Pengalaman Beli Telur Tetas

sigombak wrote:Karena terkendala pengiriman, saya memilih beli telur ayam dr pd beli ayam...

Beberapa kali mengajukan penawaran ke peternak2 senior di Papaji, mereka selalu menolak menjual dan mengirimkan telur. Rata2 mereka menjelaskan, resiko telur tidak menetas sangat tinggi. Tp karena ingin memiliki ayam dr senior2 papaji, saya jd tambah penasaran.

Akhirnya, kesempatan itu datang. Lewat sebuah proses lelang, saya dapatkan 14 telur tetas. Pengiriman lewat TIKI. Total saya mengeluarkan uang Rp 440 ribu untuk telur itu. Senin telur dikirim, kamis pagi sudah datang. Utuh, tidak ada yg pecah dlm kardus telur dibalut tisu, koran dan voor.

Begitu telur ditangan, langsung saya eramkan pada babon yg kebetulan sedang ngeram. Babon ini terbukti bagus dlm mengeram. Dia biasa bertelur 14-15 butir dan sering menetas semua atau minimal hanya 1 yg gagal menetas.

Namun setelah menunggu 3 minggu, tidak satupun telur yg menetas. Akhirnya, saya coba teropong telur dg senter, terlihat warna telur tetap terang. Tidak ada tanda2 kehidupan dlm 14 telur itu. Saya simpulkan telur telah gagal.

Saya tidak tahu sebabnya. Dr baca2 di Papaji, diketahui penyebab telur tidak menetas karena:

1. Telur tidak dibuahi.
2. Ngeram terganggu babon lain. (ini tdk mungkin, karena babon saya mengeram pada kandang tersendiri terpisah dr yg lain).
3. Goncangan. (bisa saja dlm pengiriman terjadi goncangan.
4. Suhu penyimpanan telur telalu panas/dingin sebelum dierami.
5. Masa penyimpanan yg lebih dr 14 hari sebelum dierami.

Skrg, saya percaya kata senior2 sebelumnya... Beli telur, resiko gagal tetas sangat tinggi...

Smg pengalaman ini bermanfaat buat yg ingin membeli telur...

jaghana wrote:Jaghana & Francesco dari Italy..utusan teman2 grup pemain ayam di italy : Tom Rizzo dan Stefano..
datang untuk membeli telur2 ayam kita..pokoknya eropa kita jrooootttt dah...ekekekkee..

jaghana wrote:Stefano Granery melaporkan bahwa telur2 sudah sampai dirumahnya dengan selamat dan tidak ada yang pecah setelah menempuh perjalanan jauuuuuuhhhh buanget.

semoga telur2 ini banyak yang menetas...hidup...dan NGEJROOOOTTTT di italy...eekekkekekeee,,

jaghana wrote:info terbaru dari Toryno Italia.
ternyata burma 1 ekor ada menetas...jadi total 6 ekor yg menetas.
4 ekor superlock, 1 viet, 1 burma.
hmm..kira2 bisa bahasa indonesia gak ya?..ekekekkekeke..mudah2an lebaran tahun dpn bisa mudik nengokin bapak n emaknya di kandange mas ary..ekekekkekeke..


kayanya 4 ekor jantan nih...

jaghana wrote:laporan dari toryno italia...
perkembangan anak ayam papaji

AyamUruk wrote:Kasian sekali abang ini...
Bang...
Telur waktu datang pertama kali sempat diterawang ndak ?
Klo telur tidak ada titiknya sama sekali berarti telur emang sejak pertama kali tidak dibuahi tuh...
Jangan2 telur uda dr sononya kopong trus makanya dijual ya ? Semoga aja si Penjual ndak punya fikiran seperti itu.

Klo mau ambil sendiri datang ke kandang akan kukasih GRATIS (karena sy cm hobi n bukan pedagang) oleh2 Sepasang Dere n Lancur milih sendiri di Kandang.

Salam Guyub...

Anzirk wrote:Terima kasih bang telah share pengalamannya...
Semoga hal2 seperti yg mas alami tidak terulang lagi...
Amin..

david_armanto wrote:Terima kasih atas sharingnya..

edham wrote:info bagus mas--!

Jj_kun wrote:Info bagus Bang...
Klo beli ayam langsung mungkin berat diongkirnyo yo bang...

conflict wrote:thanks atas masukannya om..

acay wrote:mohon maaf sebelumnya sy hanya mencoba menyajikan informasi secara berimbang saja

AyamUruk wrote:Kasian sekali abang ini...
Bang...
Telur waktu datang pertama kali sempat diterawang ndak ?
Klo telur tidak ada titiknya sama sekali berarti telur emang sejak pertama kali tidak dibuahi tuh...
Jangan2 telur uda dr sononya kopong trus makanya dijual ya ? Semoga aja si Penjual ndak punya fikiran seperti itu.

Klo mau ambil sendiri datang ke kandang akan kukasih GRATIS (karena sy cm hobi n bukan pedagang) oleh2 Sepasang Dere n Lancur milih sendiri di Kandang.

Salam Guyub...

sigombak wrote:

acay wrote:mohon maaf sebelumnya sy hanya mencoba menyajikan informasi secara berimbang saja

waduh mas Acay krg menyimak...
Kalau yg ke Italy itu telur dibawa sendiri, bukan dikirim.. Tentu dijaga dg baik, beda dg melalui jasa pengiriman... Kalau saya ke Jakarta, ngapain jg repot2 beli telur. Mending ayamnya yg dibawa seperti waktu ambil beberapa ekor ayam Kang Azis beberapa bln lalu.

Waktu saya tersita untuk kerja untuk cari makan mas, jd gak bisa mencari langsung ke kandang senior...

Mungkin lain waktu saat liburan, saya bisa datangi kandang senior2. Apalagi kalau bawa mobil sendiri, bisa mampir di setiap kandang senior2...

acay wrote:
ini salah satu contoh pembelian/pengiriman yg berhasil...

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

rickycinere wrote:

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

jangan nyindir saya bang... he.. he... he... (soalnya, ..saya masih terus panasaran)

mau share pengalaman aja :
dikirim telur dari San Francisco USA 10 butir (tidak netas)
dikirim dari Bangkok Thailand 8 butir (netas 3)
kirim ke Pangkal Pinang 8 butir, pecah 2, netas 3
kirim ke Manado 10 butir, netas 2
kirim ke Jambi 14 butir, (tidak netas)
kirim ke Bau-bau 9 butir (belum ada berita)...

Tapi kalau saya, masih tetap panasaran... (baik dikirim dan mengirim)....

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

rickycinere wrote:

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

jangan nyindir saya bang... he.. he... he... (soalnya, ..saya masih terus panasaran)

mau share pengalaman aja :
dikirim telur dari San Francisco USA 10 butir (tidak netas)
dikirim dari Bangkok Thailand 8 butir (netas 3)
kirim ke Pangkal Pinang 8 butir, pecah 2, netas 3
kirim ke Manado 10 butir, netas 2
kirim ke Jambi 14 butir, (tidak netas)
kirim ke Bau-bau 9 butir (belum ada berita)...

Tapi kalau saya, masih tetap panasaran... (baik dikirim dan mengirim)....

sigombak wrote:

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

kalau ada yg netas, walau cm seekor, pasti penasaran... Tp karena nihil, rasa penasaran jd hilang.. Mungkin daerah saya tdk cocok untuk pengiriman telur.

Tp saya tetap msh penasaran dg ayam2 senior Papaji, tp dg cara lain mendapatkannya.. Nunggu waktu luang dan ngumpuli dana untuk dtg lgsung ke kandang senior2...

rickycinere wrote:

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

jangan nyindir saya bang... he.. he... he... (soalnya, ..saya masih terus panasaran)

Tapi kalau saya, masih tetap panasaran... (baik dikirim dan mengirim)....

Sanggup beli, berarti sanggup menerima resiko...

sigombak wrote:Karena terkendala pengiriman, saya memilih beli telur ayam dr pd beli ayam...

Beberapa kali mengajukan penawaran ke peternak2 senior di Papaji, mereka selalu menolak menjual dan mengirimkan telur. Rata2 mereka menjelaskan, resiko telur tidak menetas sangat tinggi. Tp karena ingin memiliki ayam dr senior2 papaji, saya jd tambah penasaran.

Akhirnya, kesempatan itu datang. Lewat sebuah proses lelang, saya dapatkan 14 telur tetas. Pengiriman lewat TIKI. Total saya mengeluarkan uang Rp 440 ribu untuk telur itu. Senin telur dikirim, kamis pagi sudah datang. Utuh, tidak ada yg pecah dlm kardus telur dibalut tisu, koran dan voor.

Begitu telur ditangan, langsung saya eramkan pada babon yg kebetulan sedang ngeram. Babon ini terbukti bagus dlm mengeram. Dia biasa bertelur 14-15 butir dan sering menetas semua atau minimal hanya 1 yg gagal menetas.

Namun setelah menunggu 3 minggu, tidak satupun telur yg menetas. Akhirnya, saya coba teropong telur dg senter, terlihat warna telur tetap terang. Tidak ada tanda2 kehidupan dlm 14 telur itu. Saya simpulkan telur telah gagal.

Saya tidak tahu sebabnya. Dr baca2 di Papaji, diketahui penyebab telur tidak menetas karena:

1. Telur tidak dibuahi.
2. Ngeram terganggu babon lain. (ini tdk mungkin, karena babon saya mengeram pada kandang tersendiri terpisah dr yg lain).
3. Goncangan. (bisa saja dlm pengiriman terjadi goncangan.
4. Suhu penyimpanan telur telalu panas/dingin sebelum dierami.
5. Masa penyimpanan yg lebih dr 14 hari sebelum dierami.

Skrg, saya percaya kata senior2 sebelumnya... Beli telur, resiko gagal tetas sangat tinggi...

Smg pengalaman ini bermanfaat buat yg ingin membeli telur...

rickycinere wrote:

Jagonantang wrote:kalau masih penasaran, nggak ada salahnya dicoba lagi bos,.....

jangan nyindir saya bang... he.. he... he... (soalnya, ..saya masih terus panasaran)

mau share pengalaman aja :
dikirim telur dari San Francisco USA 10 butir (tidak netas)
dikirim dari Bangkok Thailand 8 butir (netas 3)
kirim ke Pangkal Pinang 8 butir, pecah 2, netas 3
kirim ke Manado 10 butir, netas 2
kirim ke Jambi 14 butir, (tidak netas)
kirim ke Bau-bau 9 butir (belum ada berita)...

Tapi kalau saya, masih tetap panasaran... (baik dikirim dan mengirim)....