sukses breeding, Malah Bingung

saya punya pejantan hasil kawin sedarah, ukuran tujuh, solah bawah dorong, pokoknya susah dipukul ayam, pukul dominan depan tanpa bunyi dan belum pernah diadu, tapi darah turunan jawara kalangan. Tapi dari beberapa kali abar, tarungnya tidak malu-maluin. Lalu saya kawinkan sama betina ciker, ukuran lima, usianya lebih empat tahun. pajantannya baru mabung satu kali.

hasil kawin pertama bertelur 10 menetas semua. delapan jantan dua betina. setelah delapan bulan, saya bahagia karena delapan ekor anakan jantan tersebut, calon-calon jawara. Tulangan oke, wajah, body dan bulu mewarisi bapaknya. berikut gaya tarungnya, mayoritas solah dorong, ada juga yang kombinasi dorong + ngalung. karena tarungnya lumayan, tujuh dari anakan itu dibeli beberapa teman dan kolega. saya menyimpan satu yang tipe tarungnya dorong+ngalung, pukul cepat tapi dari depan, pukul samping kurang trampil. secara umum, kwalitas tulangan dan gaya tarungnya lebih komplit dari bapaknya. Rekor anakan ini menang satu kali, draw satu kali. Ukurannya 7.

belakangan, mental pejantan saya rusak, penakut setelah diserang penyakit. Ada niat dihati untuk menjualnya dan si anaknya saya niatkan untuk dijadikan pacek penerus. Tapi melihat kwalitas anakan si pejantan, saya bimbang. karena pikir saya, jika nanti anaknya dikawinkan dengan induknya belum tentu menghasilkan anakan berkwaitas seperti pejantannya. Tapi muncul kebimbangan lagi, kalau pejantan yang penakut itu dikawinkan, saya khawatir mental keturunannya ikut rusak atau penakut.

satu catatan, hasil kawin betina ciker dan pejantan penakut itu, mayoritas anakannya ukuran 6 paling mentok tujuh. Sehingga agak susah laku dikalangan. ini juga yang jadi pertimbagan untuk tidak memakainya lagi sebagai pejantan. tapi sekali lagi bimbang, meski penakut kwlitas tulangan dan gaya tarungnya anak-anaknya sangat cocok dengan kriteria ayam laga yang saya mau.

mohon bantuan pendapat dan masukannya.

musthofa bisri wrote:saya punya pejantan hasil kawin sedarah, ukuran tujuh, solah bawah dorong, pokoknya susah dipukul ayam, pukul dominan depan tanpa bunyi dan belum pernah diadu, tapi darah turunan jawara kalangan. Tapi dari beberapa kali abar, tarungnya tidak malu-maluin. Lalu saya kawinkan sama betina ciker, ukuran lima, usianya lebih empat tahun. pajantannya baru mabung satu kali.

hasil kawin pertama bertelur 10 menetas semua. delapan jantan dua betina. setelah delapan bulan, saya bahagia karena delapan ekor anakan jantan tersebut, calon-calon jawara. Tulangan oke, wajah, body dan bulu mewarisi bapaknya. berikut gaya tarungnya, mayoritas solah dorong, ada juga yang kombinasi dorong + ngalung. karena tarungnya lumayan, tujuh dari anakan itu dibeli beberapa teman dan kolega. saya menyimpan satu yang tipe tarungnya dorong+ngalung, pukul cepat tapi dari depan, pukul samping kurang trampil. secara umum, kwalitas tulangan dan gaya tarungnya lebih komplit dari bapaknya. Rekor anakan ini menang satu kali, draw satu kali. Ukurannya 7.

belakangan, mental pejantan saya rusak, penakut setelah diserang penyakit. Ada niat dihati untuk menjualnya dan si anaknya saya niatkan untuk dijadikan pacek penerus. Tapi melihat kwalitas anakan si pejantan, saya bimbang. karena pikir saya, jika nanti anaknya dikawinkan dengan induknya belum tentu menghasilkan anakan berkwaitas seperti pejantannya. Tapi muncul kebimbangan lagi, kalau pejantan yang penakut itu dikawinkan, saya khawatir mental keturunannya ikut rusak atau penakut.

satu catatan, hasil kawin betina ciker dan pejantan penakut itu, mayoritas anakannya ukuran 6 paling mentok tujuh. Sehingga agak susah laku dikalangan. ini juga yang jadi pertimbagan untuk tidak memakainya lagi sebagai pejantan. tapi sekali lagi bimbang, meski penakut kwlitas tulangan dan gaya tarungnya anak-anaknya sangat cocok dengan kriteria ayam laga yang saya mau.

mohon bantuan pendapat dan masukannya.

Menurut saya solusinya adalah :
Anakan betinadari pacek tersebut dikawinkan dengan pacek lain ukuran besar.

terima kasih atas masukannya pak, tapi kalau boleh tahu alasannya kenapa y, kok malah betina, bkn jantannya? kamsia.

HarieM wrote:

musthofa bisri wrote:saya punya pejantan hasil kawin sedarah, ukuran tujuh, solah bawah dorong, pokoknya susah dipukul ayam, pukul dominan depan tanpa bunyi dan belum pernah diadu, tapi darah turunan jawara kalangan. Tapi dari beberapa kali abar, tarungnya tidak malu-maluin. Lalu saya kawinkan sama betina ciker, ukuran lima, usianya lebih empat tahun. pajantannya baru mabung satu kali.

hasil kawin pertama bertelur 10 menetas semua. delapan jantan dua betina. setelah delapan bulan, saya bahagia karena delapan ekor anakan jantan tersebut, calon-calon jawara. Tulangan oke, wajah, body dan bulu mewarisi bapaknya. berikut gaya tarungnya, mayoritas solah dorong, ada juga yang kombinasi dorong + ngalung. karena tarungnya lumayan, tujuh dari anakan itu dibeli beberapa teman dan kolega. saya menyimpan satu yang tipe tarungnya dorong+ngalung, pukul cepat tapi dari depan, pukul samping kurang trampil. secara umum, kwalitas tulangan dan gaya tarungnya lebih komplit dari bapaknya. Rekor anakan ini menang satu kali, draw satu kali. Ukurannya 7.

belakangan, mental pejantan saya rusak, penakut setelah diserang penyakit. Ada niat dihati untuk menjualnya dan si anaknya saya niatkan untuk dijadikan pacek penerus. Tapi melihat kwalitas anakan si pejantan, saya bimbang. karena pikir saya, jika nanti anaknya dikawinkan dengan induknya belum tentu menghasilkan anakan berkwaitas seperti pejantannya. Tapi muncul kebimbangan lagi, kalau pejantan yang penakut itu dikawinkan, saya khawatir mental keturunannya ikut rusak atau penakut.

satu catatan, hasil kawin betina ciker dan pejantan penakut itu, mayoritas anakannya ukuran 6 paling mentok tujuh. Sehingga agak susah laku dikalangan. ini juga yang jadi pertimbagan untuk tidak memakainya lagi sebagai pejantan. tapi sekali lagi bimbang, meski penakut kwlitas tulangan dan gaya tarungnya anak-anaknya sangat cocok dengan kriteria ayam laga yang saya mau.

mohon bantuan pendapat dan masukannya.

Menurut saya solusinya adalah :
Anakan betinadari pacek tersebut dikawinkan dengan pacek lain ukuran besar.

setuju.. menut saya mental anakan lebih bergantung pada paceknya

Ijin sharing mas. bener kata mas HarieM. saya punya senior yang hobi dengan mengumpulkan anak2 ayam jawara, tapi yang di koleksi cuma anak betina saja. Karena menurut pengalaman dia kalo kita pengen punya ayam dengan tipe pola adu dan darah jawara dari pacek, jangan ambil anak jantannya, tapi ambil anak betinanya. Karena adu dan darah jawara ada di anak betinanya.

tengkyu pak HarieM, raisya dan fronter. nambah lagi ilmu hari ini. ada pertanyaan lagi. pacek untuk anakan betina saya, harus yang menangan jg? kamsia.

musthofa bisri wrote:tengkyu pak HarieM, raisya dan fronter. nambah lagi ilmu hari ini. ada pertanyaan lagi. pacek untuk anakan betina saya, harus yang menangan jg? kamsia.

maaf ikut njawab. menurut saya pacek tidak harus menangan. tapi lebih penting kturunan ayam yg jelas bagus, kalo bisa ya bagus segalanya, baik mental, gaya tarung, dan wujudnya jg. salah satu pacek saya tidak pernah di adu sama sekali tapi anakanya bisa lumayan bagus bagus menurut saya

tengkyu BERATTTTTTTTTTTTTT

Yang penting yakinlah dengan isi hatimu......OK

hsl peranakannya aja yg diseleksi buat bkalan indukan,» dan cba cross breed dg materi yg turunannya besar..
pacek yg gak brani dsimpan buat parental stok, yg akan d'line breed..

klo abah masih juga bingung ??? Monggo hasil ternakannya di bagikan kepada rekan2 yg lain kekekekkekeke

Salam guyon

dari mulai belajar ternak, saya sudah pakai keyakinan. klo pejantan solah gini, disilang sama indukan solah begitu, saya perkirakan hasilnya anakan tipe seperti ini. tapi keyakinan saya meleset. kwalitasnya selalu untulan. baru setelah ada betina ciker inilah, anakannya lumayan tipe tarung, pukul dan sholahnya bagus. sayangnya anakannya kecil dan pukul hanya dominan depan.

untung setelah sharing di forum ada pencerahan yang baik. terima kasih teman-teman......

[quote="musthofa bisri"]dari mulai belajar ternak, saya sudah pakai keyakinan. klo pejantan solah gini, disilang sama indukan solah begitu, saya perkirakan hasilnya anakan tipe seperti ini. tapi keyakinan saya meleset. kwalitasnya selalu untulan. baru setelah ada betina ciker inilah, anakannya lumayan tipe tarung, pukul dan sholahnya bagus. sayangnya anakannya kecil dan pukul hanya dominan depan.

maaf nambain dikit,klau anakannya kecil coba dikasih vitamin untuk anak entah itu curcuma or scot pengalamn pribadi dari 4 ekor anakan 2 ekor saya kasih curcuma perbedaannya jauh bget dgn yg tdk....yg dikasih curcuma bs smpi ukuran 9+....tp muncul permasalahan baru...tdk dapat gandengan..he..he
oya pemberiaanya mulai doc sehari sekali aja...met mencoba....mohon maaf kalu salah

musthofa bisri wrote:dari mulai belajar ternak, saya sudah pakai keyakinan. klo pejantan solah gini, disilang sama indukan solah begitu, saya perkirakan hasilnya anakan tipe seperti ini. tapi keyakinan saya meleset. kwalitasnya selalu untulan. baru setelah ada betina ciker inilah, anakannya lumayan tipe tarung, pukul dan sholahnya bagus. sayangnya anakannya kecil dan pukul hanya dominan depan.

untung setelah sharing di forum ada pencerahan yang baik. terima kasih teman-teman......

klo ingin ada pukul yg lengkap (samping ki-ka ato belakang) nanti bs dtambahin mas dgn dkawinkan yg punya pukul komplit.yg pnting ayam mas pnya spesialis/dominan pukul dpn,dgn kata lain anakan ayam dr mas psti utk urusan pukul dpan mantap.utk lbh jelasnya baca https://papaji.forumid.net/t195-info-pemuliaan-ternak

maaf klo ada yg salah

anakan yang betina itulah yang nantinya bisa meneruskan generasi berikutnya,,,jadi rawatlah dengan baik betina2 tersebut....

pacek jadi penakut itu biasa karena ayam belum sehat betul,,,jadi sebaiknya paceknya di obati dulu dan istirahat dulu dalam kinerja paceknya biar lekas sembuh dan kembali lagi mentalnya...