan asam garam di dunia per-ayaman


pendapat mas jaghana ada benarnya, karena secara teori yang menentukan jenis kelamin telur adalah ayam betina, ayam betina memiliki kromosom ZW ayam jantan memiliki kromosom ZZ.kebalikan kita manusia yang llaki2 XY, perempuan XX.

jadi setelah dibuahi ayam jantan, jika betina melepaskan kromosom Z, artinya telurnya akan memiliki ZZ= jantan, begitupun jika betina melepaskan kromosom W, artinya telur akan memiliki ZW=betina. jadi asumsi jenis kelamin dipengaruhi oleh temperatur pengeraman dapat digugurkan.


karakteristik telur ZZ( jantan) akan mengandung putih telur yang lebih banyak dibanding telur ZW(beTINA). sehingga biasanya telur ZZ(jantan) akan lebih besar (agak lonjong/lancip) dibandingkan dengan telur ZW (betina) (agak bulat). Tapi perbandingannya harus terhadap induk yg sama yaa, maksudnya semua telur yang dibandingkan dari 1 induk.tapi ada kalanya akan terlihat sangat mirip bentuk dan ukuran dari telur2 itu, maka kita perlu lebih cermat.

contoh:



jika kita cermati contoh gambar diatas, maka kemungkinan jenis kelamin telur tsb dari kiri ke kanan : betina, jantan , betina, jantan, jantan(ini telur kelima agak kotor kemungkinan menetasnya kecil karena telur juga butuh sirkulasi yang baik, mungkin bisa dibersihkan dahulu sebelum dierami tapi kata engkong gw dulu telur yang dipegang tangan manusia kemungkinan menetasnya juga kecil, mungkin suhu2 punya solusi yang lebih baik)

maaf kalo banyak kekurangannya, hanya mencoba berpendapat biar bisa belajar bareng2 suhu2 disini

Arifin wrote:Yang saya alami untuk mendapat hasil silangan yang banyak jantannya, saya memilih indukan yang banyak menetaskan anakan jantan. Kalau saya memilih calon indukan dari dedara, saya memilih dedara yang saudaranya satu tetasan banyak jantannya....silahkan dicoba dulu, itu menurut pengalaman saya...

cocok,sy pny 1 babon udah dikawinkan 4periode dgn 4jantan berbeda hasilnya tetep bnyk keluar jantanya,lg beruntung kali. . .apalagi pukul berat induk betina menurun ke semua anaknya...

jaghana wrote:bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

nggon cowok yo 2 bulat bulat koq...

saya selalu memberikan pakan terpisah antara pacek dan babon, setelah pacek di beri makan dan jamu baru disatukan dengan babon (ini dilakukan setiap hari) Alhamdulillah setiap tetasan >70% anakannya jantan (saya tidak melakukan seleksi telur jantan betina)

ayammimpi wrote:

jaghana wrote:bulat bulat.....cewek....
lonjong panjang....cowok....weekekekekekk....

maaf mau ikut berpendapat, mohon maaf saya hanyalah orang awam di masalah per-ayaman, suhu2 mungkin sudah lebih berpengalaman dan banyak makan asam garam di dunia per-ayaman


pendapat mas jaghana ada benarnya, karena secara teori yang menentukan jenis kelamin telur adalah ayam betina, ayam betina memiliki kromosom ZW ayam jantan memiliki kromosom ZZ.kebalikan kita manusia yang llaki2 XY, perempuan XX.

jadi setelah dibuahi ayam jantan, jika betina melepaskan kromosom Z, artinya telurnya akan memiliki ZZ= jantan, begitupun jika betina melepaskan kromosom W, artinya telur akan memiliki ZW=betina. jadi asumsi jenis kelamin dipengaruhi oleh temperatur pengeraman dapat digugurkan.


karakteristik telur ZZ( jantan) akan mengandung putih telur yang lebih banyak dibanding telur ZW(beTINA). sehingga biasanya telur ZZ(jantan) akan lebih besar (agak lonjong/lancip) dibandingkan dengan telur ZW (betina) (agak bulat). Tapi perbandingannya harus terhadap induk yg sama yaa, maksudnya semua telur yang dibandingkan dari 1 induk.tapi ada kalanya akan terlihat sangat mirip bentuk dan ukuran dari telur2 itu, maka kita perlu lebih cermat.

contoh:



jika kita cermati contoh gambar diatas, maka kemungkinan jenis kelamin telur tsb dari kiri ke kanan : betina, jantan , betina, jantan, jantan(ini telur kelima agak kotor kemungkinan menetasnya kecil karena telur juga butuh sirkulasi yang baik, mungkin bisa dibersihkan dahulu sebelum dierami tapi kata engkong gw dulu telur yang dipegang tangan manusia kemungkinan menetasnya juga kecil, mungkin suhu2 punya solusi yang lebih baik)

maaf kalo banyak kekurangannya, hanya mencoba berpendapat biar bisa belajar bareng2 suhu2 disini

wah analisis yang bagus mas. makasih. info2nya