Warna mata ayam

Gus_Badboy wrote:Mata ayam warna merah ada yg bilang klo ada unsur "T" suka kabur sendiri bener ga ya senior?

Administrator wrote:Nyali/mental itu adlh sifat bawaan keturunan dari kedua induknya. Kalau kita hanya sekedar membahas hubungan antara warna mata dan mental, sepertinya ga bisa nyambung... Ujung2nya akan jatuh kesimpulan pada katuranggan belaka.
Sementara utk jawaban yg pasti demi kemajuan hasil ternak, kita harus mengembangkannya secara logis. Tidak hanya percaya mitos begitu saja.

Kalo kata senior2 saya, mata yg kehitam2an (orang daerah sini menyebutnya : mata reng-reng atau wareng) menandakan mentalnya yg jelek. Benarkah demikian?? Bisa iya, bisa juga tidak...

Jaman dulu, nenek moyang kita sabung ayam dgn menggunakan ayam lokal. Ayam2 lokal ini sekarang disebut ayam kampung.
Kebanyakan ayam lokal memiliki jenis mata reng2 atau kehitaman.
Tahun 60an, masuklah ayam import dari bangkok, thailand. Ayam2 bangkok ini rata2 bermata cerah, tidak kotor kehitaman seperti halnya ayam kampung/lokal.

Seiring dgn berjalannya waktu, terbukti ayam2 bangkok memiliki mental yg jauh lebih baik ketimbang ayam lokal.
Apakah mental ini karena perbedaan warna matanya..?? Saya kira tidak. Warna pada mata hanya perbedaan pigmen belaka. Sama halnya dgn keragaman mata manusia yg berwarna coklat, hitam, hijau atau biru.

Ketika ayam bangkok tsb di cross breed dgn ayam lokal yg bermata reng2, kebanyakan anaknya bermata reng2 juga. Ciri mata reng2 inilah yg menjadi dasar patokan para penggemar bahwa ayam bangkok tsb merupakan peranakan hasil silang antara bangkok dan lokal. Tentu saja mentalnya tidak sebaik bangkok import yg bermata jernih.

Ada sebuah kasus yg sy lihat sendiri. Ayam bangkok import memiliki mata reng2. Tapi mitos mata reng2 bermental jelek, dalam hal ini tidak terbukti. Krn ayam bangkok reng2 tsb mampu menjadi juara di kalangan2 besar Jakarta pada waktu itu.

Jadi, ciri mata reng2 sebenarnya hanya dijadikan sebagai penanda bahwa ayam tsb sudah peranakan dgn ayam lokal. Bukan bangkok asli. Biasanya ayam dgn ciri mata seperti ini memiliki pukulan yg cepat. Cocok dgn typikal karakter ayam lokal Indonesia. Sayangnya, ayam lokal tidak bisa menyamai kekuatan mental ayam2 bangkok import.

CMIIW

salam

Administrator wrote:

opik_98 wrote:maaf mas mohon pencerahanya klo ditmpt saya para botoh milih ayam klo liat matanya sewarna dengan bulunya katanya bagus atau bisa dibilang tembus sampai ke mata2

Serasi dan harmonis adlh prinsip dasar katuranggan. Dari mulai jengger sampai kuku kaki semua harus mencerminkan keserasian fisik. Bulu leher harus sama dgn bulu punggung. Sayap yg ada selap putih, harus seimbang kiri dan kanan. Termasuk juga didalamnya warna mata dan wujud proporsi badan secara keseluruhan.
Ini baru ditinjau dari keadaan fisik yg kasat mata. Seekor ayam laga yg baik, selain harus punya fisik yg bagus dan serasi, wajib pula memiliki karakter dan mental tarung yg baik.
Kalau sudah punya ayam dgn katuranggan dan karakter yg baik, apakah menjamin kemenangan..??
Sama sekali tidak.
Kemenangan adalah hal yg berbeda. Utk meraihnya harus melibatkan faktor2 lain seperti rawatan, tandingan, bebotoh dan keberuntungan. Tidak mungkin kita meraih kemenangan hanya berdasar katuranggan saja.


salam

YUWONOTIKO wrote:nuwun sewu....maaf mas mohon dijelaskan katuranggan ayam,gimana....maaf soalnya awam dan baru setengah2 tau katuranggan,yang tau cuman ayam diadu meneng ya itu yang bagus(ilmu paling bloon), tapi sebenarnya timbul pertanyaan kenapa/apa penyebab ayam bisa menang,tapi bukan faktor rawatan dan gandeng(asumsi tandingan/gandeng rame,sama2 fit) mohon pencerahanya para sesepuh

Administrator wrote:

YUWONOTIKO wrote:nuwun sewu....maaf mas mohon dijelaskan katuranggan ayam,gimana....maaf soalnya awam dan baru setengah2 tau katuranggan,yang tau cuman ayam diadu meneng ya itu yang bagus(ilmu paling bloon), tapi sebenarnya timbul pertanyaan kenapa/apa penyebab ayam bisa menang,tapi bukan faktor rawatan dan gandeng(asumsi tandingan/gandeng rame,sama2 fit) mohon pencerahanya para sesepuh

Kalau gandengan dan rawatan diabaikan, maka yg mempengaruhi kemenangan tinggal kualitas ayamnya.
Ada juga yg menambahkan faktor keberuntungan dalam kemenangan ayam.

YUWONOTIKO wrote:ayam sama-sama fit,gandengan imbang,kwalitas sama >>>>>>faktor kemenangan ditentukan keberuntungan>>>>> kira-kira begitu yang saya tangkap  bang Admin. ma'af masih Prematur terima kasih........   

Administrator wrote:

YUWONOTIKO wrote:ayam sama-sama fit,gandengan imbang,kwalitas sama >>>>>>faktor kemenangan ditentukan keberuntungan>>>>> kira-kira begitu yang saya tangkap  bang Admin. ma'af masih Prematur terima kasih........   

Iya betul. Tinggal faktor keberuntungan saja yg berperan.
Tapi, sebetulnya keberuntungan siapa?

Kita ini kadang suka arogan dan menyalahkan ayam kita yg kurang hoky. Ngga bawa rejeki, ayam bodoh, ayam kalahan, dll, dsb.
Padahal, Yg pilih musuh bukan ayamnya. Tapi pemiliknya.
Ayam pasrah aja mau musuh kaya gimana pasti dilawan.

Kita yg lagi sial krn salah pilih musuh yg lebih bagus.
Gandengan imbang atau bahkan lebih kecil sekalipun, bisa saja bukan maunya ayam kita.
Jadi, keberuntungan siapa? Ayam apa pemiliknya?
 

Kita yg beli pilih ayamnya, dirawat sendiri, dipilihkan gandengannya, dibotohin, dll, dsb.
Tapi ketika kalah, yg disalahkan ayamnya.
Ini ironis menurut saya.
  

YUWONOTIKO wrote:keberuntungan siapa..... ?
Ok..... tidak perlu tau siapa yang beruntung.
lanjut :
mau tanya nih bang Admin, jika ada kasus soal tandingan/gandeng :
Selain yang disebutkan dibawah ini tandingan rame/cox/imbang, (asumsi untuk event Pro)
1.Kalah struktur tulang/tebal menang tinggi(linjik) >>pilih mana ?
2.Kalah jalu (tapi tidak terlau) menag urat/otot>> pilih mana ?
3.Menag tanding 8/10, kalah urat/otot >> pilih mana ?
4.Menang tehnik/solah kalah kalah/beda rasa pukul>> pilih mana ?
5.Menang Kwalitas (yang punya bos,biasanya ayamnya top...???) kalah tanding wani pora...?
                     Dalam kasus tarung Jalu panjang
Menang model ayam kalah tanding 8/10 >> pilih mana ?
Demikian terima kasih sebelum dan sesudahnya.Trims......

YUWONOTIKO wrote:keberuntungan siapa..... ?
Ok..... tidak perlu tau siapa yang beruntung.
lanjut :
mau tanya nih bang Admin, jika ada kasus soal tandingan/gandeng :
Selain yang disebutkan dibawah ini tandingan rame/cox/imbang, (asumsi untuk event Pro)
1.Kalah struktur tulang/tebal menang tinggi(linjik) >>pilih mana ?
2.Kalah jalu (tapi tidak terlau) menag urat/otot>> pilih mana ?
3.Menag tanding 8/10, kalah urat/otot >> pilih mana ?
4.Menang tehnik/solah kalah kalah/beda rasa pukul>> pilih mana ?
5.Menang Kwalitas (yang punya bos,biasanya ayamnya top...???) kalah tanding wani pora...?
                     Dalam kasus tarung Jalu panjang
Menang model ayam kalah tanding 8/10 >> pilih mana ?
Demikian terima kasih sebelum dan sesudahnya.Trims......

Administrator wrote:Nyali/mental itu adlh sifat bawaan keturunan dari kedua induknya. Kalau kita hanya sekedar membahas hubungan antara warna mata dan mental, sepertinya ga bisa nyambung... Ujung2nya akan jatuh kesimpulan pada katuranggan belaka.
Sementara utk jawaban yg pasti demi kemajuan hasil ternak, kita harus mengembangkannya secara logis. Tidak hanya percaya mitos begitu saja.

Kalo kata senior2 saya, mata yg kehitam2an (orang daerah sini menyebutnya : mata reng-reng atau wareng) menandakan mentalnya yg jelek. Benarkah demikian?? Bisa iya, bisa juga tidak...

Jaman dulu, nenek moyang kita sabung ayam dgn menggunakan ayam lokal. Ayam2 lokal ini sekarang disebut ayam kampung.
Kebanyakan ayam lokal memiliki jenis mata reng2 atau kehitaman.
Tahun 60an, masuklah ayam import dari bangkok, thailand. Ayam2 bangkok ini rata2 bermata cerah, tidak kotor kehitaman seperti halnya ayam kampung/lokal.

Seiring dgn berjalannya waktu, terbukti ayam2 bangkok memiliki mental yg jauh lebih baik ketimbang ayam lokal.
Apakah mental ini karena perbedaan warna matanya..?? Saya kira tidak. Warna pada mata hanya perbedaan pigmen belaka. Sama halnya dgn keragaman mata manusia yg berwarna coklat, hitam, hijau atau biru.

Ketika ayam bangkok tsb di cross breed dgn ayam lokal yg bermata reng2, kebanyakan anaknya bermata reng2 juga. Ciri mata reng2 inilah yg menjadi dasar patokan para penggemar bahwa ayam bangkok tsb merupakan peranakan hasil silang antara bangkok dan lokal. Tentu saja mentalnya tidak sebaik bangkok import yg bermata jernih.

Ada sebuah kasus yg sy lihat sendiri. Ayam bangkok import memiliki mata reng2. Tapi mitos mata reng2 bermental jelek, dalam hal ini tidak terbukti. Krn ayam bangkok reng2 tsb mampu menjadi juara di kalangan2 besar Jakarta pada waktu itu.

Jadi, ciri mata reng2 sebenarnya hanya dijadikan sebagai penanda bahwa ayam tsb sudah peranakan dgn ayam lokal. Bukan bangkok asli. Biasanya ayam dgn ciri mata seperti ini memiliki pukulan yg cepat. Cocok dgn typikal karakter ayam lokal Indonesia. Sayangnya, ayam lokal tidak bisa menyamai kekuatan mental ayam2 bangkok import.

CMIIW

salam

Administrator wrote:Nyali/mental itu adlh sifat bawaan keturunan dari kedua induknya. Kalau kita hanya sekedar membahas hubungan antara warna mata dan mental, sepertinya ga bisa nyambung... Ujung2nya akan jatuh kesimpulan pada katuranggan belaka.
Sementara utk jawaban yg pasti demi kemajuan hasil ternak, kita harus mengembangkannya secara logis. Tidak hanya percaya mitos begitu saja.

Kalo kata senior2 saya, mata yg kehitam2an (orang daerah sini menyebutnya : mata reng-reng atau wareng) menandakan mentalnya yg jelek. Benarkah demikian?? Bisa iya, bisa juga tidak...

Jaman dulu, nenek moyang kita sabung ayam dgn menggunakan ayam lokal. Ayam2 lokal ini sekarang disebut ayam kampung.
Kebanyakan ayam lokal memiliki jenis mata reng2 atau kehitaman.
Tahun 60an, masuklah ayam import dari bangkok, thailand. Ayam2 bangkok ini rata2 bermata cerah, tidak kotor kehitaman seperti halnya ayam kampung/lokal.

Seiring dgn berjalannya waktu, terbukti ayam2 bangkok memiliki mental yg jauh lebih baik ketimbang ayam lokal.
Apakah mental ini karena perbedaan warna matanya..?? Saya kira tidak. Warna pada mata hanya perbedaan pigmen belaka. Sama halnya dgn keragaman mata manusia yg berwarna coklat, hitam, hijau atau biru.

Ketika ayam bangkok tsb di cross breed dgn ayam lokal yg bermata reng2, kebanyakan anaknya bermata reng2 juga. Ciri mata reng2 inilah yg menjadi dasar patokan para penggemar bahwa ayam bangkok tsb merupakan peranakan hasil silang antara bangkok dan lokal. Tentu saja mentalnya tidak sebaik bangkok import yg bermata jernih.

Ada sebuah kasus yg sy lihat sendiri. Ayam bangkok import memiliki mata reng2. Tapi mitos mata reng2 bermental jelek, dalam hal ini tidak terbukti. Krn ayam bangkok reng2 tsb mampu menjadi juara di kalangan2 besar Jakarta pada waktu itu.

Jadi, ciri mata reng2 sebenarnya hanya dijadikan sebagai penanda bahwa ayam tsb sudah peranakan dgn ayam lokal. Bukan bangkok asli. Biasanya ayam dgn ciri mata seperti ini memiliki pukulan yg cepat. Cocok dgn typikal karakter ayam lokal Indonesia. Sayangnya, ayam lokal tidak bisa menyamai kekuatan mental ayam2 bangkok import.

CMIIW

salam

sandri wrote:kalo warna mata ayam itu cm sekedar pengalaman dari orang2 aja bukan sesuai primbon..misalkan di pasuruan melihat bahwa mata ayam wrna merah itu akan lari bila lawannya mengeluarkan dara..sedangkan di malang mengatakan bahwa ayam mata merah itu akan buta bila ditarungkan jalu...

Aor wrote:Saya mau tanya apakah ada pengaruh warna mata ayam terhadap mental atau nyali ayam?atau terhadap kualitas ayam itu sendiri?mohon petunjuknya dari semua teman2 papaji...terima kasih.....