Re: MISTERI KAKI AYAM LAGA

coki Sat 23 Jun 2012, 11:39

Oke deh juga.................................
Sayang saya Bukan Seorang PETINJU.

Dari Jaman RAJA-RAJA JAWA dulu dari yang Pertama RAJA MULAWARMAN.
Katuranggan sudah Ada...........
Bukan Baru-baru abad 18 kok...?
OK''

Administrator Sat 23 Jun 2012, 11:44

coki wrote:Dari Jaman RAJA-RAJA JAWA dulu dari yang Pertama RAJA MULAWARMAN.
Katuranggan sudah Ada...........
Bukan Baru-baru abad 18 kok...?
OK''

Betul mas...
Tapi ini abad 21 lho.
Apakah teknologi peninggalan abad jaman dulu tsb masih bisa diterapkan?
Sy ga tau.
hehehe...

Buat yg percaya katuranggan, silakan diikuti.
Yg tidak percaya, boleh2 saja.
Smile

Administrator Sat 23 Jun 2012, 11:45

coki wrote:Oke deh juga.................................
Sayang saya Bukan Seorang PETINJU.

Nah, itulah sebabnya.
Seseorang itu petinju atau bukan, atau seekor ayam itu petarung atau bukan, tidak dilihat dari sisik kakinya kan?
Ayam kampung ada juga yg sisiknya terlihat istimewa. Tapi soal layak ditarungkan atau tidak, ini bukan dilihat dari sisiknya lagi. Ada hal lain yg jauh lebih penting yg harus dipertimbangkan.
Wink

sugiarto Sat 23 Jun 2012, 11:51

Administrator wrote:
coki wrote:
Yah salah kalo Bang Admin Punya pandangan seperti itu.....
Wong saya bukan PETINJU kok !

Begitu juga ayam...............................
Jangan Ayam Kampung atau semua Ayam di Luar Bangkok/Birma/Vietnam/Pakoe yang Bang Admin Pakai sebagai Sampel. Begitu juga Ayam di Luar Bangkok/Birma/Vietnam/Pakoe Kita Baca Kakinya Bang Admin sebagai Sampel.....
OK''
Oke deh...

Pandangan sy sih tetap ga berubah.
Maaf nih, sedikit berbeda.
Kalau sy, sisik kaki itu pilihan terakhir.
Dipakai bila ada 2 ekor ayam yg memiliki kualitas sama bagusnya.
Maka sy pilih yg katuranggannya terbaik.

Sebaliknya, sebagus apapun katuranggan, kalau di tes abar ternyata jelek, ya ga akan sy pilih.

Termasuk seandainya bang coki katuranggannya bagus,
Ternyata di tes gebrak jelek, ya ga sy pilih.
hahaha...

saya setuju bang admin. sorry bang coki ya....
tapi bang coki maksudnya benar juga pak.
kadang ada ayam di gebrak bagus hampir musuhnya 1 - 2 air tidak akan kuat menerima pukulan ayam tersebut. tapi di taruhi isinya bunuh ( droo) dan kalah. itu juga ada ( orang menyebut ayam dagangan ).
( di primbon yang di sebutkan musuh medhot banyon ) artinya musuh kalah setelah di airi.
apakah pak ari admin percaya dengan primbon seperti itu????
catatan hasil gebrak bagus, hampir memenuhi kriteria ayam ideal....

coki Sat 23 Jun 2012, 11:59

Petinju = Ayam Aduan (Bangkok/Birma/Vietnam/Pakoe)
Bukan Petinju = Ayam Kampung
Bang Admin salah Ambil SAMPEL.....

Kesimpulan :
1) Bang Admin percaya Katurangga Sebagai evaluasi Tahap ter-Akhir.
2) Sebagai Evaluasi Tahap Pertama. Bang Admin lebih percaya Rabaan dari Tulangan, Otot dll.
3) Sebagai Evaluasi Tahap Kedua, Bang Admin lebih percaya Ayam Harus di lihat dulu kinerja, berarti
Ayam Harus di TES.
OK''

Administrator Sat 23 Jun 2012, 12:03

coki wrote:Kesimpulan :
1) Bang Admin percaya Katurangga Sebagai evaluasi Tahap ter-Akhir.
2) Sebagai Evaluasi Tahap Pertama. Bang Admin lebih percaya Rabaan dari Tulangan, Otot dll.
3) Sebagai Evaluasi Tahap Kedua, Bang Admin lebih percaya Ayam Harus di lihat dulu kinerja, berarti
Ayam Harus di TES.
OK''

Betulll...
Tapi yg nomor 2 dan 3 urutannya bisa terbalik.
Bisa saja tulangan/rabaan biasa saja, tapi kinerja oke banget.
Ini jadi bahan pertimbangan juga buat saya.

Administrator Sat 23 Jun 2012, 12:07

sugiarto wrote:saya setuju bang admin. sorry bang coki ya....
tapi bang coki maksudnya benar juga pak.
kadang ada ayam di gebrak bagus hampir musuhnya 1 - 2 air tidak akan kuat menerima pukulan ayam tersebut. tapi di taruhi isinya bunuh ( droo) dan kalah. itu juga ada ( orang menyebut ayam dagangan ).
( di primbon yang di sebutkan musuh medhot banyon ) artinya musuh kalah setelah di airi.
apakah pak ari admin percaya dengan primbon seperti itu????
catatan hasil gebrak bagus, hampir memenuhi kriteria ayam ideal....

Maaf, sy tidak percaya.

Kalo soal kekalahan, ini menyangkut kemampuan seseorang menganalisa kekurangan ayam, kenapa bisa kalah?
Ada yg menyalahkan katuranggan/primbon, ada yg menyalahkan tandingan, ada yg menyalahkan rawatan, ada juga yg menyalahkan kualitas ayam.

Kalau sy pribadi, tidak pernah menyalahkan katuranggan ketika ayam kalah. Lha, mereka yg katanya jagoan primbon dan katuranggan aja pernah kalah koq.
hehehe...

Introspeksi saja pada rawatan, tandingan dan kualitas ayamnya.
Kalau kualitas sudah bagus, tandingan oke, rawatan sempurna, masih kalah juga, kita harus legowo mengakui bahwa kualitas musuh lebih baik dan belajar lagi pilih ayam bagus.
Smile

sugiarto Sat 23 Jun 2012, 12:21

[/quote]

Maaf, sy tidak percaya.

Kalo soal kekalahan, ini menyangkut kemampuan seseorang menganalisa kekurangan ayam, kenapa bisa kalah?
Ada yg menyalahkan katuranggan/primbon, ada yg menyalahkan tandingan, ada yg menyalahkan rawatan, ada juga yg menyalahkan kualitas ayam.

Kalau sy pribadi, tidak pernah menyalahkan katuranggan ketika ayam kalah. Lha, mereka yg katanya jagoan primbon dan katuranggan aja pernah kalah koq.
hehehe...

Introspeksi saja pada rawatan, tandingan dan kualitas ayamnya.
Kalau kualitas sudah bagus, tandingan oke, rawatan sempurna, masih kalah juga, kita harus legowo mengakui bahwa kualitas musuh lebih baik dan belajar lagi pilih ayam bagus.
Smile

[/quote]
terima kasih bang atas infonya yang berharga ini ....
sy harus mencari lagi dan menganalissa lagi tentang adu ayam ini.....
saya senang sekali di balas pertanyaan saya.

Kadirvanhoten Sat 23 Jun 2012, 12:23

Kadang kita suka sukar membedakan antara westernisasi dan modernisasi...coba dikaitkan dengan hoby ayam laga sebagai warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan sebagai tujuan PAPAJI...Budaya=budi dan daya...Katuranggan ? Ayam lokal ? Etika tanding sosial? Filosofi spriritual dalam kehidupan ketimuran?...???...Logika berpikir? Ayam import? Liberal individual etik? Kompetisi kekuatan dan kekuasaan?................................................................................................. Crying or Very sad

Sudah merdekakah pribadi kita...? Teringat nasehat orang tua : Sugih tanpo bondo, ngluruk tanpo bala, menang tan ngasorake.....Aja adigang, adigung, adiguno.....
Klo ndak da kaitan dengan kaki dan sisik...mohon dimaafkan.....Semoga cermat membacanya......

Andi Babe Sat 23 Jun 2012, 14:01

Ikut nyimak aja dulu lanjut Smile

JuTar Sun 24 Jun 2012, 01:02

Andi Babe wrote:Ikut nyimak aja dulu lanjut

Andi Babe Tue 26 Jun 2012, 00:08

JuTar wrote:
Andi Babe wrote:Ikut nyimak aja dulu lanjut

Sangkin banyak yang komen jadi bingung ya mas.........lanjut salam hobby Smile

rayhanfz Sat 07 Jul 2012, 22:22

misi para senior, saya mau bertanya..

MISTERI KAKI AYAM LAGA - Page 4 Scaled.php?server=337&filename=07072012378

klo sisik seperti gambar ayam saya diatas ..itu kira2 kenapa ya..?

Andi Babe Tue 10 Jul 2012, 11:52

Kalau dilihat ni ayam sisisknya ubet cocok tidak berjalu juga pastinya pukul keras,silakan yang
Lain dikomen salam hobby Smile

BangkokF1 Tue 10 Jul 2012, 14:56

saya tidak tau sisik pa yang bagus scratch

........... jadi nyimak ja deh.. study

rayhanfz Tue 10 Jul 2012, 19:46

Andi Babe wrote:Kalau dilihat ni ayam sisisknya ubet cocok tidak berjalu juga pastinya pukul keras,silakan yang
Lain dikomen salam hobby

itu bukan penyakit ya mas....

makasih mas atas pencerahannya.

Andi Babe Tue 10 Jul 2012, 23:52

rayhanfz wrote:
Andi Babe wrote:Kalau dilihat ni ayam sisisknya ubet cocok tidak berjalu juga pastinya pukul keras,silakan yang
Lain dikomen salam hobby

itu bukan penyakit ya mas....

makasih mas atas pencerahannya.

Sama2 mas mantap ayamnya tuh salam hobby Smile

rayhanfz Fri 13 Jul 2012, 10:25

Andi Babe wrote:
rayhanfz wrote:
Andi Babe wrote:Kalau dilihat ni ayam sisisknya ubet cocok tidak berjalu juga pastinya pukul keras,silakan yang
Lain dikomen salam hobby

itu bukan penyakit ya mas....

makasih mas atas pencerahannya.
Sama2 mas mantap ayamnya tuh salam hobby

untuk ayam seperti itu apa ada perawatan khusus g mas....maklum nih baru punya ayam..?

makasih mas atas responnya.

henz Fri 13 Jul 2012, 22:48

Kadirvanhoten wrote:Kadang kita suka sukar membedakan antara westernisasi dan modernisasi...coba dikaitkan dengan hoby ayam laga sebagai warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan sebagai tujuan PAPAJI...Budaya=budi dan daya...Katuranggan ? Ayam lokal ? Etika tanding sosial? Filosofi spriritual dalam kehidupan ketimuran?...???...Logika berpikir? Ayam import? Liberal individual etik? Kompetisi kekuatan dan kekuasaan?.................................................................................................
Sudah merdekakah pribadi kita...? Teringat nasehat orang tua : Sugih tanpo bondo, ngluruk tanpo bala, menang tan ngasorake.....Aja adigang, adigung, adiguno.....
Klo ndak da kaitan dengan kaki dan sisik...mohon dimaafkan.....Semoga cermat membacanya......

Mas Kadir Van basten, yg tulisannya saya bold apa artinya ?
maklum ngga ngerti bahasa jawa.........

Kadirvanhoten Sat 14 Jul 2012, 11:28

Mohon maaf sebelumnya, hanya dapat mencoba menjawab dengan terjemahan bebas...

"Manusia dengan jati diri yang sebenarnya (bukan seorang plagiat/pencitraan) yang hidup dengan tidak merasa kekurangan suatu apapun, walau tidak memiliki harta dunia yang berlebih (sederhana), yang terbiasa untuk maju paling depan dalam menghadapi segala tantangan suatu permasalahan tentang keduniawian dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri tanpa mengandalkan kemampuan pribadi/orang/bangsa lain, apalagi sampai bergantung penuh dan membawanya dengan sengaja, sementara kemampuan dan kekuatan pribadinya sengaja ditinggalkan dan bahkan direndahkan, dan bila dengan kemampuan pribadinya sendiri mampu untuk mengalahkan atau lebih unggul dari kemampuan orang lain, sekali-kali tidak akan merendahkan orang lain/ lawannya, akan tetapi justru merangkulnya untuk mengingatkan dan mengajak kembali kepada kebenaran..."
"Dalam menjalani kehidupan duniawinya, selalu dengan perasaan dan pembawaan merendah namun tegas, mengingatkan tanpa menggurui terhadap jalan yang keliru, walau mempunyai ilmu lebih, namun selalu tidak merasa paling pintar, paling benar, paling berguna, paling bisa dan paling berkuasa...Pantang untuk menjadi orang yang sombong, apalagi dengan kemampuan materi duniawi yang masih sedikit, namun seolah-olah sudah tahu dan mampu/bisa segala-galanya"
"Pada inti dan pokok sebenarnya, filosofi hidup orang Jawa itu sebenarnya mencakup semua aspek dan seluruh tingkatan alam, dengan muara terakhir (pungkasan) adalah Sang Maha Kuasa, yang bahasa mudahnya adalah hidup bertasawuf"

Nb : Merasa malu sendiri karena sebagai orang Jawa merasa telah hilang "Ke Jawaan nya" Crying or Very sad

sugiarto Sat 14 Jul 2012, 11:41

Kadirvanhoten wrote:Mohon maaf sebelumnya, hanya dapat mencoba menjawab dengan terjemahan bebas...

"Manusia dengan jati diri yang sebenarnya (bukan seorang plagiat/pencitraan) yang hidup dengan tidak merasa kekurangan suatu apapun, walau tidak memiliki harta dunia yang berlebih (sederhana), yang terbiasa untuk maju paling depan dalam menghadapi segala tantangan suatu permasalahan tentang keduniawian dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri tanpa mengandalkan kemampuan pribadi/orang/bangsa lain, apalagi sampai bergantung penuh dan membawanya dengan sengaja, sementara kemampuan dan kekuatan pribadinya sengaja ditinggalkan dan bahkan direndahkan, dan bila dengan kemampuan pribadinya sendiri mampu untuk mengalahkan atau lebih unggul dari kemampuan orang lain, sekali-kali tidak akan merendahkan orang lain/ lawannya, akan tetapi justru merangkulnya untuk mengingatkan dan mengajak kembali kepada kebenaran..."
"Dalam menjalani kehidupan duniawinya, selalu dengan perasaan dan pembawaan merendah namun tegas, mengingatkan tanpa menggurui terhadap jalan yang keliru, walau mempunyai ilmu lebih, namun selalu tidak merasa paling pintar, paling benar, paling berguna, paling bisa dan paling berkuasa...Pantang untuk menjadi orang yang sombong, apalagi dengan kemampuan materi duniawi yang masih sedikit, namun seolah-olah sudah tahu dan mampu/bisa segala-galanya"
"Pada inti dan pokok sebenarnya, filosofi hidup orang Jawa itu sebenarnya mencakup semua aspek dan seluruh tingkatan alam, dengan muara terakhir (pungkasan) adalah Sang Maha Kuasa, yang bahasa mudahnya adalah hidup bertasawuf"

Nb : Merasa malu sendiri karena sebagai orang Jawa merasa telah hilang "Ke Jawaan nya"

mantap penjelasanya , koe wong semarang nang kono pancene kota dalang hehehe....
wong semarang menggambarkan sosok semar hehehe....( ojo gawe semar mesem lho yo ).

Andi Babe Mon 16 Jul 2012, 20:34

Kadirvanhoten wrote:Mohon maaf sebelumnya, hanya dapat mencoba menjawab dengan terjemahan bebas...

"Manusia dengan jati diri yang sebenarnya (bukan seorang plagiat/pencitraan) yang hidup dengan tidak merasa kekurangan suatu apapun, walau tidak memiliki harta dunia yang berlebih (sederhana), yang terbiasa untuk maju paling depan dalam menghadapi segala tantangan suatu permasalahan tentang keduniawian dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri tanpa mengandalkan kemampuan pribadi/orang/bangsa lain, apalagi sampai bergantung penuh dan membawanya dengan sengaja, sementara kemampuan dan kekuatan pribadinya sengaja ditinggalkan dan bahkan direndahkan, dan bila dengan kemampuan pribadinya sendiri mampu untuk mengalahkan atau lebih unggul dari kemampuan orang lain, sekali-kali tidak akan merendahkan orang lain/ lawannya, akan tetapi justru merangkulnya untuk mengingatkan dan mengajak kembali kepada kebenaran..."
"Dalam menjalani kehidupan duniawinya, selalu dengan perasaan dan pembawaan merendah namun tegas, mengingatkan tanpa menggurui terhadap jalan yang keliru, walau mempunyai ilmu lebih, namun selalu tidak merasa paling pintar, paling benar, paling berguna, paling bisa dan paling berkuasa...Pantang untuk menjadi orang yang sombong, apalagi dengan kemampuan materi duniawi yang masih sedikit, namun seolah-olah sudah tahu dan mampu/bisa segala-galanya"
"Pada inti dan pokok sebenarnya, filosofi hidup orang Jawa itu sebenarnya mencakup semua aspek dan seluruh tingkatan alam, dengan muara terakhir (pungkasan) adalah Sang Maha Kuasa, yang bahasa mudahnya adalah hidup bertasawuf"

Nb : Merasa malu sendiri karena sebagai orang Jawa merasa telah hilang "Ke Jawaan nya"

Di thailand pun masih dipakai cara seperti ini menerawang kaki n sisiknya GANOI salam hobby Smile

Andi Babe Thu 26 Jul 2012, 04:51

Dizaman sekarang pun masih ada yang melihat ayam dari kaki n sisiknya salam hobby alien

koco Thu 26 Jul 2012, 15:22

klo aku liat ayam dr kakinya dulu...... begitu juga klo lihat cewek...... kakinya dulu.......pissssss salam ramadhan

Andi Babe Thu 26 Jul 2012, 16:21

koco wrote:klo aku liat ayam dr kakinya dulu...... begitu juga klo lihat cewek...... kakinya dulu.......pissssss salam ramadhan

Wah kalau cewek dari mata turun ke hati mas,baru turun ke mana hahahahahh Very Happy

Sponsored content