SAATNYA BERBAGI
+13
YANUAR
sukarjo
PRINCE LANDO
didik adi
Rozaqna-wahyu
tito ortiz
ari delta
Ayok_bukolan
kicksawunk
harno
¤Di@n-M@gelang¤
Jagonantang
ipanknade
17 posters
Halaman 1 dari 1
SAATNYA BERBAGI
Suara Pembebasan
Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.
Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.
Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.
Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.
Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.
Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.
Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.
Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.
ipanknade- Kapten
- Jumlah posting : 316
Join date : 04.09.11
Re: SAATNYA BERBAGI
miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
Jagonantang- Premium member
- Jumlah posting : 1856
Join date : 15.08.08
Lokasi : pondok kelapa,jakarta timur
Re: SAATNYA BERBAGI
Di mana Hati Nurani"di mana Rasa belas kasihan"di mana Para pemimpin"Hanya Uang-Uang dan Uang!inilah gambaran betapa tingginya kesenjangan sosiall di Negri ini!Hati Nurani telah diganti dengan Uang!
¤Di@n-M@gelang¤- Jendral
- Jumlah posting : 1901
Join date : 30.05.11
Age : 40
Lokasi : ¤B@nTul-JogjA/M@g€lAng-G€milAng¤
Re: SAATNYA BERBAGI
Ya Allah..... sudah begitu berat pintu hati mereka yang melihat tetapi tidak memberikan pertolongan kepada sesamanya.
harno- Kolonel
- Jumlah posting : 595
Join date : 03.02.11
Age : 52
Lokasi : Sukoharjo - Surabaya
Re: SAATNYA BERBAGI
Jagonantang wrote:miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un !!
*Ya Allah, kenapa masih ada Hamba-mu yang bernasib spt itu?? apa yang salah dengan negeri ini??? Semoga Ya Allah, Kau Kuatkan Ketabahan si Bapak & Keluarganya. Semoga Pula Segera Kau Bukakan Pintu Rejeki Buat Beliau. Amiiinn!!!
Usul tuk Pengurus Papaji via Pak JN:
Galang Dana Sosial Papaji (via Pusat/Cab.Terdekat), saatnya Kita "Mengetuk" hati-nurani masing2 Papajiers untuk menyisihkan sebagian Rejeki buat saudara kita yg diberi cobaan.
* Papajiers Solo Raya bermaksud Menyumbang: Rp. 500.000,- ke si Bapak, bs di teruskan Pak?? Transfer ke Rekening Siapa??? Tks.
Salam.
kicksawunk- Kapten
- Jumlah posting : 398
Join date : 19.06.11
Lokasi : Demak-Solo-Pekanbaru
Re: SAATNYA BERBAGI
Innalillahi wainna ilaihi roji'un......
ya ALLAH...... tempatkan lah khaerunisa di tempat yg layak....
semoga semua manusia yg melihat kejadian tersebut di ampuni segala dosanya.... amin...amin...ya robb......
ya ALLAH...... tempatkan lah khaerunisa di tempat yg layak....
semoga semua manusia yg melihat kejadian tersebut di ampuni segala dosanya.... amin...amin...ya robb......
Ayok_bukolan- Kolonel
- Jumlah posting : 847
Join date : 14.06.11
Lokasi : probolinggo - malang. BB 28297ABA
Re: SAATNYA BERBAGI
Hik..hik..hik.. no komen...
ari delta- Jendral
- Jumlah posting : 1427
Join date : 30.05.10
Age : 39
Lokasi : semarang
Re: SAATNYA BERBAGI
itulah salah satu potret kemiskinan di negeri kita, ada yang mengatakan kalau "....orang miskin ga boleh skit...." sungguh memilukan
nah kalau rekan2 di PAPAJI alangkah baiknya kalau suatu saat kita bisa mengadakan acara baksos kemana gitu (diadakan secara rutin mngkin setahun sekali )dengan menggalang kekuatan yang ada di tubuh PAPAJI, selain bisa mengharumkan nama PAPAJI di mata masyarakat secara umum, nama PAPAJI juga bisa dikenal oleh masyarakat secara luas..
salam..
nah kalau rekan2 di PAPAJI alangkah baiknya kalau suatu saat kita bisa mengadakan acara baksos kemana gitu (diadakan secara rutin mngkin setahun sekali )dengan menggalang kekuatan yang ada di tubuh PAPAJI, selain bisa mengharumkan nama PAPAJI di mata masyarakat secara umum, nama PAPAJI juga bisa dikenal oleh masyarakat secara luas..
salam..
tito ortiz- Kolonel
- Jumlah posting : 675
Join date : 13.10.11
Age : 41
Lokasi : Semarang
Re: SAATNYA BERBAGI
kicksawunk wrote:Jagonantang wrote:miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un !!
*Ya Allah, kenapa masih ada Hamba-mu yang bernasib spt itu?? apa yang salah dengan negeri ini??? Semoga Ya Allah, Kau Kuatkan Ketabahan si Bapak & Keluarganya. Semoga Pula Segera Kau Bukakan Pintu Rejeki Buat Beliau. Amiiinn!!!
Usul tuk Pengurus Papaji via Pak JN:
Galang Dana Sosial Papaji (via Pusat/Cab.Terdekat), saatnya Kita "Mengetuk" hati-nurani masing2 Papajiers untuk menyisihkan sebagian Rejeki buat saudara kita yg diberi cobaan.
* Papajiers Solo Raya bermaksud Menyumbang: Rp. 500.000,- ke si Bapak, bs di teruskan Pak?? Transfer ke Rekening Siapa??? Tks.
Salam.
setahu saya kejadian itu sudah lama terjadi pak..mngkin keberadaan pemulung tersebut juga sudah tidak diketahui dmn...
tito ortiz- Kolonel
- Jumlah posting : 675
Join date : 13.10.11
Age : 41
Lokasi : Semarang
Re: SAATNYA BERBAGI
ipanknade wrote:Suara Pembebasan
Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.
Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.
Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.
Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.
Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.
Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.
jd keluar air mata nih setelah baca ceritanya....
Rozaqna-wahyu- Kolonel
- Jumlah posting : 658
Join date : 09.10.11
Age : 32
Lokasi : karanganyar(rmh solo) jember(tmpt kerjo) bondowoso (kosant)
Re: SAATNYA BERBAGI
setuju, mas...tito ortiz wrote:itulah salah satu potret kemiskinan di negeri kita, ada yang mengatakan kalau "....orang miskin ga boleh skit...." sungguh memilukan
nah kalau rekan2 di PAPAJI alangkah baiknya kalau suatu saat kita bisa mengadakan acara baksos kemana gitu (diadakan secara rutin mngkin setahun sekali )dengan menggalang kekuatan yang ada di tubuh PAPAJI, selain bisa mengharumkan nama PAPAJI di mata masyarakat secara umum, nama PAPAJI juga bisa dikenal oleh masyarakat secara luas..
salam..
didik adi- Kolonel
- Jumlah posting : 511
Join date : 20.05.11
Lokasi : weleri, jawa tengah
Re: SAATNYA BERBAGI
benar2 sangat memilukan dan itu terjadi di dunia nyata...
sungguh sulit untuk diterima akal sehat...
sudah tidak tergambar lagi kepedulian itu,kasih sayang antar sesama sudah lenyap...
seakan2 manusia bukan manusia tetapi sebuah robot yang hanya butuh uang...
menyedihkan,memilukan dan memalukan...
sungguh sulit untuk diterima akal sehat...
sudah tidak tergambar lagi kepedulian itu,kasih sayang antar sesama sudah lenyap...
seakan2 manusia bukan manusia tetapi sebuah robot yang hanya butuh uang...
menyedihkan,memilukan dan memalukan...
PRINCE LANDO- Sersan
- Jumlah posting : 164
Join date : 14.12.09
Lokasi : Jember
Re: SAATNYA BERBAGI
terima kasih pada mas Bino dengan Papajiers Solo Rayanya, yang begitu spontan reaksinya.kicksawunk wrote:Jagonantang wrote:miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un !!
*Ya Allah, kenapa masih ada Hamba-mu yang bernasib spt itu?? apa yang salah dengan negeri ini??? Semoga Ya Allah, Kau Kuatkan Ketabahan si Bapak & Keluarganya. Semoga Pula Segera Kau Bukakan Pintu Rejeki Buat Beliau. Amiiinn!!!
Usul tuk Pengurus Papaji via Pak JN:
Galang Dana Sosial Papaji (via Pusat/Cab.Terdekat), saatnya Kita "Mengetuk" hati-nurani masing2 Papajiers untuk menyisihkan sebagian Rejeki buat saudara kita yg diberi cobaan.
* Papajiers Solo Raya bermaksud Menyumbang: Rp. 500.000,- ke si Bapak, bs di teruskan Pak?? Transfer ke Rekening Siapa??? Tks.
Salam.
Sumbangan 'mengetuk pintu nurani' tentunya akan dibuatkan sendiri rekeningnya oleh bendahara.
dan ini tidak akan memakan waktu lama. begitu kan kang Azis ?
Jagonantang- Premium member
- Jumlah posting : 1856
Join date : 15.08.08
Lokasi : pondok kelapa,jakarta timur
Re: SAATNYA BERBAGI
Mohon maaf, mohon di cek dulu,ini kejadian tahun berapa dan bulan apa...? setahu saya ini dah tdk up to date. trim
sukarjo- Kapten
- Jumlah posting : 263
Join date : 22.09.11
Re: SAATNYA BERBAGI
kicksawunk wrote:Jagonantang wrote:miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un !!
*Ya Allah, kenapa masih ada Hamba-mu yang bernasib spt itu?? apa yang salah dengan negeri ini??? Semoga Ya Allah, Kau Kuatkan Ketabahan si Bapak & Keluarganya. Semoga Pula Segera Kau Bukakan Pintu Rejeki Buat Beliau. Amiiinn!!!
Usul tuk Pengurus Papaji via Pak JN:
Galang Dana Sosial Papaji (via Pusat/Cab.Terdekat), saatnya Kita "Mengetuk" hati-nurani masing2 Papajiers untuk menyisihkan sebagian Rejeki buat saudara kita yg diberi cobaan.
* Papajiers Solo Raya bermaksud Menyumbang: Rp. 500.000,- ke si Bapak, bs di teruskan Pak?? Transfer ke Rekening Siapa??? Tks.
Salam.
Ya Alloh Ya Rohman Ya Rohim, Penguasa Siang dan Penguasa Malam, bukakanlah Pintu Hati para pemimpin kami. Saya Yanuar Pribadi akan ikut menyumbang sebesar Rp. 250.00,- kepada bapak Supriono. Mohon no rekeningnya mas bendahara
Terakhir diubah oleh YANUAR tanggal Wed 15 Feb 2012, 14:32, total 2 kali diubah
YANUAR- Kapten
- Jumlah posting : 324
Join date : 26.02.11
Age : 49
Lokasi : Kesugihan Cilacap 081311093830/BB 2810DF91
Re: SAATNYA BERBAGI
aa..miii...taa..baaaaaa......
jaghana- Registered Sellers
- Jumlah posting : 7124
Join date : 01.07.10
Age : 46
Lokasi : matraman jak-tim 085217314302. pin BB 2843A31C
Re: SAATNYA BERBAGI
sukarjo wrote:Mohon maaf, mohon di cek dulu,ini kejadian tahun berapa dan bulan apa...? setahu saya ini dah tdk up to date. trim
betul, kejadian tsb tentunya sudah berlalu, lama ataupun belum lama.
itu perlu kita chek lagi. namun begitu, tulisan tersebut sudah terlanjur menggugah hati nurani kita sebagai mahluk sosial dan bermartabat.
Nantinya,terkumpulnya dana pada rekening "mengetuk hati nurani" yang tidak ada limit waktunya, dapat digunakan untuk hal hal yang spt teman teman sarankan.
buat yang memposting tret ini ; minta tolong untuk mencarikan data dan sumber lain tentang tulisan tersebut untuk keperluan lanjutannya.
terima kasih pada semua, atas perhatian dan sarannya.
Jagonantang- Premium member
- Jumlah posting : 1856
Join date : 15.08.08
Lokasi : pondok kelapa,jakarta timur
Re: SAATNYA BERBAGI
Jagonantang wrote:sukarjo wrote:Mohon maaf, mohon di cek dulu,ini kejadian tahun berapa dan bulan apa...? setahu saya ini dah tdk up to date. trim
betul, kejadian tsb tentunya sudah berlalu, lama ataupun belum lama.
itu perlu kita chek lagi. namun begitu, tulisan tersebut sudah terlanjur menggugah hati nurani kita sebagai mahluk sosial dan bermartabat.
Nantinya,terkumpulnya dana pada rekening "mengetuk hati nurani" yang tidak ada limit waktunya, dapat digunakan untuk hal hal yang spt teman teman sarankan.
buat yang memposting tret ini ; minta tolong untuk mencarikan data dan sumber lain tentang tulisan tersebut untuk keperluan lanjutannya.
terima kasih pada semua, atas perhatian dan sarannya.
seingat saya ini kisah lama...sy ingat waktu lihat tayangannya d TV dan baca d surat kabar. mungkin anggap saja sebagai trigger.....buat berempati....
sukarjo- Kapten
- Jumlah posting : 263
Join date : 22.09.11
Re: SAATNYA BERBAGI
meski peristiwa itu sudah lama, tetapi bila melihat gelagat yang ada sekarang ini tidak mustahil akan muncul lagi peristiwa serupa dalam kasus lain oleh karena itu saya pikir ada baiknya sebagai wujud kepedulian kita terhadap fenomena sosial yang memprihatinkan di negri yang subur ini?!sukarjo wrote:Jagonantang wrote:sukarjo wrote:Mohon maaf, mohon di cek dulu,ini kejadian tahun berapa dan bulan apa...? setahu saya ini dah tdk up to date. trim
betul, kejadian tsb tentunya sudah berlalu, lama ataupun belum lama.
itu perlu kita chek lagi. namun begitu, tulisan tersebut sudah terlanjur menggugah hati nurani kita sebagai mahluk sosial dan bermartabat.
Nantinya,terkumpulnya dana pada rekening "mengetuk hati nurani" yang tidak ada limit waktunya, dapat digunakan untuk hal hal yang spt teman teman sarankan.
buat yang memposting tret ini ; minta tolong untuk mencarikan data dan sumber lain tentang tulisan tersebut untuk keperluan lanjutannya.
terima kasih pada semua, atas perhatian dan sarannya.
seingat saya ini kisah lama...sy ingat waktu lihat tayangannya d TV dan baca d surat kabar. mungkin anggap saja sebagai trigger.....buat berempati....
dalange- Kapten
- Jumlah posting : 361
Join date : 02.11.11
Lokasi : Tulungagung - Bantul - Yogyakarta 087839303588
Re: SAATNYA BERBAGI
Kalo Indiana Jones begini gmn pak?liat di yahoo td waktunya blm lama n jarak ga jauh dr jakarta...(pandeglang)dalange wrote:meski peristiwa itu sudah lama, tetapi bila melihat gelagat yang ada sekarang ini tidak mustahil akan muncul lagi peristiwa serupa dalam kasus lain oleh karena itu saya pikir ada baiknya sebagai wujud kepedulian kita terhadap fenomena sosial yang memprihatinkan di negri yang subur ini?!sukarjo wrote:Jagonantang wrote:sukarjo wrote:Mohon maaf, mohon di cek dulu,ini kejadian tahun berapa dan bulan apa...? setahu saya ini dah tdk up to date. trim
betul, kejadian tsb tentunya sudah berlalu, lama ataupun belum lama.
itu perlu kita chek lagi. namun begitu, tulisan tersebut sudah terlanjur menggugah hati nurani kita sebagai mahluk sosial dan bermartabat.
Nantinya,terkumpulnya dana pada rekening "mengetuk hati nurani" yang tidak ada limit waktunya, dapat digunakan untuk hal hal yang spt teman teman sarankan.
buat yang memposting tret ini ; minta tolong untuk mencarikan data dan sumber lain tentang tulisan tersebut untuk keperluan lanjutannya.
terima kasih pada semua, atas perhatian dan sarannya.
seingat saya ini kisah lama...sy ingat waktu lihat tayangannya d TV dan baca d surat kabar. mungkin anggap saja sebagai trigger.....buat berempati....
Bambang Sugriwo- Kapten
- Jumlah posting : 249
Join date : 28.12.11
Age : 43
Re: SAATNYA BERBAGI
Idem. ini adalah sisi negatif dari Kapitalisme buatan Amrik sialan.Jagonantang wrote:miris,....inilah sisi memilukan kehidupan metropolitan ?
OK''
coki- Jendral
- Jumlah posting : 1273
Join date : 10.01.12
Age : 42
Lokasi : Jakarta
Similar topics
» Sebuah keprihatinan
» Dokumentasi Diklat Penjurian dan Latber Keliling Pengcab Papaji Solo Raya, 08 Peb 2015
» Adakah penyedia jasa pengiriman ayam
» Dilema Ayam lepek
» Berbagi pengalaman
» Dokumentasi Diklat Penjurian dan Latber Keliling Pengcab Papaji Solo Raya, 08 Peb 2015
» Adakah penyedia jasa pengiriman ayam
» Dilema Ayam lepek
» Berbagi pengalaman
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|