Bagian bawah kloaka (perut) anak ayam lebam

Saya seorang pemula yang sedang belajar berternak ayam, dalam pengalaman saya di 3 kali tetasan selalu saya dapati adanya lebam di bagian bawah kloaka (perut) pada beberapa anak ayam di usia dini (saya mengetahui adanya lebam pada hari ke-5 setelah menetas), nafsu makan tetap rakus namun pertumbuhan sangat tertinggal jika dibandingkan dengan saudara setetasannya (kerdil).
Adakah rekan yang dapat berbagi informasi mengapa perut ayam membiru (lebam di bawah kulit) dan bagaimana pencegahan/pengobatannya...

Terimakasih.

Vianney Feri wrote:Saya seorang pemula yang sedang belajar berternak ayam, dalam pengalaman saya di 3 kali tetasan selalu saya dapati adanya lebam di bagian bawah kloaka (perut) pada beberapa anak ayam di usia dini (saya mengetahui adanya lebam pada hari ke-5 setelah menetas), nafsu makan tetap rakus namun pertumbuhan sangat tertinggal jika dibandingkan dengan saudara setetasannya (kerdil).
Adakah rekan yang dapat berbagi informasi mengapa perut ayam membiru (lebam di bawah kulit) dan bagaimana pencegahan/pengobatannya...

Terimakasih.

Perlu data lebih lengkap mas,...
1. Apakah DOC tersebut ikut induknya atau di box (pake lampu) ?
2. Bagaimana pemberian pakannya ?

Saya akan menceritakan lebih rinci;
-Tetasan yang pertama tidak ada masalah, anak ayam sehat sampai besar, tidak ada keluhan. semenjak usia 1 hari langsung saya taruh box kardus alas kertas koran yang diganti tiap 2 hari sekali. Untuk pemberian makan pada masa kutuk dari usia 1-60 hari saya beri 511 yang telah dihaluskan dicampur Top Mix 2 jumput tiap kg 511. Untuk minum saya beri campuran ATP Power Plus semenjak hari 1 dengan masa henti 3 hari tiap 5 hari pemberian.

-Pada tetasan kedua (selisih kira-kira 2 bln) setelah membaca artikel di Papaji saya berkeinginan merawatkan sementara anakan ayam tersebut pada induknya, namun dikarenakan kesalahan teknis (jeruji tempat mengerami) terlalu besar anak ayam jatuh kebawah ( box yang dipergunakan adalah box untuk ayam jago) pada saat hujan deras, dari 10 ekor yang selamat 2 ekor, kebetulan yang selamat 1 jantan dan 1 betina. Pemberian pakan pun jadi asal-asalan karena trauma... yang jantan tumbuh dengan normal, namun yang betina tumbuh kerdil. (jauh hari setelah tetasan ke 3 baru saya lihat bagian perut dibawah kloaka ternyata berwarna lebam kebru-biruan).

- Pada tetasan ke tiga (selisih juga hampir 2 bln, karena babon cepat berahinya) karena masih penasaran dengan rawatan induk maka didaulatlah induknya untuk menjaga anaknya...namun nasib berkata lain setelah hari keempat diasuh induknya..anak ayam yang semula 10 ekor berguguran satu persatu... hingga tersisa 7 ekor yang langsung saya taruh di box dengan alas kertas koran dan dipanasi dengan lampu. Cara pemberian pakan dan minum sama seperti pada tetasan pertama. Dari ketujuh sisa anak ayam itu pada usia 1 blnan ada 1 ekor yang lain daripada yang lain...yaitu tumbuh kerdil... mulanya saya kira ini adalah karena faktor genetis, namun setelah saya amati ternyata saya temukan keganjilan pada anak ayam tersebut dan saya bandingkan dengan anak ayam betina tetasan ke 2 yang kerdil...ternyata dinding perut sebelah bawah kloaka anak-anak ayam tersebut membiru..lebam... saya amati saudara-saudara setetasannya yang lain...ada 3 ekor yang mengalami gejala yang sama...

- Pada tetasan ke empat 1 minggu yang lalu, setelah menetas anak ayam langsung saya taruh box dan saya perlakukan sama seperti kakak-kakaknya ketika masih dalam box. Dari 10 anak ayam yang menetas setelah saya amati ternyata ada 7 ekor yang dinding perut ( yang berpusat di bekas placenta (udel) anak ayam) di bawah kloakanya membiru....

Keempat tetasan itu berasal dari pacek dan babon yang sama.

Saya bingung apakah ada yang salah dengan cara pemeliharaan saya..ataukah ini karena terserang penyakit..... akhirnya iseng saya coba ke sebuah peternakan ayam Bangkok di kota saya...setelah memelas akhirnya saya diperkenankan memboyong 1 ekor anak ayam yang saya pilih.. saya sengaja memilih anak ayam yang paling kecil... ternyata kejadian yang dialami sebagian ayam saya juga dialami oleh ayam yang saya beli...kerdil...perutnya juga membiru.... akhirnya saya mengambil kesimpulan sementara ini mungkin karena penyakit...namun saya tak tahu ini penyakit apa.... dan bagaimana pencegahan dan penanggulangannya...

Hmm,..
Kalo saya membaca ceritanya,...
Mungkin ini mirip dengan DOC yang ada di rumah... (mungkin lho)..
Saya coba untuk membantu menganalisa mas,.. (lha wong saya juga gak tahu persis barangnya he.he.he) tapi mudah-mudahan bisa membantu.

Di rumah juga ada,.. tapi saya gak yakin, apakah biru tersebut layak disebut 'lebam' karena konotasi 'lebam' itu habis terkena benturan.
Yang ada warnanya agak kehitaman dan memang posisinya persis,. daerah plasenta.

Setahu saya, DOC pada saat netas, dia masih membawa sedikit 'cadangan' makanan dari telurnya sono,...
Bisa jadi itu adalah kotoran yang belum dikeluarkan (jadi tai ayam), namun karena dinding perutnya tipis dan agak transparan jadi dari luar kelihatan seperti biru / lebam.
Kemungkinan lain adalah : terkena penyakit (aku gak tahu persis apa penyakitnya, yang pasti dia bisa mempengaruhi kinerja pencernaan) sehingga kotorannya gak normal warna hitam/biru

CMIIW.

Vianney Feri wrote:Saya seorang pemula yang sedang belajar berternak ayam, dalam pengalaman saya di 3 kali tetasan selalu saya dapati adanya lebam di bagian bawah kloaka (perut) pada beberapa anak ayam di usia dini (saya mengetahui adanya lebam pada hari ke-5 setelah menetas), nafsu makan tetap rakus namun pertumbuhan sangat tertinggal jika dibandingkan dengan saudara setetasannya (kerdil).
Adakah rekan yang dapat berbagi informasi mengapa perut ayam membiru (lebam di bawah kulit) dan bagaimana pencegahan/pengobatannya...

Terimakasih.

Di daerah tertentu justru warna biru seperti lebam pada DOC tersebut dijadikan patokan untuk mencirikan jenis kelamin ayam, kalo tidak salah yang bawah badannya ada tembong membiru nantinya akan jadi ayam jantan..................

Salam

Kalau anak ayamnya masih kelihatan sehat, makan minum normal kayaknya ga apa-apa mas
punya saya juga begitu.