KESERAGAMAN TIPE DAN VARIASI TARUNG

YudhiZUHDI wrote:Anak ayam dari satu tetasan hasilnya ga ada yang sama persis. Paling cuma mirip-mirip antara satu dengan yang lain. Malah saya punya 1 babon yang ngluarin anak ada yang ngalung-ketib bulu bisa mukul dr depan dan belakang, yg lainnya solah-ketib bulu dan doyan pranggal. Padahal msh sodara satu tetasan babon dan pemaceknya pun jg sama.

Klo anak betinanya mau dipake, ya ditest aj dulu. Ayam mana yang tekniknya paling ideal dan komplit cocok seperti babon atau pemaceknya di antara saudara-2nya yg lain. Itu yg dipake.

vivo arifin wrote:Salam Papaji
Mohon pencerahan dari bang Admin...
Jika dalam satu tetesan hasil anakannya tipe tarung rata kombinasi atas bawah... variasi tarungnya tengok aktif kanan kiri.... tapi pada variasi tarung tengoknya ad yang pasif sebelah.... Pertanyaannya apakah betinanya bisa kepakai buat inbred? Dan apakah termasuk dalam katagori hasil anakan yg seragam?

vivo arifin wrote:Trimakasih P. Hendro atas masukannya.....
Bagaimana dengan variasi tarungnya apakah masuk katagori seragam atau tidak?dengan ciri-ciri variasi yang saya ilustrasikan...

vivo arifin wrote:Terimakasih P. Hendro atas masukannya....ini sangat membantu  untuk pemula seprti saya...
Satu lagi P. Hendro minta masukannya jika dihadapkan dengan dua pilihan ayam yg variasi tarungnya tengok aktif sama bagus, tapi pukul ayam berbeda yg satu pukulnya sakit dan yg satunya pukulnya berat merusak P. Hendro pilih ayam yg pukul yg mana?tolong beserta penjelasannya....he...he

vivo arifin wrote:Terimah kasih masukannya.....mau tanya lagi.....P. Hendro. Kalau untuk ternak dari aspek pukulan, pilih pukulan yg  seperti apa? Biar pukulannya indukan kuat diturunkan ke anakannya. Jika mengutip interprestasi pukulan ayam yg P. Hendro buat ya minimal level 7,5-9 nan.

Hendro wrote:

vivo arifin wrote:Terimah kasih masukannya.....mau tanya lagi.....P. Hendro. Kalau untuk ternak dari aspek pukulan, pilih pukulan yg  seperti apa? Biar pukulannya indukan kuat diturunkan ke anakannya. Jika mengutip interprestasi pukulan ayam yg P. Hendro buat ya minimal level 7,5-9 nan.

Pilih yang rajin mukul/tempel tapi harus akurat dan berefek terhadap lawannya...............

Setiawan Aradea wrote:

Hendro wrote:

vivo arifin wrote:Terimah kasih masukannya.....mau tanya lagi.....P. Hendro. Kalau untuk ternak dari aspek pukulan, pilih pukulan yg  seperti apa? Biar pukulannya indukan kuat diturunkan ke anakannya. Jika mengutip interprestasi pukulan ayam yg P. Hendro buat ya minimal level 7,5-9 nan.

Pilih yang rajin mukul/tempel tapi harus akurat dan berefek terhadap lawannya...............

Ma'af kang vivo,mau ikutan nanya nih sama pak Hendro!..
Apabila sudah ada hasil inbreed,untuk menguatkan lagi darahnya.Di ternakan pak Hendro sendiri,lebih memilih d kawinkan lagi dengan kakenya/dengan pamanya yang hasil cross pertama?... Bisa tidak kalo di kawinkan dengan yang satu pacek beda biang?....

Administrator wrote:Utk info, sebagus2nya ayam, tengok kiri dan kanan tidak mungkin bisa sama2 bagus. Pasti ada salah satu sisi yg lebih dominan.
Sama seperti manusia, tangan kiri dan kanan tidak bisa sama2 dominan. Pasti ada yg lebih dominan di salah satu tangan.

Utk ayam, yg penting ngalah sebelahnya itu tidak ngoyor2 ngambang mudah dipukul. Masih rapat, dorong dan keliatan berusaha utk naik atau masuk sayap

Hendro wrote:

Setiawan Aradea wrote:

Hendro wrote:

vivo arifin wrote:Terimah kasih masukannya.....mau tanya lagi.....P. Hendro. Kalau untuk ternak dari aspek pukulan, pilih pukulan yg  seperti apa? Biar pukulannya indukan kuat diturunkan ke anakannya. Jika mengutip interprestasi pukulan ayam yg P. Hendro buat ya minimal level 7,5-9 nan.

Pilih yang rajin mukul/tempel tapi harus akurat dan berefek terhadap lawannya...............

Ma'af kang vivo,mau ikutan nanya nih sama pak Hendro!..
Apabila sudah ada hasil inbreed,untuk menguatkan lagi darahnya.Di ternakan pak Hendro sendiri,lebih memilih d kawinkan lagi dengan kakenya/dengan pamanya yang hasil cross pertama?... Bisa tidak kalo di kawinkan dengan yang satu pacek beda biang?....

Kalo saya anakan betina hasil inbreed akan dikawinkan lagi dengan pejantannya, hasil anakannya yang betina kita kawinkan lagi dengan kakeknya baru kemudian hasil anakannya yang betina yang kita pakai buat materi ternak (betina unggul) dan disilangkan dengan pejantan lain yang tidak ada hubungan darah untuk mendapatkan kombinasi lebih baik (dominan bagus)..........................

Hendro wrote:

Setiawan Aradea wrote:

Hendro wrote:

vivo arifin wrote:Terimah kasih masukannya.....mau tanya lagi.....P. Hendro. Kalau untuk ternak dari aspek pukulan, pilih pukulan yg  seperti apa? Biar pukulannya indukan kuat diturunkan ke anakannya. Jika mengutip interprestasi pukulan ayam yg P. Hendro buat ya minimal level 7,5-9 nan.

Pilih yang rajin mukul/tempel tapi harus akurat dan berefek terhadap lawannya...............

Ma'af kang vivo,mau ikutan nanya nih sama pak Hendro!..
Apabila sudah ada hasil inbreed,untuk menguatkan lagi darahnya.Di ternakan pak Hendro sendiri,lebih memilih d kawinkan lagi dengan kakenya/dengan pamanya yang hasil cross pertama?... Bisa tidak kalo di kawinkan dengan yang satu pacek beda biang?....

Kalo saya anakan betina hasil inbreed akan dikawinkan lagi dengan pejantannya, hasil anakannya yang betina kita kawinkan lagi dengan kakeknya baru kemudian hasil anakannya yang betina yang kita pakai buat materi ternak (betina unggul) dan disilangkan dengan pejantan lain yang tidak ada hubungan darah untuk mendapatkan kombinasi lebih baik (dominan bagus)..........................

vivo arifin wrote:
Untuk kasus ini ngalah sebelahnya ngebuka kayak bingung.... sebenarnya anakan ayam yg satu ini memang tidak normal pertumbuhannya mulai umur 0-2 bulan. Apakah hal demikian bisa mempengaruhi variasi tarung seekor ayam Bang Admin?

vivo arifin wrote:.... menurut saya untuk Coboy ayam bang admin untuk tengoknya sama2 bagus juga sama2 dominan. Apakah coboy termasuk salah satu pengecualian?

iwan supriyanto wrote:Kalo saya anakan betina hasil inbreed akan dikawinkan lagi dengan pejantannya, hasil anakannya yang betina kita kawinkan lagi dengan kakeknya baru kemudian hasil anakannya yang betina yang kita pakai buat materi ternak (betina unggul) dan disilangkan dengan pejantan lain yang tidak ada hubungan darah untuk mendapatkan kombinasi lebih baik (dominan bagus)..........................

Hendro wrote:

iwan supriyanto wrote:Kalo saya anakan betina hasil inbreed akan dikawinkan lagi dengan pejantannya, hasil anakannya yang betina kita kawinkan lagi dengan kakeknya baru kemudian hasil anakannya yang betina yang kita pakai buat materi ternak (betina unggul) dan disilangkan dengan pejantan lain yang tidak ada hubungan darah untuk mendapatkan kombinasi lebih baik (dominan bagus)..........................

Pak Hendro , tanya donk .

Apakah Yang dimaksud dengan kakek diatas, adalah pejantan yang sama dengan yang di gunakan saat proses inbreed tersebut ?
Atau yang dimaksud dengan kakek diatas adalah, ayah dari pejantan ,yang digunakan saat proses inbreed ?

Atas jawabanya terima kasih .

vivo arifin wrote:.... menurut saya untuk Coboy ayam bang admin untuk tengoknya sama2 bagus juga sama2 dominan. Apakah coboy termasuk salah satu pengecualian?

vivo arifin wrote:........Tapi yg jelas prakteknya yg sulit,terkadang bisa mengontol keadaan udah dianggap bagus tpi lupa lawan gebraknya untulan......

Administrator wrote:

vivo arifin wrote:........Tapi yg jelas prakteknya yg sulit,terkadang bisa mengontol keadaan udah dianggap bagus tpi lupa lawan gebraknya untulan......

Banyak yg bilang, kalau gebrak sama untulan itu pasti keliatan bagus.
Menurut saya malah ngga kelihatan bagusnya krn gebrak sama untul tidak bisa teruji kehebatannya dalam meloloskan diri dari desakan musuh.

Utk menilai ayam bagus atau tidak, hal pertama yg harus dilakukan adlh : Lihat dan nilai dulu kualitas musuhnya.