gebrak dan pelatihan juri sabtu 100312

untuk teman sejabodetabek, terutama teman teman yang langganan duduk di kepanityaan,
karena selalu sibuk melayani peserta, sehingga ayam sendiri nganggur. ditunggu kehadirannya besok dirumah bapak Syaf Kalibata, untuk melaksanakan gebrak gembira sekaligus pelatihan juri.
acara akan dimulai tepat jam 10, akan selesai pada ujung kegembiraan.
jangan lupa bawa jagoan jagoannya, terutama ayam2 ayam muda, untuk diuji seberapa bagus kwlitas ternakan dan rawatan teman teman.
saya sendiri akan datang sedikit terlambat, karena harus audensi ke tmii.
selamat berguyub.

sundul...

[/quote]

Mantap !

Klo sdh sampai Kalibata, tanya dimana yg namanya Pomad, pasti ditunjukin, masuk kira2 100 m, nanti di sebelah kanan ada gapura bertuliskan "KOMPLEKS MAHKAMAH AGUNG", masuk kira2 50 m, sebelah kanan yg rumahtingkatnggaadapagarnyayangdisepannyaadabanyakkurunganayamnya, nah.. Itu rumah Pak Syaf

Sabtu siang kemarin sudah dilaksanakan gebrak gembira sekalian pelatihan juri.
cukup meriah, spt biasa dikediaman bpk Syaf, yang selalu menerima baik, juga dalam menjamu teman teman dari Papajinya.
Sampai dengan saya pamit, partai yang ke 12 dalam gebrak gembira masih berlangsung, namun partai penting untuk pelatihan juri sudah dilaksanakan sebelumnya.
Sebanyak 4 partai masing masing satu babak.
dibawah ini adalah rekapitulasi dari hasil penilaian peserta terhadap 4 partai tersebut.

Mohon maaf tidak bisa meramaikan dan mendokumentasikan pak...

Karena pasukan pun belum terlatih, takut malu2in - jadi pajangan aja kok di rumah - hehehehe..

Lagipula hujan2 harus bersihin kandang sendirian karena bapak sedang sakit,jadi saya yang mengurus semua..

Maaf..

Jagonantang wrote:Sabtu siang kemarin sudah dilaksanakan gebrak gembira sekalian pelatihan juri.
cukup meriah, spt biasa dikediaman bpk Syaf, yang selalu menerima baik, juga dalam menjamu teman teman dari Papajinya.
Sampai dengan saya pamit, partai yang ke 12 dalam gebrak gembira masih berlangsung, namun partai penting untuk pelatihan juri sudah dilaksanakan sebelumnya.
Sebanyak 4 partai masing masing satu babak.
dibawah ini adalah rekapitulasi dari hasil penilaian peserta terhadap 4 partai tersebut.

kalau melihat hasil penilaian dari masing juri, nilainya kok beda jauh ya. padahal ayam yang dinilai sama.mungkin persepsi ttg jumlah pukulan tipis ada yg kasih nilai ada yg tidak, walau pemenangnya sama. Ada baiknya kalau kontes Nasional/latber berpiagam jurinya 3 orang biar mencerminkan kualitas ayam pemenang.

amrikhs wrote:

Jagonantang wrote:

kalau melihat hasil penilaian dari masing juri, nilainya kok beda jauh ya. padahal ayam yang dinilai sama.mungkin persepsi ttg jumlah pukulan tipis ada yg kasih nilai ada yg tidak, walau pemenangnya sama. Ada baiknya kalau kontes Nasional/latber berpiagam jurinya 3 orang biar mencerminkan kualitas ayam pemenang.

betul bang,..terima kasih perhatiannya.
karena keterbatasan waktu masing masing peserta, maka saya uplot disini supaya bisa saling melihat dan mengukur selisih point antar peserta.
juga komen dan masukan mengenai pentingnya penjurian.
dari 4 partai, bagusnya, pada 3 partai, semua juri sama dalam menentukan pemenangnya. walaupun selisih point penilaian lumayan ngacak. partai ke 4 yang agak susah, selisih nilai sedikit sekali. dari 8 juri yang menilai, 2 juri memenangkan Kutu, 3 juri menilai draw, 3 juri memenangkan John.
pada case seperti inilah mengapa sejak awal kita menetapkan paling tidak ada 2 juri disetiap pertandingan.
keterbatasan jumlah juri yang memaksa pertandingan hanya menempatkan satu juri. Untuk ini, saya mengajak teman teman untuk ikut menjadi juri, atau paling tidak tahu kriteria dan point penjurian, dengan mengikuti pelatihan yang bisa saja diadakan wilayah kepengurusan dimana kita tinggal.

salam papaji.

Siiiiip..... titik kritis dan krusial dalam kontes PAPAJi adalah masalah penjurian, dimana masih banyak juri yang belum paham sepenuhnya tentang cara penilaian yang benar.........

Kopdar Jogya kemaren sudah kita lakukan juga kursus singkat tentang penjurian sehingga diharapkan pemahaman dari para juri bisa seragam dalam menentukan mana poin 1 poin 2 dan poin 5.........

Karena berdasarkan evaluasi beberapa kali even, masih banyak juri yang bingung dalam menilai poin 1 dan poin 2, padahal juklaknya sudah sangat jelas yaitu setiap pukulan yang dilancarkan mengena (nggak peduli nyerempet atau nyenggol tetap diberikan poin 1) sedangkan untuk poin 2 adalah pukulan yang masuk secara bersih dan telak ke badan/kepala lawan tapi tidak berefek fatal........

Masih sering saya lihat juri yang bertugas hanya memberikan poin 1 untuk pukulan yang bersih yang seharusnya diberikan poin 2, juga untuk pukulan tipis yang seharusnya mendapatkan poin 1 sering tidak diberikan poin, padahal untuk jenis kontes dengan sistem nilai seperti PAPAJI, sekecil apapun nilainya adalah penting karena sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pertandingan dan kita juga harus mengapresiasi ayam yang lebih aktif menyerang dengan memberikan penilaian seperti seharusnya..............

Salam evaluasi......

Ayo teman teman yg kmrn di Jogja di kasih Kursus Pak Hendro ; Mas Irfan, mas Willy, mas Nurcahyo,Pak Aris, Mas Dian Mglng, mas Rahmad jadi volunteer di Latber di Bandungan minggu depan.salam papaji

Hendro wrote:Siiiiip..... titik kritis dan krusial dalam kontes PAPAJi adalah masalah penjurian, dimana masih banyak juri yang belum paham sepenuhnya tentang cara penilaian yang benar.........

Kopdar Jogya kemaren sudah kita lakukan juga kursus singkat tentang penjurian sehingga diharapkan pemahaman dari para juri bisa seragam dalam menentukan mana poin 1 poin 2 dan poin 5.........

Karena berdasarkan evaluasi beberapa kali even, masih banyak juri yang bingung dalam menilai poin 1 dan poin 2, padahal juklaknya sudah sangat jelas yaitu setiap pukulan yang dilancarkan mengena (nggak peduli nyerempet atau nyenggol tetap diberikan poin 1) sedangkan untuk poin 2 adalah pukulan yang masuk secara bersih dan telak ke badan/kepala lawan tapi tidak berefek fatal........

Masih sering saya lihat juri yang bertugas hanya memberikan poin 1 untuk pukulan yang bersih yang seharusnya diberikan poin 2, juga untuk pukulan tipis yang seharusnya mendapatkan poin 1 sering tidak diberikan poin, padahal untuk jenis kontes dengan sistem nilai seperti PAPAJI, sekecil apapun nilainya adalah penting karena sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pertandingan dan kita juga harus mengapresiasi ayam yang lebih aktif menyerang dengan memberikan penilaian seperti seharusnya..............

Salam evaluasi......

Mas Hendro,
Kalo partai ini di Latber, nilainya menang siapa?
SATPAM Cinere (brumbun um 8bln) vs BK Jroott pak Syaf ...
Makasih dan salam Papaji ...

terlepas dari jumlah angka-nya
dari ke-empat partai, hanya satu partai John vs kutu saja yg kontroversi...

jadi statistik-nya: 25% kemenangan adalah vari by judge . terutama dalam kondisi moprok, maksut-nya kualitas ayam ampir sama.

Kalau menurut saya partai jhon vs kutu nggak kontroversi, itu kalau hitungan jumlah juri menang jhon (3) dibandingkan kutu(2) .Ini membuktikan ayam mempunyai kualitas yg sama shg 3 juri kasih draw. Ini mengapa perlunya (harapan) di kontes/latber berpiagam perlu lebih dr seorang juri dlm arena(idealnya 3) biar ada rasa kepuasan dari peserta dan mengurangi beban mental dari sang juri.

Yg jadi masalah persepsi pukulan masuk dari masing2 juri kentara sekali ( lihat tabel diatas) selisihnya banyak sekali ada yg kasih nilai 98 tapi ada cuma 43 walau pemenangnya sama.Coba kita bandingkan pada pertandingan tinju , Juri A,B dan C akan memberi nilai yang beda tidak akan jauh,kisaran selisih 1-2 % . jadi bila menang mutlak tiga juri sepakat,bila split decition salah satu memberi kemengan yg beda,itu pun nilainya jarang yg selisihnya jauh. Karena setiap juri sudah mempunyai persepsi/penilaian yg sama ttg pukulan yg masuk.

Setuju sekali sama pendapat Pak Bagyo dan Pak Hendro pelatihan Juri diadakan disetiap kesempatan dan daerah yg akhirnya lahir juri-juri berkualitas dari Papaji. Maaf bila ada salah kata,Peace untuk semua. Salam Papaji