Jenis ayam skrang ko namany aneh2

Konkaykai,WEERA
PONG, pama IQ jenis ayam apalagi ini ada yg tahu rekan2 skalian gaya tarung dari ayam2 tersebut, ini jenis bru dri thailand atau memang dah lama ada.

dibikin mudah saja om, semua tergantung manusia. mau kasih nama apa si ayam jg gak tahu namanya siapa. krna dr dulu ayam itu bodoh, diaduin buat nyenengin manusia jg mau saja terus.
kalau orangnya ACI pasti lah dikasih nama2 yg membanggakan buat lingkungan, keluarga, bangsa dan negara nya, kecuali untuk strategi marketing.

biasanya saya ikut2an latah saja, padahal sebenarnya gak tahu sama sekali silsilah nya itu ayam he he...

biar kereeenn saja.

c4punk wrote:Konkaykai,WEERA
PONG, pama IQ jenis ayam apalagi ini ada yg tahu rekan2 skalian gaya tarung dari ayam2 tersebut, ini jenis bru dri thailand atau memang dah lama ada.

Ayam sudah menjadi barang komoditi alias barang dagangan utama sehingga akan selalu muncul istilah2 baru untuk kepentingan dagang semata, maka sebagai penghobi jangan pernah silau atau fanatik dengan berbagai hal yang tidak terkait dengan kinerja ayamnya, apapun nama dan jenisnya  untuk seekor ayam aduan yang kita bayar adalah kinerjanya.................................

Akan lebih malu jika kita sudah jumawa dan berbangga dengan istilah2 asing + aneh2 tetapi kinerja ayamnya tidak mumpuni dan kalah jauh oleh ayam kampung biasa..............................

Akan lebih kecewa jika kita membayar harga seekor ayam berdasarkan istilah dan nama2 asing tetapi ketika sudah dirawat dan diuji abar hasilnya jauh dari harapan dan sama sekali tidak menceminkan nama/istilah yang disandangnya..............................

Saya pernah melakukan eksperimen terhadap seorang pembeli yang datang ke kandang, ada 2 ekor lancuran setetasan yang secara kualitas setara, yang 1 ekor saya akui sebagai anakan lokal kampung biasa dan dijual dengan harga biasa sedangkan satunya saya bilang anakan pakhoy import disilang dengan saigon gondrong dan dijual dengan harga 7x lebih mahal semuanya tanpa ditest.............................

Rekan pembeli nampaknya lebih tertarik untuk beli lancuran yang saya akui sebagai anakan pakhoy import padahal secara postur dan tampilan fisik hampir sama dan sekalipun harganya jauh lebih mahal, akhirnya saya buka kartu bahwa kedua ayam tersebut sebenarnya satu tetasan saya hanya ingin menguji psikologi pembeli saja dan akhirnya keduanyapun diboyong dengan harga yang masih biasa2 saja....................................

Hasil uji coba saya membuktikan bahwa calon pembeli sangat rentan dan sangat mudah ditipu oleh peternak pedagang yang tidak bertanggung jawab, hanya dengan sedikit memoles tampilan dibumbui cerita ngibul dan disebutkan istilah2 asing maka calon pembeli sangat mudah diperdaya.................................

Maka apapun istilahnya seekor ayam aduan yang kita bayar tetap kinerjanya, mau disebutkan jenis apapun tidak masalah yang terpenting dan utama calon pembeli wajib melihat langsung test abar untuk menguji dan menilai kinerja ayamnya baru kemudian bicara soal transaksi...................................  

Salam bangga ayam biasa..........................

Hendro wrote:

c4punk wrote:Konkaykai,WEERA
PONG, pama IQ jenis ayam apalagi ini ada yg tahu rekan2 skalian gaya tarung dari ayam2 tersebut, ini jenis bru dri thailand atau memang dah lama ada.

Ayam sudah menjadi barang komoditi alias barang dagangan utama sehingga akan selalu muncul istilah2 baru untuk kepentingan dagang semata, maka sebagai penghobi jangan pernah silau atau fanatik dengan berbagai hal yang tidak terkait dengan kinerja ayamnya, apapun nama dan jenisnya  untuk seekor ayam aduan yang kita bayar adalah kinerjanya.................................

Akan lebih malu jika kita sudah jumawa dan berbangga dengan istilah2 asing + aneh2 tetapi kinerja ayamnya tidak mumpuni dan kalah jauh oleh ayam kampung biasa..............................

Akan lebih kecewa jika kita membayar harga seekor ayam berdasarkan istilah dan nama2 asing tetapi ketika sudah dirawat dan diuji abar hasilnya jauh dari harapan dan sama sekali tidak menceminkan nama/istilah yang disandangnya..............................

Saya pernah melakukan eksperimen terhadap seorang pembeli yang datang ke kandang, ada 2 ekor lancuran setetasan yang secara kualitas setara, yang 1 ekor saya akui sebagai anakan lokal kampung biasa dan dijual dengan harga biasa sedangkan satunya saya bilang anakan pakhoy import disilang dengan saigon gondrong dan dijual dengan harga 7x lebih mahal semuanya tanpa ditest.............................

Rekan pembeli nampaknya lebih tertarik untuk beli lancuran yang saya akui sebagai anakan pakhoy import padahal secara postur dan tampilan fisik hampir sama dan sekalipun harganya jauh lebih mahal, akhirnya saya buka kartu bahwa kedua ayam tersebut sebenarnya satu tetasan saya hanya ingin menguji psikologi pembeli saja dan akhirnya keduanyapun diboyong dengan harga yang masih biasa2 saja....................................

Hasil uji coba saya membuktikan bahwa calon pembeli sangat rentan dan sangat mudah ditipu oleh peternak pedagang yang tidak bertanggung jawab, hanya dengan sedikit memoles tampilan dibumbui cerita ngibul dan disebutkan istilah2 asing maka calon pembeli sangat mudah diperdaya.................................

Maka apapun istilahnya seekor ayam aduan yang kita bayar tetap kinerjanya, mau disebutkan jenis apapun tidak masalah yang terpenting dan utama calon pembeli wajib melihat langsung test abar untuk menguji dan menilai kinerja ayamnya baru kemudian bicara soal transaksi...................................  

Salam bangga ayam biasa..........................

saya simpulkan, apapun istilahnya, harga berbanding lurus dengan kinerja ayam

kritikus_ayam wrote:

Hendro wrote:

c4punk wrote:Konkaykai,WEERA
PONG, pama IQ jenis ayam apalagi ini ada yg tahu rekan2 skalian gaya tarung dari ayam2 tersebut, ini jenis bru dri thailand atau memang dah lama ada.

Ayam sudah menjadi barang komoditi alias barang dagangan utama sehingga akan selalu muncul istilah2 baru untuk kepentingan dagang semata, maka sebagai penghobi jangan pernah silau atau fanatik dengan berbagai hal yang tidak terkait dengan kinerja ayamnya, apapun nama dan jenisnya  untuk seekor ayam aduan yang kita bayar adalah kinerjanya.................................

Akan lebih malu jika kita sudah jumawa dan berbangga dengan istilah2 asing + aneh2 tetapi kinerja ayamnya tidak mumpuni dan kalah jauh oleh ayam kampung biasa..............................

Akan lebih kecewa jika kita membayar harga seekor ayam berdasarkan istilah dan nama2 asing tetapi ketika sudah dirawat dan diuji abar hasilnya jauh dari harapan dan sama sekali tidak menceminkan nama/istilah yang disandangnya..............................

Saya pernah melakukan eksperimen terhadap seorang pembeli yang datang ke kandang, ada 2 ekor lancuran setetasan yang secara kualitas setara, yang 1 ekor saya akui sebagai anakan lokal kampung biasa dan dijual dengan harga biasa sedangkan satunya saya bilang anakan pakhoy import disilang dengan saigon gondrong dan dijual dengan harga 7x lebih mahal semuanya tanpa ditest.............................

Rekan pembeli nampaknya lebih tertarik untuk beli lancuran yang saya akui sebagai anakan pakhoy import padahal secara postur dan tampilan fisik hampir sama dan sekalipun harganya jauh lebih mahal, akhirnya saya buka kartu bahwa kedua ayam tersebut sebenarnya satu tetasan saya hanya ingin menguji psikologi pembeli saja dan akhirnya keduanyapun diboyong dengan harga yang masih biasa2 saja....................................

Hasil uji coba saya membuktikan bahwa calon pembeli sangat rentan dan sangat mudah ditipu oleh peternak pedagang yang tidak bertanggung jawab, hanya dengan sedikit memoles tampilan dibumbui cerita ngibul dan disebutkan istilah2 asing maka calon pembeli sangat mudah diperdaya.................................

Maka apapun istilahnya seekor ayam aduan yang kita bayar tetap kinerjanya, mau disebutkan jenis apapun tidak masalah yang terpenting dan utama calon pembeli wajib melihat langsung test abar untuk menguji dan menilai kinerja ayamnya baru kemudian bicara soal transaksi...................................  

Salam bangga ayam biasa..........................

saya simpulkan, apapun istilahnya, harga berbanding lurus dengan kinerja ayam

setuju mas, sedikit menambahkan, logika dan rasionalitas harus tetap kita jaga dalam berhobi.

salam

tiga s/d lima tahun yl (maap kalau salah nebak) tibi-tibi muncul BIRMA ATRET, setelahnya RAMBONG lah, KARUNG DAN TONG lah ...

setelahnya PAKHOY mewabah ... demam birma pun sinar ...  sempat muncul BRAZIL, SHAMOKOY

sekarang saya baca ada ayam PANUS ... bukan Pak Anus  

ya suka-suka orang Thailand sono menciptakan produk baru buat para penghoby indonesia yg berkantong tebal ...

mungkin 1-2 tahun lagi ada ayam baru ... AYAM BANGKALKUNMAKOY ...  

Mungkin jg bang ayam kampung kita brg baru bg mrk hehe;)

Selamat pagi,
Sebagai penghobi ayam aduan tentu kita sudah tahu bahwa banyak jenis2 ayam aduan seperti bangkok, burma, saigon, philipin dsb. Dan kita juga tahu bahwa masing2 jenis mempunyai ciri khas dalam hal pola atau tipe adu, katurangganya (sifat2 fisik ayam spt jenis bulu, kualitas tulang dsb).
Nah, buat yg hobi ternak seperti sy tentu jenis2 ayam tersebut akan sangat penting untuk pengembangan dan eksperimen, yg tentu hasilnya diharapkan bisa menghasilkan tipe2 ayam aduan baru. Demikiab pendapat saya

Salam JK

pak hendro rupanya seorang psikolog juga xixixixi

arif wrote:

kritikus_ayam wrote:

Hendro wrote:

c4punk wrote:Konkaykai,WEERA
PONG, pama IQ jenis ayam apalagi ini ada yg tahu rekan2 skalian gaya tarung dari ayam2 tersebut, ini jenis bru dri thailand atau memang dah lama ada.

Ayam sudah menjadi barang komoditi alias barang dagangan utama sehingga akan selalu muncul istilah2 baru untuk kepentingan dagang semata, maka sebagai penghobi jangan pernah silau atau fanatik dengan berbagai hal yang tidak terkait dengan kinerja ayamnya, apapun nama dan jenisnya  untuk seekor ayam aduan yang kita bayar adalah kinerjanya.................................

Akan lebih malu jika kita sudah jumawa dan berbangga dengan istilah2 asing + aneh2 tetapi kinerja ayamnya tidak mumpuni dan kalah jauh oleh ayam kampung biasa..............................

Akan lebih kecewa jika kita membayar harga seekor ayam berdasarkan istilah dan nama2 asing tetapi ketika sudah dirawat dan diuji abar hasilnya jauh dari harapan dan sama sekali tidak menceminkan nama/istilah yang disandangnya..............................

Saya pernah melakukan eksperimen terhadap seorang pembeli yang datang ke kandang, ada 2 ekor lancuran setetasan yang secara kualitas setara, yang 1 ekor saya akui sebagai anakan lokal kampung biasa dan dijual dengan harga biasa sedangkan satunya saya bilang anakan pakhoy import disilang dengan saigon gondrong dan dijual dengan harga 7x lebih mahal semuanya tanpa ditest.............................

Rekan pembeli nampaknya lebih tertarik untuk beli lancuran yang saya akui sebagai anakan pakhoy import padahal secara postur dan tampilan fisik hampir sama dan sekalipun harganya jauh lebih mahal, akhirnya saya buka kartu bahwa kedua ayam tersebut sebenarnya satu tetasan saya hanya ingin menguji psikologi pembeli saja dan akhirnya keduanyapun diboyong dengan harga yang masih biasa2 saja....................................

Hasil uji coba saya membuktikan bahwa calon pembeli sangat rentan dan sangat mudah ditipu oleh peternak pedagang yang tidak bertanggung jawab, hanya dengan sedikit memoles tampilan dibumbui cerita ngibul dan disebutkan istilah2 asing maka calon pembeli sangat mudah diperdaya.................................

Maka apapun istilahnya seekor ayam aduan yang kita bayar tetap kinerjanya, mau disebutkan jenis apapun tidak masalah yang terpenting dan utama calon pembeli wajib melihat langsung test abar untuk menguji dan menilai kinerja ayamnya baru kemudian bicara soal transaksi...................................  

Salam bangga ayam biasa..........................

saya simpulkan, apapun istilahnya, harga berbanding lurus dengan kinerja ayam

setuju mas, sedikit menambahkan, logika dan rasionalitas harus tetap kita jaga dalam berhobi.

salam

sip

Ayam impor maupun ayam lokal yg penting kenerjanya dalam pertarungan...Tapi apakah itu cukup??? bagi saya belum cukup..

Dalam kasus tarung dgn T yg besar pastilah seorang pertarung memiliki beban fisikologi yang tinggi jangan sampai jagoannya dalam pertarungan pecah tongkang (ragu-ragu ataupun lari sendiri ataupun belum pantas lari sdh lari).

Seorang petarung bukan saja sekedar mencarik tehnik yang baik dgn pukulan yang bagus (Sesuai selera) tapi juga asal usul ayam agar mengetahui gambaran karisma ayam yg di belik, dimana sangat di butuhkan pada waktu pertarungan panjang (rendaman) se ekor jagoan bukan saja adu pukul tapi juga adu karisma/nyali juga menentukan..

Intinya cariklah ayam yg sesuai di hati, baik tehnik dan pukulan tapi jangan lupa asal usul ayam juga sangat perlu, cariklah ayam yg memiliki karisma tinggi bisa di lihat dari asal usul pejantannya dan riwayat tarungnya (berapa air, lawan ayam yg bagaimana, lokasi tarung di mana dls)

Salam dari saya yg masih junior...

Ikut nimbrung ah,  hehe...

Memang apapun ceritanya mau beli dari trah yg jelas atau beli di pasar ayam,  mau botohnya lokal atapun import dari luar negeri, maupun rawatan intensif atau biasa2 saja. Semua itu di tentukan saat pertandingan di gelanggang 15x5 (full)  atau di kontes (sesuai aturan yg berlaku),  seperti halnya sebuah pertandingan sepakbola,  semuanya bisa terjadi dalam waktu 2x45 menit dan hasil yg menjadi penentu, siapa sangka BRAZIL bisa kalah 7-1 dari Jerman pada piala dunia yg lalu, begitupun ayam, bukan asal usul ayam kita atau monolog2 dari pemilik ayam...  

Yg jadi pembeda adalah beban moral saat kita punya ayam kelas import lalu kalah maka 2x di ledeknya,  tapi kadang jeleknya saat ayam lokal yg kalah bilangnya "wajar menang dia pake ayam import sih", apapun itu kalo sy pribadi tidak fair membedakan asal usul ayam,  karena setiap ayam punya "TAKDIRNYA" sendiri2, ada orang yg punya insting brilian untuk menemukan bakat seekor ayam walaupun berada di pasar biasa2 saja,  di sisi lain orang yg suka main dengan T yang besar2 tidak mau ambil resiko untuk cari ayam yg asal2an tanpa tahu trah yg jelas karena khawatir tidak masuk spek/ tidak sesuai harapan,  (ini sudah mindset)  dan tidak ada yg salah...

Salam import maupun lokal minumnya tetep teh botol sosro...  

boykomplek wrote:Ayam impor maupun ayam lokal yg penting kenerjanya dalam pertarungan...Tapi apakah itu cukup???  bagi saya belum cukup..

Dalam kasus tarung dgn T yg besar pastilah seorang pertarung memiliki beban fisikologi yang tinggi jangan sampai jagoannya dalam pertarungan pecah tongkang (ragu-ragu ataupun lari sendiri ataupun belum pantas lari sdh lari).

Seorang petarung bukan saja sekedar mencarik tehnik yang baik dgn pukulan yang bagus (Sesuai selera) tapi juga asal usul ayam agar mengetahui gambaran karisma ayam yg di belik,  dimana sangat di butuhkan pada waktu pertarungan panjang (rendaman) se ekor jagoan bukan saja adu pukul tapi juga adu karisma/nyali juga menentukan..

Intinya cariklah ayam yg sesuai di hati, baik tehnik dan pukulan tapi jangan lupa  asal usul ayam juga sangat perlu, cariklah ayam yg memiliki karisma tinggi bisa di lihat dari asal usul pejantannya dan riwayat tarungnya (berapa air, lawan ayam yg bagaimana, lokasi tarung di mana dls)

Salam dari saya yg masih junior...

harga berbanding lurus dengan kinerja bang, memanipulasi nyali ayam supaya lebih baik mati daripada lari ada caranya dan penghobi tiap daerah punya caranya masing2, saya ada caranya dapat dari hasil eksperimen

kritikus_ayam wrote:

boykomplek wrote:Ayam impor maupun ayam lokal yg penting kenerjanya dalam pertarungan...Tapi apakah itu cukup???  bagi saya belum cukup..

Dalam kasus tarung dgn T yg besar pastilah seorang pertarung memiliki beban fisikologi yang tinggi jangan sampai jagoannya dalam pertarungan pecah tongkang (ragu-ragu ataupun lari sendiri ataupun belum pantas lari sdh lari).

Seorang petarung bukan saja sekedar mencarik tehnik yang baik dgn pukulan yang bagus (Sesuai selera) tapi juga asal usul ayam agar mengetahui gambaran karisma ayam yg di belik,  dimana sangat di butuhkan pada waktu pertarungan panjang (rendaman) se ekor jagoan bukan saja adu pukul tapi juga adu karisma/nyali juga menentukan..

Intinya cariklah ayam yg sesuai di hati, baik tehnik dan pukulan tapi jangan lupa  asal usul ayam juga sangat perlu, cariklah ayam yg memiliki karisma tinggi bisa di lihat dari asal usul pejantannya dan riwayat tarungnya (berapa air, lawan ayam yg bagaimana, lokasi tarung di mana dls)

Salam dari saya yg masih junior...

harga berbanding lurus dengan kinerja bang, memanipulasi nyali ayam supaya lebih baik mati daripada lari ada caranya dan penghobi tiap daerah punya caranya masing2, saya ada caranya dapat dari hasil eksperimen

Kasih aja ransum singkong tiap hari,
Nanti tuh ayam juga milih mati dari pada tiap hari makan singkong.

kritikus_ayam wrote:
harga berbanding lurus dengan kinerja bang, memanipulasi nyali ayam supaya lebih baik mati daripada lari ada caranya dan penghobi tiap daerah punya caranya masing2, saya ada caranya dapat dari hasil eksperimen

Kasih tau dong om caranya..
Om yang satu ini selalu bikin penasaran..

kheling wrote:pak hendro rupanya seorang psikolog juga xixixixi

Maklum aja bang biasa jadi konsultan segala bidang mulai dari urusan teknik, ekonomi, hukum sampai urusan rawat ayam..ke..ke..ke..ke..

Tapi memang dunia ayam aduan itu penuh dengan misteri alias diluar logika, pengalaman saya berjualan ayam juga menemukan pembeli yang aneh2, kadang memang pembeli tersebut ingin atau memberikan ruang dan peluang yang sangat luas untuk diperdaya.....................

Pernah ada pembeli yang datang kerumah tanya ayam yang ini ayam yang itu dan sudah kita jelaskan semuanya secara apa adanya malah tidak percaya dan menggangap kita cuma merendah saja, mereka menyimpulkan dan menilai sendiri bahwa sebenarnya ayam ini adalah jenis/trah ini menurut versi dan pemahaman mereka (seolah olah mereka malah lebih tahu dan lebih paham dari kita)...ke..ke..ke..ke......................

Bagi penjual yang licik hal ini sungguh menjadi peluang besar untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan mendukung opini mereka dan menambah bumbu cerita serta menggoreng harga, maka ayam yang sebenanya hanya layak dijual biasa bisa meningkat harga jualnya menjadi luar biasa akibat opini dari caloln pembelinya sendiri................

Pernah juga ada orang yang telepon tanya harga ayam ketika saya sebutkan harga 750 ribu untuk lancuran kualitas layak adu malah memberikan jawaban yang mengagetkan, kata dia " apa itu ayam afkiran dan bisa diaduin, mana ada ayam harga segitu yang bagus " kata dia lagi..ke..ke..ke..ke...

Menemukan kasus pembeli seperti diatas kita merasa prihatin dan kasihan terhadap mereka, mungkin pengalaman dia selama ini selalu hanya bertemu dengan orang2 yang tidak tepat sehingga kurang mampu memberikan wawasan yang luas dan sebenar benarnya tentang hobi ayam aduan ini...............................

Salam hobi sejati.............................

Rival Abadi wrote:

Kasih aja ransum singkong tiap hari,
Nanti tuh ayam juga milih mati dari pada tiap hari makan singkong.

kata2 mas hendro manteppp tpi harga ternak di desa lbih murah dripada di kota krna biaya pakan yg melambung mas he3x

setiap pedagang pasti mau jual semahal2nya dan pembeli tawar semurah murahnya

kinerja ayam didapat dri ternak yg terencana dan eksperimen bertahun tahun dgan pacek dan biang di sortir kembali, anakanny pun kdang tak merata kinerjany maka perlu sortir kembali diumur siap test gbrak, btuh krja keras bwt peternak untuk hasil dan kualitas merata. salam ternak lokal

kalo ini jadi apa ya singkatannya

shamo x satsumadori
shamo x black sumatra
shamo x ganoi
shamo x aseel
shamo x thai
shamo x pakoy
shamo x birma

aseel x satsumadori
aseel x black sumatra
aseel x ganoi
aseel x thai
aseel x birma
aseel x pakoy

satsu x birma
satsu x black sumatra
satsu x ganoi
satsu x thai
satsu x pakoy

viper x satsu
viper x black sumatra
viper x shamo
viper x thai
viper x aseel
viper x ganoi
viper x birma
viper x pakoy

baru silangan 2 darah gimana kalo udah 3 darah apa nama-nama singkatannya berubah juga?
lama-lama pening kepala ini ngikuti trend nama mah

nb : akhiran IQ ayam yg di buang di negaranya sendiri

IQ produk gagal ya mas singo ???

c4punk wrote:IQ produk gagal ya mas singo ???

IQ di negaranya sendiri indonesia di anggap ayam hias,tapi di kembangkan di thailand jadi bahan silangan pelengkap ayam aduan terbaru mereka....
IQ asalnya dr sulawesi...
kalo yang kembangkan indonesia gk akan di cari tapi kalo yang kembangkan thailand semua berlomba mencari...indahnya negaraku

candisingo wrote:

c4punk wrote:IQ produk gagal ya mas singo ???

IQ di negaranya sendiri indonesia di anggap ayam hias,tapi di kembangkan di thailand jadi bahan silangan pelengkap ayam aduan terbaru mereka....
IQ asalnya dr sulawesi...
kalo yang kembangkan indonesia gk akan di cari tapi kalo yang kembangkan thailand semua berlomba mencari...indahnya negaraku

Tidak hanya ayam mas sepertinya ya, banyak komoditi lainnya juga...

Minyak diambil mentah dari negara kita, di olah, dan setelah siap digunakan di jual lagi ke kita dengan harga tinggi...

Contoh lainnya baju oleh2 dari luar negeri pas saya cek taunya made in Indonesia juga, belum lagi komoditi lainnya seperti kayu, ikan segar dll...

Mari kita mulai mencintai produk asli negeri sendiri....

Scemator wrote:

candisingo wrote:

c4punk wrote:IQ produk gagal ya mas singo ???

IQ di negaranya sendiri indonesia di anggap ayam hias,tapi di kembangkan di thailand jadi bahan silangan pelengkap ayam aduan terbaru mereka....
IQ asalnya dr sulawesi...
kalo yang kembangkan indonesia gk akan di cari tapi kalo yang kembangkan thailand semua berlomba mencari...indahnya negaraku

Tidak hanya ayam mas sepertinya ya, banyak komoditi lainnya juga...

Minyak diambil mentah dari negara kita,  di olah,  dan setelah siap digunakan di jual lagi ke kita dengan harga tinggi...

Contoh lainnya baju oleh2 dari luar negeri pas saya cek taunya made in Indonesia juga,  belum lagi komoditi lainnya seperti kayu, ikan segar dll...

Mari kita mulai mencintai produk asli negeri sendiri....

wkwkwkwkwkwk bener juga mas,anggap wajar ajalah kalo gitu...bener kata kawan dr jakarta yg kasih info dulu " nanti bakal booming varian baru dengan tag name IQ dan aku akan tertawa "

candisingo wrote:

Scemator wrote:

candisingo wrote:

c4punk wrote:IQ produk gagal ya mas singo ???

IQ di negaranya sendiri indonesia di anggap ayam hias,tapi di kembangkan di thailand jadi bahan silangan pelengkap ayam aduan terbaru mereka....
IQ asalnya dr sulawesi...
kalo yang kembangkan indonesia gk akan di cari tapi kalo yang kembangkan thailand semua berlomba mencari...indahnya negaraku

Tidak hanya ayam mas sepertinya ya, banyak komoditi lainnya juga...

Minyak diambil mentah dari negara kita,  di olah,  dan setelah siap digunakan di jual lagi ke kita dengan harga tinggi...

Contoh lainnya baju oleh2 dari luar negeri pas saya cek taunya made in Indonesia juga,  belum lagi komoditi lainnya seperti kayu, ikan segar dll...

Mari kita mulai mencintai produk asli negeri sendiri....

wkwkwkwkwkwk bener juga mas,anggap wajar ajalah kalo gitu...bener kata kawan dr jakarta yg kasih info dulu " nanti bakal booming varian baru dengan tag name IQ dan aku akan tertawa "

IQ ayam mas..
boleh dong, share gambarnya...

Ketimbang foto mending nonton aja mas

https://youtu.be/Ea8zrQQzhS0