Anakan ayam menangan?

Saya punya teman, punya pacek menang sampai 10x dikalangan pinggiran, dijadikan pacek dan anakannya juga menangan, Padahal solahnya jelek. Berdasarkan yg saya lihat anakannya minimal mampu menang lebih dua kali di kalangan. Kalau saya bisa simpulkan anakan dari jago menangan akan tetap menangan ketika di tarungkan bagaimanapun bentuk solah atau pukulnya. Apakah kesimpulan yang saya buat benar?. Mohon pendapat rekan dipapaji.

Menurut pendapat saya ayam itu kuat menang n dah jatahnya menangan

kalao menurut saya itu terkait sama sifat gen yang menurun dari induk ke anakannya, meskipun tidak semua anakannya memiliki sifat gen baik yang menurun dari induknya (artinya bisa juga sifat gen buruk) namun biasanya ada beberapa ekor yang bisa sama atau bahkan melebihi induknya, kalaopun teknik dan solah induk kurang bagus berarti memang induk disini lebih ke sifat mental bertarung yang pantang menyerah dan mau bekerja keras,,

Ayam bagus tidak selalu menangan tetapi berpotensi untuk meraih kemenangan sedangkan ayam menangan hampir pasti ayam bagus atau minimal mempunyai kelebihan dibandingkan yang kalah....seiring dengan perkembangan ternak ayam, maka kualitas ayam hampir merata disemua daerah dan saat ini jarang ditemukan ayam mencapai kemenangan lebih dari 7 kali...makanya saya menyebut ayam yang sudah pernah menang di berbagai arena minimal 5 kali sebagai ayam jawara.....

Pacek jawara jika diternakkan tidak selamanya menghasilkan anakan yang juga jawara, hal ini sangat bergantung dari pasangan babonnya... ada kecenderungan ayam jawara akan menurunkan anakan yang minimal juga kuat menang atau mempunyai derajat kemenangan....sekalipun tidak mungkin 100 % anakannya akan mewarisi darah menangan paceknya....

Salam

Pernah anakannya mau diadu tapi kalah jalu, dasar mau menang yang punya jalu disuruh bungkus jalunya walaupun 1 mau, karena menang ukuran dan menang umur. Ditarungkan akhirnya anakannya menang 3 air. Ternyata ada2 saja jalan mau menang, Atau ada katuranggan dari pacek yg diturunkan keanakannya, atau ada hubungannya dgn keberuntungan, bagaimanapun adu ayam sama dgn judi.

Wah saya sangat tidak sependapat jika adu ayam disamakan dengan judi....jauh sekali perbedaannya....judi semata2 hanya keberuntungan...!! sedangkan adu ayam untuk mencapai sebuah kemenangan membutuhkan lebih dari sekedar keberuntungan....faktor seni merawat ayam, melatih fisik dan mental ayam, kejelian mencari tanding, kecermatan membaca karakter calon lawan dan yang terakhir baru keberuntungan....jadi adu ayam ibarat kita mempunyai sasana tinju dan sekaligus bertindak sebagai manager petinjunya....

Salam

Hendro wrote:Wah saya sangat tidak sependapat jika adu ayam disamakan dengan judi....jauh sekali perbedaannya....judi semata2 hanya keberuntungan...!! sedangkan adu ayam untuk mencapai sebuah kemenangan membutuhkan lebih dari sekedar keberuntungan....faktor seni merawat ayam, melatih fisik dan mental ayam, kejelian mencari tanding, kecermatan membaca karakter calon lawan dan yang terakhir baru keberuntungan....jadi adu ayam ibarat kita mempunyai sasana tinju dan sekaligus bertindak sebagai manager petinjunya....

Salam

setuju mas hendro,,,,,

Saya juga sependapat dgn mas Hendro, cuma sebagian masyarakat sekarang melihat adu ayam bukanlah suatu bagian dari kebudayaan, tapi dijadikan ajang untuk taruhan dan pihak keamananpun melarangnya. Dan kalau ada adu ayam berarti ada yang dipertaruhkan disitu. Maka sebelum kita berangkat adu ada sebagian yang sangat memperhatikan pitung, karena ada hubungannya dgn keberuntungan.

Menang itu bukan sifat. Kemenangan tdk bisa diturunkan pada anak2nya. Meskipun bapaknya puluhan kali menang, anaknya ya belom tentu menang. Memangnya ada sifat 'menang'..??
hehehe...

Yang diturunkan pada anak2nya adlh sifat2 karakter yg menunjang seekor ayam utk menjadi menang. Misalnya sifat pantang menyerah, karakter teknik yg bagus, bakat pukulan yg baik, dll.
Jadi sesungguhnya, memilih pacek yg baik itu adlh melihat karakter/bakat aslinya. Karakter/bakat inilah yg diturunkan pada anaknya.

Kembali lagi...
Kemenangan adlh hasil dari sebuah proses. Mulai dari memilih 'bahan' yg baik, dilatih, dirawat, dicarikan musuhnya yg sepadan, di-botohi dgn baik, plus faktor hoki. 75% kemenangan diraih berkat campur tangan manusia.

Arifin wrote:Saya juga sependapat dgn mas Hendro, cuma sebagian masyarakat sekarang melihat adu ayam bukanlah suatu bagian dari kebudayaan, tapi dijadikan ajang untuk taruhan dan pihak keamananpun melarangnya. Dan kalau ada adu ayam berarti ada yang dipertaruhkan disitu. Maka sebelum kita berangkat adu ada sebagian yang sangat memperhatikan pitung, karena ada hubungannya dgn keberuntungan.

Mas Arifin, ini tergantung dari motivasi tiap2 orang. Mereka yg mental penjudi, menggunakan ayam laga sebagai alat utk berjudi. Mereka yg cinta dgn seni ayam laga, memandangnya dari sisi yg sangat berlainan.
Ayam laga adlh sebuah budaya peninggalan leluhur. Oknum2 yg memanfaatkannya utk berjudi inilah yg membuat stigma ayam laga menjadi lekat dgn perjudian.

Administrator wrote:Menang itu bukan sifat. Kemenangan tdk bisa diturunkan pada anak2nya. Meskipun bapaknya puluhan kali menang, anaknya ya belom tentu menang. Memangnya ada sifat 'menang'..??
hehehe...

Yang diturunkan pada anak2nya adlh sifat2 karakter yg menunjang seekor ayam utk menjadi menang. Misalnya sifat pantang menyerah, karakter teknik yg bagus, bakat pukulan yg baik, dll.
Jadi sesungguhnya, memilih pacek yg baik itu adlh melihat karakter/bakat aslinya. Karakter/bakat inilah yg diturunkan pada anaknya.

Kembali lagi...
Kemenangan adlh hasil dari sebuah proses. Mulai dari memilih 'bahan' yg baik, dilatih, dirawat, dicarikan musuhnya yg sepadan, di-botohi dgn baik, plus faktor hoki. 75% kemenangan diraih berkat campur tangan manusia.

Arifin wrote:Saya juga sependapat dgn mas Hendro, cuma sebagian masyarakat sekarang melihat adu ayam bukanlah suatu bagian dari kebudayaan, tapi dijadikan ajang untuk taruhan dan pihak keamananpun melarangnya. Dan kalau ada adu ayam berarti ada yang dipertaruhkan disitu. Maka sebelum kita berangkat adu ada sebagian yang sangat memperhatikan pitung, karena ada hubungannya dgn keberuntungan.

Mas Arifin, ini tergantung dari motivasi tiap2 orang. Mereka yg mental penjudi, menggunakan ayam laga sebagai alat utk berjudi. Mereka yg cinta dgn seni ayam laga, memandangnya dari sisi yg sangat berlainan.
Ayam laga adlh sebuah budaya peninggalan leluhur. Oknum2 yg memanfaatkannya utk berjudi inilah yg membuat stigma ayam laga menjadi lekat dgn perjudian.

setuju mas tergantung dari kitanya

Waduh...pendapatnya enak untuk dimengerti, saya dpt menyimpulkan seekor pacek harus memiliki mental yang bagus dan pukulan yg baik...terakhir solah yg baik, kenapa?, krn pacek teman saya pukul dan mental bertarung bagus tapi memiliki solah yang jelek, anakannya lumayan menangan, maaf ini nambah... Apakah katuranggan ayam bisa diturunkan?

Arifin wrote:Waduh...pendapatnya enak untuk dimengerti, saya dpt menyimpulkan seekor pacek harus memiliki mental yang bagus dan pukulan yg baik...terakhir solah yg baik, kenapa?, krn pacek teman saya pukul dan mental bertarung bagus tapi memiliki solah yang jelek, anakannya lumayan menangan, maaf ini nambah...

Terkadang kita salah mengartikan, bahwa solah yg baik itu harus ngalung kanan kiri, bongkar keluar masuk sayap, dll. Padahal, secara nyata di arena, solah yg bagus itu adlh solah yg sulit dipukul.

Ada ayam yg solahnya ngoyor2, tapi kalau dipatuk mentul ketanah. Ada ayam yg solahnya berlindung dibawah janggut musuh. Ada yg lari2 keliling arena. Ada yg cuma ngumpet saja di kolong, jalan nempel di samping sayap, dsb. Teknik2 ini oleh kebanyakan orang dianggap jelek. Padahal belum tentu...
Tujuan solah yg baik itu khan agar tidak mudah terpukul. Jadi apapun tekniknya, kalau ia tidak mudah terpukul, inilah teknik yg secara nyata dibutuhkan di arena pertarungan.
Jadi, baik solah, pukulan dan mental itu adlh satu kesatuan. Tidak bisa kita pisahkan bahwa solah adlh pilihan terakhir.

Nah, utk solah yg peluk kiri kanan, bongkar keluar masuk sayap, dll, ini bisa kita golongkan pada solah yg 'indah'.
Mungkin solahnya ayam teman mas Arifin terlihat tidak indah. Tapi cukup efektif menghindar dari pukulan musuh.
Diimbangi dgn pukulan yg telak dan mental yg baja, akhirnya ayam tsb menjadi pemenang.

Arifin wrote: Apakah katuranggan ayam bisa diturunkan?

Kalau utk warna bulu, bentuk kaki, sisik secara umum, bentuk ekor, jengger, paruh, mata, secara umum semua bisa diturunkan.
Yg sulit atau jarang diturunkan adlh ciri spesifik atau ciri yg unik yg ada pada paceknya.
Misalnya ujung jari kaki yg sisiknya pecah, jalu yg berjumlah tiga, telih kiri, dll.

Trim's mas infonya. Yang sy amati didaerah sy, ayam yg bongkar kanan kiri, ngelock kanan kiri harganya akan lebih mahal dibandingkan dgn solah yg lain, Karena keindahan cara bertarungnya. Tambahan rekan2..., betina ngelok kanan kiri pukul kurang komplit, saya pacekan dgn jago olah bawah pukul komplit, harapan saya anakan pukul komplit solahnya ngelock kanan dan kiri, yang ada malah sebaliknya anakan solah bawah pukul hanya depan, adapula yang kerjanya bagus tapi tdk bisa mukul. Untuk memunculkan anakan yg kerja ngelock kanan dan kiri atau yang sulit dipukul dan pukul rata, cepat, akurat dan keras carannya gimana?

Arifin wrote:Trim's mas infonya. Yang sy amati didaerah sy, ayam yg bongkar kanan kiri, ngelock kanan kiri harganya akan lebih mahal dibandingkan dgn solah yg lain, Karena keindahan cara bertarungnya. Tambahan rekan2..., betina ngelok kanan kiri pukul kurang komplit, saya pacekan dgn jago olah bawah pukul komplit, harapan saya anakan pukul komplit solahnya ngelock kanan dan kiri, yang ada malah sebaliknya anakan solah bawah pukul hanya depan, adapula yang kerjanya bagus tapi tdk bisa mukul. Untuk memunculkan anakan yg kerja ngelock kanan dan kiri atau yang sulit dipukul dan pukul rata, cepat, akurat dan keras carannya gimana?

Ayam dgn solah indah, tentu harganya lebih mahal. Utk ternak ayam type ini, tentu lebih bernilai ekonomis alias mudah utk cepat laku.


Utk mendapat hasil yg diharapkan, kriteria indukan (pacek dan babon) harus mencerminkan apa yg kita harapkan tsb.
Misalnya mas Arifin ingin hasil anakan berkarakter solah indah, tengok kiri kanan. Maka gunakannlah kedua indukan dgn karakter seperti yg mas Arifin inginkan tsb.

Sebagian peternak pengen instant saja. Jantan solah indah pukul kurang, dikawinkan dgn betina pukul keras tapi solah kurang. Harapannya, akan saling menutupi satu sama lain dan keluar solah indah pukul keras.
Tapi apa jadinya...?? Malah solah jelek pukul juga jelek. Anaknya tidak rata. Banyak yg apkir.
hehehe...

Kalau ngomong ttg ternak ayam tdk ada habis2nya, kaya makan kacang semakin lama makin enak.Nambah ni mas,.. Apa kriteria untuk mencari pacek dan babon agar dapat menciptakan anakan yg komplit, kerja bagus pukul juga bagus?. Mungkin lebih jelasnya ayam yang sulit dipukul tapi mukulnya cepat dan bagus.

Arifin wrote:... Apa kriteria untuk mencari pacek dan babon agar dapat menciptakan anakan yg komplit, kerja bagus pukul juga bagus?. Mungkin lebih jelasnya ayam yang sulit dipukul tapi mukulnya cepat dan bagus.

Nah.. ini kriteria yg mendekati sempurna nih...
Utk secara konsisten terus menghasilkan anakan yg bagus2, butuh waktu yg panjang, kesabaran dan ketelitian menilai. Juga jangan ragu utk mengakui kekurangan dan segera menyortir anakan yg jelek.
Kalau-pun ternyata secara singkat bisa dihasilkan, biasanya ini krn faktor kebetulan. Ketika kedua indukan di ternak lagi, biasanya tidak muncul kembali.

Sebenarnya, yang dibutuhkan peternak adalah sebuah kepastian hasilnya seperti apa. Dan yg juga tdk kalah penting adalah hasil yg merata. Kalau hasilnya merata, (bahkan rata jelek semua), kita bisa mudah memutuskan apa yg harus segera dilakukan.

Singkatnya gini mas...
Kalau mau lebih cepat menghasilkan anakan yg bagus, babon dan pacek harus kualitas yg sama. Solah juga harus diusahakan semirip mungkin. Kalau mau solah bagus pukul bagus, maka kedua indukan harus mencerminkan kriteria ini. Solah atas ketemu solah atas. Bawah ketemu bawah. Hasilnya pasti rata. Solah bawah semua, atau atas semua.

Utk jangka panjangnya, tujuan ternak bukan lagi menghasilkan 'fighter'. Tapi menghasilkan indukan dan upaya melestarikan karakter indukan supaya tidak hilang. Salah satunya dgn metode pemuliaan ternak seperti yg sudah sy posting di threat lain.
Kalau kita sudah punya stok indukan berkualitas dan merata yg cukup banyak, otomatis, fighter2 yg berkualitas akan terus keluar sepanjang tahun.

Ini kutipan dari seorang peternak terkenal di eropa sana (sori, sy lupa namanya) :
"Champion not born, but breed.."
Sang juara tidak lahir begitu saja, tapi harus diupayakan supaya lahir (ternak).

Mantap mas. Sangat logis dan empiris. Thx.
Salam.

Beragam sifat bertarung dari ayam, solah atas, bawah ngalung dll. Kira2 kita mengambil solah yang bagaimana, agar anakannya komplit. Pernah anakan dari pacek solah atas dan babonan ngalung, keluarnya anakan kerja bawah..., ditelusuri ternyata paceknya dari anakan jago solah bawah... Sulit mas ari.... Kelihatannya kita hrs tahu asal usulnya, mulai dari neneknya ayam atau kakeknya ayam, kalau begini terus gimana mas?

Arifin wrote:Beragam sifat bertarung dari ayam, solah atas, bawah ngalung dll. Kira2 kita mengambil solah yang bagaimana, agar anakannya komplit.

Mas Arifin, menurut saya, ngalung itu hanya variasi teknik saja.
Sementara solah itu pada dasarnya hanya dibagi 2 macam yaitu : solah atas dan solah bawah.
Ayam yg cuma berdiri (diam saja), dibawah janggut, kontrol, itu termasuk solah atas.
Ayam yg ngoyor, solah tikus (selalu masuk sayap dan kolong), itu termasuk solah bawah.
Baik atas dan bawah keduanya bisa punya variasi ngalung.
Jadi, membedakan solah jangan lihat variasinya, liat dulu dasar tekniknya, apakah cenderung diatas atau bawah.
Variasi lain selain ngalung adlh mendorong, lompat2 ketika dipatuk atau mentul.

Yang membuat ayam tekniknya menjadi indah adlh krn kelengkapan variasi solah yg dimiliki. Ayam teknik atas yg dilengkapi variasi ngalung dan dorong serta langkah yg efektif akan terlihat sangat indah dan sulit dipukul.
Begitu juga dgn teknik bawah yg variasinya ngalung dan dorong langsung masuk sayap akan terlihat sangat indah dan berseni.

Saya pribadi lebih suka dgn solah atas, tapi dikombinasi dgn masuk sayap bila terdesak. Mungkin ini adlh kombinasi solah atas dan bawah, hanya cenderung lebih condong ke solah atas.
Utk mencetak ayam seperti ini, dari pengalaman sy, kedua indukan harus type atas dan punya variasi mendorong kalau dipatuk.

Arifin wrote:Pernah anakan dari pacek solah atas dan babonan ngalung, keluarnya anakan kerja bawah..., ditelusuri ternyata paceknya dari anakan jago solah bawah... Sulit mas ari.... Kelihatannya kita hrs tahu asal usulnya, mulai dari neneknya ayam atau kakeknya ayam, kalau begini terus gimana mas?

Ini akibat antara pacek dan babon punya solah yg berbeda. Hasilnya, meskipun pacek terlihat solah atas, tapi anaknya bisa menjadi solah bawah krn ia juga membawa gen sifat solah bawah yg resesif (tidak tampak).
Memang memilih pacek yg ideal ini lebih sulit ketimbang mencari fighter utk aduan. Menang puluhan kali-pun tidak cukup.
Selain kita harus jeli melihat dasar teknik dan variasinya, juga kita harus menelusuri, minimal punya pengetahuan bagaimana kualitas sodara2nya, bapaknya, kalau perlu kakek dan neneknya.

Sang juara tidak lahir begitu saja, tapi harus diupayakan supaya lahir (ternak).

saya sangat setuju dengan dengan tiori ini yang logik

saya juga mas,,karena alasan yang dikemukakan mas ary lebih rasional

Makasih mas ari..., atas infonya.

Wah posting yg dibahas bagus banget buat peternak dan calon2 pencetak ayam jawara... memang nggak gampang jdi peternak yg baik...cari bibit dan indukan juga harus selektif jangan asal harga mahal.. kita boleh berandai2 tp kalo mau anakan yg solah dan pukulnya merata tentunya induk (Babon dan Pacek) harus tipe yg sama dan dr pengalaman saya memang agak lama memastikan hasil spt yg diinginkan, saya mempunyai pengalaman dlm beternak supaya anakan merata hasilnya yaitu Pemacek dikawinkan sama Anakannya (hal ini pernah dibahas oleh mas Moderator ditread yg lain) jadi istilahnya kawin sedarah dan tentunya pemilihan anakan yg babon juga harus seletif cari yg bener2 mirip cara bertarung, pukulnya maupun pertulangannya .. insyaallah hasil sesuai spt yg diinginkan...

saya 2bulan lalu cari indukan yang penting bisa nelor harga cuma 55 ribu, kakinya sisik melingkar yang jelas bdan panjang dan gede,.. saya kawinkan dengan pacek saya yang sisik kakinya ancur berantatakn kaya sisik buaya,..

nah anakanya dah 1 bulan kakinya semua ancur sama kaya paceknya ( itu yang saya harapkan ),..karena saya penghoby kegagahan nya,.. mudah2an anakanya gagah2 kaya paceknya ,... sukur2 tarungnya kaya paceknya yang hampir 90% kaga ngolong kebawah,..akhirnya indukan saya tahan kali ajah anakanya seterusnya kakinya kaya paceknya.

nah beli 1 indukan lagi brumbun agak mahalan 100ribu,.. kaki sisik blimbing cuma rapih ngga brantakan,..nanti liat anakanya ikut paceknya apa induknya

( kalo yang brumbun kata yang jual tipe tarungnya atas berarti sama kaya paceknya ) anaknya gemana ya nantinya

berarti betina juga diadu?????