USULAN SEGMEN KONTES

Saat ini yang dinamakan kontes, bisa terdiri 4 ayam 1 pemenang dengan babak penyisihan 2 air dan final 1 air, atau langsung final 3 air. Pendapat saya tentang cara ini:
1. Peran yuri masih sangat besar
2. Ayam masuk final dengan kondisi berbeda (untuk 4 ayam)
3. Belum sekelas dengan Pro
4. dan lain-lain

Saran saya supaya pemenang kontes memiliki bobot yang sama dengan pro, yang membedakan di kontes bungkus jalu, kontes diadakan juga yang 5 ronde, selain ditimbang juga ditanding, dengan persyaratan-persayaran tambahan, misalnya jika timbangan sama tapi mundur di saat tanding, maka kena biaya adminisrasi. jika ayam menang diberi hadia 150% biaya pendaftaran. jika ayam seri uang kembali 50%.
Dengan sistem ini maka kelas pemenang kontes sama dengan kelas pro.
Mohon maaf jika teman2 kuran berkenan, ini sebagai salah satu bahan diskusi....

Dono wrote:Saat ini yang dinamakan kontes, bisa terdiri 4 ayam 1 pemenang dengan babak penyisihan 2 air dan final 1 air, atau langsung final 3 air. Pendapat saya tentang cara ini:
1. Peran yuri masih sangat besar
2. Ayam masuk final dengan kondisi berbeda (untuk 4 ayam)
3. Belum sekelas dengan Pro
4. dan lain-lain

Saran saya supaya pemenang kontes memiliki bobot yang sama dengan pro, yang membedakan di kontes bungkus jalu, kontes diadakan juga yang 5 ronde, selain ditimbang juga ditanding, dengan persyaratan-persayaran tambahan, misalnya jika timbangan sama tapi mundur di saat tanding, maka kena biaya adminisrasi. jika ayam menang diberi hadia 150% biaya pendaftaran. jika ayam seri uang kembali 50%.
Dengan sistem ini maka kelas pemenang kontes sama dengan kelas pro.
Mohon maaf jika teman2 kuran berkenan, ini sebagai salah satu bahan diskusi....

ijin nyimak...
bantu sundul om...

Menurut saya malah sebaliknya , untuk menang di Kontes jauh lebih susah krn :

1. walau lawan berat sama namun nggak bisa pilih lawan .
2. Jalu dibungkus . Ini yang bikin mumet arti jalu sangat lah penting agar kemenangan bisa agak cepat . Akibatnya kalau jalu dibungkus peluang menang dr Faktor keberuntungan semakin kecil yg diadu murni kualitas teknik belaka .
3. Agar menang dikontes harus bawa ayam bagus , namun kalau ke kalang bawa ayam biasa pun bisa menang soalnya di tunjang pake Jalu .
4. Tanpa T jadi semua elamen penghobi dr tingkat Tarkam hingga undangan berkumpul . di Dunianyata kelas tarkam susah naik ke tingkat undangan krn nggak punya sangu yang cukup sehingga yang datang ke undangan yg berkantong tebal saja padahal kelas tarkampun nggak sedikit yg kualitasnya bagus .
5. Dikontes ketemu dengan 2 ekor lawan dengan teknik yang berbeda sedang dikalangan hanya ketemu satu lawan saja .
6. Karena yang dibawa ayam nya bagus bagus jangankan tarung 5 air terkadang 2 air saja ayam udah pada babak belur walau tanpa gunakan jalu .
7. kalau di kontes dipakai 5 air saya yakin byk yg keok alias putus , kan kasian yg kalah .


monggo kalau ada yang menambahkan dan melengkapi .

@ DONO : thanks saranny mas, akan menjadi salah satu wacana rekan2 Papaji Pusat kedepanny untuk dibahas lebih lanjut, so kita tunggu perkembangan pembahasanny..

Apakah kontes kalah berkualitas dibanding pro ?
Kayanya ngga juga tuh.
Malah banyak rekan2 pro yg mengatakan bahwa kontes PAPAJI lebih berat.

Utk tarung sampai 5 air sepertinya masih harus di pikirkan dgn lebih seksama. Karena :
1. Bersinggungan dgn pasal penyiksaan binatang.
2. Rentan dijadikan ajang perjudian.
3. Waktu tarung yg lama. Kalau dilaksanakan di HMS -dgn berbagai fasilitas yg sangat mendukung- mungkin masih bisa. Tapi bagaimana dgn tempat2 lain dgn fasilitas terbatas ?

Intinya, PAPAJI harus membuat acara yg meriah, memperbaiki citra ayam aduan dan bisa diterima seluruh lapisan masyarakat, baik penggemar ayam aduan maupun masyarakat awam. Dari kelas 'kakap' sampai kelas 'teri'. Dari ekonomi atas sampai ekonomi bawah.
Dan yg tdk kalah penting, jangan membuat aturan yg bisa menimbulkan celah2 pelanggaran hukum.

kenapa selalu disamain sama pro ya. papaji ya papaji pro ya pro.

kalau mau main pro ya ke rumpin aja gak usa ke papaji.

kalau mau di papaji ya ikuti la peraturan papaji.

pro itu ada unsur T nya

papaji itu murni untuk kumpulan penghobby ayam yg dimana bisa berkumpul tanpa ada rasa takut.

sekalipun diluar papaji member juga pada main T

Dono wrote:Saat ini yang dinamakan kontes, bisa terdiri 4 ayam 1 pemenang dengan babak penyisihan 2 air dan final 1 air, atau langsung final 3 air. Pendapat saya tentang cara ini:
1. Peran yuri masih sangat besar
2. Ayam masuk final dengan kondisi berbeda (untuk 4 ayam)
3. Belum sekelas dengan Pro
4. dan lain-lain

Saran saya supaya pemenang kontes memiliki bobot yang sama dengan pro, yang membedakan di kontes bungkus jalu, kontes diadakan juga yang 5 ronde, selain ditimbang juga ditanding, dengan persyaratan-persayaran tambahan, misalnya jika timbangan sama tapi mundur di saat tanding, maka kena biaya adminisrasi. jika ayam menang diberi hadia 150% biaya pendaftaran. jika ayam seri uang kembali 50%.
Dengan sistem ini maka kelas pemenang kontes sama dengan kelas pro.
Mohon maaf jika teman2 kuran berkenan, ini sebagai salah satu bahan diskusi....

Sedikit tanggapan bagi saya atas usulan dari Mas Dono...

1. Pada Papaji memang Peran Juri Masih besar akan tetapi tetap ayam yang dimenangkan
oleh Juri pastilah ayam yang unggul dan yang dipukuli juga pasti ayam yang kalah.( ini hampir
sama dengan kenyataan di PRO , dan yg membedakan hanya di Kontes PAPAJI hampir jarang
ayam asor tertolong oleh pukulan Lucky karena Jalu dibungkus.
2. Nah Untuk Pernyataan ini memang agak sulit untuk dijelaskan dan kemenangan ayam di Papaji
memang benar2 agak sulit karena harus ayam yang unggul dari segi Pukulan dan Teknik yg
biasanya dapat menang di Papaji ( kualitas ayam harus sangat baik)
3. Kalo menurut saya Justru terbalik mas Ayam Pro belum sekelas Papaji
Mengapa Saya memberikan pernyataan tersebut ( di Papaji Ayam dengan Jalu dibungkus saja
dan dengan waktu 3 ronde banyak yg TKO sedangkan Di PRO ayam yg TKO di bawah 3 ronde
kebanyakan Ayam Jalu)
4. Jadi baik di Papaji ataupun di PRO mengenai Aturan sudah jelas dan ada sisi kelebihan serta
kekurangannya, jadi ada baiknya bila kita tidak menjadikan acuan PRO ataupun PAPAJI
Aturan PRO ya PRO dan PAPAJI ya PAPAJI
5.Baik PRO ataupun PAPAJI adalah merupakan ajang pembuktian bagi Ayam yang kita miliki.
Jadi silahkan yg mau membuktikan mau " T " di PRO ataupun Tanpa " T " di PAPAJI

Maaf bila ada penjelasan saya yg salah

Salam PAPAJI

Dono wrote:Saat ini yang dinamakan kontes, bisa terdiri 4 ayam 1 pemenang dengan babak penyisihan 2 air dan final 1 air, atau langsung final 3 air. Pendapat saya tentang cara ini:
1. Peran yuri masih sangat besar
2. Ayam masuk final dengan kondisi berbeda (untuk 4 ayam)
3. Belum sekelas dengan Pro
4. dan lain-lain

Saran saya supaya pemenang kontes memiliki bobot yang sama dengan pro, yang membedakan di kontes bungkus jalu, kontes diadakan juga yang 5 ronde, selain ditimbang juga ditanding, dengan persyaratan-persayaran tambahan, misalnya jika timbangan sama tapi mundur di saat tanding, maka kena biaya adminisrasi. jika ayam menang diberi hadia 150% biaya pendaftaran. jika ayam seri uang kembali 50%.
Dengan sistem ini maka kelas pemenang kontes sama dengan kelas pro.
Mohon maaf jika teman2 kuran berkenan, ini sebagai salah satu bahan diskusi....

Usulan yang kemudian akan dijadikan pertimbangan.

Sebagai tempat berkumpulnya penghobby papaji tentu akan selalu berusaha menyediakan tempat berekspresi bagi semua anggotanya. Seperti halnya Kontes Beregu ini merupakan usulan dari tahun 2010. Karena perlu persiapan peserta dan panitia baru dilaksanakan sekarang, itu pun dibatasi hanya 5 ekor ayam dari 10 ekor per regu yang di usulkan sebelumnya.

Untuk penambahan kategori kontes 5, 10 atau 15 air sekalipun itu berpulang kepada anggota (peserta) semua. Kalau memang banyak peserta yang mengusulkan tentu hal ini akan jadi pertimbangan untuk dilaksanakan. Minimal kita akomodasi untuk dilaksanakan partai eksibisi.

Mengenai pasal penyiksaan hewan sepertinya kita harus menelaah kembali apakah abar 1, 2 atau 3 airan tidak termasuk kedalam pasal ini.

CMIIW

pacita wrote:Mengenai pasal penyiksaan hewan sepertinya kita harus menelaah kembali apakah abar 1, 2 atau 3 airan tidak termasuk kedalam pasal ini.

Tidak masuk. Krn batasan waktu dan jalu yg dibungkus rapi serta peranan juri yg berwenang menghentikan pertarungan.


Jadi intinya, kita kembalikan pada tujuan, visi dan misi PAPAJI semula bahwa kita ingin melaksanakan hobi ayam aduan dgn penuh ketenangan, kegembiraan, guyub, diikuti masyarakat luas (bukan hanya golongan tertentu saja), tanpa dikejar2 aparat (legal), tanpa diintimidasi warga, menghilangkan stigma negatif, dsb, maka kita harus bikin aturan lomba yg mengacu pada hal2 yg tidak melanggar hukum dan kepatutan masyarakat.

Administrator wrote:
Tidak masuk. Krn batasan waktu dan jalu yg dibungkus rapi serta peranan juri yg berwenang menghentikan pertarungan.

Pasalnya diuplod aja bos. Jadi kita tau semua kriteria penganiayaan hewan........

pacita wrote:

Administrator wrote:
Tidak masuk. Krn batasan waktu dan jalu yg dibungkus rapi serta peranan juri yg berwenang menghentikan pertarungan.

Pasalnya diuplod aja bos. Jadi kita tau semua kriteria penganiayaan hewan........

Dalam hukum positif Indonesia, hukum yang mengatur tentang kejahatan terhadap hewan yang seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya, adalah Pasal 302 KUHP:

(1)Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah karena melakukan penganiayaan ringan terhadap hewan:

1.barang siapa tanpa tujuan yang patut atau secara melampaui batas, dengan sengaja menyakiti atau melukai hewan atau merugikan kesehatannya;

2.barang siapa tanpa tujuan yang patut atau dengan melampaui batas yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, dengan sengaja tidak memberi makanan yang diperlukan untuk hidup kepada hewan, yang seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya.

(2)Jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih dari seminggu, atau cacat atau menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan hewan.

(3)Jika hewan itu milik yang bersalah, maka hewan itu dapat dirampas.

(4)Percobaan melakukan kejahatan tersebut tidak dipidana.

----------------------------
Menurut kang Asep sebaiknya gimana ?
Haruskah 5 ronde ??

Administrator wrote:

pacita wrote:

Administrator wrote:
Tidak masuk. Krn batasan waktu dan jalu yg dibungkus rapi serta peranan juri yg berwenang menghentikan pertarungan.

Pasalnya diuplod aja bos. Jadi kita tau semua kriteria penganiayaan hewan........

Dalam hukum positif Indonesia, hukum yang mengatur tentang kejahatan terhadap hewan yang seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya, adalah Pasal 302 KUHP:

(1)Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah karena melakukan penganiayaan ringan terhadap hewan:

1.barang siapa tanpa tujuan yang patut atau secara melampaui batas, dengan sengaja menyakiti atau melukai hewan atau merugikan kesehatannya;

2.barang siapa tanpa tujuan yang patut atau dengan melampaui batas yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, dengan sengaja tidak memberi makanan yang diperlukan untuk hidup kepada hewan, yang seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya.

(2)Jika perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih dari seminggu, atau cacat atau menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan hewan.

(3)Jika hewan itu milik yang bersalah, maka hewan itu dapat dirampas.

(4)Percobaan melakukan kejahatan tersebut tidak dipidana.

----------------------------
Menurut kang Asep sebaiknya gimana ?
Haruskah 5 ronde ??

wah malah bisa lebih dari 5 ronde tuh, karena tujuannya patut dan jelas, pada banyak kasus walaupun 1 airan ada aja ayam yg mati (melampaui batas) walaupun dah bungkus jalu dgn rapi..... hehehehe

ikut menyimak.....

Terima kasih atas tanggapan-tanggapannya, silahkan dilanjut, untuk lebih memperjelas bahwa judulnya segmen kontes, bukan merubah aturan yang ada tapi menambahkan (untuk 5 ronde).
Mungkin perlu juga masukan tentang kondisi ayam yang berbeda saat masuk final bagi yang kontes 4 ayam. jika dalam penmyisihan ayam dengan nilai 10 ketemu dengan ayam dengan nilai 10, maka ketika masuk final sudah hancur. sebaliknya ayam nilai 9 ketemu dengan nilai 6, maka masuk final kondisinya masih oke. di final peluangnya lebih besar ayam yang nilai 9.
Satu hal juga bahwa peraturan yang dibuat manusia tidak ada yang bisa dirubah, karena yang tidak bida dirubah itu hanya kitab suci.
Mohon maaf jika kurang berkenan.
Terima kasih.

pacita wrote:wah malah bisa lebih dari 5 ronde tuh, karena tujuannya patut dan jelas, pada banyak kasus walaupun 1 airan ada aja ayam yg mati (melampaui batas) walaupun dah bungkus jalu dgn rapi..... hehehehe

5 ronde bungkus patok maksudnya ??

Utk kasus ayam mati di arena papaji, selama ini tidak pernah ada.

Administrator wrote:

pacita wrote:wah malah bisa lebih dari 5 ronde tuh, karena tujuannya patut dan jelas, pada banyak kasus walaupun 1 airan ada aja ayam yg mati (melampaui batas) walaupun dah bungkus jalu dgn rapi..... hehehehe

5 ronde bungkus patok maksudnya ??

Utk kasus ayam mati di arena papaji, selama ini tidak pernah ada.

Kita bahas di rapat aja ya mas2..om2.....

usulan mas Dono bisa dipertimbangkan koq.. tapi memang alangkah baiknya jika diadakan rapat terlebih dahulu untuk masalah ini...
untuk pasal penyiksaan hewan saya rasa kembali lagi kepada pemilik masing" ayam, jika memang dirasa sdh tidak ada lagi kesempatan untuk menang, buat apa diteruskan.. dikalangan pro saja masih banyak pemilik ayam yg angkat ayamnya jika sdh tidak ada kans menang, jd kenapa gengsi angkat ayam di arena amatir..?

ada baiknya juga jika kompetisi dilaksanakan lebih dari 3 ronde, yaitu untuk menguji kualitas rawatan dari masing" farm... terlepas itu hanya ditambah 10 menit atau malah menjadi 5 air... dikalangan pro saja masih ada ayam draw kondisi masih bagus...

CMIIW

mansah wrote:usulan mas Dono bisa dipertimbangkan koq.. tapi memang alangkah baiknya jika diadakan rapat terlebih dahulu untuk masalah ini...
untuk pasal penyiksaan hewan saya rasa kembali lagi kepada pemilik masing" ayam, jika memang dirasa sdh tidak ada lagi kesempatan untuk menang, buat apa diteruskan.. dikalangan pro saja masih banyak pemilik ayam yg angkat ayamnya jika sdh tidak ada kans menang, jd kenapa gengsi angkat ayam di arena amatir..?

ada baiknya juga jika kompetisi dilaksanakan lebih dari 3 ronde, yaitu untuk menguji kualitas rawatan dari masing" farm... terlepas itu hanya ditambah 10 menit atau malah menjadi 5 air... dikalangan pro saja masih ada ayam draw kondisi masih bagus...

CMIIW

setuju.... diskusi ini bukan untuk membandingkan antara pro dgn papaji karena memang gak akan pernah bisa dibandingkan. Terlebih forum ini bisa digunakan sebagai sarana menjaring aspirasi bagi rekan-rekan yang gak bisa datang ketika ada rapat..... selama tidak ada unsur T nya saya kira layak dipertimbangkan

kontes selama ini lebih mengakomodir ayam denga teknik tarung cepat, bagaimana dengan teknik lainnya yang juga banyak dipelihara dan dikembangkan penghoby....

Terlebih ada wacana sertifikasi yang dulu sempet ramai diperbincangkan. Tentu memerlukan diskusi dan rumusan yang lebih detail lagi.
Sementara kita fokus pada pembenahan internal selama persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan kontes dulu....

Om Dono menurut sy hanya sekedar memberi masukan, diterima monggo, gak diterima pun sy rasa om Dono jg menerima, klo pun jadi bahan pembahasan di dalam rapat pengurus, itu lbh baik..
Dan memang benar, 1,2,3 atau 5, 10, atau 15 sekalipun, klo kita mo jujur dgn hati nurani masing2, ttp judulnya ttp penyiksaan hewan, yg bs kita/Papaji lakukan hanyalah meminimalisir resiko cidera ayam yg bertanding..
So, don't take it so serious lah.. Papaji itu sebuah PAGUYUBAN, dimana didalamnya muali dari penghoby, kulak, pemain T, dsb, bergabung semuanya dalam suasana yg seharusnya GUYUB! Dan yg jelas tanpa T!
Intinya, semua berhak mengemukakan pendapat, tanpa pengecualian.. Dan yg pasti, berilah tanggapan yg bijak dalam menyikapi segala bentuk pendapat dan usulan, karena di Papaji semua memiliki hak yang sama dalam mengutarakan pendapatnya..

Topik yang menarik... Nambah wawasan dan pengetahuan...
Ijin nyimak ajah... Smoga semakin menarik untuk diikuti

Kalo nurutin kata hati, pasti kita akan buat aturan kontes dgn merujuk pada arena yg sudah berjalan (baca : arena aduan/pro). Tarung 6 ronde dgn tanpa bungkus jalu.

Tapi, aturan tidak bisa menuruti kata hati. Ada berbagai pertimbangan yg harus dilakukan demi kelangsungan PAPAJI jauh kedepan. Mekanisme aturan di arena pro tidak sesuai dgn hukum dan menimbulkan kontra di masyarakat. Harus dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa diterima secara hukum dan masyarakat umum.

Jadi sekali lagi. Intinya, kita kembalikan pada tujuan, visi dan misi PAPAJI semula bahwa kita ingin melaksanakan hobi ayam aduan dgn penuh ketenangan, kegembiraan, guyub, diikuti masyarakat luas (bukan hanya golongan tertentu saja), tanpa dikejar2 aparat (legal), tanpa diintimidasi warga, menghilangkan stigma negatif, dsb, maka kita harus bikin aturan lomba yg mengacu pada hal2 yg tidak melanggar hukum dan kepatutan masyarakat.

Tarung 5 air itu artinya 1 on 1. Tidak ada bedanya dgn arena pro.
Tanpa kita sadari, uang pendaftaran yg akan dijadikan hadiah masuk ke ranah perjudian (dianggap taruhan judi).
Itulah sebabnya PAPAJI membuat aturan 4 ayam dgn 1 pemenang supaya ada unsur lomba/kompetisi didalamnya dan didapat juara sejati.
Jadi bukan hanya unsur penyiksaan hewan saja pertimbangannya. Juga harus diperhatikan unsur delik perjudian, keselamatan ayam, dsb. Semua itu harus dipertimbangkan masak2 dan hati2 krn saat ini ayam aduan adlh hobi yg 'sensitif' dan belum diterima oleh masyarakat luas.

pacita wrote:kontes selama ini lebih mengakomodir ayam denga teknik tarung cepat, bagaimana dengan teknik lainnya yang juga banyak dipelihara dan dikembangkan penghoby....

Ngga juga boss...
Teknik kalem tapi pukulan nge-bom juga layak masuk arena kontes.
Ini sudah banyak kejadian di arena kontes. Ayam dgn teknik tarung cepat, mendominasi, unggul point secara mutlak, tiba2 tidak berkutik di akhir ronde krn kena BOM.

Prinsipnya sama dgn arena pro. Pintar2lah kita mencari ayam yg layak dipertandingkan.

Kalau Kata Mendiang Alm Gusdur.

Gini aja kok repot.......

Hehehehe

Administrator wrote:Kalo nurutin kata hati, pasti kita akan buat aturan kontes dgn merujuk pada arena yg sudah berjalan (baca : arena aduan/pro). Tarung 6 ronde dgn tanpa bungkus jalu.

Tapi, aturan tidak bisa menuruti kata hati. Ada berbagai pertimbangan yg harus dilakukan demi kelangsungan PAPAJI jauh kedepan. Mekanisme aturan di arena pro tidak sesuai dgn hukum dan menimbulkan kontra di masyarakat. Harus dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa diterima secara hukum dan masyarakat umum.

Jadi sekali lagi. Intinya, kita kembalikan pada tujuan, visi dan misi PAPAJI semula bahwa kita ingin melaksanakan hobi ayam aduan dgn penuh ketenangan, kegembiraan, guyub, diikuti masyarakat luas (bukan hanya golongan tertentu saja), tanpa dikejar2 aparat (legal), tanpa diintimidasi warga, menghilangkan stigma negatif, dsb, maka kita harus bikin aturan lomba yg mengacu pada hal2 yg tidak melanggar hukum dan kepatutan masyarakat.

Tarung 5 air itu artinya 1 on 1. Tidak ada bedanya dgn arena pro.
Tanpa kita sadari, uang pendaftaran yg akan dijadikan hadiah masuk ke ranah perjudian (dianggap taruhan judi).
Itulah sebabnya PAPAJI membuat aturan 4 ayam dgn 1 pemenang supaya ada unsur lomba/kompetisi didalamnya dan didapat juara sejati.
Jadi bukan hanya unsur penyiksaan hewan saja pertimbangannya. Juga harus diperhatikan unsur delik perjudian, keselamatan ayam, dsb. Semua itu harus dipertimbangkan masak2 dan hati2 krn saat ini ayam aduan adlh hobi yg 'sensitif' dan belum diterima oleh masyarakat luas.

Saya sangat setuju dengan pendapat ini.

Salam hangat,

aji KBF

Abu Aslam WSS wrote:Menurut saya malah sebaliknya , untuk menang di Kontes jauh lebih susah krn :

1. walau lawan berat sama namun nggak bisa pilih lawan .
2. Jalu dibungkus . Ini yang bikin mumet arti jalu sangat lah penting agar kemenangan bisa agak cepat . Akibatnya kalau jalu dibungkus peluang menang dr Faktor keberuntungan semakin kecil yg diadu murni kualitas teknik belaka .
3. Agar menang dikontes harus bawa ayam bagus , namun kalau ke kalang bawa ayam biasa pun bisa menang soalnya di tunjang pake Jalu .
4. Tanpa T jadi semua elamen penghobi dr tingkat Tarkam hingga undangan berkumpul . di Dunianyata kelas tarkam susah naik ke tingkat undangan krn nggak punya sangu yang cukup sehingga yang datang ke undangan yg berkantong tebal saja padahal kelas tarkampun nggak sedikit yg kualitasnya bagus .
5. Dikontes ketemu dengan 2 ekor lawan dengan teknik yang berbeda sedang dikalangan hanya ketemu satu lawan saja .
6. Karena yang dibawa ayam nya bagus bagus jangankan tarung 5 air terkadang 2 air saja ayam udah pada babak belur walau tanpa gunakan jalu .
7. kalau di kontes dipakai 5 air saya yakin byk yg keok alias putus , kan kasian yg kalah .


monggo kalau ada yang menambahkan dan melengkapi .

Saya kurang setuju ama point 4

Sudah saatnya smw lapisan masyarakat merasakan apa itu seni ayam adu, memangnya papaji milik orang gedean tho bang?

Point 7
Apa gak kasian ama orang yang kalah karena alesan yg gak jelas? Klw keok udah bukti d atas kertas d depan mata

Maaf bang numpang quote
ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ..ټ..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ