Laporan pemuliaan ternak II untuk Pak Admin

Sy termasuk yg percaya ciri fisik menggambarkan pola tarung dan pukulannya. Ketika sy menggandeng ayam untuk diadu, ciri fisik musuh yg saya perhatikan. Misalnya sy punya ayam kepala segitiga kecil, jengger kecil, maka musuh sy carikan kepala besar jengger besar. Saat adu ayam, sy hanya adu teknik, soal pukulan sy anggap sama-sama keras.

Bentuk ekor panjang atau pendek, juga mempengaruhi pola tarung, posisi tegapan badan juga berpengaruh. Tapi ini hanya 80 persen tingkat keberhasilannya. Soalnya dikandang ada ayam jelek banget, bulu tipis, tulangan tipis, leher agak panjang, ekor pendek kayak ayam kampung, kepala sepitiga, jengger kecil, brutu kecil, supit lebar tapi tarungnya aduhai banget, tikungannya mantab, pukulannya gancang.

Entahlah

musthofa bisri wrote:@bang admin, ad gk ayam bang admin yg leher pendek tapi nikungnya bagus? klo di video di blognya yg mana yg leher pendek?

Menurut sy, ini termasuk leher pendek.


Leher lebih pendek dari musuhnya :

Administrator wrote:

musthofa bisri wrote:@bang admin, ad gk ayam bang admin yg leher pendek tapi nikungnya bagus? klo di video di blognya yg mana yg leher pendek?

Menurut sy, ini termasuk leher pendek.


Leher lebih pendek dari musuhnya :

keren nih ayamnya bang admin:D

Terima kasih bang admin, sy jd gk bingung lg soal leherpendek. Langkah kaki, langkah kaki dan langkah kaki...

Pengalaman di kandang ..

inbreed 1x masih belum nampak penurunan vitalitas,dan penurunan kesehatan yg ekstrem. Paling cuman ukurannya cenderung lebih kecil dan agak kesulitan mencapai top performance. Masih bs dipake u/ turun kalang..

Iya bang, hasil inbred kok susah besar ayamnya?

Iya betul. Hasil inbreed memang cenderung lebih kecil ketimbang paceknya.
Ini krn inbreed depression dimana banyak gen2 yg homogen.
Nanti kalau disilang lagi, hasilnya bisa lebih besar.

Cah_Erap wrote:Pengalaman di kandang ..

inbreed 1x  masih belum nampak penurunan vitalitas,dan penurunan kesehatan yg ekstrem. Paling cuman ukurannya cenderung lebih kecil dan agak kesulitan mencapai top performance. Masih bs dipake u/ turun kalang..

harus banyak belajar neh da mulai masuk tahap inbreed

Administrator wrote:Iya betul. Hasil inbreed memang cenderung lebih kecil ketimbang paceknya.
Ini krn inbreed depression dimana banyak gen2 yg homogen.
Nanti kalau disilang lagi, hasilnya bisa lebih besar.

wah masih ada harapan berarti

@bang admin: istilah ini sangat menggangu saya. "Sepurfighter belum tentu bagus buat breeder" maksudnya apa? Terus cara ngenali ayam model begini gmn selain diternak langsung untuk menghemat waktu?

Apakah, bagus tidaknya ayam untuk breeder bisa dilihat dari silsilah keturunannya?

2. Soal ayam solah atas bawah apakah bagus buat pejantan atau indukan. Bang admin sering bilang, cari jantan dan babon yang satu tipe tarung. Misalnya saya punya jantan solah atas bawah disilang sama babon tipe atas bawah. Jika berdasarkan teori genotype, apakah anakannya dominan juga solah atas bawah?

Atau malah sebaliknya acak-acakan. Misal, ada anakan yang lebih dominan mewarisi solah bawahnya saja, atau dominan solah atasnya saja. Karena menurut pemahaman saya, ketika ayam solah atas bawah, maka gennya tidak 100 persen. Artinya, 50 persen solah atas, 50 persen solah bawah. Mohon pencerahan bang admin?

musthofa bisri wrote:@bang admin: istilah ini sangat menggangu saya. "Sepurfighter belum tentu bagus buat breeder" maksudnya apa? Terus cara ngenali ayam model begini gmn selain diternak langsung untuk menghemat waktu?

Apakah, bagus tidaknya ayam untuk breeder bisa dilihat dari silsilah keturunannya?
 

Superfighter biasanya terdiri dari gen2 yg heterogen. Sementara utk ternak yg lebih pasti, kita membutuhkan gen yg lebih homogen.
Itulah sebabnya, kita membutuhkan inbreed utk homogenisasi gennya. Bahasa awamnya, 'darahnya di murnikan'.

Utk ternak, tentu saja di awal2 kita menggunakan cross breed yg berasal dari 2 ayam yg sama2 heterogen. Ini ngga masalah yg penting kita tahu silsilah keturunan ayam tsb.
Kadang ditemukan ayam bagus yg berasal dari orang tua yg biasa2 saja. Ketika diternak, anak2nya kurang memenuhi harapan krn ayam tsb tetap membawa sifat orangtuanya yg 'biasa2' aja itu. Gen ini bisa saja turun ke anaknya kelak.

musthofa bisri wrote:
2. Soal ayam solah atas bawah apakah bagus buat pejantan atau indukan. Bang admin sering bilang, cari jantan dan babon yang satu tipe tarung. Misalnya saya punya jantan solah atas bawah disilang sama babon tipe atas bawah. Jika berdasarkan teori genotype, apakah anakannya dominan juga solah atas bawah?

Bisa dominan, bisa juga tidak. Tergantung silsilah keturunan diatasnya.
Itulah pentingnya silsilah keturunan. Yaitu utk memastikan bahwa ayam yg kita ternak berasal dari keluarga yg sesuai dgn keinginan kita.
Ketika keluarga pacek yg atas bawah, dikawinkan dgn betina yg berasal dari keluarga yg setipe, maka hasilnya kemungkinan akan seperti itu juga.
Berbeda dgn pacek yg tidak jelas keturunannya. Anaknya bisa saja melenceng krn pacek tsb bisa saja berasal dari orang tua yg bukan keinginan kita.

Maka benar bahwa peternak yg serius lebih memiliki kemungkinan hasil ayam yg bagus2 ketimbang peternak yg menggunakan ayam pasar (tidak jelas asal usulnya) sbg pacek/babon.

Administrator wrote:[.

Maka benar bahwa peternak yg serius lebih memiliki kemungkinan hasil ayam yg bagus2 ketimbang peternak yg menggunakan ayam pasar (tidak jelas asal usulnya) sbg pacek/babon.

salam bang admin, sharing lagi bang, karena materi saya sebagian ayam ga jelas, kita berandai2 bang-anggap saja tu ayam dari hutan, apakah kita dapat mengukur kualitas gennya dari anak hasil cross breed pertama? misalnya mirip dengan 'tes tarung' materi tersebut? seandainya juga untuk loncatan instan cross breed dengan ayam yang mirip2 ato setipe? contoh kalo mo type lock materi sama2 BK, mo timpuk sama2 burma, menurut pengalaman bang admin gimana? trimakasih.

Menghitung Hari Hasil Inbreed Pacek Wido, Mudah2an Sukses Netes

NUR WAKHID wrote:salam bang admin, sharing lagi bang, karena materi saya sebagian ayam ga jelas, kita berandai2 bang-anggap saja tu ayam dari hutan, apakah kita dapat mengukur kualitas gennya dari anak hasil cross breed pertama? misalnya mirip dengan 'tes tarung' materi tersebut? seandainya juga untuk loncatan instan cross breed dengan ayam yang mirip2 ato setipe?  contoh kalo mo type lock materi sama2 BK, mo timpuk sama2 burma, menurut pengalaman bang admin gimana? trimakasih.

Tes anak2nya bisa saja jadi acuan kualitas pacek dan babon. Tapi ngga bisa 100% mengetahui seperti apa gen-nya.
Apakah pacek dan babon itu bawa gen yg jelek, ini harus melalui uji coba yg panjang. Ngga bisa cuma sekali ternak saja. Harus 3-4x ternak dan diliat seperti apa hasil anaknya.

Pasti diantara kita pernah alami : Pacek dan babon sama2 bagus. Sama2 teknik atas tengok kiri kanan. Anaknya rata2 bagus. Tapi ada 1-2 ekor anaknya yg ngalah sebelah. Ini adlh indikasi awal bahwa salah satu diantara pacek atau babon itu membawa sifat ngalah sebelah.
Entah itu dari kakek neneknya, atau dari moyangnya, bisa saja terjadi.

Administrator wrote:

NUR WAKHID wrote:salam bang admin, sharing lagi bang, karena materi saya sebagian ayam ga jelas, kita berandai2 bang-anggap saja tu ayam dari hutan, apakah kita dapat mengukur kualitas gennya dari anak hasil cross breed pertama? misalnya mirip dengan 'tes tarung' materi tersebut? seandainya juga untuk loncatan instan cross breed dengan ayam yang mirip2 ato setipe?  contoh kalo mo type lock materi sama2 BK, mo timpuk sama2 burma, menurut pengalaman bang admin gimana? trimakasih.

Tes anak2nya bisa saja jadi acuan kualitas pacek dan babon. Tapi ngga bisa 100% mengetahui seperti apa gen-nya.
Apakah pacek dan babon itu bawa gen yg jelek, ini harus melalui uji coba yg panjang. Ngga bisa cuma sekali ternak saja. Harus 3-4x ternak dan diliat seperti apa hasil anaknya.

Pasti diantara kita pernah alami : Pacek dan babon sama2 bagus. Sama2 teknik atas tengok kiri kanan. Anaknya rata2 bagus. Tapi ada 1-2 ekor anaknya yg ngalah sebelah. Ini adlh indikasi awal bahwa salah satu diantara pacek atau babon itu membawa sifat ngalah sebelah.
Entah itu dari kakek neneknya, atau dari moyangnya, bisa saja terjadi.

trimakasih bang admin, pasangan cross yang persentase cocoknya lebih tinggi dapat di tolerir ga bang? seandainya kita abaikan afkir untuk konsumsi. maksud ini memang tidak dilanjut di pemuliaan, hanya paket instan. materi saya sangat terbatas soalnya bang dan terlalu susah dapat bibit unggul. saya hanya ambil kuthuk2 dari ternakan teman yang saya suka pola mainnya dan saya usahakan cross yang mirip2 walaupun saya juga tanya kemiripan induk sebelumnya.
Berandai2 lagi bang, kalo garis bibit crossbreed semua, tetapi kita usahakan pola main sejenis apakah toleransinya lebih dapat diharapkan bang? misalnya burmaXthai cross selanjutnya juga menggunakan darah2 burma. misalnya burmaXshaigon, atau burma dominan, sekarang saya baru pada level itu. keinginan saya mendapatkan 'parent burma' yang lebih besar-besar. saya ngacu ayam bangkok lokal (rata2 ngelock) dan berharap burma lokal (rata2 tampar). trimakasih sebelumnya bang.