MENUJU TERNAK BANGKOK YANG MANDIRI

Selama ini banyak peternak khususnya ayam bangkok/ayam aduan yang bersifat hobby semata, dari pengadaan bibit, pemeliharaan sampai ayam siap adu selalu mengandalkan modal sendiri tanpa memikirkan untung ruginya dalam kata lain selalu nombok bahkan tidak jarang budged dapurpun ikut kepake. walaupun tidak semua seperti itu bahkan ada yang sukses dengan hobby ayam aduan contohnya ada beberapa senior Papaji.

Bagaimana solusinya/usaha-usaha apa untuk menjadikan hobby ternak ayam aduan ini menjadi mandiri ?
Yang dimaksud mandiri disini dengan ternak ayam aduan sebagai hobby bisa membiayai roda pertenakan itu sendiri, bisa menyeimbangkan neraca pengeluaran dan pemasukan bahkan bisa menguntungkan pemiliknya dan menjadikan pendapatan tambahan.

silahkan para senior memberikan Tips, triks serta ilmunya agar penghobby ini terangkat secara ekonomi maupun pengetahuannya, trimakasih

bisnis peternakan. berjalan jika seimbang.ada hasil ternak maka wajib ada pembeli.

tempo atau masa berternak harus disesuaikan jumlah pembeli hasil ternak.

ada pula terbagi hasil ternak itu sendiri.

ayam potong
ayam untulan
ayam breng
ayam pro
ayam undangan
ayam kontes

tidak dipungkiri pembeli bisa saja datang dari luar PAPAJI, sehingga kriteri ayam tersebut sudah harus dimiliki oeleh peternak.

biaya pakan:
ini juga bisa diimbangi oleh hasil penjualan, dan diukur dari jumlah konsumsi pakan perekor perhari.
biaya kandang
biaya perawatan dan pengobatan
biaya listrik
biaya air
biaya tenaga kerja.

sehingga perhitungan hasil ternak bisa mencakup keseluruhan biaya yang ada untuk perekor ayam hasil ternak tersebut.

yang terakhir tentunya sudah mencakup resiko kematian doc - lancuran.

maka harga ayam perekor bisa menutupi semua biaya dan resiko tersebut.

mungkin jika ada tulisan saya yang kurang wajar dan salah harap dimaklumi dan dimaafkan. dan atau ada kelakuan saya dalam menulis maupun bertingkah laku yang kurang wajar dan dianggap salah mohon dimaafkan.

lambang96 wrote:Selama ini banyak peternak khususnya ayam bangkok/ayam aduan yang bersifat hobby semata,  dari pengadaan bibit, pemeliharaan sampai ayam siap adu selalu mengandalkan modal sendiri tanpa memikirkan untung ruginya dalam kata lain selalu nombok bahkan tidak jarang budged dapurpun ikut kepake. walaupun tidak semua seperti itu bahkan ada yang sukses dengan hobby ayam aduan contohnya ada beberapa senior Papaji.

Bagaimana solusinya/usaha-usaha apa untuk menjadikan hobby ternak ayam aduan ini menjadi mandiri ?
Yang dimaksud mandiri disini dengan ternak ayam aduan sebagai hobby bisa membiayai roda pertenakan itu sendiri, bisa menyeimbangkan neraca pengeluaran dan pemasukan bahkan bisa menguntungkan pemiliknya dan menjadikan pendapatan tambahan.

silahkan para senior memberikan Tips, triks serta ilmunya agar penghobby ini terangkat secara ekonomi maupun pengetahuannya, trimakasih

Saya sudah membuktikan dan merasakan hasilnya, salah satu kiatnya adalah menentukan tujuan pilihan dalam beternak, jika memang ingin menjadi peternak penjual maka harus 100 % posisikan sikap dan arah kita kesana, jadi jika mau jadi 100 % peternak penjual ya jangan ada rasa eman/sayang jika ayam terbaik dibeli orang, karena tujuan kita semula memang beternak untuk dijual lain cerita jika tujuan juga ingin dipakai sendiri maka jangan berhitung soal keuntungan.....ke..ke..ke..ke....     

Salam   

Mohon ijinnya pa Admin mengcopy :

Tujuan PAPAJI :
1. Menghimpun para hobiis/pecinta seni ayam laga di Indonesia sebagai sebuah wadah seni dan budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
2. Berupaya menghilangkan stigma dan anggapan negatif masyarakat atas hobi ayam laga dgn menghilangkan praktek perjudian, keributan, penyiksaan hewan dan hal lain yang melanggar hukum.
3. Memperkenalkan kembali pada masyarakat bahwa hobi ayam laga adalah sebuah seni budaya bangsa yang harus dilestarikan.
4. Memperkenalkan pada para hobiis ayam laga lainnya bahwa hobi ini juga bisa menarik, edukatif, bergengsi dan tanpa ada praktek perjudian.

Apabila tujuan Papaji ini bisa diberi lampu hijau oleh aparat pemerintah sehingga ijin penyelenggaran (kopdar/kontes) di permudah, maka dgn sendirinya kegiatan peternak ayam aduan akan berkembang karena penggemar ayam aduan cukup banyak dengan berbagai tingkat status sosial & ekonomi dan tempat yg dibutuhkan untuk kandang ayam tidak terlalu luas, sehingga mereka yg tinggal di komplek/perumahan dpt ikut memiliki (tidak seperti domba garut, kuda), mohon maaf apabila tidak bekenan hanya sekedar pendapat seorang pemula,
salam hoby.

Kalau mau bisnis, ya harus dikelola dgn cara bisnis juga.

- Bidang produksi
Bagaimana caranya supaya bisa memproduksi ayam2 bagus dgn cara yg efisien dan semurah mungkin tanpa menurunkan kualitas.

- Bidang SDM
Memilih karyawan kandang yang benar2 paham dan mengerti manajemen kandang yg baik dgn gaji yg tidak berlebihan.

- Bidang Marketing
Bagaimana caranya supaya orang tau dan berminat membeli ayam2 kita yg berkualitas dgn harga yg bersaing.
Akan jadi hal yg percuma bila kita bisa memproduksi ayam2 bagus, tapi tidak ada yg tau.

- Bidang keuangan
Hal yg paling sulit dalam bisnis hoby adlh memisahkan antara uang pribadi dgn uang usaha.

Administrator wrote:Kalau mau bisnis, ya harus dikelola dgn cara bisnis juga.

- Bidang produksi
Bagaimana caranya supaya bisa memproduksi ayam2 bagus dgn cara yg efisien dan semurah mungkin tanpa menurunkan kualitas.

- Bidang SDM
Memilih karyawan kandang yang benar2 paham dan mengerti manajemen kandang yg baik dgn gaji yg tidak berlebihan.

- Bidang Marketing
Bagaimana caranya supaya orang tau dan berminat membeli ayam2 kita yg berkualitas dgn harga yg bersaing.
Akan jadi hal yg percuma bila kita bisa memproduksi ayam2 bagus, tapi tidak ada yg tau.

- Bidang keuangan
Hal yg paling sulit dalam bisnis hoby adlh memisahkan antara uang pribadi dgn uang usaha.

Mantap

ijin ikut menyimak    

Mas KS, Pak Hendro, Bang Admin itu memang idialnya ya, tapi kadang kesiapan calon perternak itu banyak kendala contohnya : Masalah modal siap, indukan siap tapi tidak menguasai pemasarannya atau sebaliknya sehingga menghambat perputaran uang untuk modal usaha, yang akhirnya menemui kegagalan.
Adakah kiat-kiat khusus untuk melengkapi kekurangan atau kelebihan dari berbagai orang?
Apakah dengan membikin kelompok ternak kecil yang saling melengkapi?

terimakasih