APA MAKSUD SEMUA INI?!!!!

anto tangsel wrote:

cumi_cumi wrote:

Ali Nadwan wrote:

anto tangsel wrote:

cumi_cumi wrote:Ahhhh pasti ada udang dibalik kutang nih capek liat papaji kaya gini, semoga sadar deh lo pade jangan mau di adu domba , mending ngadu ayam ................................  sini gw kasih ayam gratis biar pada akur biar papaji ada kontes lagi     

mane bang?ane samperin deh ke rumah ente kalo di kasih gratis tapi yg masih bisa buat adu ya, biar g ngadu domba.. 

Ikutan dng Om Anto, klau dikasih gratis mah..ane org depk jg Om.. 

Mas anto serius nih ntar sy kasih ayam , kalau bisa kasih tau siapa biang di balik kekisruhan  papaji selama ini

biang kekisruhannya?? beneran mao tau om?? biang nya ya kita" juga yg nulis" g penting, menyudutkan, sinis dan berfikiran negatif..

semuanya kan hanya pemikiran kita saja..
kalo mao kita anggap biasa aja ya jadi biasa aja..
kalo kita anggap kisruh ya kisruh..
kalo kita anggap semua ini bagus buat pendewasaan ya bagus buat pendewasaan..
kalo kita anggap semua ini negatif ya negatif..
dan itu semua tergantung sudut pandang kita..

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

goes babe wrote:

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

jroooooottt.....

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

Gak ada capeknya pada cari celah kesalahan pengurus lama yach... Terutama cari2 kesalahan Admin yang kebetulan sebelumnya memang menjabat Ketua Umum. Sudah diikhlaskan kok jabatannya.. Tenang aja.. Berani jamin gak bakal direbut lagi deh... Kami gak ada yang berambisi di jajaran pengurus kok, apalagi jadi Ketua.. Dipilih / dilibatkan syukur.. Nggak juga kami tetap seperti ini.. Orang2 yang Apa_Adanya (yg mo nuduh gw pake id ini monggo, buktiin dah.. Gw jamin ampe botak kurapan kagak bakal bisa dibuktiin:P ), yang akan selalu mengawal Papaji, terutama Forum ini dari tangan2 kotor n otak2 licik yang dengan urat malunya yang sudah pada putus ingin mengambil alih seenaknya... Memang nya klo belum benar2 mendepak Admin (mas Ary) dari forum ini belum pada bisa tidur tenang yach? Duuuhhhhh... Kasihan banget yach... Tuh, dah dijelasin sama bang Gondar, silahkan cari bahan yang lain... Gak ada cara yang lebih canggih gitu? Mlesetin nama, id ganda, para cecunguk / kroco yang mendadak pada aktif n posting2 nyeleneh (baca : memprovokasi).. Klo kata bos gw di kantor : 'Dasar Kampungan Kamu!!!'

Salam Mumet 7 Turunan8)

Roni Rayanto wrote:

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

Gak ada capeknya pada cari celah kesalahan pengurus lama yach... Terutama cari2 kesalahan Admin yang kebetulan sebelumnya memang menjabat Ketua Umum. Sudah diikhlaskan kok jabatannya.. Tenang aja.. Berani jamin gak bakal direbut lagi deh... Kami gak ada yang berambisi di jajaran pengurus kok, apalagi jadi Ketua.. Dipilih / dilibatkan syukur.. Nggak juga kami tetap seperti ini.. Orang2 yang Apa_Adanya (yg mo nuduh gw pake id ini monggo, buktiin dah.. Gw jamin ampe botak kurapan kagak bakal bisa dibuktiin:P ), yang akan selalu mengawal Papaji, terutama Forum ini dari tangan2 kotor n otak2 licik yang dengan urat malunya yang sudah pada putus ingin mengambil alih seenaknya... Memang nya klo belum benar2 mendepak Admin (mas Ary) dari forum ini belum pada bisa tidur tenang yach? Duuuhhhhh... Kasihan banget yach... Tuh, dah dijelasin sama bang Gondar, silahkan cari bahan yang lain... Gak ada cara yang lebih canggih gitu? Mlesetin nama, id ganda, para cecunguk / kroco yang mendadak pada aktif n posting2 nyeleneh (baca : memprovokasi).. Klo kata bos gw di kantor : 'Dasar Kampungan Kamu!!!'

Salam Mumet 7 Turunan8)

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??





Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

cumi_cumi wrote:

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??





Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

Ohhh ketum lama masih banyak yang pilih toh , hmmmmmmm.  Cocok lah dia jadi penasehat kang azis jadi ketum , mari kita jalankan papajiiii baruuuuuu

cumi_cumi wrote:

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??





Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

Ohhh ketum lama masih banyak yang pilih toh , hmmmmmmm.  Cocok lah dia jadi penasehat kang azis jadi ketum , mari kita jalankan papajiiii baruuuuuu

Langgeng NC wrote:Dia? beliau maksudnya? rupanya sudah tidak ada unggah ungguh lagi ya dalam bersosial

acay wrote:

Langgeng NC wrote:Dia? beliau maksudnya? rupanya sudah tidak ada unggah ungguh lagi ya dalam bersosial

mungkin karena kedekatan satu sama lain mas Langgeng, karena pada dasar nya KELUARGA PAPAJIer itu tidak ada yg gila hormat, gila sanjungan, gila senioritas, gila jabatan dan parah nya lagi gila  IMPORT EXPORT     

yg terpenting tahu diri, sadar diri serta tepo seliro



salam persahabatan mas Langgeng

cumi_cumi wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

.
Enak apanya mbah. Wiss ngga usoh ikut 2x ntar dikira dapat gratisan he he,              liat kenyataan aja kita sebagai orang non pengurus bisa lihat siapa yang sudah mengundurkan diri jadi pengurus trus mau jadi pengurus so pasti ada udang di balik kutang,   kaya ko Jebby aja bikin web sendiri, bikin komunitas sendiri lebih jossss, punya duit dimanfaatykan buat group so bisa diatur semaunya, koyo papaji ini non profit kok direbutin tinggal bikin forum aja sendiri gampang atau emang ngga bisa ha ha ha wiss piss mbah


   

Langgeng NC wrote:

Spoiler:

Mas acay bisa aja, :-D kl emang ngga ada artinya lalu buat apa ada pangkat, istilah mas, om, pak de, bapak, ibuk, sekalian aja kaya di negri Obama, panggil nama langsung..

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

berlian wrote:

Spoiler:

tulisan saya hanya komentar bebas saja sebab musim nya begitu mulai kabarnya ada suap lah yg suap siapa yg di suap siapa juga gak jelas ......... ada juga yg ada org memecah belah papaji lah siapa yg memecah belah ...........dan siapa org yg papaji yang mundur terus pingin maju lagi kan enak di tunjuk saja sekalian  SAJA JADI GAK SETENGAH SETENGAH  biar lah semua tahu mana yg bener mana yang salah ..........dan yang salah ya megakui kesalahan nya yg bener ya memaafkan kan jadi ADEM KEMBALI SUSANA PAPAJI NYA KAN ENAK    

Pisss Lope 'eN Guyub

berlian wrote:tulisan saya hanya komentar bebas saja sebab musim nya begitu mulai kabarnya ada suap lah yg suap siapa yg di suap siapa juga gak jelas ......... ada juga yg ada org memecah belah papaji lah siapa yg memecah belah ...........dan siapa org yg papaji yang mundur terus pingin maju lagi kan enak di tunjuk saja sekalian  SAJA JADI GAK SETENGAH SETENGAH  biar lah semua tahu mana yg bener mana yang salah ..........dan yang salah ya megakui kesalahan nya yg bener ya memaafkan kan jadi ADEM KEMBALI SUSANA PAPAJI NYA KAN ENAK    

gondar wrote:

berlian wrote:

lambang96 wrote:Dalam sebuah pemilihan pengurus organisasi, setiap calon diharapkan tidak hanya cerdas menerima kemenangan dalam Pemilihan tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana calon juga harus memiliki kecerdasan untuk mau menerima kekalahan, jika dalam proses pemilihan terbukti tidak mampu meraih suara tersebut.

Kecerdasan menerima kekalahan ini sangat perlu dimiliki oleh setiap calon, sebab yang selama ini timbul adalah ketika petarung kalah dalam pertarungan, yang bersangkutan tak mau mengakui kemenangan lawan, namun justru sebaliknya, berbalik mengugat kemenangan lawannya dan banyak intrik untuk melemahkan calon terpilih.

Paling tidak, ada tiga jenis kecerdasan yang telah membudaya pada masyarakat, pertama kecerdasan mendengar, tentu hal ini, calon harus dimilikinya, apalagi menjadi pendengar yang baik, namun yang terpenting lagi adalah kita harus memiliki kecerdasan mendengarkan orang yang berbeda pandangan dengan kita.

Sehingga dengan begitu, kita mampu membedakan nuansa skeptisisme dan gelagat kritisisme. Kedua, calon sedapat mungkin fleksibel dan cemerlang dalam lingkungan yang heterogen. Dalam konteks ini kata peribadi, bukan pluralisme. akan tetapi menunjukkan sikap dan perilaku empati atas segala perbedaan yang dimiliki setiap orang, sehingga dehumanisasi, deforestasi dan degradasi lain yang kini mengedepan, tidak kian menjadi-jadi. Dan ketiga adalah, amat cerdas menerima kekalahan dari kawan dan lawan yang sukses gemilang memenangkan pemilihan.
Salam PAPAJI lestari dan terpuji

kalau sdh enak rasanya mau melepasnya ya susah pak    menerima ke kalahan memang mudah di ucap kan susah di jalani perlu manusia setengah dewa yg tahan akan goda an    

BTW ane mau tanya ama coy lambang N Kroco " Berlian" Beng-Beng nihh... ini tulisan di ditujukan buat sapa??

Sekedar info yg ane tau ... Ketua yg lama (Mas Ary) Sebetulnye dapet 8 suara dari 12 Pengda waktu pemilihan Ketum kemarin...

Tapi karna komitmen Beliau untuk mundur, maka kesempatan memenangkan posisi Ketum dilepaskan dan di relakan di ambil Kang Aziz.

Jadi kyk nya kurang pas nyindir 2 masalah Legowo harus menerima kekalahan nih....kalo tulisan ini di tujukan buat Ketum yg lama (Mas Ary)

Sabainya pendapat dan kalimat 2 yg coy Lambang n Kroco "Berlian" Beng-Beng ini ditujukan buat si BOSS aje.....Kroco Bambang jangan takud ga di kasih ayam lagi ... sindir 2 dikit si BOSS kaga ape 2 .....

Salam Tambah Satu Lagi KROCO angkat Telor   

acay wrote:

Langgeng NC wrote:

Spoiler:

Mas acay bisa aja, :-D kl emang ngga ada artinya lalu buat apa ada pangkat, istilah mas, om, pak de, bapak, ibuk, sekalian aja kaya di negri Obama, panggil nama langsung..

itulah mas,
mungkin sudah dari awal nya mendapatkan dan tertanam dogma seperti itu... betul, memang berbeda dengan budaya barat yg biasa nya tidak mengenakan embel2 yg memang embel2 itu pun pada dasar nya yg menciptakan manusia itu sendiri untuk saling membedakan antara manusia yg satu dengan yg lain.
tapi... esensi sesungguh nya adalah kesatuan, kebersamaan atau kedekatan yg harus nya disoroti. jangan terkesan manis tapi kemudian justru mengkhianati satu dengan yg lain


salam persahabatan mas Langgeng

Langgeng NC wrote:

acay wrote:

Langgeng NC wrote:

Spoiler:

Mas acay bisa aja, :-D kl emang ngga ada artinya lalu buat apa ada pangkat, istilah mas, om, pak de, bapak, ibuk, sekalian aja kaya di negri Obama, panggil nama langsung..

itulah mas,
mungkin sudah dari awal nya mendapatkan dan tertanam dogma seperti itu... betul, memang berbeda dengan budaya barat yg biasa nya tidak mengenakan embel2 yg memang embel2 itu pun pada dasar nya yg menciptakan manusia itu sendiri untuk saling membedakan antara manusia yg satu dengan yg lain.
tapi... esensi sesungguh nya adalah kesatuan, kebersamaan atau kedekatan yg harus nya disoroti. jangan terkesan manis tapi kemudian justru mengkhianati satu dengan yg lain


salam persahabatan mas Langgeng

Kata yg begitu enteng terucap di forum ini adalah guyup..guyup..dan guyup..sama seperti di komunitas sebelah, braderhut..braderhut..dan braderhut
jujur, saya sampai pada titik frustasi, begitu enteng kata guyup tertulis di akhir komen2, yg kalau dicermati isinya malah panas membara :-D,

para senior, founder, dan admin yg saya hormati
saya sungguh tidak mengerti alasan ungkapan2 dan komen2 panas tetap dibiarkan bergulir tanpa ada konfurmasi yg tepat sasaran, jika memang ada maksud menunda konfirmasi yg sebenarnya, saya yakin dan berharap itu karena tujuan hasil yg lebih baik daripada langsung blak2an saat ini juga

untuk mas ketum, maaf klau dirasa saya kurang pantas ataupun salah sasaran dalam memberi saran, bukankah sebaiknya mas ketum menjawab isu2 yg bergulir secara gamblang, tentang pertemuan pra rakernas, tentang kenapa rakernas terkesan mendadak, dan jika memang mas ketum sudah koordinasi 'setidaknya' dgn mas admin, om bagyo, dan om hendro seyogyanya mas ketum menuliskan hasil koordinasi tersebut. yang tentunya hal2 tersebut bukan berguna buat saya pribadi, tp lebih lagi buat mas2 dan om2 yg menjalankan organisasi secara nyata yg memang berhak mendapatkan penjelasan. swdikit banyak itu tentu akan menguraikan ketegangan dan tekanan terhadap mas ketum. Dan kalau tidak salah baca, forum ini adalah satu2nya saluran resmi untuk komunikasi para member. bukankah dengan itu media lain (bbm, fb, japri dsb) selayaknya dihindari dalam penyampaian informasi?

untuk mas acay, salam persahabatan juga dari pandaan mas :-D

sekali lagi mohon maaf yang sebesar2nya jika penyampaian saya salah, gimanapun ibaratnya saya baru melongok dari luar pagar sudah berani nyeletuk tentang perabotan rumah orang

salam..