Ayam sabung pisau

Tanya ahh...

Semisal, dgn ukuran ayam yg sama, dgn taji alami (tanpa pisau), mana yg lebih unggul antara ayam pisau dgn ayam adu biasa?

Konon katanya, ayam pisau cara memukulnya berbeda dgn ayam aduan biasa.
- Ayam pisau (umumnya philipine) kakinya memukul dgn bergerak seperti kita menabuh genderang (kaki kiri dan kanan bergantian naik turun). Maka dalam sekali lompatan, bisa banyak sekali pukulan yg terlontar.
- Sementara ayam aduan biasa (bangkok) kakinya bergerak seperti menggunting (silang/menjepit). Maka dalam sekali lompatan, biasanya cuma satu pukulan yg terlontar.
Apa benar ??

Administrator wrote:Tanya ahh...

Semisal, dgn ukuran ayam yg sama, dgn taji alami (tanpa pisau), mana yg lebih unggul antara ayam pisau dgn ayam adu biasa?

Konon katanya, ayam pisau cara memukulnya berbeda dgn ayam aduan biasa.
- Ayam pisau (umumnya philipine) kakinya memukul dgn bergerak seperti kita menabuh genderang (kaki kiri dan kanan bergantian naik turun). Maka dalam sekali lompatan, bisa banyak sekali pukulan yg terlontar.
- Sementara ayam aduan biasa (bangkok) kakinya bergerak seperti menggunting (silang/menjepit). Maka dalam sekali lompatan, biasanya cuma satu pukulan yg terlontar.
Apa benar ??

lha kalo sampe 4 air lebih manteb pegang ayam adu yg biasanya aja,ayam philipine bagusnya pd saat abaran aja,kalo g bs ngenai telak dlm 4-5menit,apa g rontok tuh si ayam terbang.

LQ wrote:

Administrator wrote:Tanya ahh...

Semisal, dgn ukuran ayam yg sama, dgn taji alami (tanpa pisau), mana yg lebih unggul antara ayam pisau dgn ayam adu biasa?

Konon katanya, ayam pisau cara memukulnya berbeda dgn ayam aduan biasa.
- Ayam pisau (umumnya philipine) kakinya memukul dgn bergerak seperti kita menabuh genderang (kaki kiri dan kanan bergantian naik turun). Maka dalam sekali lompatan, bisa banyak sekali pukulan yg terlontar.
- Sementara ayam aduan biasa (bangkok) kakinya bergerak seperti menggunting (silang/menjepit). Maka dalam sekali lompatan, biasanya cuma satu pukulan yg terlontar.
Apa benar ??

lha kalo sampe 4 air lebih manteb pegang ayam adu yg biasanya aja,ayam philipine bagusnya pd saat abaran aja,kalo g bs ngenai telak dlm 4-5menit,apa g rontok tuh si ayam terbang.

mana yang menang itu tergantung dari fisik dan pukulan ayam itu sendiri, saya pernah mengadu ayam kampung milik saya dengan ayam bangkok om saya dengan ukuran yang sama katanya ayam bangkoknya mau turun gelanggang. Dari air 1 dan 2 bangkok menguasai pertarungan, Pada saat air ke 3 si bangkok sudah mulai main jepit kalungi, tapi si kampung gak mau dikalungi dia terus membawa ayam bangkok tersebut lari berputar 360 derajat setelah terlepas dari kalungan bangkok si kampung mulai melepaskan pukulan. pada saat masuk airan ke 4 dimenit-menit awal si bangkok menyerah karena tidak memiliki pukulan (fisik lemah), padahal ayam kampung saya itu gak pernah dirawat dan tidak pernah dikandang dari kecil.

Itu jenis pukulan ayam adu pisau pada umumnya, menabuh genderang ditempat kami disebut mesin jahit. tidak semua ayam jenis adu pisau memiliki pukulan seperti itu.

ayam bangkok juga tidak semuanya memiliki pukulan seperti itu ( menggunting ), pukulan seperti tabuh genderang juga ada.

tidak hanya ayam philipine yang adu pisau ayam kampung dan bangkok juga digunakan karena jenis pukulan yang berbeda itu pula yang menjadi keistimewaannya. seperti pengalaman saya, jika pada saat adu pisau ada yang mengeluarkan ayam philipine, saya akan sorong pakai ayam kampung, jika ada yang mengeluarkan ayam kampung, saya sorong pakai bangkok. jika ada yang mengeluarkan ayam bangkok saya sorong pakai philipine (dengan catatan gandengan sama untuk semua ayam).

Menurut pengalaman saya juga ayam philipine emang gak tahan diadu lama karena ayam tersebut cepat lelah, maksimal 35 menit. Tapi jika dalam waktu tersebut dia mampu melepaskan pukulan tepat sasaran kemungkinan akan menang juga. (tidak mampunya dalam artian fisik kalau mental philipine memiliki mental yang kuat dalam bertarung).

maaf kalau ada yang salah ini hanya pengalaman aja.

salam PAPAJI,
Salam Ulunt Benuaq Kubar

Administrator wrote:Tanya ahh...

Semisal, dgn ukuran ayam yg sama, dgn taji alami (tanpa pisau), mana yg lebih unggul antara ayam pisau dgn ayam adu biasa?

Konon katanya, ayam pisau cara memukulnya berbeda dgn ayam aduan biasa.
- Ayam pisau (umumnya philipine) kakinya memukul dgn bergerak seperti kita menabuh genderang (kaki kiri dan kanan bergantian naik turun). Maka dalam sekali lompatan, bisa banyak sekali pukulan yg terlontar.
- Sementara ayam aduan biasa (bangkok) kakinya bergerak seperti menggunting (silang/menjepit). Maka dalam sekali lompatan, biasanya cuma satu pukulan yg terlontar.
Apa benar ??

menurut saya tergantung si ayam masing-masing. belum tentu ayam filiphina menpunyai pukulan bertubi-tubi walaupun umumnya memang seperti itu. dan belum tentu pula ayam aduan bangkok memiliki pukulan menggunting. kecenderungan dalam pengamatan saya, dalam abaran tidak jarang ayam filiphina yang punya pukulan & speed kencang kalau dipertemukan dengan ayam kampung atau bangkok seperti "dipaksa" mengikuti gaya tarung si ayam bangkok & kampung. pukulan bertubi-tubinya nggak keluar. di kalangan pun sering kejadian seperti itu, walaupun tidak semuanya.
kalau ditanya siapa yang menang, saya juga agak bingung karena di daerah sya ( bali ) kalau abar ayam tidak pernah lama. paling2 1-2 menit cukup.
untuk sekedar info, di bali sebelum trend ayam filiphine dulu ( sekitar th.90-an) juga sempet ngetren lho ayam bangkok. malah sempat merajai (tetep pakai taji pisau). sekarang juga banyak para peternak lokal bali yang menyilangkan trah bangkok dan filiphina kok. hasilnya: body besar & tinngi, pukulan keras seperti bangkok, muka,ekor, bulu, sayap, kecepatan, lompatan, dan pukulan bertubi-tubi seperti ayam filiphina.

dendra wrote:
untuk sekedar info, di bali sebelum trend ayam filiphine dulu ( sekitar th.90-an) juga sempet ngetren lho ayam bangkok. malah sempat merajai (tetep pakai taji pisau). sekarang juga banyak para peternak lokal bali yang menyilangkan trah bangkok dan filiphina kok. hasilnya: body besar & tinngi, pukulan keras seperti bangkok, muka,ekor, bulu, sayap, kecepatan, lompatan, dan pukulan bertubi-tubi seperti ayam filiphina.

Klo ayam silangan seperti di atas harga berapa-an ya, bang??? jadi pengin coba pelihara........

j-angger wrote:

dendra wrote:
untuk sekedar info, di bali sebelum trend ayam filiphine dulu ( sekitar th.90-an) juga sempet ngetren lho ayam bangkok. malah sempat merajai (tetep pakai taji pisau). sekarang juga banyak para peternak lokal bali yang menyilangkan trah bangkok dan filiphina kok. hasilnya: body besar & tinngi, pukulan keras seperti bangkok, muka,ekor, bulu, sayap, kecepatan, lompatan, dan pukulan bertubi-tubi seperti ayam filiphina.

Klo ayam silangan seperti di atas harga berapa-an ya, bang??? jadi pengin coba pelihara........

coba cari di desa Madenan, Buleleng, Bali kalo mau langsung dari breedernya...breeder disana banyak yang mengembangkan strain campuran bangkok x filiphine. kalo mau yang masih murni seperti strain blue face, sweater, lacy, butcher, claret, dll juga ada. harga bervariasi anakan 1-5 bulan biasanya mulai 100-600 rb. dan yang sudah jadi biasanya 700rb-jutaan tergantung kualitas.

Di pasar ayam Semarang pernah didemonstrasikan adu ayam pisau lawan ayam bangkok dengan jalu asli......ayam pisau kalah tanding 6 :10 hasilnya tidak sampai 3 menit ayam bangkok sudah kabur dirajam taji pisau, dilanjut lagi dengan ayam bangkok lain dan hasilnya juga sama.......kesimpulan jika ayam pisau ditandingkan dengan ayam bangkok maka ayam bangkok akan kewalahan karena pada fase abaran taji pisau sudah mengoyak/memotong kulit dan daging ayam bangkok tetapi jika ayam bangkok mampu bertahan diatas 5 menit dengan sedikit luka maka ayam pisau akan kalah......tetapi melihat adu ayam pisau sungguh tidak ada seninya sama sekali.....pasang tajinya jauh lebih lama dibanding pertarungannya sendiri.......salam

Hendro wrote:tetapi melihat adu ayam pisau sungguh tidak ada seninya sama sekali.....pasang tajinya jauh lebih lama dibanding pertarungannya sendiri.......salam

Pak Hendro, kita berbeda pendapat dan pandangan adalah hal wajar karena kita berbeda kegemaran dan pemikiran. Saya mulai mengadu ayam pisau ini sejak kelas 4 SD, karena tertarik melihat om saya yang begitu seriusnya membuat taji pisau. Sehingga rasa ketertarikan tersebut muncul. Banyak penjelasan dari bebotoh tua ditempat saya yang mengatakan kesenian dalam ayam taji pisau terletak dari bagaimana cara kita mempersiapkan hingga mendapatkan kemenangan.

Saya akan sedikit menjelaskan dimana letak kesenian dari adu ayam pisau.
1. Taji Pisau, Dalam pembuatan taji banyak proses yang dilalui mulai dari pemilihan bahan logamnya, menentukan bentuk, cara pembuatan dan cara pengasahan sampai taji siap digunakan. (apa ini bukan seni ?)
2. Memilih & Memasang Taji, Ditempat saya ada perbedaan cara memasang taji tergantung dari pukulan ayam, besar kecilnya ayam dan tinggi-rendahnya si ayam. contoh : ayam saya bertubuh kecil dan rendah dari ayam lawan, pukulan mesin jahit. taji yang digunakan berbentuk Cincin lobok ( lurus, tapi sedikit bengkok), jenis ikatan repok (tebang paha). Keakuratan pemilihan dan pemasangan taji juga sebagai penentu dari kemenangan dalam pertarungan. (apa ini bukan seni ?)
3. Pelepas, dalam ayam pisau pelepas ayam juga sebagai penentu. apakah ayam harus dilepas dekat, jauh atau bahkan disorong/ didorong. Pelepas harus mengetahui dengan jelas sifat bertarung si ayam baru dapat memastikan lepasan seperti apa yang harus dilakukan. (apa ini bukan seni ?)
4. Merawat ayam, hampir sama dengan adu pukul hanya bagi ayam pisau kecepatan, kegesitan menghindar dan fisik (paling tidak 30 menit ambar biasa ) sangat diutamakan. (apa ini bukan seni ?)
5. Masih ada yang lainnya !!!

Jika, beberapa hal yang saya sebutkan diatas bukan seni jadi menurut Pak Hendro seni seperti apa yang dimaksud ?

Mohon dijawab biar saya yang sedikit pengetahuan ini bisa berfikir lebih luas.
Maaf jika ada salah kata,,,,,
Salam Ulunt Benuaq Kubar....

kita harus bersyukur di indonesia dikaruniai berbagai macam suku dan daerah yang menjadikan kita memiliki cara pandang berbeda dalam menilai sebuah masalah. yang justru membuat bangsa kita semakin kaya. termasuk dalam hal ayam aduan, ada yang suka dengan aduan ayam pukul alami (tanpa taji pisau) atau menggunakan alat bantu pisau (khususnya indonesia bagian tengah & timur). sah-sah aja, semua menarik
sedikit menambahkan, selain seni membuat/ memasang taji, perawatan, cara melepas, memilih tandingan bulu dan hari, di daerah kami (bali) mengadu ayam mungkin sudah mendarah daging sejak leluhur kami dahulu menghuni pulau ini. adu ayam bukan semata taruhan, tapi diperlukan dalam berbagai ceremony. harus ada darah yang tertumpah, dan itu sudah diganti dengan darah binatang ternak (khususnya ayam yg diadu). bukankah itu juga masuk dalam ranah seni & budaya?. bahkan Tajen (adu ayam) sudah masuk dalam agenda pariwisata yang cukup menarik , dan untuk kesenian itu para wisatawan datang.
menyangkut tempo pertarungan yang usai dalam hitungan menit, mungkin kami beranggapan lebih cepat lebih baik. tanpa memperlama rasa sakit si ayam yg diadu. kalaupun mati, mati terhormat (mati demi majikan)
maaf sebelumnya....salam

Bang Oheg dan belih Dendra.......yang saya maksud dengan seni diatas adalah pertarungan ayamnya sendiri bukan proses atau sejarahnya, kalo masalah itu kita sepakat adu ayam adalah warisan seni dan budaya yang luhur dan perlu dilestarikan.........

Tidak ada seninya karena saya anggap melihat pertarungan ayam pisau tidak menarik dan hanya seremonial saja, maksudnya lebih dipakai sebagai media perjudian atau acara ritual tertentu dan secara nilai seni pertarungan ayamnya sendiri tidak nampak karena lebih banyak bersifat keberuntungan, bagaimana kita bisa melihat indahnya pertarungan ayam dan proses rawatan yang baik kalo hanya dalam tempo kurang dari 5 menit bahkan saya pernah lihat dibawah 1 menit lawan sudah tumbang ? ibarat menonton pertandingan tinju maka jika kedua petinju dipersenjatai pedang maka pertarungan menjadi tidak menarik lagi...........

Berbeda jika kita ngadu ayam aduan normal (maksudnya tanpa taji pisau) disitu kita bisa melihat seninya adu ayam, bagaimana kecerdasan/naluri seekor ayam dalam berusaha mendominasi lawan dan memasukkan pukulan terbaiknya dan bagaimana lawan berusaha berkelit dari dominasi tersebut serta bertahan terhadap serangan, juga faktor rawatan sangat berpengaruh jika ayam dalam kondisi kurang fit maka tenaga akan cepat drop dan bagaimana seorang botoh "memperbaiki" kondisi ayam ketika airan sehingga mampu memulihkan kondisi ayam untuk kembali bertarung di airan berikutnya, juga dapat dinilai bagaimana hasil rawatan yang baik dimana kadang seekor ayam diairan awal kedodoran tetapi di airan berikutnya justru mendominasi dan memenangkan pertarungan..........

Hal tersebut tidak akan dapat dilihat jika ayam diadu dengan dipersenjatai taji pisau karena efek pisau sangat fatal bahkan seringkali ayam yang menangpun jadi rusak dan tidak bisa diadu lagi karena luka yang dideritanya juga parah.......jadi yang saya maksud seni disini adalah "pertarungan ayamnya" bang......salam

Hendro wrote:Bang Oheg dan belih Dendra.......yang saya maksud dengan seni diatas adalah pertarungan ayamnya sendiri bukan proses atau sejarahnya, kalo masalah itu kita sepakat adu ayam adalah warisan seni dan budaya yang luhur dan perlu dilestarikan.........

Tidak ada seninya karena saya anggap melihat pertarungan ayam pisau tidak menarik dan hanya seremonial saja, maksudnya lebih dipakai sebagai media perjudian atau acara ritual tertentu dan secara nilai seni pertarungan ayamnya sendiri tidak nampak karena lebih banyak bersifat keberuntungan, bagaimana kita bisa melihat indahnya pertarungan ayam dan proses rawatan yang baik kalo hanya dalam tempo kurang dari 5 menit bahkan saya pernah lihat dibawah 1 menit lawan sudah tumbang ? ibarat menonton pertandingan tinju maka jika kedua petinju dipersenjatai pedang maka pertarungan menjadi tidak menarik lagi...........

Berbeda jika kita ngadu ayam aduan normal (maksudnya tanpa taji pisau) disitu kita bisa melihat seninya adu ayam, bagaimana kecerdasan/naluri seekor ayam dalam berusaha mendominasi lawan dan memasukkan pukulan terbaiknya dan bagaimana lawan berusaha berkelit dari dominasi tersebut serta bertahan terhadap serangan, juga faktor rawatan sangat berpengaruh jika ayam dalam kondisi kurang fit maka tenaga akan cepat drop dan bagaimana seorang botoh "memperbaiki" kondisi ayam ketika airan sehingga mampu memulihkan kondisi ayam untuk kembali bertarung di airan berikutnya, juga dapat dinilai bagaimana hasil rawatan yang baik dimana kadang seekor ayam diairan awal kedodoran tetapi di airan berikutnya justru mendominasi dan memenangkan pertarungan..........

Hal tersebut tidak akan dapat dilihat jika ayam diadu dengan dipersenjatai taji pisau karena efek pisau sangat fatal bahkan seringkali ayam yang menangpun jadi rusak dan tidak bisa diadu lagi karena luka yang dideritanya juga parah.......jadi yang saya maksud seni disini adalah "pertarungan ayamnya" bang......salam

sy sangat s7 dengan pak hendro..

sy mulai mengadu ayam pisau sejak dari SD kelas 5, klo mnurut sy yang dpt seninya itu cmn tukang ikat pisaunya sja, yang nntn gak dpt seninya...
pnntnnya sdh capek nunggu.. bgitu ayam dilepas cmn bth watu 1-3mnt ayam dah ada yang mati...., ayam dibeli dngn harga mahal klo mati bangkenya pun kita gak dpt...
dit4 sy ayam yang kalah diambil sama pemenang..., walaupun ayamnya muahal sekalipun...

sampe skrng sy masih pelihara 1-2 ekor ayam filipin buat hiasan dikandang...

Kalau bagi saya, seni itu sangat subjektif. Tergantung kesukaan masing2 orang menilai.
Ibarat wanita, tiap lelaki punya seleranya sendiri. Ada yg suka tampang bule, tampang cina, tampang arab, tampang melayu, dsb. Tidak bisa diperdebatkan.


Diantara hobiis ayam non pisau sendiri masih ada perdebatan, mana yg lebih berseni? Ayam teknik? Ayam pukul? Ayam jalu tajam? dsb.
Silakan masing2 pegang keyakinannya sendiri.

Administrator wrote:Kalau bagi saya, seni itu sangat subjektif. Tergantung kesukaan masing2 orang menilai.
Ibarat wanita, tiap lelaki punya seleranya sendiri. Ada yg suka tampang bule, tampang cina, tampang arab, tampang melayu, dsb. Tidak bisa diperdebatkan.


Diantara hobiis ayam non pisau sendiri masih ada perdebatan, mana yg lebih berseni? Ayam teknik? Ayam pukul? Ayam jalu tajam? dsb.
Silakan masing2 pegang keyakinannya sendiri.

siiipppp, saya suka jawaban cantik dari mas admin...

Administrator wrote:Kalau bagi saya, seni itu sangat subjektif. Tergantung kesukaan masing2 orang menilai.
Ibarat wanita, tiap lelaki punya seleranya sendiri. Ada yg suka tampang bule, tampang cina, tampang arab, tampang melayu, dsb. Tidak bisa diperdebatkan.


Diantara hobiis ayam non pisau sendiri masih ada perdebatan, mana yg lebih berseni? Ayam teknik? Ayam pukul? Ayam jalu tajam? dsb.
Silakan masing2 pegang keyakinannya sendiri.

benar saya juga setuju sama pendapat mas admin,,,,
cuma jujur mas yang saya mau tekankan disini, banyak para rekan penggemar sabung adu pukul selalu beralaskan tidak ada seni pada adu taji pisau padahal mereka secara tidak langsung mengaitkan perjudian didalamnya. saya kutipkan tulisan saya di ruang ini di page 4,

"Judi, maaf mengadu ayam menggunakan taji pisau bukan 100% judi mungkin didaerah teman2 yang lain iya .Seperti saya mengadu ayam untuk mendapatkan pengakuan dari para penyabung ayam lainnya sehingga nilai jual ayam hasil bibitan saya dapat merangkak naik.
Jadi jangan samakan di semua daerah kalo adu ayam menggunakan taji pisau merupakan judi yang ingin meraup keuntungan semata dari si ayam. silahkan anda bayangkan sendiri ditempat kami kutai barat, sabung ayam dimulai dari nilai 110rb, 220rb, 330, 440, 550rb sampai seberapa kemampuan si pemilik ayam. nilai uang disini menentukan kualitas ayam kita, semakin tinggi nilai uang yang dimasukkan akan semakin tinggi pula orang akan mengakui kualitas ayam kita. Contoh, saya membeli ayam peranakan philipin seharga 500rb lalu saya adu dengan nilai uang 550rb, dimana letak keuntungan saya jika dikurangi dengan nilai pemberian pakan, vitamin, latihan, dan segala perlengkapan lainnya."

ini sya kutipkan juga tulisan dari ruang sebelah,,,yang menyatakan adu pukul juga kadang digunakan sebagai media perjudian.

"di jkt, T paling kecil untuk ini setahu saya 6.6 jt. yang paling gede tidak terbatas, kadang bisa sampai 55jt.
dengan taruhan sebesar itu tentunya jago yang dibawapun bukan jago sembarangan, siapa yang mau kehilangan duit sebanyak itu?"

kutipan dari tulisan pak hendro diatas,,,,

"Tidak ada seninya karena saya anggap melihat pertarungan ayam pisau tidak menarik dan hanya seremonial saja, maksudnya lebih dipakai sebagai media perjudian atau acara ritual tertentu dan secara nilai seni pertarungan ayamnya sendiri tidak nampak karena lebih banyak bersifat keberuntungan,"

pak hendro menganggap pertarungan ayam pisau tidak menarik saya anggap hal wajar karena pak hendro melihat sebagai seseorang penggemar adu pukul. untuk masalah perjudiannya silahkan pak hendro baca di kutipan saya diatas. apakah ada perbedaan nya sabung ayam adu pukul dan adu pisau ? kesamaannya sama2 menggunakan uang, perbedaanya saya melakukan adu pisau dengan nilai ratusan ribu untuk dapat masuk kalangan (seperti karcis) sedangkan adu pukul menggunakan nilai yang jauh lebih besar, manakah yang lebih menarik keuntungan.
Bersifat keberuntungan apakah sabung adu pukul tidak memerlukan keberuntungan juga.

Kutipan dari tulisan mas Man-O,,,,

"sy mulai mengadu ayam pisau sejak dari SD kelas 5, klo mnurut sy yang dpt seninya itu cmn tukang ikat pisaunya sja, yang nntn gak dpt seninya...
pnntnnya sdh capek nunggu.. bgitu ayam dilepas cmn bth watu 1-3mnt ayam dah ada yang mati...., ayam dibeli dngn harga mahal klo mati bangkenya pun kita gak dpt...
dit4 sy ayam yang kalah diambil sama pemenang..., walaupun ayamnya muahal sekalipun..."

mas Man-O anda sudah cukup lama berkecimbung dalam adu pisau seharusnya anda bisa lebih memahami, yang nonton gak dapat seni dan capek menunggu karena mereka hanya penonton yang mungkin tidak menggemari adu pisau hanya berniat berjudi, jika saya menonton adu pukul mungkin saya akan berpendapat yang sama dan merasa capek menunggu pertarungan selama 6 x 15 menit untuk nentuin juaranya. seperti saya bilang kita tidak bisa menyamakan satu daerah dengan daerah lain, di tempat saya kalo kalah terserah aja bangke ayamnya mau diapain mau dijual ato dibawa pulang gak ada keharusan diambil ama yang menang, karena ayam yang kalah belum tentu mati bisa aja karena lari ( takut setelah sekali lompatan ).


perdebatan ini tidak akan ada habisnya karena 2 kubu memiliki hobi dan pemikiran yang berbeda tetapi jujur walaupun saya tidak menggemari adu pukul, saya tetap menganggapnya seni pertarungan adu ayam. saya juga berharap kami penggemar adu pisau tidak dipandang dari sisi negatifnya saja. Maaf jika ada salah kata.......

Salam Ulunt Benuaq Kubar....

Sesuatu yang bersifat seni adalah subyektif dan tidak terukur karena menyangkut selera jadi memang tidak perlu dan tidak untuk diperdebatkan...........

Untuk urusan judi, tidak hanya ayam yang dipakai sebagai medianya tetapi nomor belakang mobil/motor yang lewat saja bisa dijadikan sebagai media perjudian, artinya semua yang ada didunia ini bisa dijadikan sebagai media perjudian oleh seorang penjudi sejati...........

Khusus untuk ayam pisau saya kok tidak yakin ada penghobi sejati yang anti judi dan lebih melihat unsur seni didalamnya, maksudnya apa ada orang yang repot2 membeli ayam merawat dan melatih ayam sampai berbulan bulan hanya untuk diadu dalam waktu singkat (dibawah 5 menit) dan akibatnya fatal kalo kalah mati menang juga luka parah bahkan beresiko mati...........

Tapi kalo memang ada saya harus memberikan apresiasi luar biasa dan setinggi2nya karena beliau tersebut sudah menunjukkan dedikasi yang optimal terhadap motto PAPAJI yaitu Melestarikan Budaya Bangsa................

Salam

Essay.
Isilah pertanyaan berikut ini dengan benar.

1. Apa yang dimaksud dengan SENI TARUNG AYAM ? Jelaskan.
2. Apa yang dimaksud dengan SENI MERAWAT AYAM TARUNG? Jelaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan SENI BETERNAK AYAM TARUNG? Jelaskan.
4. Apa yang dimaksud dengan SENI PERLENGKAPAN AYAM TARUNG? Jelaskan.

waktu 30 menit dari sekarang.
selesai maupun tidak selesai harap dikumpulkan.

Hendro wrote:Sesuatu yang bersifat seni adalah subyektif dan tidak terukur karena menyangkut selera jadi memang tidak perlu dan tidak untuk diperdebatkan...........

Untuk urusan judi, tidak hanya ayam yang dipakai sebagai medianya tetapi nomor belakang mobil/motor yang lewat saja bisa dijadikan sebagai media perjudian, artinya semua yang ada didunia ini bisa dijadikan sebagai media perjudian oleh seorang penjudi sejati...........

Khusus untuk ayam pisau saya kok tidak yakin ada penghobi sejati yang anti judi dan lebih melihat unsur seni didalamnya, maksudnya apa ada orang yang repot2 membeli ayam merawat dan melatih ayam sampai berbulan bulan hanya untuk diadu dalam waktu singkat (dibawah 5 menit) dan akibatnya fatal kalo kalah mati menang juga luka parah bahkan beresiko mati...........

Tapi kalo memang ada saya harus memberikan apresiasi luar biasa dan setinggi2nya karena beliau tersebut sudah menunjukkan dedikasi yang optimal terhadap motto PAPAJI yaitu Melestarikan Budaya Bangsa................

Salam

saya bukan berlaga munafik dan sok suci,,,,
anda harus yakin karena memang ada, bukan hanya saya yang melakukan hal tersebut teman-teman saya yang lain juga dan memang tidak semua yang melakukan hal tersebut,,,
bahkan ada penyabung besar (modal besar) ditempat kami bernama udin (nama samaran) yang berprofesi sebagai pengusaha dan memiliki lahan peternakan seluas 2 hektar jika datang ke kalangan selalu membawa bodyguard, mengadu ayamnya hanya dengan nilai 2,2 jt itu dilakukan beliau hanya untuk menunjukkan kualitas ayamnya.
Kadang ada juga pertanyaan dari teman-teman dari luar daerah seperti ini.
Kenapa adu ayamnya gak di rumah aja kalo gak ada untungnya adu di kalangan ?
karena jika diadu dirumah hanya yang punya ayam saja yang tau yang mana menang kalo dikalangan hampir semua bebotoh akan mengetahui dan predikat juara akan disandang.

Saya menerima dengan pintu terbuka bagi teman-teman yang mau datang ke tempat saya, untuk membuktikan hal tersebut.

saya hanya ingin meyakinkan bahwa sabung adu pisau bukan semata untuk meraup keuntungan/perjudian tetapi sebuah seni yang diselenggarakan sebagai hiburan bagi pecintanya,,,,,dan disetiap daerah pasti berbeda jadi tidak bisa 100% disamakan....

Jika ada salah kata mohon maaf.....

salam.....

mantap

Oheq Yaq wrote:

Hendro wrote:Sesuatu yang bersifat seni adalah subyektif dan tidak terukur karena menyangkut selera jadi memang tidak perlu dan tidak untuk diperdebatkan...........

Untuk urusan judi, tidak hanya ayam yang dipakai sebagai medianya tetapi nomor belakang mobil/motor yang lewat saja bisa dijadikan sebagai media perjudian, artinya semua yang ada didunia ini bisa dijadikan sebagai media perjudian oleh seorang penjudi sejati...........

Khusus untuk ayam pisau saya kok tidak yakin ada penghobi sejati yang anti judi dan lebih melihat unsur seni didalamnya, maksudnya apa ada orang yang repot2 membeli ayam merawat dan melatih ayam sampai berbulan bulan hanya untuk diadu dalam waktu singkat (dibawah 5 menit) dan akibatnya fatal kalo kalah mati menang juga luka parah bahkan beresiko mati...........

Tapi kalo memang ada saya harus memberikan apresiasi luar biasa dan setinggi2nya karena beliau tersebut sudah menunjukkan dedikasi yang optimal terhadap motto PAPAJI yaitu Melestarikan Budaya Bangsa................

Salam

saya bukan berlaga munafik dan sok suci,,,,
anda harus yakin karena memang ada, bukan hanya saya yang melakukan hal tersebut teman-teman saya yang lain juga dan memang tidak semua yang melakukan hal tersebut,,,
bahkan ada penyabung besar (modal besar) ditempat kami bernama udin (nama samaran) yang berprofesi sebagai pengusaha dan memiliki lahan peternakan seluas 2 hektar jika datang ke kalangan selalu membawa bodyguard, mengadu ayamnya hanya dengan nilai 2,2 jt itu dilakukan beliau hanya untuk menunjukkan kualitas ayamnya.
Kadang ada juga pertanyaan dari teman-teman dari luar daerah seperti ini.
Kenapa adu ayamnya gak di rumah aja kalo gak ada untungnya adu di kalangan ?
karena jika diadu dirumah hanya yang punya ayam saja yang tau yang mana menang kalo dikalangan hampir semua bebotoh akan mengetahui dan predikat juara akan disandang.

Saya menerima dengan pintu terbuka bagi teman-teman yang mau datang ke tempat saya, untuk membuktikan hal tersebut.

saya hanya ingin meyakinkan bahwa sabung adu pisau bukan semata untuk meraup keuntungan/perjudian tetapi sebuah seni yang diselenggarakan sebagai hiburan bagi pecintanya,,,,,dan disetiap daerah pasti berbeda jadi tidak bisa 100% disamakan....

Jika ada salah kata mohon maaf.....

salam.....

AD SABUNG PISAU DI BALI MLH DILEgalkan oleh pemda aym yg d pke bkn BK TP asli aym bali,kasak kusuk di blkg ad Unsur judi scr pribadi"sy pribadi sangat2 tidAk seTUJU Aym sabung Pisau,itu tdk peri Kehewanan/penyiksaann,itu sEni yg merusak tdk smua sEni itu Bgus,di PAPAJI sabung Pisau sangat2 di HARAMKAN!slm Gitik Bungkus "

Mohon maaf sebelumnya,kl menurut saya seni tarung ayam bangkok dan ayam piliphine tdk bs disamaratakan sebab kedua jenis ayam tsb memang disiapkan utk jenis pertarungan yg berbeda sedari negeri asalnya. Saya tdk ingin menambah perdebatan mengenai ayam bangkok vs pilipine(sabung pisau) sebab keduanya memang berada di kelas tarung yg berbeda. Petarung yg sedari nenek moyangnya dipersiapkan utk bertarung fullbody kontak (bangkok) Versus petarung dgn kecepatan dan ketepatan menggunakan senjatanya(pilipine).Itu tdk bs qt ubah TITIK..!!!
Utk masalah unsur judi sya rasa kedua jenis ayam tsb adalah sebagai media dr pemilik/petaruh yg ikut didalamnya. Tdk peduli pake senjata ato tidak tetep aja ayam yg tarung dan kemenangan ayam adalah kemenangan dr pemilik/petaruh ataupun peternak aym tsb.
Nah kl soal kejam2an/tdk berperi kehewanan jelas kedua kubu tdk mau diblg kejam.Point yg bs saya tangkap adalah si ayam2 tsb tdk punya pilihan lain selain bertarung habis2an utk menumbangkan musuhnya dengan nyawa mereka yg jadi taruhan. Mati hidup ayam kan dikaki ayam itu sendiri (sebab ayam ga punya tangan hehehehehe).Byk aym bangkok yg mati dikalangan dan lebih byk lagi ayam pilipine yg mati dikalangan.intinya sama2 byk yg mati
Buat saya skrg mari qt serahkan kepada para penggemar ayam laga utk memilih jenis ayam yg mana disukai. Sebab kedua jenis ayam tsb masing2 memiliki keindahan dari segi seni tarung,seni rawatan dan latihan serta tujuan pertarungan yg berbeda.Itu bukanlah suatu alasan utk qt utk mencari pembenaran atas kesenangan yg qt lakukan dgn saling menyudutkan.
Yg perlu qt lakukan adalah bagaimana qt menyiapkan ayam qt sebaik mgkn agar menjadi jawara shg nama peternakan pun akan ikut terangkat.
Sekali lagi saya mohon maaf jika tulisan saya tdk berkenan di hati abang2 sekalian. Ini murni dari pendapat saya yg msh baru didunia ayam. "Papaji Lover's"