Mohon INFORMASINYA

#‎_AYAM_CANDAK‬
-----------------
*
Dalam komunitas ayam petarung di Jawa, sering terdengar istilah "AYAM CANDAK" atau dalam Bahasa Indonesia-nya "AYAM RAJIN". Maksud dari kata "...rajin" di sini mengarah ke "RAJIN MENYERANG". Baik serangan yang tidak menemukan sasaran (serangan kosong) maupun serangan yang telak tepat sasaran (serangan bersih). Total keseluruhan dari kedua kategori serangan itu merupakan serangan kotor. Perlu diingat, kinerja seekor ayam petarung di sebuah pertandingan juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan-kebugaran seekor ayam, teknik dan solah yang dimiliki olah masing-masing ayam yang sedang saling berhadapan, serta perbandingan ukuran ayam sedang saling berhadapan.

Daripada itu, kami punya pengalaman khusus di mana orang lain yang berkecimpung di dunia ayam petarung mungkin juga punya pengalaman yang sama. Yaitu pengalaman di mana seekor ayam petarung di suatu pertandingan oleh seseorang botoh dikategorikan sebagai ayam candak, sedangkan di mata botoh lain dinilai belum cukup dikatakan sebagai ayam candak. Di sini terlihat bahwa penilaian terhadap seekor ayam yang berpredikat "AYAM CANDAK" tidak memiliki standard penilaian. Tapi hanya berdasarkan perhatian mata orang yang menonton pertandingan itu, yang tentu saja pasti mengantongi banyak kelemahan. Penilaian dengan cara pengamatan secara langsung oleh penonton akan berbeda lagi ketika memberikan predikat kepada seekor ayam sebagai "AYAM PEMALAS" atau ayam yang jarang-jarang melancarkan serangan. Karena penilaian "malas" bisa sangat jelas ditangkap oleh pengamatan semua penonton dan pasti akan mudah mencapai kesepakatan.

**
Kalau teknik atau solah ayam mudah untuk dikategorikan, dan ukuran juga sudah ada standard rumusnya, lalu untuk untuk menentukan bahwa seekor ayam diberi predikat sebagsi "AYAM CANDAK" standard pengukurannya memakai rumus yang seperti apa? Penasaran jadi ingin membuat rumus standardnya.

-Salam kukuruyuk-

kalo ga salah dri temen2 yg sering pake istilah itu, candak maksudnya tempel pukul bukan?

kalo di cianjur istilahnya bukan ayam candak
tapi candak ayam kalo mau bertanding.

Ayam disebut candak/gancang/rajin maka berarti ayam tersebut sangat cepat melemparkan pukulan kepada lawannya alias tempel pukul (persis opini bang Riyanto), soal kena/masuk atau tidak adalah soal lain.......................

Dalam poin penilaian PAPAJI yang dihitung adalah semua pukulan yang masuk dan mengenai lawannya......................

Poin 1 untuk setiap pukulan yang masuk sekalipun cuma menyerempet tipis saja tetap dihitung sebagai poin nilai yang harus dicatat.......................

Poin 2 untuk setiap pukulan yang masuk secara bersih sekalipun perlahan tetapi jika akurat dan bersih tetap dihitung sebagai poin nilai yang harus dicatat.......................

Poin 5 untuk setiap pukulan yang masuk secara akurat dan bersih serta memberikan efek signifikan merusak dan atau merubah karakter gaya tarung lawan yang dipukulnya (jiling/celeng/amsiong/ndeprok/nanar/mabok/kleyangan dll).......................

Jadi tidak bisa diukur dari banyaknya poin untuk menilai ayam tersebut candak/gancang/rajin atau tidak melainkan dari akurasi pukulannya.......................

Salam poin 100 tiap ronde.....................

@_slammy;
@_juragan_rabay;

Kalo di daerah kami (ex karesidenan Kediri), kata "candak" adalah kata dasar yang punya beberapa arti, antara lain:

1. Rajin
2. Giliran untuk segera dikerjakan
3. Mengangkat

Sehingga dari segi konteks kalimat, "AYAM CANDAK" di daerah kami bermakna "AYAM yang RAJIN".

Kata "candak" juga biasa disematkan pada manusia.
Misalnya: "Pak Eko itu termasuk tukang bangunan yang candak."
Artinya,Pak Eko adalah seorang tukang bangunan yang rajin saat bekerja.

Trims atas responnya.

@. Pak bos Om HENDRO

Trims atas wawasannya, Om.

@. Pak bos Om HENDRO

Andai njenengan bersedia membantu untuk memberikan copian file/berkas penjurian di beberapa event kontes..nanti akan saya paparkan maksud saya secara lebih jelas.

Sjk tadi mau memaparkan kelanjutan dan bagaimana yang saya maksudkan, sinyalnya lemoottt bgt. Karna harus mnulis komentar balasan yang sangat panjang. Apalagi saya OL cuma pake HP, dah nulis panjang lebar sinyal lemot-hilang-komentar menguap tak berbekas...hwaaakwkwkwkwkwk

Hendro wrote:Ayam disebut candak/gancang/rajin maka berarti ayam tersebut sangat cepat melemparkan pukulan kepada lawannya alias tempel pukul (persis opini bang Riyanto), soal kena/masuk atau tidak adalah soal lain.......................

Dalam poin penilaian PAPAJI yang dihitung adalah semua pukulan yang masuk dan mengenai lawannya......................

Poin 1 untuk setiap pukulan yang masuk sekalipun cuma menyerempet tipis saja tetap dihitung sebagai poin nilai yang harus dicatat.......................

Poin 2 untuk setiap pukulan yang masuk secara bersih sekalipun perlahan tetapi jika akurat dan bersih tetap dihitung sebagai poin nilai yang harus dicatat.......................

Poin 5 untuk setiap pukulan yang masuk secara akurat dan bersih serta memberikan efek signifikan merusak dan atau merubah karakter gaya tarung lawan yang dipukulnya (jiling/celeng/amsiong/ndeprok/nanar/mabok/kleyangan dll).......................

Jadi tidak bisa diukur dari banyaknya poin untuk menilai ayam tersebut candak/gancang/rajin atau tidak melainkan dari akurasi pukulannya.......................

Salam poin 100 tiap ronde.....................        

Trims sebelumnya atas respon dan wawasannya. Sebenarnya pertanyaan saya di atas
hanya merupakan pintu masuk awal atau sebuah pancingan untuk dikembangkan ke diskusi berikutnya.

Memang total jumlah piont rata-rata ayam yang ikut serta dalam sebuah sebuah event kontes
tidak bisa dijadikan patokan secara langsung. Namun dari beberapa informasi point itu bisa dikemangkan
lebih lanjut untuk mencari formula yang lebih mendekati ketepatan untuk membuat kategori apakah seekor ayam termasuk
ayam rajin, biasa, atau pemalas dalam hal menyerang.

Maksud saya begini...
Misalkan seekor ayam berhasil mengumpulkan point sebanyak 143 dalam satu ronde (15 menit) di sebuah event kontes.
Karena tersedia sistem penjurian, maka dari catatan juri akan dapat diketahui seberapa banyak percobaan serangan
yang dilakukan oleh seekor ayam. Dari point 143 itu setelah dilihat di catatan juri, ayam tersebut telah melakukan usaha penyerangan sebanyak 135 kali dalam 15 menit (1 air/ronde), dimana 127 serangan menghasilkan 1 point dan 8 serangan lainnya mendapatkan point 2.
Jadi bukan jumlah point-nya yang menjadi variabel utama, tetapi dari point tersebut dapat diperkirakan seberapa banyak seekor ayam melakukan percobaan penyerangan. Apalagi kalau ada penjurian, artinya akan lebih mudah untuk mencari rumus ayam rajin atau tidak, karena dari catatan juri dapat langsung dilihat seberapa banyak seekor ayam melakukan penyerangan selama 1 ronde. Sehingga total nilai/point-nya dapat langsung diabaikan.

Dari statistik ini kita bisa mendapatkan angka rata-rata seberapa banyak serangan yang dilakukan oleh seekor ayam. Misalnya tadi ayam yang mendapat point sebanyak 143 dihasilkan dari serangan sebanyak 135 kali. Berarti ayam tersebut rata-rata melakukan serangan sebanyak 9 kali tiap 1 menit.
(Yaa..seperti satuannya kecepatan sebuah kendaraan bermotor gitu, yang menggunakan perhitungan Km/Jam)


Rumusnya:

(jumlah percobaan serangan dalam 1 ronde):(durasi pertarungan 1 ronde)=Jumlah serangan tiap menit
*rumus ini lebih presisi jika dilakukan penjurian atau pengamatan secara seksama penuh konsentrasi selama ayam sedang bertarung.


*) Jadi, intinya bukan total jumlah point yang menjadi perhatian utama. Tetapi jumlah point hanya untuk membantu memperkirakan saja.
---------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk sementara ini, saya membuat standard pengelompokan ayam rajin sebagai berikut:

A). Ayam yang melakukan minimal 10.srg/menit atau lebih -> sebagai ayam rajin
B). Ayam yang melakukan 5.srg/menit - 8.srg/menit -> sebagai ayam sedang
C). Ayam yang melakukan kurang dari 5.srg/menit -> sebagai ayam lambat atau malas

========================================================================
Mungkin dengan ketersediaan informasi yang lebih komplit dan batuan sesama pecinta ayam petarung maupun orang yang pernah menjadi juri di kontes ayam petarung, stnadard ini bisa menjadi lebih baik dan lebih mendekati presisi.

Mohon maaf, terima kasih banyak atas semua masukan. SALAM GUYUB RUKUN KUKURUYUK.

menurut saya jumlah percobaan serangan itu tidak mutlak menandakan cepat/lambatnya seekor ayam, idealnya kalau parameter tsb mau diukur maka lawannya harus sama. Pernah juga liat kejadian ayam rajin ketemu ayam tehnik malah ga mukul2, gelut terus

ikutan nyimak..
memang benar om slammy, kalau lawannya ayam yg sama dan kondisi atau stamina kedua ayam saat diadu jg sama, mungkin akan mendptkan penilaian yg mendekati benar.
Tetapi selama blm ada teori atau cara lain untuk memberikan standar pd ayam maka ini langkah awal yg baik bisa dijadikan acuan (gancang, biasa, ngemut)
pd awekor ayam.
Penilaian juri papaji yg berlaku sekarang pun jg msh perlu diwacanakan untuk menjadi lbh baik lagi.
hal ini karena juri melalui pengamatannya akan nulis poin msk saat salah satu ayam melancarkan pukulan. dan sangat mungkin terjadi saat juri nulis dikertas mata juri pastinya tertuju ke kertas dan saat yg sama ada salah satu ayam melancarkan pukulan, hal ini ada potensi tak terdeteksi oleh juri yg akhirnya tak mendapatkan poin.

yuuk ....kita iseng2 berwacana soal alat penilaian juri.

ada alat yg digunakan pramugari saat hitung jumlah penumpang (ga tahu namanya) tinggal pencet2 saja. tp poin tambah satu2. artinya tak mewakili pukulan budeg yg nilainya 1× pukul nilai 5 misalnya.

sekarang trend nya batu akik
mungkin dng batu juri akan lbh mendekati benar, krna tak perlu menulis di kertas yg menyita pandangan.
caranya juri sediakan batu akik 3 macam dlm jumlah yg cukup. misal warna hijau nilai 1, warna merah nilai 2, warna hitam nilai 5 dstnya.
sediakan 2 kaleng sudut merah dan sudut biru mewakili ayam yg diadu.
Hasil akhirnya bisa untuk menilai jumlah pukulan dan nilai dari pukulan tsb.
asal saja batu2nya ga lenyap digondol juri....he...he...

mangga, dipersilahkan berwacana...

salam

DF

ayam bagus ketemu ayam jelek Nilai signifikan
ayam bagus ketemu ayam bagus nilai kecil
ayam jelek ketemu ayam jelek nilai kecil.

nilai antara 75 - 125 pukulan per 15 menit.

kriteria ayam jelek atau bagus maksudnya tehniknya ketemu atau tidak (kepacel solah).

Mas Yudi sebenarnya tanpa perlu tabulasi nilai kita bisa kok mengkategorikan karakter ayam berdasarkan kecepatan sehingga dapat disimpulkan ayam tersebut masuk kategori rajin/candak atau tidak, tetapi memang harus dengan menguji abar secara berkala beberapa kali (3 - 4x) dengan lawan2 yang pola mainnya juga berbeda, kalo cuma satu kali melihat hasil abaran dengan ayam tertentu belum bisa disimpulkan karakternya.......................

Salam candak jepit....................

YudhiZUHDI wrote:#‎_AYAM_CANDAK‬
-----------------
*
Dalam komunitas ayam petarung di Jawa, sering terdengar istilah "AYAM CANDAK" atau dalam Bahasa Indonesia-nya "AYAM RAJIN". Maksud dari kata "...rajin" di sini mengarah ke "RAJIN MENYERANG". Baik serangan yang tidak menemukan sasaran (serangan kosong) maupun serangan yang telak tepat sasaran (serangan bersih). Total keseluruhan dari kedua kategori serangan itu merupakan serangan kotor. Perlu diingat, kinerja seekor ayam petarung di sebuah pertandingan juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan-kebugaran seekor ayam, teknik dan solah yang dimiliki olah masing-masing ayam yang sedang saling berhadapan, serta perbandingan ukuran ayam sedang saling berhadapan.

Daripada itu, kami punya pengalaman khusus di mana orang lain yang berkecimpung di dunia ayam petarung mungkin juga punya pengalaman yang sama. Yaitu pengalaman di mana seekor ayam petarung di suatu pertandingan oleh seseorang botoh dikategorikan sebagai ayam candak, sedangkan di mata botoh lain dinilai belum cukup dikatakan sebagai ayam candak. Di sini terlihat bahwa penilaian terhadap seekor ayam yang berpredikat "AYAM CANDAK" tidak memiliki standard penilaian. Tapi hanya berdasarkan perhatian mata orang yang menonton pertandingan itu, yang tentu saja pasti mengantongi banyak kelemahan. Penilaian dengan cara pengamatan secara langsung oleh penonton akan berbeda lagi ketika memberikan predikat kepada seekor ayam sebagai "AYAM PEMALAS" atau ayam yang jarang-jarang melancarkan serangan. Karena penilaian "malas" bisa sangat jelas ditangkap oleh pengamatan semua penonton dan pasti akan mudah mencapai kesepakatan.

**
Kalau teknik atau solah ayam mudah untuk dikategorikan, dan ukuran juga sudah ada standard rumusnya, lalu untuk untuk menentukan bahwa seekor ayam diberi predikat sebagsi "AYAM CANDAK" standard pengukurannya memakai rumus yang seperti apa? Penasaran jadi ingin membuat rumus standardnya.  

-Salam kukuruyuk-

Test dengan beberapa ekor ayam bagus

Siip semua, masukannya. Sangat membangun.

Ini memang hanya menuangkan ide saja. Tidak harus jadi pakem. Kalau ada yang cocok maupun yang tidak, silahkan. Menurutku, mungkin akan lebih mudah jika ada standard secara statistik yang bisa dipakai untuk menilai kinerja seekor ayam. Memang rumus statistik yang saya kemukakan di atas masih sangat butuh riset dan pengumpulan data lebih lanjut. Oleh karena itu, di atas saya sudah sempat berlagak minta bantuan kepada Om Hendro, barangkali bisa memberi bantuan berupa berkas-berkas (kalau madih ada) hasil penjurian beberapa partai pertarungan dari beberapa event kontes ayam petarung.

Dan pengumpulan informasi dari sampel data berupa berkas-berkas penjurian itu sudah mewakili kejadian-kejadian yang diasumsikan misalnya ada ayam bagus ketemu ayam jelek, juri melewatkan perhatiannya saat ayam memukul, ayam rajin ketemu ayam teknik/solah, tidak perlu lagi mengamati 1 ekor ayam yang diuji scr berksla karena ayam tersebut sedang menjafi bahan pengamatan dan penelitian, dan lain sebagainya. Karena data yang diperoleh bersumber dari sampel yang banyak dan acak. Sehingga lebih mendekati tingkat keakurasiannya, dan tidak hanya terpaku pada satu ekor ayam sebagai sampel. Apalagi dalam senuah kontes, kemungkinan besar pesertanya membawa ayam-ayam yang tidak bisa diremehkan alias bukan ayam unthul.

Andaikata tersedia banyak sampel data seperti yang dimaksud, saya yakin pengelompokan standard rangking untuk menilai Ayam Rajin atau bukan lebih bisa disempurnakan dan diterima secara umum.

Oleh karena itu, hasil dari rumus di atas berupa "UKURAN RATA-RATA". Bukan sebuah satuan nilai yang mutlak.

(Monggo dilanjut diskusinya, agar lebih sempurna)
Mhn maaf, trims. Salam cuculukuuuuk