[info] Pemuliaan Ternak

squallj wrote:baca pe halaman terakhir akhirnya kelar juga
permisi mas ary, saya m mulai tahap inbreed neh ada pertanyaan yg saya agak bingung.....
ini saya m ngambil trah si Biang (Pukul Berat) sedangkan Pacek (Jalu)

Opsi 1:
Crossbreed I (done/sudah diseleksi)
P (Pacek) x B (Biang) = A (jantan)
Inbreed
A x B = C (jantan)
Linebreed
C x B = D (jantan)
Crossbreed II
D x BL (Biang lain tidak ada hubungan darah)

Opsi 2:
Crossbreed I (done/sudah diseleksi)
P (Pacek) x B (Biang) = A (jantan)
Inbreed
A x B = C (betina)
Linebreed
A x C = D (betina)
Crossbreed II
D x PL (pacek lain tidak ada hubungan darah)

dari 2 opsi tersebut manakah yg benar mas ari apabila saya m nerusin trah si Biang??
opsi ke-2 tahap linebreed apakah sudah benar / saya harus silang si C dengan saudara jantan A? karena agak bingung disini si A x B (inbreed) = C, nah kl C x A (inbreed/linebreed??), mohon pencerahan rekan2 semua n menurut mas ari bagaimana neh??

maturnuwun

chochoholic wrote:

squallj wrote:baca pe halaman terakhir akhirnya kelar juga
permisi mas ary, saya m mulai tahap inbreed neh ada pertanyaan yg saya agak bingung.....
ini saya m ngambil trah si Biang (Pukul Berat) sedangkan Pacek (Jalu)

Opsi 1:
Crossbreed I (done/sudah diseleksi)
P (Pacek) x B (Biang) = A (jantan)
Inbreed
A x B = C (jantan)
Linebreed
C x B = D (jantan)
Crossbreed II
D x BL (Biang lain tidak ada hubungan darah)

Opsi 2:
Crossbreed I (done/sudah diseleksi)
P (Pacek) x B (Biang) = A (jantan)
Inbreed
A x B = C (betina)
Linebreed
A x C = D (betina)
Crossbreed II
D x PL (pacek lain tidak ada hubungan darah)

dari 2 opsi tersebut manakah yg benar mas ari apabila saya m nerusin trah si Biang??
opsi ke-2 tahap linebreed apakah sudah benar / saya harus silang si C dengan saudara jantan A? karena agak bingung disini si A x B (inbreed) = C, nah kl C x A (inbreed/linebreed??), mohon pencerahan rekan2 semua n menurut mas ari bagaimana neh??

maturnuwun

hanya sedikit masukan saja.,
dari kalimat berwarna merah tebal itu, jelas mas hnya ingin meneruskan trah si Biang (betina)
sistem pemuliaan ternak mas ary merupakan salah satu teknik persilangan dalam pemuliaan ternak yg sangat sederhana tapi komplit.
masih bnyak teknik lain yg lebih rumit dan panjang atau yg lebih sederhana lagi juga ada.
jika hnya ingin nerusin trah si Biang, sebaiknya lakukan teknik Line breeding saja, dengan pola BIAK SISI/penggaluran.
polanya =
P (pacek) x B (biang) = F1 (jantan = 50% mirip B)
F1 x B = F2 (jantan = 75% mirip B)
F2 x B = F3 (jantan = 87,5% mirip B)
F3 x B = F4 (jantan = 93.75% mirip B)
F4 x B = F5 (jantan = 96.875% mirip B)
...dan seterusnya
yang jadi pertanyaan saya (maaf belum pernah melihara ayam jago) sampai umur brapa Biang bisa menelur dan telurnya jika dibuahi Pacek masih bisa FERTIL????
atau sebaliknya.

chochoholic wrote:yang jadi pertanyaan saya (maaf belum pernah melihara ayam jago) sampai umur brapa Biang bisa menelur dan telurnya jika dibuahi Pacek masih bisa FERTIL????
atau sebaliknya.

dony bono wrote:infonya mantab skali om Ari...

pengen sekali menerapkan metode diatas agar bisa memperoleh "Super Breed",
namun saya ada kendala seperti ini...mohon dibantu pencerahannya..

Pacek saya kawinkan dengan 2 biang, sebut saja biang A dan biang B.
kondisi umum : Pacek Umur 2.5 tahun (2x mabung) typikal rajin (tempel pukul) + jalu (slau dibawah 1 air)
Biang A Umur 6 tahun (tetasan sendiri tahun 2007) typikal pukul berat
Biang B Umur 5 tahun (anak dari biang A x Pacek lain) typikal pukul berat
hasil dari biang A dan B masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betina (total 8 ekor), hampir semua typikal anak jantannya (baik dari biang A dan B) rajin (tempel pukul) ukuran sama dengan Pacek dan pukul berat.

nah tahap berikutnya untuk Inbreed saya ada kesulitan untuk menentukan neeh om Ari...
karena Pacek dan Biang B tewas alias wafat alias mati, sedangkan untuk biang A karena sudah masuk umur 6,5 tahun..gairah turun dan takutnya produksi juga menurun...

dari Crossbreed diatas sudah menghasilkan 3x tetasan (yang bisa diabar baru tetasan pertama umur 8 bln)
berikut saya lampirkan juga gambar bapak dan anaknya..

https://2img.net/r/ihimg/photo/my-images/7/anake.jpg/

pripun ini om Ari..saya dibantu menentukan Inbreed yg baik harus mana ketemu mana..
(maaf kalo agak ngelantur ne om...biar agak detail critanya jadi om Ari bisa beri saran yg cess pleng.. )

nuwun

dony bono wrote:

dony bono wrote:infonya mantab skali om Ari...

pengen sekali menerapkan metode diatas agar bisa memperoleh "Super Breed",
namun saya ada kendala seperti ini...mohon dibantu pencerahannya..

Pacek saya kawinkan dengan 2 biang, sebut saja biang A dan biang B.
kondisi umum : Pacek Umur 2.5 tahun (2x mabung) typikal rajin (tempel pukul) + jalu (slau dibawah 1 air)
Biang A Umur 6 tahun (tetasan sendiri tahun 2007) typikal pukul berat
Biang B Umur 5 tahun (anak dari biang A x Pacek lain) typikal pukul berat
hasil dari biang A dan B masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betina (total 8 ekor), hampir semua typikal anak jantannya (baik dari biang A dan B) rajin (tempel pukul) ukuran sama dengan Pacek dan pukul berat.

nah tahap berikutnya untuk Inbreed saya ada kesulitan untuk menentukan neeh om Ari...
karena Pacek dan Biang B tewas alias wafat alias mati, sedangkan untuk biang A karena sudah masuk umur 6,5 tahun..gairah turun dan takutnya produksi juga menurun...

dari Crossbreed diatas sudah menghasilkan 3x tetasan (yang bisa diabar baru tetasan pertama umur 8 bln)
berikut saya lampirkan juga gambar bapak dan anaknya..

https://2img.net/r/ihimg/photo/my-images/7/anake.jpg/

pripun ini om Ari..saya dibantu menentukan Inbreed yg baik harus mana ketemu mana..
(maaf kalo agak ngelantur ne om...biar agak detail critanya jadi om Ari bisa beri saran yg cess pleng.. )

nuwun

ikut2an sundul sendiri ahh..
biar ikut tercerahkan..monggo om Ari..kulo tunggu pencerahannya..

Susanto wrote:mas ary admin..,,mhon infonya, menurut pengalaman mas, setelah di inbreed misal anaknya kurang vitalitas, trus dilinebreed dng paman, apakah anakan proses linbreed genya malah tambah seragam atau sudah mulai heterogen, jadi vitalitas dan daya tahan tubuh anakan linebreed tersebut lebih baik dari indukanya yang hasil inbreed?

chochoholic wrote:

Susanto wrote:mas ary admin..,,mhon infonya, menurut pengalaman mas, setelah di inbreed misal anaknya kurang vitalitas, trus dilinebreed dng paman, apakah anakan proses linbreed genya malah tambah seragam atau sudah mulai heterogen, jadi vitalitas dan daya tahan tubuh anakan linebreed tersebut lebih baik dari indukanya yang hasil inbreed?

sedikit membantu menjawab.

line breeding merupakan teknik persilangan yg termasuk inbreeding
dimana tujuan utama inbreeding membuat individu yg seragam (homo zigot).
perkawinan dikatakan inbreeding apabila individu2 tersebut mempunyai tetua bersama sekitar 4 generasi diatasnya.
jadi linebreeding juga bertujuan agar individu itu seragam (homozigot) bukan heterozigot.
jadi vitalitas anakan hasil inbreeding juga menurun tapi tidak separah hasil inbreeding antara sama2 sodara kandung

Administrator wrote:

dony bono wrote:

dony bono wrote:infonya mantab skali om Ari...

pengen sekali menerapkan metode diatas agar bisa memperoleh "Super Breed",
namun saya ada kendala seperti ini...mohon dibantu pencerahannya..

Pacek saya kawinkan dengan 2 biang, sebut saja biang A dan biang B.
kondisi umum : Pacek Umur 2.5 tahun (2x mabung) typikal rajin (tempel pukul) + jalu (slau dibawah 1 air)
Biang A Umur 6 tahun (tetasan sendiri tahun 2007) typikal pukul berat
Biang B Umur 5 tahun (anak dari biang A x Pacek lain) typikal pukul berat
hasil dari biang A dan B masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betina (total 8 ekor), hampir semua typikal anak jantannya (baik dari biang A dan B) rajin (tempel pukul) ukuran sama dengan Pacek dan pukul berat.

nah tahap berikutnya untuk Inbreed saya ada kesulitan untuk menentukan neeh om Ari...
karena Pacek dan Biang B tewas alias wafat alias mati, sedangkan untuk biang A karena sudah masuk umur 6,5 tahun..gairah turun dan takutnya produksi juga menurun...

dari Crossbreed diatas sudah menghasilkan 3x tetasan (yang bisa diabar baru tetasan pertama umur 8 bln)
berikut saya lampirkan juga gambar bapak dan anaknya..

https://2img.net/r/ihimg/photo/my-images/7/anake.jpg/

pripun ini om Ari..saya dibantu menentukan Inbreed yg baik harus mana ketemu mana..
(maaf kalo agak ngelantur ne om...biar agak detail critanya jadi om Ari bisa beri saran yg cess pleng.. )

nuwun

ikut2an sundul sendiri ahh..
biar ikut tercerahkan..monggo om Ari..kulo tunggu pencerahannya..

Maksudnya mau ke arah mana nih mas?
Mau melestarikan trah pacek apa biangnya?
Utk inbreed, silakan kawinkan anak jantan terbaik dgn ibunya.

dony bono wrote:

Administrator wrote:

dony bono wrote:

dony bono wrote:infonya mantab skali om Ari...

pengen sekali menerapkan metode diatas agar bisa memperoleh "Super Breed",
namun saya ada kendala seperti ini...mohon dibantu pencerahannya..

Pacek saya kawinkan dengan 2 biang, sebut saja biang A dan biang B.
kondisi umum : Pacek Umur 2.5 tahun (2x mabung) typikal rajin (tempel pukul) + jalu (slau dibawah 1 air)
Biang A Umur 6 tahun (tetasan sendiri tahun 2007) typikal pukul berat
Biang B Umur 5 tahun (anak dari biang A x Pacek lain) typikal pukul berat
hasil dari biang A dan B masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betina (total 8 ekor), hampir semua typikal anak jantannya (baik dari biang A dan B) rajin (tempel pukul) ukuran sama dengan Pacek dan pukul berat.

nah tahap berikutnya untuk Inbreed saya ada kesulitan untuk menentukan neeh om Ari...
karena Pacek dan Biang B tewas alias wafat alias mati, sedangkan untuk biang A karena sudah masuk umur 6,5 tahun..gairah turun dan takutnya produksi juga menurun...

dari Crossbreed diatas sudah menghasilkan 3x tetasan (yang bisa diabar baru tetasan pertama umur 8 bln)
berikut saya lampirkan juga gambar bapak dan anaknya..

https://2img.net/r/ihimg/photo/my-images/7/anake.jpg/

pripun ini om Ari..saya dibantu menentukan Inbreed yg baik harus mana ketemu mana..
(maaf kalo agak ngelantur ne om...biar agak detail critanya jadi om Ari bisa beri saran yg cess pleng.. )

nuwun

ikut2an sundul sendiri ahh..
biar ikut tercerahkan..monggo om Ari..kulo tunggu pencerahannya..

Maksudnya mau ke arah mana nih mas?
Mau melestarikan trah pacek apa biangnya?
Utk inbreed, silakan kawinkan anak jantan terbaik dgn ibunya.

pengennya ke arah paceknya om..masih dengan cara yg diatas om..nuwun

chochoholic wrote:

dony bono wrote:

Administrator wrote:

dony bono wrote:

dony bono wrote:infonya mantab skali om Ari...

pengen sekali menerapkan metode diatas agar bisa memperoleh "Super Breed",
namun saya ada kendala seperti ini...mohon dibantu pencerahannya..

Pacek saya kawinkan dengan 2 biang, sebut saja biang A dan biang B.
kondisi umum : Pacek Umur 2.5 tahun (2x mabung) typikal rajin (tempel pukul) + jalu (slau dibawah 1 air)
Biang A Umur 6 tahun (tetasan sendiri tahun 2007) typikal pukul berat
Biang B Umur 5 tahun (anak dari biang A x Pacek lain) typikal pukul berat
hasil dari biang A dan B masing-masing 2 ekor jantan dan 2 ekor betina (total 8 ekor), hampir semua typikal anak jantannya (baik dari biang A dan B) rajin (tempel pukul) ukuran sama dengan Pacek dan pukul berat.

nah tahap berikutnya untuk Inbreed saya ada kesulitan untuk menentukan neeh om Ari...
karena Pacek dan Biang B tewas alias wafat alias mati, sedangkan untuk biang A karena sudah masuk umur 6,5 tahun..gairah turun dan takutnya produksi juga menurun...

dari Crossbreed diatas sudah menghasilkan 3x tetasan (yang bisa diabar baru tetasan pertama umur 8 bln)
berikut saya lampirkan juga gambar bapak dan anaknya..

https://2img.net/r/ihimg/photo/my-images/7/anake.jpg/

pripun ini om Ari..saya dibantu menentukan Inbreed yg baik harus mana ketemu mana..
(maaf kalo agak ngelantur ne om...biar agak detail critanya jadi om Ari bisa beri saran yg cess pleng.. )

nuwun

ikut2an sundul sendiri ahh..
biar ikut tercerahkan..monggo om Ari..kulo tunggu pencerahannya..

Maksudnya mau ke arah mana nih mas?
Mau melestarikan trah pacek apa biangnya?
Utk inbreed, silakan kawinkan anak jantan terbaik dgn ibunya.

pengennya ke arah paceknya om..masih dengan cara yg diatas om..nuwun

yg menjadi masalah adalah karena pacek tetua mati sehingga anak2nya hanya memiliki 50% darah pacek. mau di inbreding ato di crossbreeding pun maka hasil anakannya (cucu dari si pacek) hanya memiliki 25% darah si pacek (tetua).

solusinya, jangan terpaku pada pacek tetua tadi, bisa jadi dari hasil crossbreed dari biang A dan B menghasilkan anakannya yg jauh lbh bagus dari pacek. baru anakan yg bagus ini nantinya dilestarikan dengan jalan line breed

sigombak wrote:
Crossbreed:
Z-but (Pacek) x bunga (babon)
Anaknya;
1. Gogon (jantan);
2. Gegep (jantan);
3. Itam (betina)

sigombak wrote:
Inbreed:
z-but x itam
bunga x gogon

sigombak wrote:linebreed....??

sigombak wrote:
Kasus kedua...

Saya ingin memuliakan jago pakhoy (zevit) yg sdh mati...

Hasil crossbreed;
1. Anakan zevit; dr babon BK (Bunga) 3 jantan dan 3 betina
2. Dr babon Saigon; 3 jantan dan 4 betina...

Untuk inbred, rencananya akan dikawin silang anakan Zevit hasil crossbred 1 dan 2... (apakah sdh benar?)

untuk linebreed, saya kembali jd bingung dan butuh arahan mas Ary...

Trims atas pencerahannya...

Administrator wrote:Perkawinan antara orang tua dan anak juga termasuk inbreed.
Tujuannya agar salah satu gen orang tua menjadi dominan.

Perkawinan antar saudara kandung juga termasuk inbreed. Tapi tidak menghasilkan apapun krn secara teori kedua gen adlh sama.

Kalau sudah diselingi 1 perkawinan dgn darah lain, itu baru disebut line breed.
Contoh :
Paman/tante x keponakan.
kakek/nenek x cucu.


cmiiw

chochoholic wrote:

Administrator wrote:Perkawinan antara orang tua dan anak juga termasuk inbreed.
Tujuannya agar salah satu gen orang tua menjadi dominan.

Perkawinan antar saudara kandung juga termasuk inbreed. Tapi tidak menghasilkan apapun krn secara teori kedua gen adlh sama.

Kalau sudah diselingi 1 perkawinan dgn darah lain, itu baru disebut line breed.
Contoh :
Paman/tante x keponakan.
kakek/nenek x cucu.


cmiiw

tepat sekali kang, klo di ilmu pemuliaan ternak arti sebenarnya line breeding adalah suatu perkawinan yg diarahkan kepada tetua unggul. misah sang pamanlah yg disebut unggul, maka si paman akan dikawinkan dengan keturunan dibawahnya secara menerus, dengan anaknya sendiri, cucu, cicit, ponakan, anaknya ponakan, anaknya sepupu, cucunya sepupu, cicitnya sepupu, yg pnting masih ada hubungan darah atau tidak lebih dari 4 generasi dibawahnya.

didiw wrote:mas ariiiiiii..... Aku ada problem yg belum terselesaikan nih ampe sekarang.

Aku pny babon teknik yg maennya baguslah nrt aku pribadi. Masalahnya ntu, tuh babon lbh bnyk maen tekniknya drpd mukulnya n plus ada sedikit ngemutnya n itu skrng yg di turunkan ke anak anaknya (sdkt ngemutnya) wlpn anak2 da ada yg jd juara pinggiran doank seh.

Bisa tidak babon ato anaknya itu di pasangan dg jago ato biang yg tempel teknik biar ngemutnya bisa hilang ???

Mohon pencerahannya mas n atas perhatinnya aku ucapkan bnyk2 terima kasih

Administrator wrote:

didiw wrote:mas ariiiiiii..... Aku ada problem yg belum terselesaikan nih ampe sekarang.

Aku pny babon teknik yg maennya baguslah nrt aku pribadi. Masalahnya ntu, tuh babon lbh bnyk maen tekniknya drpd mukulnya n plus ada sedikit ngemutnya n itu skrng yg di turunkan ke anak anaknya (sdkt ngemutnya) wlpn anak2 da ada yg jd juara pinggiran doank seh.

Bisa tidak babon ato anaknya itu di pasangan dg jago ato biang yg tempel teknik biar ngemutnya bisa hilang ???

Mohon pencerahannya mas n atas perhatinnya aku ucapkan bnyk2 terima kasih

Bisa saja dikawinkan sama pacek yg gancang.
Tapi tetap ada saja anakan yg cenderung ngemut.

ipul wrote:kalo model

Pacek A

di kawinkan

Babon B dengan Babon C

menghasilkan

Jantan AB dan Betina AC

AB dikawinkan AC

masuk inbrid apa sudah linebrid ?

didiw wrote:kalo begitu menurut mas ari secara pribadi ??? apa lebih baik di bongkar/dibuang aja itu biang dan di ganti dengan biang yang lain mas ???

atas jawabannya saya ucapkan bnyk terima kasih mas

Administrator wrote:

didiw wrote:mas ariiiiiii..... Aku ada problem yg belum terselesaikan nih ampe sekarang.

Aku pny babon teknik yg maennya baguslah nrt aku pribadi. Masalahnya ntu, tuh babon lbh bnyk maen tekniknya drpd mukulnya n plus ada sedikit ngemutnya n itu skrng yg di turunkan ke anak anaknya (sdkt ngemutnya) wlpn anak2 da ada yg jd juara pinggiran doank seh.

Bisa tidak babon ato anaknya itu di pasangan dg jago ato biang yg tempel teknik biar ngemutnya bisa hilang ???

Mohon pencerahannya mas n atas perhatinnya aku ucapkan bnyk2 terima kasih  

Bisa saja dikawinkan sama pacek yg gancang.
Tapi tetap ada saja anakan yg cenderung ngemut.

gelung wrote:kalo kasusnya seperti ini apa juga bisa diterima?

PERKAWINA  PERTAMA A X B = C, D, E
PERKAWINAN KEDUA A X B = C1, D1, E1

PERKAWINAN AA X B = X, Y, Z

KET; A: JANTAN, MATI
       B: BETINA, MATI
       AA: JANTAN YG LAIN, MASIH HIDUP

INBREED: C X C1 = F, G, H

LINEBREED : F JANTAN X Y BETINA

TERIMAKASIH

Administrator wrote:Buat senior lain, kalau ada video ayam yg teknik bagus, monggo ikutan dishare di sini.
Bagi2 ilmu dapat pahala lho...