LARANGAN MEMELIHARA UNGGAS : TANTANGAN ATAU HAMBATAN BARU ???

Tadi siang, mas cobain PM saya, dengan sedih beliau mengatakan bahwa telah membatalkan semua transaksi pembelian ayam2nya. Padahal kandang sudah dibuat, babon sudah pesan 3 ekor, dari saya satu ekor dan dari bang teddy 2 ekor, pacek sudah pesan ke mas ary.
Tapi tiba2 semua pesanan beliau batalkan karena tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.
Waduh....bagaimana ini? Persoalan perijinan adu ayam saja masih menjadi persoalan yg rumit,sekarang ditambah lagi peraturan baru yang makin memberatkan. Tantangankah ? Atau justru hambatan yang bertambah berat?
Mohon sharing abang2 senior, apa yang harus kita lakukan menghadapi semua ini?
Salam hormat.

ya inilah resikonya kalo kita tinggal di kompleks perumahan....kita harus menyadari kondisi ini karena tidak semua lingkungan perumahan bisa menerima kehadiran unggas peliharaan di lingkungan mereka terutama setelah merebaknya kasus flu burung....tetapi sebenarnya bisa kita deteksi sejak awal dari pergaulan sehari2 bagaimana sikap tetangga terhadap binatang peliharaan baik itu unggas maupun hewan lainnya....dulu saya juga tinggal di perumahan ( cluster ) memang ada aturan dari manajemen perumahan bahwa penghuni dilarang memelihara hewan secara liar ( maksudnya dilepas ) jadi jika kita memelihara hewan tapi dikandangkan dan diletakkan dihalaman belakang sehingga tidak nampak dari depan rumah serta menjaga kebersihan sehingga tidak menimbulkan polusi bau terhadap lngkungan masih diijinkan....buat mas cobain mungkin bisa memakai cara saya, yaitu beternak tetapi dengan sistem titip ternak kepada rekan2 terpercaya, kita cukup mengontrol sesekali dan menyortir ayam setelah berumur 3 - 4 bulan...dengan demikian kita tidak perlu terlalu banyak membuat kandang maksimal 8 pintu saja....sambil bersosialisasi lebih akrab dengan tetangga dan menunggu situasi lingkungan apakah sudah memungkinkan untuk boyongan kandang....salam dan jangan menyerah....

[quote="alang"]Tadi siang, mas cobain PM saya, dengan sedih beliau mengatakan bahwa telah membatalkan semua transaksi pembelian ayam2nya. Padahal kandang sudah dibuat, babon sudah pesan 3 ekor, dari saya satu ekor dan dari bang teddy 2 ekor, pacek sudah pesan ke mas ary.
Tapi tiba2 semua pesanan beliau batalkan karena tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.
Waduh....bagaimana ini? Persoalan perijinan adu ayam saja masih menjadi persoalan yg rumit,sekarang ditambah lagi peraturan baru yang makin memberatkan. Tantangankah ? Atau justru hambatan yang bertambah berat?
Mohon sharing abang2 senior, apa yang harus kita lakukan menghadapi semua ini?
Salam hormat.[/quote

tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.?
. bagaimana dengan burung liar yang berterbangan disekeliling komplek .....klw menurut saya adalah tantangan yang berat....coba yakinkan tetangga bawah ayam yg kita pelihara adalah ayam yang harus diperhatikan kesehatan dan kebersihaanya. ( sebenarnya yang perlu ditakutkan adalah hewan liar . kucing . burung liar . yang kita tidak bisa menjamin kesehatannya dan bawa penyakit ).......

Kalau memang seluruh tetangga kompakan menolak kehadiran unggas, ini menjadi kasus yg agak sulit. Biasanya mereka tidak mau tahu walaupun sudah diberi penjelasan. Pokoknya tidak boleh...!! TITIK...


Harusnya sejak awal, ayam 'diumpetin'. Taruh di halaman belakang dan jangan diumbar didepan rumah (terlihat tetangga).

Administrator wrote:Kalau memang seluruh tetangga kompakan menolak kehadiran unggas, ini menjadi kasus yg agak sulit. Biasanya mereka tidak mau tahu walaupun sudah diberi penjelasan. Pokoknya tidak boleh...!! TITIK...


Harusnya sejak awal, ayam 'diumpetin'. Taruh di halaman belakang dan jangan diumbar didepan rumah (terlihat tetangga).

Kalau gitu tetangga2 itu tidak boleh makan daging ayam dan telor, enak saja makan dagingnya doyan penghasil dagingnya tidak boleh dipelihara.

Kalau menurutku tergantung kitanya sih...
persoalannya kita khan nggak tahu persis,.yang dihadapi oleh temen kita itu,...
Apa sebelumnya ditempatnya ada kasus flu burung kek,.. kita juga nggak tahu,..
atau ada kebijakan manajemen wilayah Rukung Warga kek,.. kita juga tidak tahu...

Tapi setahu saya : memelihara ayam aduan adalah Hak setiap warga negara Republik Indonesia !!! MERDEKA
So,... jadi coba kita kaji dulu,.. temennya mas Alang itu tinggalnya dimana,.. bagaimana kondisi kerukunan antara warga/tetangganya,.. trus apakah temennya mas alang itu tidak ada masalah dengan tetangganya,.. hubungannya dengan tetangga bagaimana ?
Lahh kalau orangnya maap-maap cuman ngasih conto...:
orangnya cuek,.. kerjaannya cuman maen melulu.... yahh.. sapa juga yang mau temenan,..
tapi kalo orangnya ramah,. suka nraktir tetangga,.. ngucapin salam,... suka temenan,.. cangkrukan,... dijamin deh... nggak ada itu yang namana larangan piara ayam,... malah bisa-bisa : mana mas tak bantuin bikin kandangnya.... gitu.. atau : mas nanti aku pesen anakannya satu ya... buat anakku.. gitu....... he.he.he...

Sebenarnya masalah dasarnya bukan pada tetangga atau masyarakat tapi terletak pada peraturan pemerintah daerah yang melarang pemeliharaan unggas di wilayah permukiman penduduk. Walau setahu saya aturan itu baru akan diberlakukan tahun 2010 nanti. Dalam peraturan tsb kalo tidak salah semua unggas kecuali burung kicauan dilarang diperlihara di permukiman penduduk.
Jadi tidak hubungannya dengan prilaku mas cobain terhadap tetangganya. Karena di RT tsb semua warga dilarang pelihara unggas, sedangkan di RT lainya diperbolehkan.
Demikian kira2.
Salam

Wahh sorry kalau begitu mas Alang,.. karena di tempatku, Pasuruan jatim,.. nggak ada tuhh perda kayak gitu,...
baik di kota maupun di desa,.. BEBASSSSS,....

Tapi bila memang seperti itu,.. mestinya DPR harus adil dong,.. maksudnya kepentingan rakyat yang lain (yang seneng piara unggas atau usaha di bidang per unggasan ) harus diperhatikan,.. tidak bisa serta merta dengan alasan melindungi dari bahaya Flu burung,..terus kemudian DILARANG SETERUSNYA ? itu malah bertentangan dengan UUD,.. (waduh... Narsis bener kayaknya,.. mulai dari ajam sampai UUD !??)

Terkecuali bila ada ketentuan yang lain, misal : peraturan berlaku sampai batas waktu dimana sudah tidak ditemukan lagi kasus flu burung di daerah pemukiman. atau bila unggas yang dipiara sudah lolos dari pemeriksaan setempat...dll..

kalau nggak,.. itu tergantung pilihan mahh menurut saya :

Pindah rumah ke tempat yang bebas piara ayam,.. atau stop piara ayam,..stop menyalurkan hobby,.. stop refreshing ,...

So,.. it's your choice !!

Setahu saya, perda itu hanya mengatur peternakan dan pemotongan ternak komersial yg harus jauh dari pemukiman. Kalau unggas hoby masih dibolehkan, tapi harus mengurus sertifikat/izin.

Larangan oleh tetangga saya rasa cuma ketakutan yg berlebihan dan tidak beralasan.

Betul Bang, memang demikian.
Masyarakat kita terlalu takut dengan sesuatu yang belum mereka mengerti sepenuhnya. Padahal setahu saya, faktanya, belum pernah ada seorang pun peternak unggas yang menjadi korban flu burung. (Mohon dikoreksi kalau salah).
Beberapa peternak malah menganggap flu burung adalah issue yang ga ada landasan empiriknya. Ada juga yang menganggap flu burung dikirim dari luar negeri untuk melemahkan ekonomi kita. Wallahualam.
Salam hormat.

he...he...he...kita tidak perlu emosi menyikapi hal tersebut, justru karena minimnya pengetahuan sebagian masyarakat termasuk para wakil rakyat kita terhadap berbagai hal maka munculah Perda2 yang kontra produktif tersebut...mas Alang bilang hanya RT ditempat mas Cobain saja yang menerapkan aturan tersebut sedangkan di RT lain tidak ? Nah ini sebenarnya peluang yang dapat digunakan oleh mas Cobain untuk memberikan argumentasi bahwa aturan tersebut tidak efektif karena sebaran virus flu burung adalah melalui udara atau dibawa oleh unggas lain yang berkeliaran bebas....berkaca dari RT lain sekitar yang tidak menerapkan aturan tersebut apakah pernah terjadi kasus yang dikhawatirkan ? kalo tidak, sebenarnya tidak ada alasan untuk tetap menerapkan aturan tersebut.... selama unggas peliharaan dikurung dan dijaga kebersihannya potensi sebaran virus tersebut dapat diminimalisir....mulailah dengan ngobrol2 ringan sambil sedikit mensosialisasikan rencana dan mencari dukungan dari tetangga/teman terdekat sesama penghobi unggas...pada waktu pertemuan RT bisa mulai dibicarakan, jika mulai ada lampu hijau maka mas Cobain juga harus mampu meyakinkan dan menjanjikan terjaganya kebersihan kandang sehingga tidak menimbulkan polusi bau terhadap lingkungan....selamat berjuang saya berkeyakinan jika tujuannya baik tidak ada hal yang tidak mungkin....salam....

Mas Cobain...kalau sudah masyarakat yang menghendaki...rasa-rasanya sulit utk ditentang.
Sebaiknya usulan dari Mas Hendro rasanya boleh juga dilakukan. Tapi kendalanya pasti ada juga..untuk mencari orang yang benar2 dapat dipercaya. Metodenya bagi hasil atau sistem beli dengan harga hanya sebagai pengganti uang makan + tenaga saja. Selama ini kalau ngerawat ayam di simpan dimana ? Kalau cuma 1 atau 2 ekor bisa dirawat dirumah...ya lebih baik begitu saja, ga usah ternak lah.

Dalam hal ternak, selain kandang dan ayam..kita juga harus memikirkan lingkungan.

Salam
Rio

apa mungkin saya penghuni baru ya mas???kalao kandang sebenere kecil kok,cuma muat 4 ekor ayam,,,,,,,,,,,

saya ikut simpati mas cobain,....padahal merebaknya paranoia'virus flu burung' itu cuman akal-akalan bakul obat kelas dunia ( Conpiracy theory) karena bisnis obat-obatan adalah bisnis paling menguntungkan di dunia..smoga mas cobain enggak patah semangat...

cobain wrote:apa mungkin saya penghuni baru ya mas???kalao kandang sebenere kecil kok,cuma muat 4 ekor ayam,,,,,,,,,,,

Nah...akar masalah sebenarnya baru terbuka dengan penjelasan mas Cobain...ternyata beliau orang baru dilingkungan tersebut...jadi memang seharusnya sebagai orang baru harus lebih dekat dan akrab dahulu dengan tetangga sekitar untuk memahami aturan2 serta karakter lingkungan ( aktif di pertemuan RT )...dengan mengenal baik karakter lingkungan rasanya kita jadi lebih mudah memasuki wilayah teritori mereka dan jika kita sedikit melanggar ( selama secara normatif dinilai masih wajar ) rasanya ada rasa segan dari mereka untuk mengusik apalagi jika sudah beberapa kali disosialisasikan dahulu rasanya warga/tetangga juga akan lebih toleran....salam

bener mas22 sekalian atas sarannya, pelan22 tapi pasti saya coba biar bisa dekat dulu sama tetangga, moga22 aja mereka bisa nrima perbedaan hobi ini dengan hati yang lapang,,,,,,,,,soale sudah hampir 5th saya pengen banget pelihara ayam,tp karena seringnya pindah tugas jd belum kesampaian hingga sekarang,,,,,,,,,,,mksh mas22 atas dukungannya,,,,,

[quote="ferry bun"]

alang wrote:Tadi siang, mas cobain PM saya, dengan sedih beliau mengatakan bahwa telah membatalkan semua transaksi pembelian ayam2nya. Padahal kandang sudah dibuat, babon sudah pesan 3 ekor, dari saya satu ekor dan dari bang teddy 2 ekor, pacek sudah pesan ke mas ary.
Tapi tiba2 semua pesanan beliau batalkan karena tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.
Waduh....bagaimana ini? Persoalan perijinan adu ayam saja masih menjadi persoalan yg rumit,sekarang ditambah lagi peraturan baru yang makin memberatkan. Tantangankah ? Atau justru hambatan yang bertambah berat?
Mohon sharing abang2 senior, apa yang harus kita lakukan menghadapi semua ini?
Salam hormat.[/quote

tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.?
. bagaimana dengan burung liar yang berterbangan disekeliling komplek .....klw menurut saya adalah tantangan yang berat....coba yakinkan tetangga bawah ayam yg kita pelihara adalah ayam yang harus diperhatikan kesehatan dan kebersihaanya. ( sebenarnya yang perlu ditakutkan adalah hewan liar . kucing . burung liar . yang kita tidak bisa menjamin kesehatannya dan bawa penyakit ).......

setuju mas, daerah mana tu mas

alang wrote:Tadi siang, mas cobain PM saya, dengan sedih beliau mengatakan bahwa telah membatalkan semua transaksi pembelian ayam2nya. Padahal kandang sudah dibuat, babon sudah pesan 3 ekor, dari saya satu ekor dan dari bang teddy 2 ekor, pacek sudah pesan ke mas ary.
Tapi tiba2 semua pesanan beliau batalkan karena tetangga sekelilling rumahnya protes untuk menolak kehadiran unggas dalam bentuk apapun dilingkungan mereka.
Waduh....bagaimana ini? Persoalan perijinan adu ayam saja masih menjadi persoalan yg rumit,sekarang ditambah lagi peraturan baru yang makin memberatkan. Tantangankah ? Atau justru hambatan yang bertambah berat?
Mohon sharing abang2 senior, apa yang harus kita lakukan menghadapi semua ini?
Salam hormat.

saya turut prihatin atas kasus yg dialami temen a mas alang... pdhal memelihara hewan itu kn bs ngilangin stress.. aplgi kl qt tggl a di pinggiran kota...!!!

andai saja tetangga2 temen a mas alang itu tw gmn seru melihara hewan kesayangan...

Setuju dengan Mas Hendro..kita harus bisa mem posisikan diri terhadap lingkungan kita berada..
Saya rasa yang paling tepat adalah kerja sama dengan tetangga harusn seharmonis mungkin..
pintar pintar mengambilm hati di lingkungan,jaga keindahan dan kebersihan lingkungan...saya rasa itu Mas Cobain...sekalian diganti namanya Jangan COBA COBA kalo nggak IN...wakakaaaak....Hendro kek..

wah sy baru liat postingannya....btw kalo masalah mas anang(cobain)heheh....maaf sy satu rt satu lingkungan dgn beliau,malahan rumah sy di depan rumah pak rt,di daerah perumahan sebenarnya gak masalah pelihara ayam,mungkin ada tetangga dekat rumahnya yg rada sedikit rese' maunya begini/begitu,yg pertama sy meyakinkan pada tetangga dan memperlihatkan vitamin2,yg dikonsumsi oleh ayam sy,dan pastinya hrs dijaga kebersihannya,mrk gak masalah
salam

ferdi

saya turut prihatin apa yg terjadi atas larangan pelihara di lingkungan mas cobain.......dan saya paling tidak percaya kasus flue burung......itu cuma akal akalan aja pemerintah tuk menghilangkan issue politik atau cuma latah dari negara2 luar. apakah ada peternak ayam atau tempat pemotongan ayam atau unggas atau tukang burung yg di Ps. pramuka atau jatinegara dan lingkungan tersebut yg terkena flu burung......? kalau saya melihara ayam hanya 3 ekor tuk dirumah karena tdk ada lahan....untuk ayam yg lain saya buatkan kandang di tempat lain dgn menyewa lahan atau tempat itu jaraknya kira2 3 kilo dari rumah saya hehehehe.......smangat tuk bang cobain....bravo pecinta ayam......bravo papaji.